Teori Pengelasan PDF
Teori Pengelasan PDF
2.1 Pengelasan
Menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang
Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan
dalam praktek oleh Benardes (1985). Dalam penggunaan yang pertama ini
Benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Karena
panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama
dengan logam induk mencair dan mengisi tempat sambungan. Zerner (1889)
busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianoff (1892) adalah
orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair
karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Kemudian
Kjellberg menemukan bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik bila
termit dan tahun 1901 las oksi-asitelin mulai digunakan oleh Fouche dan Piccard.
Kemudian pada tahun 1926 ditemukannya las hidrogen atom oleh
Lungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener
serta las busur rendam oleh Kennedy (1935). Wasserman (1936) menyusul dengan
Dari tahun 1950 sampai sekarang telah ditemukan cara-cara las baru antara
lain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung gas CO 2 , las
gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, las laser, dan masih
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, pengelasan adalah suatu proses
penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh
tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan
bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat
ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.
Siklus termal las adalah proses pemanasan dan pendinginan pada daerah
lasan,sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2, menunjukan
siklus termal daerah lasan pada gambar 2.1 dapat dilihat siklus termal dari
beberapa tempat dalam daerah HAZ (Heat Affected Zone) dengan kondisi
pengelasan tetap, sedangkan pada gambar 2.2 menunjukan siklus termal disekitar
suatu daerah temperatur tertentu dari suatu siklus termal las sangat mempengaruhi
Gambar 2.1 Siklus termal dari beberapa tempat dalam daerah HAZ (Heat Affected
Zone)
Sifat mekanik dari daerah HAZ sebagian besar tergantung pada lamanya
pendinginan dari temperatur 8000C sampai 5000C, sedangkan retak dingin dimana
pendinginan dari temperatur 8000C sampai 3000C atau 1000C. Sedangkan untuk
Silkus termal disekitar lasan dengan kondisi pengelasan yang berbeda dapat
yang berbeda
Bila patah getas terjadi pada logam dengan daya tahan yang rendah,
perpatahan tersebut dapat merambat dengan kecepatan sampai 200 m/detik yang
Dalam hal sambungan las patah getas ini menjadi lebih penting karena
tidak sesuai dan adanya cacat dalam lasan. Pengaruh struktur logam las terhadap
ketangguhan pada dasarnya sama seperti pada batas las, tetapi pada logam las
dalam proses pengelasan ini mencair dan kemudian membeku maka kemungkinan
tidak homogen.
2.1.3 Ketangguhan Logam Las
Logam las adalah logam yang dalam proses pengelasan mencair kemudian
membeku, sehingga logam las ini banyak sekali mengandung oksigen dan gas-gas
unsur lain yang terserap selama proses pengelasan, terutama oksigen, dan
pengaruh dari struktur logam itu sendiri. Struktur logam daerah pengaruh panas
atau HAZ berubah secara berangsur dari struktur logam induk ke struktur logam
las, pada daerah HAZ dekat dengan daerah lebur, kristal tumbuh dengan cepat dan
Didalam daerah pengaruh panas besar butir dan struktur berubah sesuai
dengan siklus termal yang terjadi pada waktu pengelasan, karena siklus termal
1. Mekanik
2. Listrik
3. Kimia
Bedasarkan buku Haynes Techbook Welding Manual, Jay Storer And John
Haynes diagram temperatur cair material dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah
ini.
Gambar 2.3 Diagram Temperatur Cair Material
1. Oxyacetylene Welding
3. Shield Gas Arc Welding (TIG, MIG, MAG dan Submerged Welding)
5. Welding, Flash Welding, Electro Slag Welding dan Electro Gas Welding)
8. Plasma Welding
Salah satu jenis proses las busur listrik elektoda terumpan, yang
menggunakan busur listrik yang terjadi antara elektroda dan benda kerja setempat,
kemudian membentuk paduan serta membeku menjadi lasan. Elektroda
terbungkus yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses
pengelasan dan gas yang terjadi akan melindungi proses pengelasan terhadap
pengaruh udara luar, cairan yang terbungkus akan terapung membeku pada
Ini adalah salah satu pengelasan dimana logam cair ditutup dengan
fluks yang diatur melalui suatu penampang fluks dan elektroda yang merupakan
kawat pejal diumpankan secara terus menerus, dalam pengelasan ini busur listrik
nya terendam dalam fluks dapat dilihat pada gambar 2.5. Prinsip las busur
terendam ini material yang dilas adalah baja karbon rendah, dengan kadar
karbon tidak lebih dari 0, 05%. Baja karbon menengah dan baja konstruksi
paduan rendah dapat juga dilas dengan proses SAW, namun harus dengan
perlakuan panas khusus dan elektroda khusus. Proses pengelasan busur terendam
Jenis pengelasan ini menggunakan busur api listrik sebagai sumber panas
mulia (inert gas) atau CO 2 merupakan elektroda terumpan yang diperlihatkan pada
fluks yaitu dengan penambahan fluks yang magnetig atau fluks yang diberikan
sebagai inti.
busur listrik elektroda terumpan. Proses peleburan logam terjadi diantara logam
pengisi, fluks merupakan inti dari elektroda dan terbakar menjadi gas, akan
elektroda tetap yang terbuat dari tungsten (wolfram), sedangkan bahan penambah
terbuat dari bahan yang sama atau sejenis dengan bahan yang dilas dan
terpisah dari torch, untuk mencegah oksidasi dipakai gas pelindung yang
keluar dari torch biasanya berupa gas argon 99%. Pada proses pengelasan
inipeleburan logam terjadi karena panas yang dihasilkan oleh busur listrik antara
elektroda dan logam induk. Proses pengelasan busur tungsten gas dapat dilihat
Kestabilan dari busur api yang terjadi pada saat pengelasan merupakan
masalah yang paling banyak terjadi dalam proses pengelasan dengan SAW, oleh
karena itu kombinasi dari Arus listrik (I) yang dipergunakan dan Tegangan (V)
harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi kawat elektroda dan fluksi yang
dipakai.
Setiap kenaikan arus listrik yang dipergunakan pada saat pengelasan akan
meningkat 2 mm per 100A dan kuantiti las meningkat juga 1,5 Kg/jam per 100A.
Gambar 2.9 Pengaruh Arus Listrik
pengelasan akan semakin memperbesar jarak antara tip elektroda dengan material
yang akan dilas, sehingga busur api yang terbentuk akan menyebar dan
mengurangi penetrasi pada material las. Konsumsi fluksi yang dipergunakan akan
setiap pertambahan kecepatan akan membuat bentuk jalur las yang kecil (Welding
Bead), penetrasi, lebar serta kedalaman las pada benda kerja akan berkurang.
yang terjadi dibawah busur api las akan menyebar serta penetrasi yang dangkal,
tipe arus Direct Current (DC), elektroda positif (EP), jika menggunakan elektroda
negatif (EN) penetrasi yang terbentuk akan rendah dan kuantiti las yang tinggi.
Pengaruh dari arus Alternating Curret (AC) pada bentuk butiran las dan
kuantiti pengelasan antara elektroda positif dan negatif adalah sama yaitu
cenderung porosity, oleh karena itu dalam proses pengelasan yang menggunakan
2.3.1.1 Fluksi
meningkatkan mutu sambungan karna fluksi bersifat melindungi metal cair dari
1. Fused Fluksi
kapur, boxit, kwarsa dan fluorpar didalam suatu tungku pemanas. Cairan terak
Dituang di suatu cetakan dalam bentuk beberapa lapis / susun yang tebal
kemudian dipecah serta disaring sesuai dengan ukuran butiran yang diinginkan.
Dari kondisi panas dituang ke dalam air, sehingga timbul percikan percikan
yang kemudian disaring sesuai ukurannya. Metode ini lebih effisien, tetapi
kualitas fluksi yang dihasilkan mengandung hidrogen yang cukup tinggi yang
2. Bonded Fluksi
butiran material yang ukurannya jauh lebih halus seperti mineral, ferroalloy, water
glass sebagi pengikat dalam suatu pengaduk (mixer) yang khusus. Campuran
tersebut kemudian akan dikeringkan dalam suatu pengering yang berputar pada
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
X (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok
Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum dan deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42
kg/mm2.
+ atau DC .
2.3.2 Persiapan Sambungan
yaitu:
Pengelasan Logam oleh Prof. Dr. Ir. Harsono wiryosumarto seperti yang
2. Sambungan Tumpul
Sambungan ini dibagi lagi mejadi dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan
Sambungan penetrasi penuh dibagi lebih lanjut menjadi sambungan tanpa pelat
pembantu dan sambungan dengan pelat pembantu yang masih dibagai lagi dalam
pelat pembantu yang turut menjadi bagian dari konstruksi dan pelat pembantu
bentuk alur sangat penting. Bentuk dan ukuran alur sambungan datar ini sudah
Pada dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju kepada penurunan
masukan panas dan penurunan logam las sampai kepada harga terendah yang
tidak menurunkan mutu sambungan. Karena hal ini maka dalam pemilihan bentuk
alur diperlukan kemampuan dan pengalaman yang luas. Bentuk-bentuk yang telah
distandarkan pada umumnya hanya meliputi bentuk alur harus ditentukan sendiri
Teknologi Pengelasan Logam oleh Prof. Dr. Ir. Harsono wiryosumarto dapat
huruf besar I dalam satuan ampere. Pengelasan adalah penyambungan dua logam
dan atau logam paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah
titik cair logam tersebut,baik dengan atau tanpa tekanan serta ditambah atau tanpa
logam pengisi yang dimaksud dengan arus paengelasan disini adalah aliran
pembawa muatan listrik dari mesin las yang digunakan untuk menyambung dua
2,5 60-90
2,6 60-90
3,2 80-140
4,0 150-190
5,0 180-250
menggambarkan polaritas arus listrik yang menghasilkan arus las dan arah
terbalik dan polaritas langsung. Ini sangat umum untuk dunia pengelasan.
Elektroda positif adalah sama dengan polaritas terbalik. Elektroda negatif adalah
sama dengan polaritas lurus. Oleh karena itu + dan - tertulis pada mesin las untuk
Untuk arus muatan kutub langsung kawat lasnya negative, dan untuk
muatan kutub terbalik kawat las positifnya. Hal-hal seperti ini terkadang sangat
diperlukan untuk mengubah arah arus yang mengalir pada jaringan las. Ketika
muatan listrik mengalir dari kutub negative (katoda) dari busur las ke benda kerja
sistem ini adalah arus searah (DC) dengan sistem kutub terbalik.
panas, karena proses ini maka logam disekitar lasan mengalami siklus termal
deformasi dan tegangan tegangan termal. Hal ini sangat erat hubunganya dengan
ketangguhan, cacat las, retak dan lain sebagainya yang umumnya mempunyai
1. Logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair
kemudian membeku.
2. Fusion Line, garis penggabungan atau garis batas cair antara logam las
Keterangan:
4. Logam Induk
pembuatan kampuh las. Kampuh las berguna sebagai tempat pengisian logam
ganda dapat dilihat pada gambar 2.14 dan 2.15. Pada dasarnya pemilihan bentuk
kampuh menuju kepada penurunan pemasukan panas dan penurunan logam las
pada tingkat harga terendah dan tidak menurunkan mutu dari sambungan.
2. Penggunaan akar kampuh yang minimum dengan sudut yang sangat kecil
logam pengisi.
uji. Pengujian tarik untuk kekuatan tarik daerah las dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kekuatan las mempunyai nilai yang sama, lebih rendah atau
lebih tinggi dari kelompok raw materials. Pengujian tarik untuk kualitas kekuatan
memberikan gaya tarik berlawanan arah pada salah satu ujung benda. Penarikan
(deformasi) bahan tersebut. Proses terjadinya deformasi pada bahan uji adalah
Keterengan:
1. Load roll
2. Tombol Down
3. Tombol Up
4. Stop
5. Start
6. Chuck bawah
7. Chuck atas
8. Load
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus
menarik suatu bahan sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang
lengkap berupa kurva seperti digambarkan pada gambar 2.15. Kurva ini
2004).
Perubahan panjang dalam kurva disebut sebagai regangan teknik( eng .),
yang didefinisikan sebagai perubahan panjang yang terjadi akibat perubahan statik
nilai pembebanan yang terjadi (F) pada suatu luas penampang awal (A 0 ).
persamaan (2.1).
F
= (2.1)
Ao
Dimana:
persamaan (2.2).
L
= x100% (2.2)
L
Dimana: L = L - L 0
Keterangan:
tarik pada umumnya merupakan nilai teknik. Regangan akibat gaya tarik yang
terjadi, panjang akan menjadi bertambah dan diameter pada spesimen akan
menjadi kecil, maka ini akan terjadi deformasi plastis (Nash, 1998). Hubungan
atau Young Modulus. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan
stress seperti ini kerap disingkat kurva SS (SS curve). Kurva ini ditunjukkan oleh
gambar 2.16.
tetapi pada besi tidak murni dan baja karbon rendah, titik awal terjadinya
menunujukan adanya titik luluh atas dan titik luluh bawah. Perilaku luluh ini
memiliki titik luluh yang jelas, berlaku definisi konvensional mengenai titik awal
deformasi plastis, yaitu tegangan uji 0,1 atau 0,2 %. Di sini ditarik garis sejajar
dengan bagian elastis kurva tegangan-regangan dari titik dengan regangan 0,2 %.
Test)
beban. Seorang insinyur perlu mengetahui jika bahan akan bertahan pada kondisi
pembebanan lebih, dan laju regangan tinggi terhadap angin atau impak (benturan)
dan efek dari konsentrasi tegangan seperti takikan dan retakan. Hal tersebut
cenderung untuk mendorong terjadinya perpatahan. Untuk hal yang lebih luas,
interaksi kompleks dari faktor-faktor ini dapat dimasukkan dalam proses desain
pada saat ini sebagai metode kontrol kualitas yang ekonomis untuk
Pengujian yang serupa dapat digunakan untuk polimer, keramik dan komposit.
Alat uji Impact Charpy dan spesimen uji dapat dilihat pada gambar 2.17 dan
2.18.
Keterangan:
1. Pengunci palu
4. Lengan
5. Beban
Benda uji dipatahkan dengan benturan dari sebuah palu pendulum yang
berat, yang jatuh dari jarak tetap (energi potensial yang konstan) untuk
membentur benda uji dengan kecepatan yang tetap (energi kinetik yang
dipatahkan dan bahan-bahan yang getas (brittle) menyerap energi sangat sedikit.
Energi impak yang diukur dengan pengujian Charpy adalah usaha yang
dilakukan untuk mematahkan benda uji. Pada Impak, spesimen berubah bentuk
secara elastis sampai peluluhan tercapai (deformasi plastik) dan sebuah zona
spesimen oleh impak menyebabkan usaha pada zona plastis mengeras. Hal ini
patah. Energi impak total tergantung pada ukuran dari benda uji, dan standar
ukuran benda uji yang digunakan untuk dibandingkan diantara bahan-bahan
yang berbeda. Energi impak dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti halnya:
2. Takikan
4. Mekanisme perpatahan
menurunkan energi impak ketika usaha plastis yang kecil dapat terjadi sebelum
regangan pada zona plastis yang cukup untuk mematahkan benda uji.
daerah plastis dapat berkembang pada takikan, dimana akan menurunkan jumlah
total deformasi plastik pada benda uji. Hal ini menurunkan usaha yang dilakukan
kontinu digunakan pada saat ini sebagai metode kontrol kualitas yang ekonomis
bahan teknik.
Harga impak dapat dihitung dengan formula:
E = E0 E1
= P . D (- cos + cos )
Dimana :
P = Konstanta (251,3 N)
D = Konstanta (0,6495 m)
Hi = E/A
Dimana: