Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN NUTRISI PADA PASIEN DENGAN CA LIMPHOMA+DM

DI RUANG/UNIT MELATI RUMKIT TINGKAT III

BALADHIKA HUSADA JEMBER

OLEH:

Khafid Fanani, S.Kep

142311101165

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER 2016
2

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN NUTRISI

A. Definisi Gangguan Nutrisi


Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Alimul, 2006). Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang
ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi
dengan baik (Kozier dalam Mubarak, 2008). Gangguan kebutuhan nutrisi
adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
(Nanda, 2015).
B. Epidemiologi
Kebutuhan nutrisi banyak terjadi pada setiap klien dengan kondisi yang
mengganggu kemampuan ingesti, digesti, atau absorbsi nutrien yang cukup.
Masalah nutrisi umumnya terjadi pada kondisi seperti AIDS, kanker, gangguan
makan, penyakit gastrointestinal, penyakit kritis, masalah malabsorbsi, penyakit
metabolik, obesitas, penyakit renal, hati dan kandung empedu (Potter & Perry,
2005).
Limfoma adalah sekumpulan keganasan primer pada kelenjar getah
bening dan jaringan limfoid. Berdasarkan tipe histologiknya, limfoma dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Limfoma Non Hodgkin dan
Hodgkin. Limfoma Non Hodgkin (LNH) merupakan keganasan primer kelenjar
getah bening, yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T, dan terkadang sel
NK. Saat ini terdapat 36 entitas penyakit yang dikategorikan sebagai LNH
dalam klasifikasi WHO. LNH merupakan keadaan klinis yang kompleks dan
bervariasi dalam hal patobiologi maupun perjalanan penyakit. Insidennya
berkisar 63.190 kasus pada tahun 2007 di AS dan merupakan penyebab
kematian utama pada kanker pada pria usia 20-39 tahun. Di Indonesia, LNH
bersama-sama dengan Limfoma Hodgkin dan leukimia menduduki urutan
peringkat keganasan ke-6.

C. Komponen-Komponen Nutrient
1. Air
Air meliputi 60%-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat
badan bayi (Potter & Perry, 2005). Individu dewasa dapat kehilangan cairan
kurang lebih 2-3 liter per hari melalui keringat, urin, dan pernapasan.
Air memiliki peranan yang besar bagi tubuh. Selain sebagai komponen
penyusun sel yang utama, air juga berperan dalam menyalurkan zat-zat
makanan menuju sel. Fungsi air bagi tubuh sendiri adalah untuk membantu
3

proses/ reaksi kimia dalam tubuh serta berperan dalam mengontrol


temperatur tubuh. Tidak ada satupun organ tubuh yang mampu berfungsi
tanpa air.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot
berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa, pecahan energi selama masa istirahat atau puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Panduan Diet Dokter
Amerika menganjurkan anda memenuhi 45-65% kebutuhan kalori anda dari
karbohidrat. Angka kebutuhan gizi untuk karbohidrat 300 gr/hari atau 1200
kalori. Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses, yaitu :
a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air disebut
glikogenolisis.
b. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.
3. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana
dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan
berbentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis
dalam tubuh, tetapi harus didapat dari makanan. Kebutuhan protein 1-
2gr/kgBB/hari.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi paling besar. Setiap 1g lemak akan
menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu
ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam
lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis. Angka
kebutuhan gizi harian untuk lemak sebesar 62 gr, sekitar 20-30% dari
kebutuhan kalori harian.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
a. Pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll.
b. Kegiatan mekanik oleh otot.
c. Aktivitas otak dan saraf.
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon.
e. Sekresi cairan pencernaan.
f. Absorbsi zat-zat gizi disaluran pencernaan.
h.Pengeluaran hasil metabolisme.
4

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :


a. Basal Metabolisme meningkat
b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia
d. Suhu lingkungan
e. Penyakit

5. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dan
diperlukan dalam jumlah besar sebagai katalisator dalam proses
metabolisme.
Vitamin secara umum diklasifikasikan ke dalam :
a. Vitamin yang dapat larut dalam lemak, yaitu : vitamin A, vitamin D,
vitamin E, vitamin K.
b. Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan vitamin C.
6. Mineral
Mineral dikategorikan menjadi 2 :
a. Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah
lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida,
dan sulfur.
b. Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah
kurang lebih 100 mg.
Contohnya : besi, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium, tembaga,
dan klorida.

D. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi
1. Efek dari pengobatan
2. Mual/ muntah
3. Gangguan intake makanan
4. Radiasi/ kemoterapi
5. Penyakit kronis
6. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
7. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9. Nafsu makan menurun ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006)
b. Kelebihan nutrisi
1. Kelebihan intake
5

2. Gaya hidup
3. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4. Penurunan laju metabolik
5. Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)

E. Tanda dan Gejala


a. Kurang nutrisi (Nanda, 2015)
1. Berat badan 20% atau lebih di 11. Salah persepsi
bawah rentang berat badan ideal 12. Ketidakmampuan memakan makanan
2. Bising usus hiperaktif 13. Kram abdomen
3. Cepat kenyang setelah makan 14. Kurang informasi
4. Diare 15. Kurang minat pada makanan
5. Gangguan sensasi rasa 16. Membran mukosa pucat
6. Kehilangan rambut berlebihan 17. Nyeri abdomen
7. Kelemahan otot pengunyah 18. Penurunan berat badan dengan
8. Kelemahan otot untuk menelan asupan makan adekuat
9. Kerapuhan kapiler 19. Sariawan tenggorokan mulut
10. Kesalahan informasi 20. Tonus otot menurun
b. Kelebihan nutrisi (Nanda, 2015)
1. Obesitas: Body Mass Index (BMI) >30 kg/m2
2. Berat badan berlebih: Body Mass Index (BMI) >25kg/m2

F. Patofisiologi dan Clinical Pathway


Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
- Status kesehatan - Kultur dan kepercayaan
- Proses penyakit - Lingkungan
- Mual muntah (anoreksia) - Pendidikan
- Demam - Status sosial ekonomi
- Pola diet -Gaya hidup
-Faktor psikologi

Ketidakseimbangan Membran Ketidakseimbangan Ketidakmampuan


BMI
nutrisi: > 25
lebih mukosa
Berat badan
dari TonusGangguan
nutrisi:
nutrisi
otot kurang
Kurangdarinafsu memakan
Sumber:
kg/m2
kebutuhan tubuh
Obesitas berlebih pucat
Smeltzer, 2002 dan Nanda, 2015
menurun
kebutuhan tubuh makan makanan
6

G. Pengkajian Status Nutrisi (ABCD)


1. Pengukuran Anthropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)10%
b. Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
Nilai normal wanita: 28,5 cm
Nilai normal pria: 28,3 cm
d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)
Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
e. Body mass index = BB(Kg)/ TB(m2)
BMI / IMT Kategori
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 22,9 Berat badan normal
23 Kelebihan berat badan
23 24,9 Beresiko menjadi obesitas
25 29,9 Obesitas I
30 Obesitas II

2. Pengukuran Biochemical (Laboratorium)


a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)

3. Pemeriksaan dengan Clinical sign


a) Riwayat Penyakit
1. Adanya riwayat Berat Badan berlebih atau kurang
2. Penurunan Berat Badan dan Tinggi Badan
3. Mengalami penyakit tertentu
4. Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal
5. Anorexia
6. Mual dan muntah
7. Diare
8. Alkoholisme
9. Disabilitas mental
10.Terapi radiasi
b) Riwayat pemakaian obat-obatan
7

Aspirin, antibiotic, antasida, antidepresa, agen antiimflasi, agen


antineoblastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin/
preparatnutrien lain.

4. Dietary History
a. Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
b. Asupan makan tidak adekuat
c. Diet yang salah atau ketat
d. Kurangnya persediaan bahan makanan selam 10 hari/ lebih
e. Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
f. Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
g. Tidak adekutanya penyimpanan bahan makanan
h. Ketidakmampuan fisik
i. Lansia yang tinggal dan makanan sendiri

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada gangguan nutrisi ada dua (Kozier, 2010), yaitu:
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral
juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.

b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi
parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke
vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan
oleh darah klien.
8

I. Penatalaksanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakseimbangan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
nutrisi: Kurang dari Status Nutrisi: Asupan Kaji status nutrisi
kebutuhan tubuh nutrisi klien (antropometri,
(00002) Dengan kriteria hasil: tekstur kulit, mukosa
Adanya
Faktor yang berhubungan: mulut)
Faktor biologis peningkatan berat Tentukan kebutuhan
Faktor ekonomi badan sesuai kalori harian yang
Gangguan psikososial dengan tujuan adekuat
Ketidakmampuan minimal 1-2 Bantu klien
makan kg/minggu mendapatkan posisi
Ketidakmampuan Berat badan ideal
yang nyaman
mencerna makanan sesuai dengan sebelum makan dan
Ketidakmampuan tinggi badan (IMT minum
mengabsorbsi nutrien normal 18,5-22,9) Ciptakan lingkungan
Kurang asupan Tidak ada tanda-
yang nyaman dan
makanan tanda malnutrisi tenang (batasi
(BB kurang, kulit pengunjung)
kering dan bersisik, Terapi Nutrisi
reaksi lambat, imun Anjurkan
menurun,
memberikan makan
kelemahan otot)
dalam porsi kecil
Tidak terjadi
tapi sering
penurunan berat Anjurkan
badan yang berarti
menghidangkan
makan dalam
keadaan hangat
Monitor Nutrisi
Timbang berat
badan setiap hari
Monitor turgor kulit
dan mobilitas
Monitor intake dan
output

2. Obesitas (00232) Status Nutrisi Monitor Nutrisi


9

Faktor yang berhubungan Status Nutrisi: Asupan Kaji status nutrisi


Faktor ekonomi Makanan dan cairan klien
Faktor yang diturunkan Status Nutrisi: Asupan Anjurkan klien
(mis., distribusi nutrisi untuk memonitor
jaringan adiposa, Dengan kriteria hasil: kalori dan intake
Mengidentifikasi
penggunaan energi, makanan (misal
aktivitas lipase faktor yang membuat buku
lipoprotein, sintesis meninngkatkan harian)
lipid, lipolisis) berat badan Modifikasi Perilaku
Frekuensi makanan Menunjukan
Motivasi klien untuk
restauran atau perilaku untuk
memodifikasi
gorengan tinggi mempertahankan
kebiasaan dan pola
Gangguan genetik bera badan yang
makan berlebih
Gangguan tidur ideal (IMT dalam Anjurkan klien
Konsusmsi alkohol rentang 18,5-25)
untuk melakukan
berlebih Memodifikasi diet
exercise sesuai
Konsumsi minuman dalam waktu yang
kemampuan
bergula lama untuk
Manajemen Berat
Perilaku kurang gerak mengontrol berat
Badan
yang terjadi selama badan
Diskusikan dengan
>2jam/hari
klien risiko yang
Perilaku makan
muncul akibat
terganggu
kelebihan berat
Persepsi makan
badan
terganggu
Dorong klien
Sering makan kudapan
Skor perilaku tidak membuat target
mingguan yang
menolak dan menahan
realistik terkait
makan tinggi
Takut kekurangan asupan makanan dan
suplai makanan olahraga
Ukuran porsi lebih Berikan
besar dari yang reinforcement positif
dianjurkan untuk setiap usaha
yang dilakukan klien
dan keluarga
Bantuan Penurunan
Berat Badan
10

Timbang berat
badan setiap minggu
Dorong klien untuk
mengkonsumsi
buah-buahan,
sayuran, kacang-
kacangan dan daging
tanpa lemak.
Dorong klien
mengikuti dukungan
kelompok untuk
menurunkan berat
badan
Rujuk pada program
pengendalian berat
badan jika
diperlukan
Pengajaran: Peresepan
Diet
Informasikan kepada
klien jangka waktu
yang harus diikuti
tentang diet yang
disarankan
Libatkan klien dan
keluarga untuk
memantau program
diet yang disarankan
3. Berat badan berlebih Status Nutrisi Monitor Nutrisi
(00233) Status Nutrisi: Asupan Kaji status nutrisi
Faktor yang berhubungan Makanan dan cairan klien
Faktor ekonomi Status Nutrisi: Asupan Anjurkan klien
Faktor yang diturunkan nutrisi untuk memonitor
Dengan kriteria hasil:
(mis., distribusi kalori dan intake
Mengidentifikasi
jaringan adiposa, makanan (misal
faktor yang
penggunaan energi, membuat buku
meninngkatkan
aktivitas lipase harian)
berat badan
11

lipoprotein, sintesis Menunjukan Modifikasi Perilaku


lipid, lipolisis) perilaku untuk Motivasi klien untuk
Frekuensi makanan mempertahankan memodifikasi
restauran atau bera badan yang kebiasaan dan pola
gorengan tinggi ideal (IMT dalam makan berlebih
Gangguan genetik rentang 18,5-25) Anjurkan klien
Gangguan tidur Memodifikasi diet untuk melakukan
Konsusmsi alkohol dalam waktu yang exercise sesuai
berlebih lama untuk kemampuan
Konsumsi minuman mengontrol berat Manajemen Berat
bergula badan Badan
Perilaku kurang gerak
Diskusikan dengan
yang terjadi selama
klien risiko yang
>2jam/hari
muncul akibat
Perilaku makan
kelebihan berat
terganggu
badan
Persepsi makan
Dorong klien
terganggu
membuat target
Sering makan kudapan
Skor perilaku tidak mingguan yang
realistik terkait
menolak dan menahan
asupan makanan dan
makan tinggi
Takut kekurangan olahraga
Berikan
suplai makanan
Ukuran porsi lebih reinforcement positif
besar dari yang untuk setiap usaha
dianjurkan yang dilakukan klien
dan keluarga
Bantuan Penurunan
Berat Badan
Timbang berat
badan setiap minggu
Dorong klien untuk
mengkonsumsi
buah-buahan,
sayuran, kacang-
kacangan dan daging
tanpa lemak.
12

Dorong klien
mengikuti dukungan
kelompok untuk
menurunkan berat
badan
Rujuk pada program
pengendalian berat
badan jika
diperlukan
Pengajaran: Peresepan
Diet
Informasikan kepada
klien jangka waktu
yang harus diikuti
tentang diet yang
disarankan
Libatkan klien dan
keluarga untuk
memantau program
diet yang disarankan

J. Daftar Pustaka
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep
dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses,


dan praktik edisi 7. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC.

Nanda. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:


EGC.

Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Intervention Clasification (NIC) edisi bahasa


Indonsia. Elsevier.
13

Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Outcome Clasification (NOC) edisi bahasa


Indonsia. Elsevier.

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC.

Smeltzer, C. Suzanne, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8. Jakrta : EGC.

Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

World Health Organization. 2013. Global Tuberculosis Report 2013.


Switzerland.

Anda mungkin juga menyukai