BAB II Peranan Kardiologi Dalam Occupational Health
BAB II Peranan Kardiologi Dalam Occupational Health
a. Beban kerja, berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan
tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
b. Kapasitas kerja yang banyak bergantunng pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya
c. Beban tambahan/lingkungan kerja (fisik, kimia, biologik, ergonomik, dan
psikososial).
a. Golongan fisik: suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat
tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik
b. Golongan kimiawi: bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun
yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan,
awan atau kabut
c. Golongan biologis: bakteri, virus atau jamur
d. Golongan fisiologis: biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara
kerja
e. Golongan psikososial: lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.
Contoh bahaya jantung dalam kesehatan kerja adalah akibat listrik. Listrik
merupakan energi dibangkitkan oleh sumber energi biasanya generator dan dapat
yang mengalir dari satu titik ke titik lain melalui konduktor dalam rangkaian tertutup.
Potensi bahaya listrik adalah bahaya kejut listrik, panas yang ditimbulkan oleh energi
listrik, dan medan listrik. Pekerja dapat mengalami bahaya listrik pada kondisi-
kondisi sebagai berikut:3
Dampak cedera akibat bahaya arus kejut pada manusia (pekerja) bergantung
pada besarnya arus yang mengalir ke tubuh manusia, bagian tubuh yang terkena, dan
lama/durasi pekerja terkena arus kejut. Besar arus yang mengalir tergantung besar
beda potensial dan resistensi. Efek arus kejut pada manusia dapat mengakibatkan
kematian. Arus kejut listrik yang mengenai tubuh akan menghentikan fungsi jantung
dan menghambat pernafasan, panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan
kulit atau tubuh terbakar, khususnya pada titik dimana arus masuk ke tubuh, beberapa
kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan bernafas dan gangguan saraf.3
Sebuah studi oleh Theorell, Perski dan rekan-rekannya membawa isu-isu ini
ke dalam fokus klinis yang tajam. Memeriksa 79 pria yang selamat dari infark
miokard pertama sebelum berusia 45 tahun, para penulis ini menemukan bahwa
kembali bekerja pada pekerjaan dengan tekanan tinggi merupakan prediktor
independen yang signifikan terhadap kematian terkait IHD setelah lima tahun masa
tindak lanjut. Kekuatan prediktif untuk kembali ke tekanan kerja tinggi adalah
sebanding dengan derajat aterosklerosis koroner yang didiagnosis secara angiografi,
dan lebih kuat daripada fraksi ejeksi ventrikel kiri. Temuan ini tetap kuat setelah
disesuaikan dengan faktor risiko jantung standar. Berdasarkan data ini, bersamaan
dengan banyaknya studi kohort yang menunjukkan kelebihan risiko morbiditas dan
mortalitas penyakit jantung koroner (PJK) di antara pekerja yang terpapar tekanan
pekerjaan atau kondisi kerja psikososial lainnya.7,8
Pertanyaan yang sama juga bisa diajukan sehubungan dengan orang yang
bekerja dengan hipertensi. Ada bukti kuat bahwa paparan tekanan kerja, dan eksposur
pekerjaan yang tidak diinginkan lainnya, dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah
dan risiko hipertensi. Bukti terbaru juga menunjukkan bahwa hipertensi yang
berhubungan dengan pekerjaan sangat diremehkan karena ketergantungan pada
pengukuran tekanan darah yang diambil di tempat klinik, jauh dari kehidupan kerja.
Masalah "hipertensi tempat kerja ", yaitu peningkatan tekanan darah di tempat kerja,
namun tekanan darah klinis normal tampaknya tidak hanya merupakan kondisi yang
sangat umum, tetapi juga masalah prognostik yang penting sehubungan dengan hasil
kardiovaskular yang merugikan. Selanjutnya, data pengamatan menunjukkan bahwa
perbaikan paparan terhadap stressor kerja di tempat kerja psikososial seperti
ketegangan kerja dikaitkan dengan penurunan tekanan darah yang penting secara
klinis, terutama di kalangan pekerja yang menderita hipertensi.9-12
Hal ini berkaitan dengan tingkat aktivitas fisik, tempat kerja tetap merupakan
daerah yang relatif terpencil untuk kardiologi klinis. Tempat kerja akan menjadi
pertimbangan integral untuk praktik kardiologis. Kesehatan kerja sebagai
penghubung antara kardiologi primer, di satu sisi, dan kedokteran kerja dan
pencegahan, di sisi lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nordqvist, Christian. 2017. Cardiology: What to Expect. American Heart
Association: Healthline Media UK.
