Anda di halaman 1dari 10

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang
menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan
seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa stress merupakan ketidakmampuan
mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang
pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut (Potter, 2005).
Stres yang berkepanjangan ini muncul karena gaya hidup saat ini yang serba cepat
akibat tuntutan hidup dan tuntutan kerja, misalnya mobilitas yang tinggi maupun beban
kerja yang dirasakan berat. Gaya hidup tersebut membuat individu selalu berada dalam
ketegangan sehingga berakibat pada munculnya stres. Selain itu pola makan yang tidak
teratur dan mengkonsumsi makanan instan sebagai akibat pola hidup serba cepat juga
merupakan salah satu pencetus penyakit tukak lambung (Syam, 2006).

Situasi penuh stress yang terus menerus sering berkaitan dengan pembentukan
ulkus, mungkin karena stimulasi berlebihan sekresi lambung oleh respons emosi yang
berkaitan dengan stress yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan yang
erat kaitannya dengan pola hidup. Menurut hasil penelitian Cox (2001), stres dapat
mempengaruhi psikologis seseorang yang berupa kegelisahan, kelesuan, depresi,
kelelahan, kehilangan kesabaran dan harga diri rendah. Sedangkan dampak pada
perilaku seseorang berupa peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan
atau bahkan makan yang berlebihan. Penderita yang mengalami stres seringkali
mengalami gangguan pada sistem pencernaan, misalnya pada lambung sering terasa
kembung, mual dan pedih, hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan
yang dikenal sebagai gastritis atau maag (Budiana, 2006). Penelitian Tarigan (2003)
menunjukan bahwa pasien yang mengalami gastritis berhubungan dengan stres yang
dialaminya. Faktor psikis dan emosi seperti pada kecemasan dan depresi dapat
mempengaruhi fungsi saluran cerna yang mengakibatkan perubahan sekresi asam
lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan
ambang rangsang nyeri (Ika, 2010). Prevalensi penderita gastritis di seluruh Rumah
Sakit di Indonesia sebanyak 218.500 kasus (Dinkes, 2004). Prevalensi penderita
gastritis di Provinsi jawa timur adalah sebanyak 31,12 persen (Dinkes, 2011). Prevalensi
penderita gastritis yang disebabkan oleh stres adalah sebanyak 8,72 persen (Dinkes,
2010). Negara yang angka kejadian gastritis paling tinggi yaitu Amerika dengan
persentase mencapai 47 persen, India 43 persen, Indonesia 40,8 persen, Kanada 35
persen, China 31 persen, Perancis 29,5 persen, Inggris 22 persen, Jepang 14,5 persen
(WHO, 2003).

Tukak didefinisikan sebagai kerusakan integritas mukosa lambung dan atau


duodenum yang menyebabkan terjadinya inflamasi lokal. Tukak peptik merujuk kepada
penyakit di saluran pencernaan bagian atas yang disebabkan olehasam dan pepsin.
Spektum penyakit tukak peptik adalah luas meliputi kerusakan mukosa, eritema,erosi
mukosa dan ulkus. Tukak lambung atau ulkus peptikum adalah suatu kondisi di mana
terjadi erosi pada lapisan mukosa lambung yang terus membesar di bawah pengaruh
asam dan pepsin yang kadarnya meningkat. Apabila asam dan pepsin mampu
menembus sawar mukosa lambung yang melemah, asammerangsang pengeluaran
histamine yang tersimpan di dalam submukosa. Kemudian histamine merangsang sel-sel
parietal untuk mengeluarkan lebih banyak asam, yang berdifusi menembus sawar yang
rusak untuk memicu pengeluaran lebih banyak histamine, dan seterusnya, sehingga
terjadilingkaran setan. Terbentuk ulkus yang secara progresif membesar karena asam
dan pepsin terusmenyebabkan erosi mukosa lambung.Penyebab pasti ulkus sampai
beberapa waktu yang lalu belum diketahui, tetapi dalam suatutemuan baru yang
mengejutkan, bakteri Helicobacter pylori diperkirakan merupakan penyebab
padahampir 90% kasus ulkus peptikum.

Relaksasi merupakan salah satu intervensi psikologis yang dapat diterapkan ada
gangguan psikosomatis, antara lain sakit kepala (migren), arthritis, penyakit pernafasan
(asma), hipertensi, insomnia, diabetes dengan ketergantungan insulin, demikian pula
untuk gangguan psikologis seperti phobia dan stres. Relaksasi juga terbukti lebih cocok
untuk intervensi gangguan panik karena lebih dapat mengontrol keadaan dan fungsi
psikologis dibandingkan terapi kognitif (Kazdin, 1994; Beck, Stanley, Baldwin, Deagle,
dan Averill,2001). Intervensi psikologis mulai dipilih sebagai alternatif terapi
psikosomatis khususnya penyakit tukak lambung karena inkonsistensi atas bukti
pengobatan yang biasanya diberikan pada pasien dan adanya efek samping yang sama
banyaknya dengan jenis terapi yang diberikan. Intervensi medis yang selama ini
diberikan pada pasien tukak lambung yaitu pembedahan, diet dan terapi obat. Meskipun
20% pasien tukak lambung di Amerika menjalani pembedahan namun intervensi ini
sangat mahal dan tidak menjamin kesembuhan tukak secara total bahkan seringkali
menimbulkan efek samping. Misalnya tindakan vagotomy yang bertujuan mengurangi
sekresi asam lambung menimbulkan efek samping terganggunya proses pengosongan
lambung menuju usus dua belas jari (Prokop, 1991; Sonnenberg dalam Prokop, 1991).
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa teknik relaksasi merupakan salah satu cara
efektif mengurangi stress dan keluhan tukak lambung pada penderita tukak lambung
kronis.
1.2. Tujuan

Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh Metode relaksasi untuk menurunkan Stres
dan keluhan tukak lambung pada penderita tukak lambung Kronis.
1.3. Manfaat

Secara praktis, analisa jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif intervensi psikologis untuk penurunan tingkat stres pada penderita tukak
lambung kronis.
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah kekayaan khasanah lmupara
kilinisi, khususnya psikolog klinis dan dokter. Kontribusi ilmu pada analisa jurnal
ini terkait pemberian intervensi psikologis terhadap penderita tukak lambung kronis
yang sebelumnya hanya mendapatkan penanganan berupa intervensi medis saja.
BAB 2. ISI JURNAL

2.1 Judul Jurnal


METODE RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN STRES DAN
KELUHAN TUKAK LAMBUNG PADA PENDERITATUKAK LAMBUNG
KRONIS

2.2 Penulis/Peneliti
Nama: Tri Subekti, Muhana Sofiati Utama
Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada
2.3 Nama Jurnal
Journal Psikologi
2.4. Ringkasan Jurnal (bisa menggunakan PICO (Problem, Intervention,
Comparation, Outcome)

A.Problem

Timbulnya penyakit Tukak lambung dipicu oleh stres yang berkepanjangan


(http://www.hanyawanita.com/product/ knowledge/mylanta/, 2006). Menurut Syam
(2006) secara umum 80 persen penyakit tukak lambung termasuk jenis fungsional yaitu
tidak diakibatkan kelainan pada saluran pencernaan melainkan disebabkan oleh stres,
kurang tidur dan beban pekerjaan. Duapuluh persen sisanya pada organ pencernaan,
seperti lukan pada lambang atau kerongkongan.
Stres yang berkepanjangan ini muncul karena gaya hidup saat ini yang serba
cepat akibat tuntutan hidup dan tuntutan kerja, misalnya mobilitas yang tinggi maupun
beban kerja yang dirasakan berat. Gaya hidup tersebut membuat individu selalu berada
dalam ketegangan sehingga berakibat pada munculnya stres. Selain itu pola makan yang
tidak teratur dan mengkonsumsi makanan instan sebagai akibat pola hidup serba cepat
juga merupakan salah satu pencetus penyakit Tukak lambung.
(http://www.indomedia.com/sripo/2003/08/26/2608gay6.htm, 2006; Syam, 2006).
Stres merupakan reaksi fisiologis yang umum dari tubuh terhadap tekanan
tekanan yang menganiaya (Selye dalam Zimbardo & Gerrig, 1996). Misalnya rasa
cemas yang berlebihan menyebabkan bahwa stres adalah suatu kondisi organisme yang
timbul dari interaksi dengan lingkungannya. Stres menunjukkan satu perubahan fisik
yang luas yang dipacu oleh berbagai faktor psikologis maupun fisik atau kombinasi dari
keduanya. (Selye dalam Zimbardo & Gerrig, 1996) menyatakan bahwa terdapat tiga
tahapan stres fisiologis setelah terjadinya peristiwa yang dianggap mengancam atau
membahayakan.
B.Intervensi
Relaksasi merupakan salah satu intervensi psikologis yang dapat diterapkan
pada gangguan psikosomatis, antara lain sakit kepala (Migran) arthritis, penyakit
pernafasan (Asma) hipertensi, insomnia, diabetes dengan ketergantungan insuin,
demikian pula untuk gangguan psikologis seperti Phobia dan stres, relaksasi juga
terbukti lebih cocok untuk intervensi ganggaun panik karena lebih dapat mengontrol
keadaan dan fungsi psikologis dibandingkan terapi kognitif (Kazdin, 1994; Beck,
Stanley, Baldwin, Deagle, dan Averill,2001).
Intervensi Pikologis mulai dipilih sebagai alternatif terapi psikosomatis
khususnya penyakit tukak lambung karena inkontinensia atas bukti pengobatan yang
biasanya diberikan pada pasien dan adanya efek samping yang sama banyaknya dengan
jenis terapi yang diberikan. Intervensi medis yang selama ini diberikan pada pasien
tukak lambung yaitu pembedahan, diet dan terapi obat. Meskipun 20% pasien tukak
lambung diamerika menjalani pebedahan namun intervensi ini sangat mahal dan tidak
menjamin kesembuhan tukak secara total bahkan sering kali menimbulkan efek
samping, misalnya tindakan VAGOTAMY yang bertujuan mengurangi sekresi asam
lambung menimbulkan efek samping terganggunya proses pengosongan lambung
menuju usus duabelas jari (Prokop, 1991; Sonnenberg dalam Prokop,1991).

C. Comparatian
Peneliian sebelumnya tentang manfaat relaksasi telah dlakukan diindonesia
(Prawitasari,1989; Utami,1991;Sutrisno, 1989) demikian halnya dilar negri penelitian
tentang tentang relaksasi juga telah banyak dilakukan, antara lain penelitian dendato dan
Diener (1989) tentang terapi relaksasi dan Kognitif yang terbukti efektif mengurangi
kecemasan meskipun tidak meningkatkan prestasi akademik pada remaja.Efek relaksasi
juga telah diteliti oleh beberapa ahli pada psikologi kesehatan yaitu Relaksasi otot
progresif dan relaksasi imajeri terpadu efektif mengurangi efek samping Chemotherapy
seperti cemas, depresi, mual dan meningkatkan tekanan darah pada pasien kanker
(Lyles, Burish, Krozwly, & Oldham, 1982)
Relaksasi juga terbukti efektif menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita
hipertensi, dalam hal ini terapi relaksasi kelompok lebih efektif daripada terapi relaksasi
kelompok yang disertai dengan perjanjian konsekwensi jika terjadi pelanggaran aturan
misalnya lupa tidak melakukan latihan. Sebagai terapi komplementer, relaksasi terbukt
efektif menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi ringan ( Lichstein,
Hoelscher, & Rosenthal, 1986; Yung, French, & Leung, 2001)

D. Outcome
Berdasarkan Teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka diajukan
hipotesis Metode relaksasi dapat menurunkan stres dan keluhan tukak lambung pada
penderita tukak lambung kronis Subjek dalam penelitian ini diharapkan mengalami
penurunan taraf stres dan taraf keluhan tukak lambung setelah diberi intervensi
relaksasi.
Hasil Penelitian berikut ini disusun berdasarkan data subyek yang diperoleh dari
pengisian skala ketegangan dan skala keluhan tukak lambung yang dihitung berdasarkan
skor harian. Selain itu juga didukung data kualitatif berupa hasil wawancara skrining
awal, catatan harian relaksasi, catatan Obserfasi, iskusi setelah latihan dan wawancara
pada follow up.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 ANALISIS ISI JURNAL (uraikan isi jurnal secara khusus disertai referensi
yang mendukung)

Ketika seseorang mengalami stres, seringkali mengalami kesulitan


mengendalikan perilakunya karena pikiran dan perasaannya terpusat pada stres yang
dialaminya. Sebagai contoh yang dialami siswa di sekolah. Beberapa kasus yang
dialami siswa di sekolah merupakan reaksi dari beban pikiran, dan perasaan siswa atas
masalah yang dipersepsi negatif, sehingga siswa tidak mampu menyampaikan pendapat,
mengumpulkan informasi dari orang lain, dan bertingkah laku negatif. Akibat dari
ketidakmampuannya ini, siswa sulit mengenali masalah utama yang terjadi dalam
dirinya, dan menganggap orang lain atau lingkungannya sebagai penyebab masalah
yang ia alami.

Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres merupakan
masalah emosional yang dapat dialami oleh siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam
kadar berat ringan yang berbeda. Stres dapat terjadi karena berkembangnya persepsi
seseorang terhadap kemampuan diri dalam merespon sebuah situasi atau peristiwa.
Sebuah situasi yang sama dapat dinilai positif, netral, atau negatif oleh orang yang
berbeda. Penilaian ini bersifat subjektif pada setiap orang. Oleh karena itu, seseorang
dapat merasa lebih stres daripada yang lainnya walaupun mengalami kejadian yang
sama.

Menurut Mc Kay and Cox (1979), stres merupakan suatu gejala yang sangat
individual. Stres merupakan hasil penafsiran seseorang mengenai keterlibatannya di
dalam lingkungan, baik secara fisik maupun psikososial. Stres timbul sebagai akibat
dari hasil ketidakseimbangan antara persepsi orang itu dengan tuntutan luar

3.3 IMPLIKASI KEPERAWATAN (bagaimana aplikasi dari penelitian pada


praktik keperawatan)

BAB 4. KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Stres dapat mempengaruhi psikologis seseorang yang berupa kegelisahan,


kelesuan, depresi, kelelahan, kehilangan kesabaran dan harga diri rendah. Sedangkan
dampak pada perilaku seseorang berupa peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak
nafsu makan atau bahkan makan yang berlebihan. Penderita yang mengalami stres
seringkali mengalami gangguan pada sistem pencernaan, misalnya pada lambung sering
terasa kembung, mual dan pedih, hal ini disebabkan karena asam lambung yang
berlebihan. Relaksasi merupakan salah satu intervensi psikologis yang dapat diterapkan
ada gangguan psikosomatis, antara lain sakit kepala (migren), arthritis, penyakit
pernafasan (asma), hipertensi, insomnia, diabetes dengan ketergantungan insulin,
demikian pula untuk gangguan psikologis seperti phobia dan stres.

4.2 SARAN

1) Para pembaca (mahasiswa) mau mengaplikasikannya dalam praktek


keperawatan.
2) Para pembaca (mahasiswa) mampu membedakan tata cara memberikan asuhan
keperawatan pada masing-masing klien.
3) Para pembaca (mahasiswa) mau menjadikan analisa jurnal ini sebagai salah satu
bahan bacaan dalam memberikan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Downloads/10-310-1-PB%20(1).pdf

LAMPIRAN JURNAL

1. JURNAL LENGKAP
2. JURNAL/ARTIKEL PENDUKUNG

Anda mungkin juga menyukai