Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Intensitas Sinar Ultraviolet dan Pengadukan (Okik Hendriyanto Cahyonugroho) 18

PENGARUH INTENSITAS SINAR ULTRAVIOLET DAN


PENGADUKAN TERHADAP REDUKSI JUMLAH
BAKTERI E.coli
Okik Hendriyanto Cahyonugroho
Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya. Surabaya 60294
Telp. (031) 8782087
e-mail : okikhendriyanto@yahoo.com

ABSTRAK
Desinfeksi dengan menggunakan sinar ultraviolet merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan
bakteri patogen, selain Cl 2 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman sampel yang
dipapari dengan variasi pengadukan terhadap reduksi jumlah bakteri Escherichia coli dalam sampel air
pada beberapa selang waktu pemaparan. Reduksi jumlah bakteri E.coli optimum mencapai 85% jika
disertai proses pengadukan dan mencapai 65% jika tanpa pengadukan. Kondisi optimum tersebut terjadi
pada ketinggian lampu UV 10 cm, waktu pemaparan 5 menit pada kedalaman sampel 6 mm. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan antara reduksi jumlah E.coli terhadap intensitas sinar UV,
lamanya waktu pemaparan, kedalaman sampel yang mengandung E.coli dan adanya pengaruh
pengadukan.

Kata kunci : desinfeksi - E.coli - intensitas UV - pengadukan

ABSTRACT
Disinfection using ultraviolet light is one way to eliminate bacterial pathogens, other than Cl2. This study
aimed to investigate the influence of sample depth variation exposuring with stirring to reduce the
number of Escherichia coli in water samples at several time intervals of exposure. Optimum reduction of
the number of E. coli reached 85% if accompanied by the stirring process and reaches 65% if without
stirring. The optimum condition occurs at a height of 10 cm of UV light, exposure time of 5 minutes at a
depth of 6 mm sample. The results showed a correlation between the reduction of the number of E. coli to
UV light intensity, duration of exposure, depth of samples containing E. coli and the effect of stirring

Keywords: disinfection - E.coli - UV intensity - the stirring

PENDAHULUAN Sinar ultraviolet mempunyai


Desinfeksi merupakan salah satu kemampuan dalam menonaktifkan
upaya untuk menghilangkan bakteri bakteri, virus dan protozoa tanpa
patogen yang terdapat dalam air. Klor mempengaruhi komposisi kimia air.
(Cl 2 ) merupakan desinfeksi yang paling Absorpsi terhadap radiasi ultraviolet
umum digunakan. Namun klor oleh protein, RNA dan DNA dapat
menghasilkan suatu disinfection by menyebabkan kematian dan mutasi sel.
products (DBPs) di air, misalnya Oleh karena itu, sinar ultraviolet dapat
Trihalomethanes yang memiliki efek digunakan sebagai disinfektan.
karsinogenik, mutagenik dan mampu Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyebabkan kecacatan lahir (IWA mengetahui pengaruh kedalaman
Yearbook, 2000). Oleh karena itu perlu sampel yang dipapari dengan variasi
dipikirkan metoda desinfeksi lain yang pengadukan dan intensitas sinar
tidak berbahaya bagi manusia. ultraviolet terhadap reduksi jumlah
19 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 1

bakteri Escherichia coli dalam sampel alam. Sumber ultraviolet buatan


air pada beberapa selang waktu umumnya berasal dari lampu
pemaparan. fluorescent khusus, seperti lampu
merkuri tekanan rendah (low pressure)
dan lampu merkuri tekanan sedang
TINJAUAN PUSTAKA (medium pressure). Lampu merkuri
Desinfeksi medium pressure mampu menghasilkan
Desinfeksi dapat diartikan sebagai output radiasi ultraviolet yang lebih
upaya penghilangan atau pemusnahan besar daripada lampu merkuri low
mikroorganisme patogen yang bersifat pressure. Namun lampu merkuri low
selektif sehingga tidak semua pressure lebih efisien dalam pemakaian
mikroorganisme dapat dimusnahkan. listrik dibandingkan lampu merkuri
Hal ini berbeda dengan sterilisasi, medium pressure. Lampu merkuri low
karena desinfeksi tidak digunakan untuk pressure menghasilkan radiasi
menghilangkan mikroorganisme maksimum pada panjang gelombang
patogen maupun nonpatogen yang 253,7 nm yang lethal bagi
berbentuk spora. Sedangkan sterilisasi mikroorganisme, protozoa, virus dan
merupakan penghilangan atau algae. Sedangkan radiasi lampu merkuri
pemusnahan semua mikroorganisme medium pressure diemisikan pada
yang terdapat dalam suatu zat panjang gelombang 180 1370 nm.
(McCarthy, J.J. dan Smith, C.H., 1974).
Secara umum proses desinfeksi Mekanisme Desinfeksi Menggunakan
dapat dilakukan secara fisik dan Ultraviolet
kimiawi. Alternatif pada proses Radiasi ultraviolet merupakan suatu
desinfeksi secara kimiawi biasanya sumber energi yang mempunyai
mengunakan klor, ozon dan senyawa kemampuan untuk melakukan penetrasi
halogen. Sedangkan proses desinfeksi ke dinding sel mikroorganisme dan
secara fisik dapat digunakan sinar mengubah komposisi asam nukleatnya.
ultraviolet, gelombang ultrasonik, Absorbsi ultraviolet oleh DNA ( atau
ultrafiltrasi, reverse osmosis. Teknologi RNA pada beberapa virus) dapat
desinfeksi secara fisik tersebut yang menyebabkan mikroorganisme tersebut
sedang dikembangkan dan mendapatkan tidak mampu melakukan replikasi
banyak kemajuan pada beberapa tahun akibat pembentukan ikatan rangkap dua
terakhir ini. pada molekul-molekul pirimidin (Snider
et al, 1991). Sel yang tidak mampu
Ultraviolet melakukan replikasi akan kehilangan
Ultraviolet merupakan suatu bagian sifat patogenitasnya. Radiasi ultraviolet
dari spektrum elektromagnetik dan yang diabsorbsi oleh protein pada
tidak membutuhkan medium untuk membran sel akan menyebabkan
merambat. Ultraviolet mempunyai kerusakan membran sel dan kematian
rentang panjang gelombang antara 400 sel.
100 nm yang berada di antara Namun perlu diperhatikan bahwa
spektrum sinar X dan cahaya tampak beberapa mikroba khususnya bakteri
(EPA, 1999) memang mempunyai suatu sistem
Secara umum sumber ultraviolet metabolik fungsional yang bervariasi
dapat diperoleh secara alamiah dan dalam mekanisme untuk memperbaiki
buatan, dengan sinar matahari kerusakan asam nukleatnya (Jogger,
merupakan sumber utama ultraviolet di 1967). Adanya kemampuan mikroba
untuk memperbaiki kerusakan selnya
Pengaruh Intensitas Sinar Ultraviolet dan Pengadukan (Okik Hendriyanto Cahyonugroho) 20

akan dapat mempengaruhi efisiensi mampu memfermentasikan laktosa


prose desinfeksi. Namun, mekanisme dengan menghasilkan gas. Suhu
reaktifasi mikroorganisme tersebut optimum untuk pertumbuhannya adalah
dapat diatasi dengan penggunaan dosis 37 42oC.
UV yang sesuai Koloni bakteri ini dapat bertahan
Tingkat inaktifasi mikroorganisme dalam beberapa minggu dalam
sangat tergantung pada dosis UV yang penyimpanan kultur pada suhu kamar
digunakan. Kinetika inaktifasi dan dapat hidup beberapa bulan dalam
mikroorganisme pada desinfeksi tanah dan air. Beberapa keturunan akan
menggunakan ultraviolet mengikuti mati dalam waktu 15 20 menit pada
Hukum Chick, pada persamaan berikut : suhu 60oC tetapi beberapa dari padanya
N = No . e k . I . t (1) mampu bertahan terhadap pasteurisasi.
dengan : E.coli merupakan organisme yang
N = jumlah mikroorganisme setelah biasanya hidup dalam saluran usus
dipapari UV pada waktu manusia dan pada hewan tingkat tinggi
pemaparan (t) lainnya merupakan prokariyotis yang
No = jumlah mikroorganisme awal (t paling banyak dipelajari. E. coli tidak
= 0) mempunyai membran yang
k = koef. tingkat inaktifasi
mikroorganisme selama waktu
mengelilingi materi genetik
tertentu (tergantung didalamnya. Dinding luar selnya
pada faktor kualitas air) dilapisi oleh selongsong atau kapsul
I = intensitas ultraviolet yang terbentuk dari senyawa berlendir.
Bryan et al. (1992) memodifikasi Membran sel terdiri dari molekul lipid
persamaan tersebut menjadi persamaan yang membentuk dua lapisan tipis
2.2 sebagai berikut : dengan berbagai protein yang
ln N/No = - k . I . t (2) membentuk lapisan tersebut. Membran
Tanda negatif pada persamaan ini bersifat selektif permeable dan
tersebut mengindikasikan adanya mengandung protein yang dapat
penurunan dari jumlah mikroorganisme melangsungkan pengangkutan nutrien
setelah waktu tertentu (Bryan et al., tertentu ke dalam sel dan hasil buangan
1992). Berdasarkan pada persamaan ke luar sel.
Hukum Chick, maka jumlah
mikroorganisme yang tersisa dapat
dihitung sebagai fungsi dosis dan waktu METODOLOGI PENELITIAN
pemaparan (White, 19925; USEPA, Peralatan dan Bahan
1996). Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi : reaktor (wadah
Escherichia coli (E.coli) sampel), lampu UV 15 watt dan
Escherichia coli (E. coli) adalah isolatornya, alat ukur intensitas sinar
bakteri dalam kelompok UV (luxmeter), pengaduk (stirrer
Enterobacteriaceae yang bersifat gram magnetis), peralatan untuk kepentingan
negatif, anaerobik fakultatif, berbentuk analisis mikrobiologi dengan Metoda
batang, tidak membentuk spora, MPN.
fermentatif dan biasanya bergerak Bahan yang digunakan meliputi
dengan flagela peritrika. Koloni pada bakteri E.coli sebagai parameter
agar nutrien berbentuk bundar agak penelitian dan bahan untuk
sedikit cembung tanpa pigmen, halus membiakkan dan menganalisis E.coli,
dengan pinggiran nyata. Bakteri E.coli
21 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 1

yaitu : EMBA (Eosin Methylene Blue HASIL DAN PEMBAHASAN


Agar), Nutrien Agar dan aquadest. Penelitian dengan mengunakan
Prosedur Penelitian sistem batch dengan kedalaman sampel
1. Penyiapan reaktor, lampu UV dan yang mengandung E.coli 6 mm,
isolatornya. menunjukkan adanya pengaruh variasi
Daya lampu UV 15 watt digunakan ketinggian lampu UV dari dasar wadah
untuk memapari sampel air dengan sampel terhadap reduksi bakteri E.coli
kedalaman 3, 6, 9, 12 mm dengan dalam reaktor yang mengalami
luasan permukaan yang tetap Sumber pengadukan dan tanpa pengadukan.
UV ditempatkan dengan variasi Hasil yang diperoleh sangat signifikan,
ketinggian 10, 20, 30 cm dari dasar yaitu reduksi bakteri E.coli terjadi
wadah (gelas beker 100 ml) untuk sampai 85% dengan ketinggian lampu
mendapatkan intensitas yang berbeda. UV terendah, yaitu 10 cm pada reaktor
Pemaparan sampel air dilakukan yang mengalami pengadukan, seperti
pada beberapa selang waktu dijelaskan pada gambar 1.
pemaparan, yaitu : 1, 2, 3, 4 dan 5
menit. Sedangkan analisis MPN 90
80

dilakukan terhadap sampel air Reduksi jumlah E.coli (%)


70 ketinggian lampu
60 UV 10 cm
50
sebelum dan sesudah dipapari UV. 40
ketinggian lampu
UV 20 cm
30 ketinggian lampu
Untuk mencegah interferensi dari 20 UV 30 cm
10
sumber cahaya yang lain maupun dari 0

sinar ultraviolet sendiri, maka 1 2 3 4


Waktu pemaparan (menit)
5

digunakan isolator yang berbentuk


persegi panjang berukuran 50 x 15 x Gambar 1. Hubungan antara waktu
35 cm dan terbuat dari karton tebal 3 pemaparan terhadap reduksi
mm dengan dinding berwarna hitam. jumlah E.coli pada kedalaman
2. Penyiapan biakan E.coli pada media sampel 6 mm dengan proses
EMBA pengadukan.
Biakan murni E.coli diperoleh dari
Laboratorium Teknik Lingkungan Sedangkan reduksi bakteri E.coli
ITS yang ditanam kembali pada hanya mencapai 65% pada ketinggian
media EMBA. Sehingga diharapkan lampu UV terendah, 10 cm dengan
biakan yang digunakan adalah murni reaktor yang tidak mengalami
bakteri E.coli yang memberikan pengadukan. Hasil tersebut seperti
warna ungu kemerahan metalik. dijelaskan pada gambar 2.
3. Penyiapan Larutan Sampel
70
Larutan sampel yang digunakan 60
Reduksi jumlah E.coli (%)

ketinggian lampu
50
dalam penelitian ini adalah air 40
UV 10 cm
ketinggian lampu
UV 20 cm
fisiologis (NaCl 0,85%) dan biakan 30
20
ketinggian lampu
UV 30 cm

murni E.coli. Bakteri E.coli ditanam 10


0

pada nutrien agar miring dan 1 2 3 4


Waktu pemaparan (menit)
5

disimpan dalam inkubator dengan


suhu 37oC agar bakteri dapat tumbuh Gambar 2. Hubungan antara waktu
dengan baik. Kemudian biakan E.coli pemaparan terhadap reduksi
tersebut dilarutkan menjadi 100 ml jumlah E.coli pada kedalaman
(larutan stok) dengan air sampel 6 mm dengan proses
fisiologis/pengencer (0,85% NaCl). tanpa pengadukan.
Pengaruh Intensitas Sinar Ultraviolet dan Pengadukan (Okik Hendriyanto Cahyonugroho) 22

Pengaruh ketinggian lampu UV


70
terhadap reduksi jumlah E.coli sesuai 60
waktu pemaparan
1 menit

Reduksi jumlah E.coli(%)


dengan konsep desinfeksi ultraviolet, 50
waktu pemaparan
2 menit

ternyata semakin besar daya yang 40 waktu pemaparan


3 menit
30
digunakan dan semakin lama waktu 20
waktu pemaparan
4 menit
waktu pemaparan
pemaparannya akan semakin tinggi pula 10 5 menit

dosis dan efek germisidal yang 0


6 9 12 15
dihasilkan. Intensitas UV berbanding Kedalaman sampel (mm)

terbalik dengan jarak antar titik


Gambar 4. Hubungan antara kedalaman
penerima radisi dengan sumber UV.
sampel terhadap reduksi
Hasil penelitian dengan ketinggian
jumlah E.coli pada ketinggian
lampu UV 10 cm, menunjukkan adanya
lampu UV 10 cm dengan
pengaruh variasi kedalaman sampel
proses tanpa pengadukan.
terhadap reduksi jumlah E.coli dalam
reaktor yang mengalami pengadukan Pengaruh lamanya waktu
dan tanpa pengadukan. Hasil yang pemaparan lampu UV terhadap reduksi
diperoleh sangat signifikan, yaitu jumlah E.coli didukung dengan
reduksi bakteri E.coli terjadi sampai kedalaman sampel yang mengandung
85% dengan waktu pemaparan terlama, E.coli. Semakin lama pemaparan yang
yaitu 5 menit pada reaktor yang diberikan pada kedalaman sampel yang
mengalami pengadukan, seperti rendah, maka reduksi E.coli akan
dijelaskan pada gambar 3. semakin besar pula. Hal ini karena
90
waktu pemaparan
kedalaman sampel yang rendah lebih
80
70
1 menit
memudahkan pemaparan UV secara
Reduksi jumlah E.coli(%)

