PAPER FILSAFAT
Karya
1523013039
Memahami seperti apa manusia itu bukanlah hal yang sederhaha. Berbagai dimensi
manusia harus diperdalam jika ingin memahaminya. Yang menjadi dasar dimensi manusia
tersebut adalah otentik. Menjadi seorang manusia otentik merupakan suatu tantangan
disamping kewajiban. Maksudnya, di dalam hidup sosial saat ini, keterkaitan kita dengan
orang lain sangat besar. Jadi, untuk tetap berdiri diatas diri sendiri sangat sulit dan berakibat
pada perubahan sikap dan sifat pada diri kita. Namun, bukan berarti tidak ada yang bisa
menjadi manusia otentik. Semua tergantung pada diri kita masing-masing, yang menyangkut
situasi dimana kita harus memulai langkah untuk mencapai diri kita sendiri. Menjadi diri
sendiri bukan berarti kita tidak boleh meniru orang lain. Kita bisa menjadikan sikap
seseorang sebagai panutan, dimana panutan tersebut membawa kita pada perubahan yang
lebih baik. Satu hal yang menjadi point penting adalah perubahan dari dalam diri setiap
individu bukan berarti tidak menjadikan manusia sebagai dirinya sendiri, namun untuk
menjadi diri sendiri memerlukan suatu perubahan agar tidak menjadi individu yang buruk.
Untuk menjadi manusia yang otentik tersebut, diperlukan suatu motivasi yang timbul
dari dalam diri masing-masing individu. Seringkali terjadi suatu perubahan pola prilaku yang
disengaja oleh setiap individu terhadap dirinya karena individu tersebut merencanakan suatu
tindakan demi mencapai keinginannya. Hal itulah yang disebut sebagai motivasi. Banyak
pendapat dari segala sudut pandang tentang apa itu motivasi. Namun dapat disimpulkan
bahwa motivasi hidup adalah pola pikir seseorang untuk melakukan suatu tindakan demi
mencapai tujuan hidupnya. Seseorang yang memiliki motivasi yang besar untuk melakukan
suatu tujuan yang positive dalam kehidupan, merupakan seseorang yang memiliki jiwa
kebijaksanaan yang tinggi.
Namun, pola pikir setiap individu akan berdampak negative apabila tidak adanya
suatu kesadaran. Kesadaran berarti suatu sikap menerima kekurangan atau kelebihan diri
sendiri secara jujur dan apa adanya yang merupakan hasil atau dampak dari sistem sosial
yang ada di dalam masyarakat. Pentingnya suatu kesadaran dalam diri manusia dapat
dipandang dari sudut kehidupan bermasyarakat. Dimana seseorang yang jujur akan
dipandang tinggi dan dihargai, sedangkan seseorang yang tidak jujur akan dipandang rendah
atau tidak dihargai dan berdampak pada sanksi norma, yaitu dikucilkan dalam hidup
bermasyarakat. Hal tersebut bisa terjadi karena kunci dari kesadaran adalah kejujuran itu
sendiri. Walaupun terdapat berbagai teori pendekatan tentang makna yang terkandung dari
kata kesadaran, hal tersebut tidak mengubah nilai nyata dari kesadaran itu sendiri, yaitu
menilai segala sesuatu secara jujur, benar, apa adanya, dan tanpa paksaan berdasarkan suatu
objek yaitu diri kita sendiri sebagai manusia.