2. Hompengan, Stary Homenta. 2014. Buku Praktis Kardiologi. Jakarta: FK UI.
3. International Labour Organization. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: SCORE.
4. Agius R, Seaton A. 2005. Practical Occupational Medicine. UK: Hodder
Headline/ Arnold Publishers
5. National University of Singapore. 2004. Family Medicine Posting. Family
Medicine Primer. Singapore: Department of Community, Occupation and Family
Medicine.
6. Schnall PL, Belkic K, Landsbergis PA, Baker D. (eds.) 2000. The Workplace and
Cardiovascular Disease. Occupational Medicine: State of the Art Reviews. 2000;
15.
7. Theorell T, Karasek R. 1995. Should Heart Attack Patients Return to Stressful
Jobs? Stress Med; 11: 219-220.
8. Theorell T, Perski A, Orth-Gomr K, Hamsten A, de Faire U. 1991. The Effects of
the Strain of Returning to Work on the Risk of Death after A First Myocardial
Infarction before Age of 45. Int J Cardiol; 30: 61-67.
9. Belkic K, Landsbergis P, Schnall P, Baker D, Theorell T, Siegrist J, Peter R,
Karasek R. 2000. Psychosocial Factors: Review of the Empirical Data Among
Men. In: Schnall PL, Belkic K, Landsbergis PA, Baker D (eds.) Occupational
Medicine: State of the Art Review. The Workplace and Cardiovascular Disease; 15
(1): 24-40.
10. Brisson C. Women. 2000. Work and CVD. In: Schnall PL, Belkic K, Landsbergis
PA, Baker D (eds.) Occupational Medicine: State of the Art Review. The
Workplace and Cardiovascular Disease; 15(1):49-57.
11. Schnall PS, Pieper C, Schwartz JE, Karasek RA, Schlussel Y, Devereux RB,
Ganau A, Alderman M, Warren K, Pickering T. 1990. The Relationship Between
Job Strain, Workplace Diastolic Blood Pressure, and Left Ventricular Mass
Index. Results of A Case-Control Study. JAMA; 263: 1929-1935.
12. Schnall PL. 2000. Hypertension: Could Lowering Job Strain Be A Therapeutic
Modality. In: Schnall PL, Belkic K, Landsbergis PA, Baker D. (eds.) The
Workplace and Cardiovascular Disease. Occupational Medicine: State of the Art
Reviews; 15: 233-238.
13. De Gaudemaris R. 2000. Clinical Issues: Return to Work and Public Safety. In:
Schnall PL, Belkic K, Landsbergis PA, Baker D (eds.) Occupational Medicine:
State of the Art Review. The Workplace and Cardiovascular Disease; 15 (1): 223-
230.
14. Fisher J, Belkic K. 2000. A Public Health Approach in Clinical Practice. In:
Schnall PL, Belkic K, Landsbergis PA, Baker D (eds.) Occupational Medicine:
State of the Art Review. The Workplace and Cardiovascular Disease; 15 (1): 245-
253.
15. Hu H, Speizer FE. 1998. Influence of Environmental and Occupational Hazards
on Disease. In Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB,
Kasper DL, Hauser DL, Longo D (eds.) Harrisons Principles of Internal
Medicine. 14th Edition. New York: McGraw-Hill, Inc, pp. 18-21.
16. Belkic, Karen, Peter Schnall. 2010. Occupational Cardiology: A Paradigm Shift
for Clinical Practice. California: The Center for Social Epidemiology; 19 (7): 10.