AIR INDUSTRI
KARYA ILMIAH
Oleh :
AQUARINA LIMBONG
052401107
Disetujui di
Medan, Juli 2008
Diketahui
Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing
Ketua,
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
PERYATAAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.
AQUARINA LIMBONG
052401107
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.
Penulisan karya ilmiah ini merupakan hasil pelaksanaan dari Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PT. Clariant Indonesia Duri dan merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan program Diploma-3 Kimia Analis FMIPA USU. Adapun judul
yang diambil penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
ALKALINITAS : ANALISA DAN PERMASALAHANNYA UNTUK AIR
INDUSTRI.
Selama penulis menyusun karya ilmiah ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Dan oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : secara khusus
dan teristimewa kepada kedua orang tua beserta keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan moril dan material kepada penulis. Terima kasih juga kepada
Bapak Drs. Usman Rasyid, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
pengarahan serta saran yang sangat bermanfaat pada penulis sampai selesainya penulis
karya ilmiah ini. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M. Sc, selaku Dekan FMIPA USU. Ibu
Dr. Rumondang Bulan, MS, selaku Ketua Jurusan Kimia. Seluruh Dosen dan Staf
Administrasi Jurusan Kimia Analis FMIPA USU yang telah mendidik dan membantu
penulis selama perkuliahan. Pimpinan dan Staf Perusahaan PT. Clariant Indonesia
yang telah memberikan tempat untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. Buat
teman satu PKL di PT. Clariant Indonesia Clara D Aritonang yang banyak membantu
dan menyelesaikan karya ilmiah ini. Buat teman seperjuangan Kimia Analis 05, adik
Kimia Analis 06 dan Kimia Analis 07. Buat teman teman satu kost jl. Rebab No
76A. Psr 2.P.Bulan, yang banyak membantu dan memberikan dorongan dalam
penyelesaian karya ilmiah ini.
(Aquarina Limbong)
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 2
1.3. Tujuan 3
1.4. Manfaat 3
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 18
4.1. Data Percobaan 18
4.2. Analisa Data 19
4.3. Pembahasan 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRACT
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam proses penambangan minyak bumi dan minyak yang keluar dari sumur
pengeboran bercampur dengan air, gas, lumpur dan pasir. Di butuhkan beberapa jenis
bahan kimia untuk memisahkan minyak dari bahan bahan lain tersebut. Bahan kimia
yang dibutuhkan PT. Chevron Fasific Indonesia di pasok oleh PT. Clariant Indonesia.
Dalam hal ini air digunakan untuk pencampuran bahan kimia dan sebagai
pemanas (steam) diperoleh dari air lunak (soft water) yang telah diolah. Dalam hal ini
membersihkan kotoran kotoran yang terdapat dalam pipa produksi minyak bumi. Air
panas (steam) berguna untuk meningkatkan suhu dan tekanan didalam sumur
produksi.
Air yang keluar bersama minyak dari dalam sumur, umumnya mengandung
padatan terlarut yang dapat membentuk endapan atau kerak yang melekat pada
kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat dan barium sulfat. Kalsium
alkalinitas air.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam. Penyusun alkalinitas ialah
pembentukan kerak pada sumur produksi minyak bumi dan pipa instalasinya. Kisaran
nilai total alkalinitas dalam sumur produksi minyak bumi yang digunakan 420740
mg/l CaCO3.
1.2. Permasalahan
Sejauh mana kadar total alkalinitas yang terdapat pada air formasi yang
digunakan oleh PT. Clariant Indonesia dan permasalahan yang dihadapi akibat
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
1.3. Tujuan
khusunya pada air formasi dengan menggunakan metode titrasi asam basa.
1.4. Manfaat
Dengan adanya analisa alkalinitas yang digunakan di dalam air formasi maka
kita dapat mengetahui salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan kerak pada
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Di dalam industri, air juga memegang peranan penting, misalnya : sebagai pendingin,
pengangkut limbah, sebagai bahan baku untuk produksi uap didalam boiler dan lain-
Air sangat dibutuhkan didalam industri penambangan minyak bumi sebagai air
pengencer maupun sebagai air umpan untuk steam. Penggunaan air pada
perlakuan kimia yang aman. Air digunakan pada proses pengolahan dan air
pengumpan ketel dilperoleh dari air tanah, air sungai dan sumber mata air lainnya.
Pada penambangan minyak bumi ini air yang keluar sangat banyak. Air tersebut
merupakan air tanah. Kualitas air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber
air sejenis ini dipengaruhi oleh lingkungan asal mata air tersebut. Sumber mata air
umumnya sudah mengalami pencemaran oleh penduduk atau industri, oleh sebab itu
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
2.2. Sumber Air
Pada prinsipnya, jumlah air dialam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
a. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
1. Air Sungai
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh zat-zat organik
yang membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang
menyebabkan warna kuning coklat. Jadi untuk pengambilan air sebaiknya pada
b. Air Tanah
Air tanah adalah air yang meresap kedalam tanah sehingga telah mengalami
penyaringan oleh tanah maupun oleh batu-batuan. Jika dibandingkan dengan sumber
air yang lain, air tanah lebih baik sehingga air tanah banyak dimanfaatkan sebagai
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
Air tanah terbagi dalam beberapa golongan yaitu :
Terjadi karena daya proses penyerapan air pada permukaan tanah. Lumpur
akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan
jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas adalah baik tetapi
Terdapat setelah lapisan rapat air pertama. Pengambilan air tanah dalam
Kualitas dari air tanah dalam lebih baik daripada air tanah dangkal, karena
pada air tanah dalam penyaringannya lebih sempurna dan bebas bakteri
(Sutrisno, 1996).
3. Mata air
adalah logam mangan yang akan membentuk endapan kuning kecoklatan pada
saat air muncul dari permukaan. Sejumlah mata air mengandung pasir-pasir
keluar kepermukaan tanah dengan jumlah bahan organik dan bakteri yang rendah. Ini
Di lain pihak, proses penyaringan ini akan melepaskan material keluar dari
mineral ini menyebabkan larutnya CO2 (karbon dioksida). Air ini cenderung
mempunyai nilai TDS (Total Dissolved Solid) yang tinggi dan kebanyakan
bersamaan air akan menjadi keras (sadah) yang mendekati kesadahan tetap. Hal ini
membuat kerak pada pipa instalasi menjadi korosi dan akan membentuk kerak yang
Sifat Fisik
e. Jernih
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
Sifat Kimia
Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral.
struktur tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral yang terkandung dalam
air itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut dari suatu substansi
2.4. Alkalinitas
lemah, meskipun asam lemah atau basa lemah juga dapat sebagai penyebabnya.
Penyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-), dan
hidroksida (OH-). Garam dari asam lemah lain seperti : Borat (H2BO3-), silikat
(HSiO3-), fosfat (HPO42- dan H2PO4-), sulfida (HS-), dan amonia (NH3) juga
dari alkalinitas tersebut adalah: (1) hidroksida, (2) karbonat, dan (3) bikarbonat.
Pada keadaan tertentu (siang hari) adanya ganggang dan lumut dalam air dapat
ini kadar karbonat dan hidroksida naik, dan menyebabkan pH larutan naik.
Air leding memerlukan ion alkalinitas tersebut dalam konsentrasi tertentu, jika
kadar alkalinitas tinggi (dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ yaitu kadar
kesadahan rendah) air menjadi agresif dan menyebabkan kerak pada pipa, sebaliknya
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
alkalinitas yang rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan tinggi maka dapat
menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa instalasi yang dapat memperkecil
a. Sistem Penyangga
Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi
basa kuat ditambahkan kedalam perairan maka basa tersebut akan bereaksi
karbonat. Jika asam ditambahkan kedalam perairan maka asam tersebut akan
menjadi asam karbonat. Hal ini dapat menjadikan perairan dengan nilai
(Cole,1988).
Bahan kimia yang digunakan dalam proses koagulasi air atau limbah bereaksi
dengan air membentuk endapan hidroksida yang tidak larut. Ion hidrogen yang
penggunaan koagulan. Dalam hal ini nilai alkalinitas sebaiknya berada pada
kisaran optimum untuk mengikat ion hidrogen yang dilepaskan pada proses
koagulasi.
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
b. Pelunakan air
menentukan jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan dalam proses
menurunkan kesadahan.
c. Pengendalian Korosi
d. Limbah Industri
alkalinitas ialah suatu faktor yang penting didalam penentuan kemampuan dari
satuan CaCO3 dengan menggunakan indikator warna. Dimana untuk sampel dengan
pH diatas 8,3 titrasi dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama titrasi sampai pH
8,2 dengan phenolpthalein sebagai indikator yang ditunjukkan dari perubahan warna
merah menjadi tidak berwarna. Setelah itu titrasi dilanjutkan dengan menambahkan
indikator metil orange sampai pH 4,5 (larutan jadi tidak berwarna).Untuk sampel yang
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
pHnya kurang dari 8,3 hanya dilakukan titrasi satu tahap dengan metil orange sebagai
Pemilihan pH 8,3 sebagai titik akhir pada titrasi tahap pertama ialah
berdasarkan pada titrasi alkalimetri. Nilai pH 8,3 ini untuk titrasi karbonat menjadi
bikarbonat :
CO32- + H+ HCO3-
Penggunaan pH 4,5 untuk titik akhir titrasi pada tahap kedua dari titrasi sesuai
dengan perkiraan untuk titik kesetimbangan untuk konversi dari ion bikarbonat
HCO3- + H+ H2CO3
Dalam hal ini tepat pada titik akhir titrasi akan tergantung pada awal konsentrasi ion
bikarbonat didalam sample tersebut. Penggunaan ini dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
dimana HCO3- 0,01 M sesuai dengan alkalinitas 500 mg/l CaCO3 sebagai titik
kesetimbangan. Dalam hal ini asam karbonat atau karbon dioksida yang dibentuk dari
bikarbonat tidak akan hilang selama titrasi ini berlangsung (Sawyer, 1998).
konsentrasi ion-hidrogen.
Jika asam kuat dititrasi maka perubahan yang besar dalam pH pada titik
ekivalen cukup untuk menjangkau indikator dari metil orange (3,1 sampai 4,4) dan
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
Tabel 1 : Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi alkalinitas :
Perubahan Warna
Warna
Pelarut
Jenis Konsentrasi pada Keadaan Keadaan
Interval Basa Asam
pH
1.Phenolpthalein 60% 0,1 %-1 % 8,0 9,8 Merah Tidak
Alkohol lembayung Berwarna
(Santika, 1984)
Dalam memilih asam untuk dipakai sebagai larutan standar perlu diperhatikan
e. Asam tidak harus merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat untuk
Asam klorida dan asam sulfat merupakan yang paling umum digunakan sebagai
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
2.5.2. Metode Potensiometri
sample memakai elektroda yang bersih. pH meter adalah suatu voltmeter elektronik
dengan resistans input yang tinggi. (Resistans input pH meter yang baik adalah dalam
transistor banyak dipakai. Alat-alat ini umumnya menggunakan listrik dari jaringan
pusat (110 atau 220 V), dan mengandung rangkaian penyedia tenaga (power supplay)
arus searah yang digandakan, dan komponen arus searah disaring, dan akhirnya
isyarat yang telah digandakan diperlihatkan di atas suatu meteran, yang telah
dikalibrasi dalam satuan pH (dan dalam kebanyakan kasus, juga dalam millivolt).
Jenis ke tiga dari pH meter elektronik juga dikenal pada instrument mutar sebuah
(Letterman,1999).
Untuk titrasi dilakukan dengan asam sulfat dan pada setiap 0,5 ml
penambahan asam sulfat kedalam sampel secara perlahan diaduk untuk memberikan
waktu yang cukup bagi kesetombangan elektroda. Nilai pH hasil titrasi dibaca setelah
rekorder. Dekat titik ekivalensi pH mulai berubah dengan cepat dan volume titran
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
yang ditambah harus sekecil mungkin. Titrasi selesai sampai titik lengkungan yang
Pada pengukuran pH yang secara nyata untuk mengetahui titik akhir yang
didalam air alami dimana total alkalinitas ialah suatu tambahan dari reaksi penyebab
dari garam asam lemah dengan bikarbonatnya saja. Didalam Standar Metode hanya
memegang untuk kemurnian yang diutamakan dalam larutan dan tidak harus sesuai
akhir titrasi.
Gangguan yang dapat terjadi pada saat analisa alkalinitas serta pencegahannya
yaitu :
elektroda.
alkalinitas juga.
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
3. Karbondioksida akan mempengaruhi alkalinitas suatu sample yang terbuka
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
BAB 3
Dalam menentukan nilai alkalinitas sampel yang akan digunakan berasal dari
air formasi. Air formasi ialah air tanah yang keluar bersama minyak dari sumur.
- Neraca Analitis
- pH meter portable
- H2SO 4 0,1 N
Slope dan untuk sample basa celupkan elektroda kedalam larutan standart
pH 10.
dengan pH meter, kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,1 N hingga pH sampel jadi 4,5
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
BAB 4
Pada pengukuran nilai alkalinitas sampel air yang diambil di bulan Januari
pada tanggal 23, 24, 25, 26, 27,28 dan 29 yang berdasarkan metode titrasi asam basa
Asam
Tanggal Total
pH Pentitrasi
No Sumur Pengambilan Alkalinitas
Sampel Awal H2SO4
(ml) (mg/l)
1 4M-64A 23-Jan-08 7,75 7,05 705
2 24-Jan-08 7,76 7,05 705
3 25-Jan-08 8,12 7,2 720
4 26-Jan-08 8,12 7,25 725
5 27-Jan-08 8,18 7,3 730
6 28-Jan-08 8,43 7,35 735
7 29-Jan-08 8,71 7,4 740
8 4R-46A 23-Jan-08 7,83 4,2 420
9 24-Jan-08 8,1 4,2 420
10 25-Jan-08 8,17 4,3 430
11 26-Jan-08 8,23 4,35 435
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
12 27-Jan-08 8,25 4,4 440
13 28-Jan-08 8,32 4,6 460
14 29-Jan-08 8,5 4,6 460
15 6V-15A 23-Jan-08 8,03 5,2 520
16 24-Jan-08 8,21 5,25 525
17 25-Jan-08 8,23 5,4 540
18 26-Jan-08 8,51 5,5 550
19 27-Jan-08 8,53 5,6 560
20 28-Jan-08 8,56 5,6 560
21 29-Jan-08 8,75 5,65 565
4.2.Analisa Data
ml sampel
ml sample
contoh :
Sumur 4M-64A
50 ml
= 705 mg/l
Sumur 4M-64A
50 ml
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
= 705 mg/l
Sumur 4M-64A
50 ml
= 720 mg/l
Dengan cara yang sama maka hasil perhitungan mg/l CaCO3 selengkapnya dapat
4.3.Pembahasan
Analisa alkalinitas pada air sumur produksi minyak bumi di PT. Chevron
Pasific Indonesia yang dilakukan oleh PT. Clariant Indonesia dilakukan dengan
metode titrimetri dimana H2SO4 0,1 N digunakan sebagai larutan standard dan pH
Dari hasil analisa yang dilakukan total alkalinitas berkisar antara 420 mg/l
CaCO3 740 mg/l CaCO3 dimana nilai ini masih sesuai dengan yang ditetapkan oleh
PT. Clariant Indonesia dengan kadar maksimum total alkalinitas yang diperbolehkan
yaitu 1000 mg/l. Apabila kadar total alkalinitasnya melampaui batas yang ditetapkan
maka akan mudah terbentuk kerak atau pengendapan. Untuk memastikan agar
endapan yang terbentuk tidak melekat pada dinding bahagian dalam pipa tetapi
bergerak bebas. Untuk itu dibutuhkan analisa alkalinitas air sumur produksi minyak
bumi secara rutin dan kontiniu agar kesalahan dapat diatasi seminimal mungkin.
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
BAB 5
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil analisa yang dilakukan pada air sumur produksi minyak bumi
2. Kadar total alkalinitas yang terdapat pada air sumur produksi minyak bumi
masih dalam standar mutu yang telah ditetapkan oleh PT. Clariant
3. Jika semakin tinggi kadar total alkalinitas pada air sumur produksi minyak
bumi maka akan semakin mudah terbentuk kerak pada pipa instalasi.
5.2. Saran
hasil yang diperoleh dapat seminimal mungkin, sehingga dapat mengefisienkan proses
korosi pada sumur produksi minyak bumi dan pipa instalasi yang digunakan, tidak
hanya alkalinitas saja tetapi juga pada parameter yang lain seperti kesadahan, analisa
Erlangga.Jakarta.
New York.
Surabaya.
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009
Aquarina Limbung : Alkalinitas : Analisa Dan Permasalahannya Untuk Air Industri, 2008.
USU Repository 2009