waktu pemaparan
60 2 menit
waktu pemaparan
merata kedalam, didukung juga dengan
50
40
3 menit
waktu pemaparan
semakin lamanya waktu pemaparan.
30
20
4 menit
waktu pemaparan
Adanya pengadukan memberikan
10 5 menit
hasil yang berarti karena dengan
0
6 9 12 15
pengadukan akan terjadi pencampuran
Kedalaman sampel (mm) dan pemerataan jumlah bakteri E.coli
Gambar 3. Hubungan antara kedalaman yang terpapar. Beberapa bagian E.coli
sampel terhadap reduksi yang tidak terpapar langsung akan
jumlah E.coli pada ketinggian menjadi lebih terpapar setelah
lampu UV 10 cm dengan mengalami pengadukan.
proses pengadukan
KESIMPULAN
Sedangkan reduksi bakteri E.coli Hasil penelitian ini menunjukkan
hanya mencapai 65% dengan waktu bahwa adanya hubungan antara reduksi
pemaparan terlama, yaitu 5 menit pada jumlah E.coli terhadap intensitas sinar
reaktor yang tidak mengalami UV, lamanya waktu pemaparan,
pengadukan. Hasil tersebut seperti kedalaman sampel yang mengandung
dijelaskan pada gambar 4.. E.coli dan adanya pengaruh
pengadukan.
23 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 1

Reduksi jumlah bakteri E.coli Harm, W., 1980, Biological Effect of


optimum mencapai 85% terjadi pada Ultraviolet Radiation, Cambridge
ketinggian lampu UV 10 cm, waktu University Press, Cambridge, UK,
pemaparan 5 menit pada kedalaman pp. 1-121.
sampel 6 mm disertai proses Loshin, D.S., 1991, The Geometrical
pengadukan. Sedangkan pada proses Optic Workbook, Butterworth-
tanpa pengadukan mencapai reduksi Hememann, Division of Reed
E.coli 65% terjadi pada ketinggian Publishing Inc., USA.
lampu UV 10 cm, waktu pemaparan 5 Meulemans, C.C.E., 1986, The Basic
menit pada kedalaman sampel 6 mm. Principal of Ultraviolet
Sterilization of Water, In : Ozone
DAFTAR PUSTAKA and UV Water Treatment Aquatec,
Bolton, J.R., 2001, Ultraviolet Amsterdam.
Application Handbook, second Sommer et al., 1998, Time Dose
edition . Bolton Photosciences Inc, Reciprocity in UV Disinfection of
Ontario, Canada. Water, Wat. Sci. Tech. 38 (12), pp
Bolton, J.R., 2000, Ultraviolet. 145-150.
Watermill Purefreshment, Ontario, Scheible, O.K, 1983, Design and
Canada Operation of UV Suystem, Water
Bolton, J.R., 1999, Calculation of Pollution Control Federation Annual
Ultraviolet Fluence Rate Conference, Cincinati, OH.
Distribution in An Anular Reactor : Tchobanoglous, G.T., 1997, UV
Significance of Refraction and Disinfection : An Update,
Reflection, Water Research, 34(13), Dipresentasikan pada seminar
3315-3324. Sacramento Municipal Utilities
Bryant, E.A., George P.F., George C.B., District Electrotechnology.
1992, Disinfection Alternatives for Sacramento, CA
Save Drinking Water, Van USEPA, 1999, EPA Guidance Manual
Nostrand Reinhold, New York. Alternative Disinfectant and
Giese, N. dan Darby, J., 1999, Oxidants, pp. 8-2. Center for
Sensitivity of Microorganism to Environmental Research
Different Wavelength of UV light : Information, Cincinati, OH.
Implication on Modeling of Medium White, G.C., 1992, Handbook of
Pressure UV System, Water Chlorination and Alternative
Research, 34 (16), 4007 4013. Disinfectant, Van Nostrand
Hines, W., Douglas C.M., Rudiansyah, Reinhold, New York, NY.
1990, Probabilita dan Statistik Wolfe, R.L., 1990, Ultraviolet
dalam Ilmu Rekayasa dan Disinfection of Potable Water, .
Manajemen, Edisi Kedua. Environmental Sci. Teach. 24 (6) ,
Universitas Indonesia Press, 768 773.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai