Resume 1
Resume 1
I. Pendahuluan
The International Accounting Standards Board (IASB) sebagai pengatur Standar
Akuntansi Keuangan Internasional dengan kualitas tinggi, dapat dipahami, dilaksanakan dan
standar pelaporan keuangan yang diterima secara global berdasarkan prinsip-prinsip yang
diartikulasikan dengan jelas. Sekarang ini, lebih dari 115 negara memerlukan atau
mengizinkan untuk mengapdosi IFRS, atau menetapkan tanggal untuk mengapdosi IFRS.
Adopsi IFRS di negara-negara berkembang adalah polemik karena di satu sisi, IFRS
dianggap sebagai standar yang dikembangkan, yang membutuhkan tingkat pembangunan
ekonomi yang tinggi agar berhasil dilaksanakan. Di sisi lain, negara-negara berkembang
mempunyai karakteristik dengan indeks pembangunan manusia yang rendah, dominasi sektor
publik dan profesi akuntansi yang relatif terbelakang. Beberapa peneliti dan organisasi
internasional menganggap bahwa IFRS cukup fleksibel untuk merespon kebutuhan negara-
negara berkembang (Carmona dan Trombetta, 2008).
Meskipun pertumbuhan adopsi IFRS oleh emerging economies (yaitu Turki, Afrika
Selatan, Meksiko) dan negara-negara berkembang, sedikit perhatian ditugaskan untuk
mempelajari konsekuensi adopsi IFRS pada relevansi nilai di negara berkembang (El Shamy
dan Kaled, 2005; Tsalavoutas, Andre dan Evans, 2012; Kargin, 2013). Beberapa penulis
menganggap bahwa IFRS dapat meningkatkan tingkat nilai relevansi (Barth et al, 2008;.
Karampinis dan Hevas, 2011; Latridis, 2010). Beberapa penelitian lain melaporkan bahwa
adopsi IFRS penurunan tingkat relevansi nilai laba atau / dan nilai buku ekuitas (Callao et al.,
2007; Tsalavoutas et al., 2012).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan wajib IFRS
terhadap nilai relevansi laba dan nilai buku ekuitas di negara berkembang dari Afrika dan
Wilayah Asia. Penelitian ini fokus pada relevansi nilai yang dianggap sebagai ukuran
berdasarkan pasar kualitas laba.