Anda di halaman 1dari 3

Feminisme Sosialis

Proyek teoretis feminisme sosialis berkembang pada tiga tujuan yaitu :

(1) Mencapai suatu kritik terhadap penindasan patriarki dan kapitalisme yang khas namun
saling berhubungan dari suatu sudut pandang yang berpijak pada pengalaman wanita

(2) Mengembangkan metode-metode yang eksplisit dan memadai untuk melakukan analisis
sosial berdasarkan pengertian materialisme historis yang diperluas

(3) Menggabungkan pengertian akan signifikansi ide-ide ke dalam suatu analisis materialis
atas penentuan urusan-urusan manusia.

Para feminisme sosialis telah menetapkan proyek mereka sendiri untuk mencapai
sintesis teoretis dari dan juga langkah teoretis di luar teori-teori feminisme lainnya, terutama
pemikiran feminisme Marxian dan feminisme radikal. Para feminis sosialis menerima analisis
Marxian atas relasi-relasi kelas dalam kapitalisme sebagai suatu penjelasan lengkap mengenai
satu struktur penindasan yang utama. Tetapi mereka menolak analisis Marxian atas patriarki
sebagai produk sampingan dari produksi ekonomi yang sama. Sebagai gantinya mereka
mengesahkan argumen feminis radikal bahwa patriarki, sementara berinteraksi dengan
kondisi-kondisi ekonomi, adalah suatu struktur penindasan yang independen.

Feminis sosialis memberi perhatian untuk menyatukan pengetahuan rangkap ini yaitu
pengetahuan atas penindasan di bawah kapitalisme dan atas penindasan di bawah patriarki, ke
dalam suatu penjelasan terpadu semua bentuk penindasan sosial. Istilah yang digunakan
untuk menyatukan dua penindasan tersebut ialah Patriarki Kapitalis. Tetapi istilah yang
mungkin digunakan secara lebih luas ialah Dominasi, yang didefinisikan sebagai suatu
hubungan ketika satu pihak, yang dominan, berhasil membuat pihak lain, yang subordinat,
menjadi instrumen kehendak pihak yang dominan, yang menolak untuk mengakui
subjektivitas independen pihak subordinat. Penjelasan-penjelasan feminisme sosialis atas
penindasan menyajikan dominasi sebagai susunan struktural berskala besar, suatu relasi
kekuasaan di antara kategori-kategori para aktor sosial yang direproduksi oleh tindakan-
tindakan para aktor individual yang disengaja dan intensional. Wanita sentral bagi feminisme
sosialis sebagai topik utama untuk analisis, dan sebagai tempat yang menguntungkan yang
esensial mengenai dominasi di dalam semua bentuknya. Tetapi teori-teori tersebut
memerhatikan semua pengalaman penindasan, baik oleh wanita maupun oleh pria. Mereka
juga menyelidiki bagaimana wanita, yang sendirinya tertindas, berpartisipasi secara aktif di
dalam penindasan wanita lain, misalnya, wanita dari kelas yang mempunyai hak istimewa di
masyarakat Amerika menindas wanita miskin.

Para feminis sosialis menggunakan materialisme historis sebagai metode analitis


mereka. Materialisme historis, prinsip dasar di dalam teori Marxian, ialah klaim bahwa
kondisi-kondisi material kehidupan manusia, termasuk kegiatan-kegiatan dan hubungan-
hubungan yang menghasilkan kondisi-kondisi itu adalah faktor-faktor utama yang merancang
pengalaman, kepribadian, ide-ide, dan susunan-susunan sosial manusia; bahwa kondisi-
kondisi itu berubah sepanjang waktu karena dinamika yang selalu ada di dalam mereka; dan
bahwa sejarah adalah suatu rekaman perubahan-perubahan di dalam kondisi-kondisi material
suatu kehidupan kelompok dan perubahan-perubahan korelatif di dalam pengalaman-
pengalaman, kepribadian, ide-ide, dan susunan-susunan sosial. Dalam menautkan
materialisme historis dengan fokus mereka pada dominasi, para feminis sosialis berusaha
menyadari tujuan teori mereka yang memeriksa hal yang paling luas dalam susunan-susunan
sosial manusia, dominasi, namun tetap bertekad teguh kepada analisis konkret yang seksama
secara historis atas susunan-susunan material dan sosial yang membingkai situasi-situasi
khusus dominasi.

Dalam menggunakan metode materialisme historis, kaum feminis sosialis bergerak


melampaui kaum Marxian di dalam tiga hal yang sangat penting: redefinisi yang mereka
lakukan atas kondisi-kondisi material, reevaluasi signifikansi ideologi, dan fokus mereka
pada dominasi, yaitu :
Pertama, mereka memperluas konsep kondisi-kondisi material hingga mencakup bukan
hanya konsep Marxian mengenai produksi ekonomi untuk pasar, tetapi juga kondisi-kondisi
lain yang menciptakan dan menopang kehidupan manusia: seksualitas, keterlibatan di dalam
prokreasi dan pengasuhan anak; rentetan tugas-tugas domestik yang tidak kelihatan dan tidak
dibayar; pengasuhan emosional; dan produksi pengetahuan.
Kedua, penekanan perspektif yang belakangan pada apa yang mungkin ditolak oleh sejumlah
Marxian sebagai kesadaran, motivasi, ide, definisi sosial atas situasi, pengetahuan, teks-teks,
ideologi, kehendak untuk bertindak di dalam kepentingan seseorang atau menyetujui begitu
saja kepentingan-kepentingan orang lain. Bagi para feminis sosialis semua faktor itu
memengaruhi secara mendalam kepribadian manusia, tindakan manusia, dan superstruktur-
superstruktur dominasi yang diwujudkan melalui tindakan itu. Analisis materialis historis atas
proses yang merancang subjektivitas manusia sangat penting bagi suatu teori mengenai
dominasi.
Ketiga, fokus analisis kaum Marxian adalah ketidaksetaraan kelas, sedang fokus para feminis
sosialis adalah pada jalinan rumit cakupan luas ketidaksetaraan sosial. Mereka
mengembangkan suatu potret organisasi sosial yaitu struktur-struktur publik ekonomi, polity,
dan ideologi berinteraksi dengan proses-proses intim pribadi reproduksi manusia, kehidupan
rumah tangga, seksualitas, dan subjektivitas untuk menopang suatu sistem dominasi yang
multi segi, yang cara kerjanya dapat dilihat baik sebagai pola-pola sosial impersonal maupun
sebagai kepelikan-kepelikan yang lebih bervariasi dari hubungan-hubungan antar pribadi.
Untuk menganalisis sistem itu, kaum feminis sosialis bergerak bolak-balik di antara
memetakan sistem-sistem dominasi berskala besar, dan penyelidikan yang rinci, spesifik
secara situasional atas pengalaman-pengalaman biasa sehari-hari kaum tertindas.

Di dalam pembingkaian teoretis yang umum seperti itu, analisis feminis sosialis
mempunyai penekanan yang berbeda. Pertama, kedua feminisme materialis menempatkan
relasi gender di dalam struktur sistem kapitalis kontemporer khususnya sewaktu sistem itu
kini bekerja secara global. Yang diperhatikan para feminis materialis adalah implikasi
kapitalisme global bagi kehidupan wanita dan cara-cara wanita menyumbang bagi perluasan
kekayaan kapitalisme. Kedua, yang paling banyak dibentuk oleh Dorothy Smith dan
mahasiswanya, adalah pada hubungan-hubungan penguasa, proses yang ditetapkan dominasi
patriarkis kapitalis melalui suatu sistem kendali interdependen yang tidak hanya meliputi
ekonomi tetapi negara dan profesi yang mempunyai hak istimewa ( termasuk ilmu sosial).
Dinamika susunan kendali tersebut diselidiki melalui suatu fokus pada kegiatan-kegiatan
keseharian dan pengalaman-pengalaman wanita di dalam pemeliharaan rutin kehidupan
sehari-hari.

Program feminis sosialis untuk perubahan menyerukan solidaritas global di kalangan


wanita untuk melawan perlakuan kejam kapitalisme yang bekerja di dalam kehidupan mereka
di dalam komunitas mereka, dan di dalam lingkungan. Eko-feminisme adalah suatu tren
mutakhir yang utama di dalam feminisme sosialis. Mereka menyerukan kepada komunitas
feminis untuk selalu waspada tentang bahaya-bahaya kooptasi mereka sendiri ke dalam kaum
cendekia yang memiliki hak istimewa yang melayani kepentingan-kepentingan kapitalis.
Proyek mereka ialah memobilisasi orang-orang untuk menggunakan negara sebagai alat bagi
pendistribusian kembali sumber-sumber daya masyarakat yang efektif melalui penyediaan
suatu jaringan keselamatan yang luas layanan-layanan publik seperti pendidikan yang
didukung secara publik, perawatan kesehatan, transportasi, perawatan anak, dan perumahan;
suatu struktur pajak progresif yang mengurangi perbedaan luas pendapatan diantara kaum
kaya dan miskin; jaminan atas upah yang menopang standar hidup kepada semua anggota
komunitas. Tugas ilmuwan sosial feminis ialah untuk menunjukkan ketidaksetaraan-
ketidaksetaraan material yang membentuk kehidupan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai