Anda di halaman 1dari 24

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas Pada PT Bhimex Di

Samarinda

Dessie Handayani
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Dra. Hj. Nilam Korompot, M.Si


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Drs. Michael Hadjaat, MM


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

ABSTRAK
Dessie Handayani. 2013, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas pada PT. BHIMEX Di
Samarinda ( dibawah bimbingan bapak Michael Hadjaat dan ibu Nilam Korompot ).Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis kinerja keuangan pada PT. BHIMEX berdasarkan rasio profitabilitasnya pada tahun 2009
sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini telah dilakukan dalam rangka pengumpulan informasi tentang laporan
keuangan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yaitu neraca dan laporan laba rugi pada PT. BHIMEX di
Samarinda pada bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Penelitian ini menggunakan dasar teori yaitu
teori manajemen keuangan mengenai analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas, alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment dan Return on
Equity. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa Gross Profit Margin PT. BHIMEX mengalami penurunan dari
tahun 2009 sampai tahun 2011, dilihat dari Net Profit Margin selama tiga tahun dimulai tahun 2009 sampai
dengan tahun 2011 mengalami peningkatan, dan yang tertinggi dicapai pada tahun 2011. Kemudian Return On
Equity dan Return On Investment yang dicapai selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, hasilnya
menunjukkan presentase yang sama, yaitu mengalami peningkatan di tahun 2010 dan mengalami penurunan di
tahun 2011.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam mengelola keuangannya ditinjau
dari rasio profitabilitasnya belum cukup stabil dan efisien untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Profitabilitas.

ABSTRACT

DessieHandayani. 2013, Financial Performance Analyst Based on Profitability Ratios at PT. BHIMEX in
Samarinda (under guidance of Mr Michael Haadjat and MrsNilamKorompot).The purpose of this research is to
analyze the financial performance of PT. BHIMEX based on the profitability ratio from the year 2009 until 2011.
This research is done in order to collect information about financial statements from year 2009 until 2011; such
as the balance and report of profit and loss at PT. BHIMEX in Samarinda from March 2012 until June 2012.
This research uses the basic theory of financial management in regard of analysis of final performance based on
profitability ratio. The analysis tools used in this research areGross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on
Investment and Return on Equity.According to results of the analysis, it is seen that the Gross Profit Margin of
PT. BHIMEX has experience a decreasefrom 2009 to 2011, Net Profit Margin for three years starting from 2009
till 2011 experienced an increase, where the highest happened in the year 2011. Subsequently, Return On Equity
and Return On Investment reached during 2009 to 2011 resulted to show approximately the same presentage,
such as experienced an increase from year 2010, and experienced a decrease from year 2011. The result of this
research has shown that the performance of the company in financial management, reviewed from its
profitability ratio, hasyet to stabilizeand not efficient in performing daily operations in the company.

Keyword : Financial Performance, Profitabilitas


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan tujuannya tercapai secara


efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa sekarang ini,
perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan pesaingnya agar dapat bertahan.
Perusahaan yang berdiri juga harus memberikan informasi dan laporan akan seluruh kegiatan
operasi perusahaan yang dilakukannya dalam satu periode tertentu baik itu mengenai kinerja
maupun keuangannya kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang paling sering digunakan
karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Dengan mengetahui kinerjanya, perusahaan dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat
guna mencapai tujuannya.
Salah satu cara untuk menilai efisiensi kinerja keuangan dari suatu usaha dalam
manajemen keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas. Analisis
profitabilitas diperlukan untuk menilai besar kecilnya produktifitas usaha sebuah perusahaan.
Penilaian profitabilitas ini menggunakan beberapa kriteria antara lain : Gross Profit Margin,
Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return on Equity.
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.
Tingkat profitabilitas perusahaan yang tinggi akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan melakukan ekspansi usaha sehingga
membuka kesempatan investasi yang baru.
Objek penelitian ini adalah PT BHIMEX yang merupakan perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas, dimana perusahaan ini sesuai dengan akte pendirian perusahaan bergerak
dalam bidang penyeliaan alat tulis kantor, selain itu juga bergerak di bidang jasa yaitu
fotocopy, percetakan dan penjilidan.
Penelitian ini hanya berfokus pada laporan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan
rasio profitabilitasnya. Dari komponen-komponen laporan keuangan tersebut dapat dinilai
prestasi yang telah dicapai perusahaan, efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional yang
telah dilaksanakan, kelemahan atau kekuatan yang sedang dimiliki perusahaan serta apa yang
menyebabkan kinerja perusahaan naik atau turun dilihat dari rasio profitabilitasnya.
Pada tahun 2009 hingga tahun 2011, PT BHIMEX terus mengalami peningkatan
keuntungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat ditunjukkan dalam
tabel berikut ini.

Tabel 1.1
Laba/rugi Bersih Perusahaan
Tahun Laba Bersih
2009 Rp. 222,259,624,00
2010 Rp. 326,144,931,00
2011 Rp. 356,856,988,00
Sumber : Laporan Laba/Rugi PT BHIMEX

2
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis salah satu rasio
keuangan, yaitu rasio profitabilitas untuk menilai bagaimana kinerja keuangan PT BHIMEX
Samarinda. Peneliti mencoba menganalisis rasio keuangan dengan menggunakkan rasio
profitabilitas dalam menilai kinerja perusahaan dari segi kinerja keuangannya. Peneliti ingin
menilai bagaimana kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Dengan demikian dalam penulisan ini penulis ingin mengkaji lebih jauh lagi dengan
mengadakan penelitian dengan judul : Analisis Kinerja Perusahaan Berdasarkan Rasio
Profitabilitas pada PT BHIMEX di Samarinda.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis


mengemukakan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
Bagaimana Kinerja Keuangan PT BHIMEX Berdasarkan Rasio Profitabilitas
selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011?

1.2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan, maka perlunya menentukan
suatu tujuan maupun kegunaan dari penelitian yang akan digunakan . Adapun tujuan
penelitian adalah menganalisis kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas PT BHIMEX
selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Sedangkan kegunaan penulisan ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dan pihak
manajemen untuk membantu masalah kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola
keuangan perusahaan secara efektif dan efisien dimasa yang akan datang.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi dalam menambah
wacana pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan, disamping
sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian lebih
lanjut dalam kajian yang lebih luas.
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dalam menyusun penelitian
untuk mencapai hasil yang diharapkan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Keuangan


2.1.1. Pengertian Manajemen Keuangan

Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan


operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut
berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang
menghasilkan beban biaya yang paling murah. Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh
manajer keuangan.
Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat
diartikan semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan
dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian manajemen
keuangan atau pembelanjaan, maka berikut beberapa definisi yang dikemukakan oleh para
ahli manajemen keuangan, yaitu :
Sutrisno ( 2007:3 ) mendefinisikan manajemen keuangan sebagai :
Semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan
dana perusahaan dengan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dana dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Menurut Johnson ( 2002 : 10 ) menyatakan bahwa financial management is to
maximize net present value or wealth by seeing that cash is on hand to pay bills on time, and
to assist in the most profitable allocation of resource within the firm.
Pendapat diatas mengandung arti bahwa manajemen keuangan adalah mengusahakan
tersedianya uang setiap waktu guna membayar kebutuhan yang diperlukan dan membantu
memperoleh laba semaksimal mungkin dalam waktu yang panjang dari alokasi faktor-faktor
produksi dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keuangan bukan saja dalam hal bagaimana mengatur dan mengambil keputusan dalam
segala aktifitas yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengalokasian dana, akan tetapi
juga mencakup bagaimana mengelola serta menggunakan dana tersebut secara efektif dan
efisien yang berfokus pada kesejahteraan pemilik perusahaan.

2.1.2. Tujuan Manajemen Keuangan

Setiap perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan keuangan harus dapat


menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan
membantu mencapai tujuan tersebut.
Menurut Sutrisno ( 2007:4 ) bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham
diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan
dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan deviden. Oleh karena itu
kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan
rasional dalam proses pembuat keputusan.

4
Menurut Sartono ( 2008 : 8 ) tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau maximization wealth of stackholders melalui maksimisasi
perusahaan.
Dari uraian diatas dapt disimpulkan bahwa, tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan ( memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang
diukur dari harga saham perusahaan.

2.1.3. Fungsi Manajemen Keuangan

Tujuan manajemen keuangan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lainnya di


dalam perusahaan. Disini dikemukakan beberapa fungsi manajemen keuangan menurut
berbagai sumber.
Menurut Weston dan Brigham (2001:5) menyatakan bahwa fungsi manajemen
keuangan ada empat, yaitu sebagai berikut :
a. Peramalan dan perencanaan (forecasting and planning).
b. Keputusan menyangkut investasi besar dan permodalan.
c. Pengendalian (controlling).
d. Interaksi dengan pasar modal.
Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi manajemen keuangan tersebut diatas akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Peramalan dan perencanaan ( forecasting and planning ).
Manajemen keuangan harus berinteraksi dengan eksekutif lainnya dalam perusahaan dan
bersama-sama merencanakan bentuk posisi masa depan perusahaan.
b. Keputusan menyangkut investasi besar dan permodalan.
Atas dasar perencanaan jangka panjang, manajer keuangan harus menghimpun dana dan
modal yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Sebuah perusahaan
yang berhasil biasanya dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam
penjualannya, dan ini memerlukan peningkatan investasi dalam pabrik, peralatan dan
aktiva lancar yang dibutuhkan dalam produksi barang dan jasa. Manajer keuangan harus
dapat menentukan tingkat pertumbuhan yang optimal dan menyusun urutan alternatife
proyek-proyek yang tersedia bagi perusahaan.
c. Pengendalian ( controlling ).
Manajer keuangan harus berinteraksi dengan eksekutif lainnya dalam perusahaan agar
operasional perusahaan dapat seefisien mungkin. Semua keputusan di bidang usaha
mempunyai implikasi keuangan dan semua manajer harus memperhitungkan hal ini.
d. Interaksi dengan pasar modal.
Aktivitas keempat mencakup penanganan pasar uang dan modal. Sebagaimana tiap
perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi pasar financial umumnya, dimana dan
dihimpun, sekuritas perusahaan perdagangan dan para penanam modal mendapat imbalan
atau balas jasa.
Fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno ( 2007 : 5 ) terdiri dari tiga keputusan
utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1. Keputusan Investasi.
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan
keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari investasi
tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan.
Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat
diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu, invetasi akan mengandung risiko atau

5
ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan.
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada
keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis
kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai
kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
3. Keputusan Deviden.
Deviden merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham. Oleh karena itu deviden ini merupakan bagian dari penghasilan yang
diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen
keuangan untuk menentukan : (1) besarnya presentase laba yang dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk cash dividend, (2) stabilitas deviden yang dibagikan, (3)
deviden saham (stock dividend), (4) pemecah saham (stock split), serta (5) penarikan
kembali sahamyang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran
para pemegang saham.

2.2. Kinerja Keuangan

Menurut Indra Bastian ( 2006 : 317 ), dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik Di
Indonesia menjelaskan bahwa : Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi ( strategic planning ) suatu
organisasi.
Jadi kinerja adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui kesehatan suatu
perusahaan. Dan alat utamanya untuk mengetahui sehatnya suatu perusahaan adalah laporan
keuangan.
Menurut Mahsun (2006:145) kinerja keuangan menjelaskan bahwa: kinerja merupakan
suatu manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntibilitas. Dapat disimpulkan bahwa kinerja diukur dengan cara : (a) menentukan tujuan,
sasaran, dan strategi organisasi, (b) merumuskan indikator dan ukuran kinerja, (c) mengukur
tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi, (d) evaluasi kerja.
Definisi kinerja keuangan menurut Sawir (2003:1) menjelaskan bahwa:
Kinerja keuangan merupakan suatu proses atau perangkat proses untuk mengetahui
kondisi keuangan perusahaan, dengan cara pengambilan keputusan secara rasional dengan
menggunakan alat-alat analisis tertentu. Analisis kinerja keuangan ini dapat dilakukan baik
oleh pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa kinerja keuangan
merupakan prestasi yang dihasilkan atau yang dicapai oleh suatu perusahaan dibidang
keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan
pada bidang tersebut.

2.3. Laporan Keuangan


2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan.
Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan.
Kasmir (2008:7) berpendapat bahwa:

6
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu
Menurut Sutrisno (2007 : 9) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang meliputi dua laporan utama, yakni (1) Neraca dan (2) Laporan Laba-Rugi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu laporan keuangan
merupakan informasi yang penting bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan yang bersangkutan, dan merupakan suatu produk akhir dari proses kegiatan-
kegiatan akuntansi dalam suatu usaha serta dapat dijadikan sebagai bahan penguji dalam
pengerjaan menganalisis pembukuan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada
periode tertentu, karena berisi semua informasi tentang keadaan keuangan serta hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen menurut Baridwan ( 2004 : 18)
biasanya terdiri dari :
a. Neraca yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta
yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang
disebut pasiva.
b. Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-
biaya selama periode akuntansi. Laporan rugi laba kadang-kadang disebut
laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan
yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga tali penghubung
dua neraca yang berurutan.
c. Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan modal dari jumlah awal periode menjadi jumlah modal pada akhir
periode.
d. Laporan perubahan posisi keuangan ( Statement of changes in financial
position ), menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi
keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
Pada dasarnya laporan keuangan yang utama terdiri dari neraca dan laporan rugi
laba. Sedangkan laporan keuangan lainnya seperti laporan perubahan modal, laporan
arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor serta daftar-daftar lainnya hanya
merupakan laporan pelengkap yang sifatnya memberikan penjelasan lebih lanjut. Dua
jenis laporan keuangan yang sering dipakai adalah Neraca ( Balance Shit ) dan Laporan
Rugi laba ( Income Statement ).

2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki
tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama
bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan.
Menurut Sutrisno (2007:9) laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor dan pemerintah.
Kasmir (2008:11) memiliki beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu :
1. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini;

7
2. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini;
3. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu;
4. memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu;
5. memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan;
6. memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dalam suatu periode;
7. memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8. Informasi keuangan lainya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui
kondisi keuangan secara menyeluruh.

2.4. Analisis Rasio Keuangan


Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya
menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos
lainnya. Sehingga kita dapat membeberkan informasi dan memberikan penilaian.
Menurut S. Munawir ( 2002 : 13 ) mengemukakan bahwa analisis rasio keuangan
adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca
atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Selanjutnya menurut Sutrisno (2007:214) dalam bukunya Manajemen Keuangan yang
dimaksud Analisis Rasio Keuangan adalah menghubungkan elemen-elemen yang ada di
laporan keuangan agar bias di interprestasikan lebih lanjut.
Dengan demikian analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau
kinerja keuangan perusahaan baik pada saat sekarang maupun di masa mendatang sehingga
sebagai alat untuk menilai posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2.5. Rasio Profitabilitas


Setiap kegiatan bisnis yang dijalankan baik secara perorangan maupun berkelompok
bertujuan untuk mensejahterakan pemilik atau menambah nilai perusahaan dengan laba yang
maksimal. Harapan untuk mendapatkan laba perusahaan secara berkelanjutan bukanlah suatu
pekerjaan yang gampang tetapi memerlukan perhitungan yang cermat dan teliti dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perusahaan baik faktor intern
maupun faktor ekstern. Untuk memberikan pengertian jelas tentang apa yang dimaksud
dengan rasio profitabilitas, maka dapat dilihat dan penjelasanya dari beberapa penulis.
Menurut Atmajaya (2004:415) bahwa : Rasio profitabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menurut Martono dan Harjito (2005:60) Rasio profitabilitas adalah rasio yang
menunjukkan efektifitas menciptakan laba. Laba pada dasarnya menunjukkan seberapa baik
perusahaan dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan adanya kesamaan pendapat
mengenai pengertian rasio profitabilitas, yaitu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba.
Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga
pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan
bersih.( Martono dan Harjito, 2005 : 59 ).

8
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap
barang yang dijual. ( Darsono dan Ashari, 2004 : 56).
2. Net Profit Margin
Net profit Margin (NPM) atau Margin Laba Bersih merupakan keuntungan
penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini
menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak ( EAT ) dengan penjualan.
( Martono dan Harjito, 2005 : 59 ).
Laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya
laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan.
(Darsono dan Ashari, 2004 : 56).
3. Return on Investment (ROI)
Menurut Sutrisno ( 2007 : 223 ) Return on Investment merupakan kemampuan yang
akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk
mengukur rasio adalah laba bersih setelah pajak.
Menurut Martono dan Harjito ( 2005 : 60 ) Return On Investment membandingkan
laba setelah pajak dengan total aktiva.
4. Return on Equity (ROE)
Menurut Martono dan Harjito ( 2005 : 60 ) Return on Equity (ROE) atau sering
disebut Rentabilitas Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Menurut Darsono dan Ashari ( 2004 : 57 ) sebagai berikut : Laba bersih dibagi
rata-rata ekuitas. Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir
periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang
diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.

9
2.6. Kerangka Pikir
Berikut ini adalah gambaran mengenai tinjauan penyusunan mengenai analisis kinerja
keuangan berdasarkan rasio profitabilitas, yang terdapat dalam bagan kerangka konsep
penelitian dibawah ini :

PT. BHIMEX

Laporan Keuangan

Neraca Laporan Laba

Rugi
Rasio Profitabilitas :
a. Gross Profit Margin
b. Net Profit Margin
c. Return On Asset
d. Return On Equity

Analisis Kinerja Keuangan


Berdasarkan Rasio Profitabilitas Pada
PT. BHIMEX Di Samarinda

Gambar 1.1. Kerangka Pikir

2.7. Definisi Konsepsional

Konsep adalah suatu unsur-unsur pokok dari suatu penelitian, dimana penentuannya
sangat penting agar persoalan tidak menjadi kabur, juga menghindari terjadinya salah
pengertian dari pada arti konsep yang digunakan adalah analisis kinerja keuangan berdasarkan
rasio profitabilitas pada PT. BHIMEX.
Lebih lanjut penulis akan mencoba merumuskan definisi konsepsional menurut
variabel-variabel yang diteliti, yaitu :
1. Menurut Sutrisno (2007:3) manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat
diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha unutk menggunakan
dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
2. Laporan keuangan, menurut Baridwan (2004 : 17) merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan.

10
3. Kinerja keuangan perusahaan, menurut Sawir (2003:1) adalah suatu proses atau perangkat
proses untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan cara pengambilan
keputusan secara rasional dengan menggunakan alat-alat analisis tertentu.
4. Rasio Profitabilitas, menurut Sutrisno (2007 : 222) adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang
dapat diperoleh.
Jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan PT.
BHIMEX adalah :
a. Gross Profit Margin, menurut Hartono dan Marjito (2005:59) merupakan perbandingan
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih.
b. Net Profit Margin, menurut Hartono dan Marjito (2005:59) adalah keuntungan penjualan
setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.
c. Return on Investment, menurut Sutrisno (2007:223) adalah kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan.
d. Return on Equity, menurut Sutrisno (2007:223) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional


PT BHIMEX adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pengadaan cetakan barang,
yang beralamat di JL. KS. Tubun no. 39 Samarinda, dimana perusahaan ini sesuai dengan
akte pendirian perusahaan bergerak dalam bidang penyeliaan alat tulis kantor, selain itu juga
bergerak di bidang jasa yaitu fotocopy, percetakan dan penjilidan. Penelitian ini dilakukan
dengan mengambil data berupa laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba-rugi untuk
periode yang berakhir 31 Desember tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 pada PT BHIMEX
di Samarinda.
Dalam menganalisis kinerja keuangan PT BHIMEX selama beberapa tahun digunakan
suatu alat analisis. Alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah rasio profitabilitas. Rasio
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan.
Perhitungan rasio profitabilitas PT BHIMEX adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang diukur dengan beberapa penilaian :
a. Gross Profit Margin adalah mengukur kinerja PT BHIMEX dalam menghasilkan
keuntungan yang dihitung dengan cara membagi laba kotor dengan penjualan yang
dihasilkan yang dinyatakan dalam persen.
b. Net Profit Margin adalah mengukur keuntungan penjualan dengan cara membagi
laba bersih sebelum pajak dengan penjualan yang dinyatakan dalam persen.
c. Return on Investment adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan investasi (
total aktiva) yang dinyatakan dalam persen.
d. Return on Equity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah
dipotong pajak dibagi modal sendiri yang dinyatakan dalam persen.

3.2. Jangkauan Penelitian

Dalam hal ini penelitian dilakukan di PT BHIMEX yang bergerak dibidang jasa
percetakkan yang beralamatkan di JL. KS. Tubun no. 39 Samarinda.
Dalam penelitian ini akan difokuskan pada kinerja keuangan perusahaan berdasarkan
rasio profitabilitasnya, yang menitikberatkan pada laporan keuangan PT BHIMEX di
Samarinda.

3.3. Rincian Data Yang Diperlukan


Data yang diperlukan dalam menunjang terlaksananya penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Gambaran umum PT BHIMEX Samarinda.
2. Struktur organisasi PT BHIMEX.
3. Laporan keuangan perusahaan tahun 2009, 2010 dan 2011.
a) Neraca per 31 Desember 2009, 2010 dan 2011.
b) Laporan laba-rugi untuk tahun 2009, 2010 dan 2011.
4. Data lainnya yang menunjang penelitian ini.

12
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai


berikut :
1. Penelitian Lapangan ( Field Work Research ):
a. Wawancara ( Interview ) yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada sumber data, guna memperoleh bahan masukan yang
dapat menunjang dalam penulisan penelitian ini.
2. Obsevarsi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung di
lapangan dan penulis mengambil data atau dokumen-dokumen mengenai laporan
keuangan PT. BHIMEX baik berupa laporan laba rugi maupun neraca .
3. Studi kepustakaan ( Library Research ), yaitu mengumpulakan informasi yang diperoleh
dengan cara membaca literature dan catatan lainnya yang berhubungan dengan konsep
teori rasio profitabiltas untuk menunjang penelitian ini, dengan mengutip beberapa teori
yang dikemukakan oleh bebrapa ahli yang ada kaitannya dengan permasalahan yang
dibahas.

3.5. Alat Analisis Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan analisis untuk membuktikan


kebenaran yang didasarkan atas fakta dari data penelitian yang ada, dimana analisis yang
digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan rasio
profitabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan PT. BHIMEX
untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan
yang dikutip dari Sutrisno ( 2007: 222-223), yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya laba kotor yang diperoleh perusahaan setiap penjualan PT
BHIMEX :
Laba Kotor
Gross Profit Margin = x 100 %
Penjualan Bersih

2. Untuk mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh dari perusahaan
dari setiap penjualan jasa PT BHIMEX :
EAT
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan

3. Untuk mengetahui kemampuan PT BHIMEX dalam menghasilkan keuntungan yang


digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan, digunakan analisis sebagai
berikut :
EAT
Return on Investment = x 100 %
Investasi

4. Untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan PT BHIMEX terhadap modal


atau ekuitas, digunakan analisis sebagai berikut :
EAT
Return on Equity = x 100 %
Modal Sendiri

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyajian Data Hasil Penelitian

Untuk lebih mengetahui tentang kinerja keuangan perusahaan PT BHIMEX


berdasarkan analisis profitabilitasnya maka digunakan laporan keuangan perusahaan berupa
neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 4.1 Neraca PT BHIMEX tahun 2009-2011

URAIAN 2009 2010 2011


AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 50,250,000 Rp 60,280,000 Rp 25,680,000
Bank Rp 163,148,172 Rp 201,438,429 Rp 454,675,989
Persediaan Rp 95,800,000 Rp 125,000,500 Rp 55,840,000
Piutang Dagang Rp 385,560,000 Rp 458,910,876 Rp 455,582,000
Piutang Pajak Rp - Rp 52,774,750 Rp 51,241,930
Total Aktiva Lancar Rp 694,758,172 Rp 898,404,555 Rp 1,033,001,919
Aktiva Tetap
Mesin Rp 332,690,000 Rp 332,690,000 Rp 332,690,000
Kendaraan Rp 36,500,000 Rp 36,500,000 Rp 36,500,000
Inventaris Rp 27,000,000 Rp 27,000,000 Rp 27,000,000
Akumulasi Penyusutan Rp (396,190,000) Rp (396,190,000) Rp (396,190,000)
Total Aktiva Tetap Rp - Rp - Rp -
TOTAL AKTIVA Rp 694,758,172 Rp 898,404,555 Rp 1,033,001,919

PASSIVA
Hutang
Hutang Dagang Rp. - Rp. - Rp. -
Hutang Pajak Rp. - Rp. - Rp. -
Total Hutang Rp. - Rp. - Rp. -
Modal
Modal Usaha Rp 350,000,000 Rp 350,000,000 Rp 350,000,000
Laba Ditahan Rp 122,498,548 Rp 222,259,624 Rp 226,144,931
Laba Tahun Ini Rp 222,259,624 Rp 326,144,931 Rp 356,856,988
Total Modal Rp 694,758,172 Rp 898,404,555 Rp 1,033,001,919
TOTAL PASSIVA Rp 694,758,172 Rp 898,404,555 Rp 1,033,001,919
Sumber : PT BHIMEX di Samarinda 2012

14
Tabel 4.2. Laporan Laba Rugi PT BHIMEX tahun 2009-2011
URAIAN 2009 2010 2011
PENDAPATAN HASIL
USAHA
Pedapatan Usaha Rp 1,571,747,227 Rp 2,115,109,136 Rp 2,289,473,409
Total pendapatan usaha Rp 1,571,747,227 Rp 2,115,109,136 Rp 2,289,473,409
HARGA POKOK
PENJUALAN
Persediaan Awal Rp 55,700,000 Rp 95,800,000 Rp 125,000,500
Pembelian Bahan Rp 886,900,000 Rp 1,371,065,000 Rp 1,435,058,000
Jumlah Rp 942,600,000 Rp 1,466,865,800 Rp 1,560,058,500
Persediaan Akhir Rp (95,800,000) Rp (125,000,500) Rp (55,840,000)
Jumlah Harga Pokok Rp 846,800,000 Rp 1,341,865,300 Rp 1,540,218,500
Laba/rugi
Kotor Rp 724,947,227 Rp 773,243,836 Rp 785,254,909
BIAYA UMUM &
ADMINISTRASI
Biaya Gaji dan Tunjangan Rp 435,575,000 Rp 316,800,000 Rp 332,400,000
Biaya ATK Rp 13,258,000 Rp 26,569,800 Rp 16,250,000
Biaya Perjalanan Dinas &
Angkut Rp 12,580,000 Rp 22,681,000 Rp 17,250,000
Biaya Listrik Rp 10,568,574 Rp 18,569,862 Rp 14,568,975
Biaya Air Rp 3,546,855 Rp 7,568,269 Rp 4,568,123
Biaya Telepon dan Internet Rp 9,568,574 Rp 12,568,574 Rp 5,265,823
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 9,540,000 Rp 26,580,600 Rp 18,540,000
Biaya Bahan Bakar Rp 4,580,600 Rp 12,560,800 Rp 16,580,000
STNK dan Restribusi Rp 3,200,000 Rp 3,200,000 Rp 2,975,000
Jumlah Biaya Umum &
Administrasi Rp 502,687,603 Rp 447,098,905 Rp 428,397,921
Laba/rugi
Bersih Rp 222,259,624 Rp 326,144,931 Rp 356,856,988

Sumber : PT BHIMEX di Samarinda 2012

4.2. Analisis dan Pembahasan


4.2.1. Analisis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan
dilandasi teori yang telah disampaikan pada bab II, maka dalam bab ini akan dilakukan
analisis laporan keuangan. Untuk dapat menganalisis kinerja keuangan berdasarkan rasio
profitabilitasnya selama periode yang bersangkutan maka diperlukan data tentang neraca yang
diperbandingkan antara tiga periode yaitu neraca per 31 Desember 2009, per 31 Desember
2010 dan neraca per Desember 2011, serta informasi-informasi lain yang berhubungan
dengan data keuangan PT BHIMEX, misalnya seperti besarnya laba yang dihasilkan dan lain
sebagainya. Dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-masing pos neraca,
maka dapat diketahui perubahan kinerja perusahaan ditinjau dari rasio profitabilitasnya pada
PT BHIMEX.
Perhitungan Rasio Profitabilitas dalam angka dan presentase selama tiga tahun terakhir (
periode 2009-2011) pada PT BHIMEX, sebagai berikut :

15
1. Gross Profit Margin
a. Gross Profit Margin tahun 2009
Laba kotor pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 724.947.227,00 sedangkan penjualan
pada tahun 2009 sebesar Rp 1.571.747.227,00
Jadi, Gross Profit Margin pada tahun 2009 adalah :
Laba Kotor
Gross Profit Margin = x 100 %
Penjualan
724.947.227
= x 100 %
1.571.747.227
= 46,12 %

b. Gross Profit Margin tahun 2010


Laba kotor yang diperoleh pada tahun 2010 adalah Rp 773.243.836,00 sedangkan
penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp 2.115.109.136,00
Jadi, Gross Profit Margin pada tahun 2010 adalah :
Laba Kotor
Gross Profit Margin = x 100 %
Penjualan
773.243.836
= x 100 %
2.115.109.136
= 36,56 %

c. Gross Profit Margin tahun 2011

Laba kotor pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 785.254.909,00 sedangkan penjualan
pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 2.289.473.409,00
Jadi, Gross Profit Margin pada tahun 2011 adalah :
Laba Kotor
Gross Profit Margin = x 100 %
Penjualan
785.254.909
= x 100 %
2.289.473.409
= 34,3 %

2. Net Profit Margin


a. Net Profit Margin tahun 2009
Laba bersih pajak yang diperoleh pada tahun 2009 adalah sebesar Rp
222.259.624,00 sedangkan penjualan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp
1.571.747.227,00
Jadi, Net Profit Margin pada tahun 2009 adalah :
EAT
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
222.259.624
= x 100%
1.571.747.227
= 14,14 %

b. Net Profit Margin tahun 2010


Laba bersih pajak yang diperoleh pada tahun 2010 sebesar Rp 326.144.931,00
sedangkan penjualan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 2.115.109.136,00

16
Jadi, Net Profit Margin pada tahun 2010 adalah :
EAT
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
326.144.931
= x 100 %
2.115.109.136
= 15,42 %

c. Net Profit Margin tahun 2011


Laba bersih pajak yang diperoleh pada tahun 2011 adalah sebesar Rp
356.856.988,00 sedangkan penjualan pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp 2.289.473.409 ,00
Jadi, Net Profit Margin tahun 2011 adalah :
EAT
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
356.856.988
= x 100 %
2.289.473.409
= 15,6 %

3. Return On Investment
a. Return On Investment tahun 2009
Laba setelah pajak pada tahun 2009 sebesar Rp 222.259.624,00 sedangkan jumlah
aktiva pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 694.758.172,00
Jadi, Return On Investment pada tahun 2009 adalah :
EAT
Return On Investment = x 100 %
Total Aktiva
222.259.624
= x 100 %
694.758.172
= 31,9 %

b. Return On Investment tahun 2010


Laba setelah pajak pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 326.144.931,00 sedangkan
jumlah aktiva pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 898.404.556,00
Jadi, Return On Investment pada tahun 2010 adalah :
EAT
Return On Investment = x 100 %
Total Aktiva
326.144.931
= x 100 %
898.404.556
= 36,3 %

c. Return On Investment tahun 2011


Laba setelah pajak pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 356.856.988,00 sedangkan
jumlah aktiva pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.031.001.919,00
Jadi, Return On Investment pada tahun 2011 adalah :
EAT
Return On Investment = x 100 %
Total Aktiva
356.856.988
= x 100 %
1.031.001.919
= 34,54 %

17
4. Return On Equity
a. Return On Equity tahun 2009
Laba setelah pajak pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 222.259.624,00 sedangkan
modal sendiri pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 694.758.172,00
Jadi, Return On Equity pada tahun 2009 adalah :
EAT
Return On Equity = x 100 %
Modal Sendiri
222.259.624
= x 100 %
694.758.172
= 31,9 %

b. Return On Equity tahun 2010


Laba setelah pajak pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 326.144.931,00 sedangkan
modal sendiri pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 898.404.556,00
Jadi, Return On Equity tahun 2010 adalah sebesar :
EAT
Return On Equity = x 100 %
Modal Sendiri
326.144.931
= 898.404.556 x 100 %
= 36,30 %

c. Return On Equity tahun 2011


Laba setelah pajak pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 356.856.988,00 sedangkan
modal sendiri tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.031.001.919,00
Jadi, Return On Equity tahun 2011 adalah :
EAT
Return On Equity = x 100 %
Modal Sendiri
356.856.988
= x 100 %
1.033.001.919
= 34,54%

Adapun hasil perhitungan Rasio Profitabilitas atas laporan keuangan PT BHIMEX tahun
2009, 2010, dan 2011 akan terlihat lebih jelas pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Hasil perhitungan Rasio Profitabilitas

Tahun
Profitabilitas
2009 2010 2011
GPM (%) 46,12 % 36,56 % 34,3 %
NPM (%) 14,14 % 15,42 % 15,6 %
ROE (%) 31,9 % 36,3 % 34,54 %
ROI (%) 31,9 % 36,3 % 34,54 %

18
4.2.2. Pembahasan

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja keuangan PT BHIMEX berdasarkan analisis profitabilitasnya selama tiga tahun
terakhir (2009-2011), maka berdasarkan analisis profitabilitas yang dicapai dengan
menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Equity dan Return On
Investment pada perusahaan PT BHIMEX dilakukan pembahasan sebagai berikut :

1. Gross Profit Margin


Gross Profit Margin merupakan presentase laba kotor dibandingkan dengan
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan perusahaan.
Dari hasil perhitungan, maka dapat dilihat bahwa Gross Profit Margin tahun 2009
sebesar 46,12 %, tahun 2010 sebesar 36,56 %, dan tahun 2011 sebesar 34,3 %. Angka
tersebut menunjukkan bahwa tingkat Gross Profit Margin yang dicapai perusahaan selama
tiga tahun terakhir ( tahun 2009 tahun 2011 ) mengalami penurunan. Penurunan yang
terjadi pada Gross Profit Margin selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 ini
dikarenakan adanya perbedaan perolehan penjualan serta elemen-elemen yang sangat
berhubungan dengan harga pokok penjualan seperti persediaan awal, pembelian bahan dan
persediaan akhir sehingga kegiatan operasi perusahaan menjadi kurang efisien. Dengan
kata lain, harga pokok produksi relatif semakin meningkat.

2. Net Profit Margin


Net Profit Margin atau margin laba bersih adalah merupakan keuntungan penjualan
setelah menghitung biaya dan pajak penghasilan. Marjin ini ,menunjukkan perbandingan
laba bersih dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin,semakin baik operasi
suatu perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis Net Profit Margin, maka dapat diperoleh
gambaran bahwa pada tahun 2009 net profit margin sebesar 14,14 %. Ini berarti bahwa
setiap Rp 1,- penjualan akan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,1414.
Pada tahun 2010 terjadi kenaikan yaitu dari 14,14 % pada tahun 2009 naik menjadi
15,42 % pada tahun 2010. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan akan menghasilkan
keuntungan neto sebesar Rp 0,1542.

19
Pada tahun 2011 terjadi kenaikan lagi yaitu dari 15,42 % pada tahun 2010 naik
menjadi 15,6 % pada tahun 2011. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan akan
menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,156.
Dari hasil perhitungan tersebut, tingkat net profit margin yang dicapai perusahaan
selama tiga tahun terakhir meningkat. Ini disebabkan karena tingkat penjualan/
pendapatan jasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini juga menunjukkan
bahwa biaya-biaya mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang menyebabkan
tingginya marjin laba.

3. Return On Investment
Return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio semakin baik keadaan perusahaan.
Dari hasil perhitungan, maka dapai dilihat bahwa Return On Investment tahun 2009
sebesar 31,9 %, tahun 2010 sebesar 36,3 %, dan tahun 2011 sebesar 34,54 %. Hal ini
berarti bahwa kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan neto sebesar 31,9 % pada tahun 2009, 36,3 % pada tahun
2010, dan 34,54 % pada tahun 2011.
Angka rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dibandingkan total investasi berfluktuasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan
aktiva perusahaan belum sepenuhnya efisien dan naik turunnya tingkat laba yang
dihasilkan oleh keseluruhan penggunaan aktiva.

4. Return On Equity

Return on equity merupakan suatu pengukuran dan penghasilan yang tersedia bagi
para pemihak maupun perusahaan ( baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen ) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Semakin tinggi
return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik keadaan perusahaan.
Dari hasil perhitungan, maka dapat dilihat Return On Equity pada tahun 2009 sebesar
31,9 %, tahun 2010 sebesar 36,30 %, dan pada tahun 2011 sebesar 34,54 %. Hal ini berarti
bahwa kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan neto sebesar 31,9 %
pada tahun 2009, sebesar 36,30 % pada tahun 2010, dan sebesar 34,54 % pada tahun
2011.

20
Dari hasil tersebut dapat ditunjukkan pada bahwa perusahaan dalam mengelola modal
sendiri dalam menghasilkan keuntungan neto mengalami kenaikan di tahun 2010 dan
mengalami penurunan di tahun 2011.
Dengan demikian, dilihat selama tiga tahun tersebut perusahaan belum mampu
mengelola modalnya secara efisien dilihat dari berfluktuasinya ( naik/turun ) kemampuan
modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan. Oleh karenanya perusahaan harus tetap
konsisten dalam meningkatkan volume penjualan / pendapatan jasa dan memperluas
pangsa pasar.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan rasio profitabilitas,
maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja keuangan perusahaan berdasarkan analisis profitabilitasnya dilihat dari Gross
profit margin selama tiga tahun terakhir , yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
mengalami penurunan. Sedangkan dilihat dari Net Profit Margin mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun, menunjukkan prospek yang baik dari perusahaan karena adanya
peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun. Dan dilihat dari ROE dan ROI nya selama
tiga tahun ( 2009 2011 ), ROI dan ROE nya berfluktuasi sama-sama mengalami
peningkatan di tahun 2010 dan mengalami penurunan di tahun 2011.
2. Secara umum kinerja keuangan perusahaan berdasarkan analisis rasio profitabilitasnya
selama tiga tahun ( tahun 2009 tahun 2011 ) belum sepenuhnya efisien. Ini disebabkan
karena tingkat profitabilitasnya terutama pada gross profit margin mengalami penurunan
selama tiga tahun tersebut. Dan pada ROE serta ROI berfluktuasi ( tidak stabil ).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan
diatas , maka penulis mencoba untuk memberikan saran-saran sebagai bahan masukan dan
pertimbangan yang bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan untuk menentukan
kebijaksanaan dalam pengembangan kinerja keuangan PT BHIMEX, yaitu sebagai berikut :
1. Pihak manajemen diharapkan dapat membuat laporan keuangan berdasarkan rasio
keuangannya terutama rasio profitabilitas disamping laporan keuangan lainnya, sebagai
bahan informasi bukan hanya bagi pihak intern perusahaan tetapi juga berguna bagi pihak
yang berkepentingan lainnya guna menilai kebijaksanaan manajemen.
2. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan harus berusaha
meningkatkan tingkat profitabilitasnya terutama pada gross profit margin, serta ROE dan
juga ROI, yaitu dengan jalan menekan biaya usaha dan pengelolaan modal secara efisien.
3. Perusahaan sebaiknya mempertahankan pengelolaan biaya-biaya agar tetap cermat dan
efisien, dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya
pada masa yang akan datang akan lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Accounting Intermediate. Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama. Penerbit
BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Darsono dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. ANDI
Yogyakarta. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama.
Rajawali Pers. Jakarta.

2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1, 6. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Harnanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Liberty. Yogyakarta.

Higgins, Robert C. 2007. Analysis for Financial Management, Eight Edition. McGraw Hill
International Edition. Americas. New York.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ke
empat, Cetakan Pertama. BPFE Yogyakarta.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi pertama. Rajawali Pers. Jakarta.

Keown, J. Arthur. et al. 2005. Financial Management, Tenth Edition. Prentice Hall. United
State of America ( USA ).

Lawrence J. Gitman. 2006. Principles of Managerial Finance, 11th Edition. Pearson


Education Inc. United States.

Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama. Penerbit
BPFE. Yogyakarta.

Martono dan D. Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama,
Cetakan Kelima. Ekonisia. Yogyakarta.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. LIBERTY. Yogyakarta.

Muschlich, Mohammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern, Analisis, Perencanaan dan


Kebijaksanaan, Cetakan Ketiga. Bumi Aksara dan Pusat Antar Universitas Studi
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Sartono, R. Agus. 2008. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. BPFE UGM, Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

23
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi Dalam :
Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, Cetakan
Kesembilan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. EKPNISIA, Fakultas
Ekonomi UII. Yogyakarta.

Tohar, M. 2006. Permodalan dan Pengkreditan Koperasi, Cetakan Keenam. Kanisius.


Yogyakarta.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 2001. Manajemen Keuangan. terjemahan Dodo
Suharto. Jilid Pertama, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta.

Wild, J. John.et al. 2007. Financial Statement Analysis, Ninth Edition. Mc Graw Hill
International. Singapore.

24

Anda mungkin juga menyukai