A. Pengertian
D. Diagnosis
Pasien perlu memenuhi paling sedikit dua dari kriteria SIRS yang didaftar diatas
dan mempunyai infeksi yang dicurigai atau terbukti. Diagnosis yang definitif
tergantng pada pembiakn darah yang positif untuk agen infeksius dan paling
sedikit dua dari kriteria SIRS. Bagaimanapun, dua subset dari empat kriteria
tergantung pada analisa laboratorium; pemeriksaan-pemeriksaan sel darah putih
dan PaCO2. Kriteriakriteria subset ini, seperti pembiakan-pembiakan darah,
dilakukan di laboratorium-laboratorium klinik.
E. Pengobatan
F. Pencegahan
Faktor-faktor risiko yang menjurus pada sepsis dapat dikurangi dengan banyak
metode-metode. Mungkin cara yang paling penting untuk mengurangi kesempatan
untuk sepsis adalah untuk pertama mencegah segala infeksi-infeksi. Vaksin-vaksin,
kesehatan yang baik, mencuci tangan, dan menghndari sumber-sumber infeksi
adalah metode-metode pencegahan yang baik sekali. Jika infeksi terjadi, perawatan
segera dari segala infeksi sebelum ia mempunyai kesempatan untuk menyebar
kedalam darah adalah mungkin untuk mencegah sepsis. Ini terutama penting pada
pasien-pasien yang berisiko lebih besar untuk infeksi seperti mereka yang
mempunyai sistim-sistim imun yang ditekan, mereka yang dengan kanker, orang-
orang dengan diabetes, atau pasien-pasien kaum tua.
G. Temuan Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
a. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
b. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat
mendeteksi organisme.
c. DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan
neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
d. Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan
adanya infalamasi.
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Riwayat Penyakit
a) Keluhan utama
b) Riwayat penyakit sekarang
Airway
a. yakinkan kepatenan jalan napas
b. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU
Breathing
a. kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
b. kaji saturasi oksigen
c. periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
d. berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. periksa foto thorak
Circulation
a. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e. berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. siapkan untuk pemeriksaan kultur
i. catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari
36oC
j. siapkan pemeriksaan urin dan sputum
k. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik).
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan
dan tempat sumber infeksi lainnya.
Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi
organ. Jika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus
dibawa ke ICU, adapun indikasinya sebagai berikut:
a. penurunan fungsi ginjal
b. penurunan fungsi jantung
c. hyposia
d. asidosis
e. gangguan pembekuan
f. acute respiratory distress syndrome (ARDS) tanda cardinal oedema
pulmonal.
C. Patofisiologi
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui
beberapa cara yaitu :
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu
setelah melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui
sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat
menembus plasenta, antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki,
hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain
malaria, sifilis dan toksoplasma.
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena
kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion
akibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus
masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah
terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus
respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui
cara tersebut diatas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de
entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis.
Herpes genitalis, candida albican dan gonorrea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah
kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim
(mis, melalui alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang
nasagastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut
menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial, infeksi juga
dapat terjadi melalui luka umbilikus.
Pengkajian :
Status sosial ekonomi
Riwayat parawatan antenatal
Riwayat penyakit menular seksual
Riwayat penyakit infeksi selama kehamilan dan saat persalinan (toksoplasma,
rubeola, toksemia gravidarum, dan amnionitis)
Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Infeksi b.d penularan infeksi pada bayi sebelum dan sesudah kelahiran
Tujuan : Mengenali secara dini bayi yang mempunyai risiko menderita infeksi
Intervensi :
Kaji bayi yang berisiko menderita infeksi
R/ : Mengetahui sejak dini infeksi
Kaji tanda2 infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus, refleks
menghisap, minum sedikit, distensi abdomen.
R/ : mengetahui tanda2 infeksi
Kaji tanda2 infeksi yang berhubungan dengan sistem organ
R/ : mengetahui tanda2 infeksi yang ada di organ
2. Kebutuhan Nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d intoleransi terhadap minuman