PENDAHULUAN
1
mengacu pada jurnal utama yang berjudul “VALIDASI METODE ANALISIS
UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET”.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik sampling pada Validasi Metode Analisis Untuk
Penetapan Kadar Tablet Asam Mefenamat Secara Spektrofotometri
Ultraviolet
2. Untuk mengetahui teknik preparasi pada berbagai bentuk sediaan obat
dan pada Validasi Metode Analisis Untuk Penetapan Kadar Tablet Asam
Mefenamat Secara Spektrofotometri Ultraviolet
3. Untuk mengetahui identifikasi pada Validasi Metode Analisis Untuk
Penetapan Kadar Tablet Asam Mefenamat Secara Spektrofotometri
Ultraviolet
4. Untuk mengetahui cara Penyimpanan Obat Di Gudang Instalasi Farmasi
II. TINJAUAN PUSTAKA
n = N x Z2x p x q
d2x(N-1) + Z2x p x q
Keterangan:
n : besar sampel
N : besar populasi (jumlah populasi acuan)
Z : nilai standar normal yang besarnya tergantung
p : probabilitas suatu kejadian (prosentase taksiran hal yang akan diteliti)
jika tidak diketahui dianggap 50%q : 100%-p
d : besarnya penyimpangan yang masih bisa ditolerir
f. ketepatan (Accuracy)
Ditimbang 12,5 mg zat aktif asam mefenamat secara duplo dan
masing – masing dimasukkan kedalam labu takar, pada salah satu labu takar
ditambahkan 5 mL larutan baku asam mefenamat konsentrasi 250 ppm.
Kedua sampel tersebut ditambahkan metanol hingga volume 50 mL.
Dikocok hingga homogen kemudian dari masing-masing larutan tersebut
diambil 0,2 mL dan diencerkan dengan metanol hingga volumenya tepat 10
mL lalu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Uji
ketepatan metode dilakukan dengan penambahan larutan baku 250 ppm
dengan 5 kali pengulangan. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung
persen perolehan kembali.
Untuk mengambil sampel dari sediaan cair seperti contoh jamu rematik
diatas, perlu diperhatikan homogenitasnya sehingga dalam banyak hal,
mengaduk atau mencampurkan secara umum sudahlah cukup untuk
menjamin homogenitas sebelum penarikan contoh (sampling). Dimana terdapat
fase-fase yang terpisah, perlu ditetapkan volume ralatif dari masing-masing
fase, untuk dapat membandingkan dengan benar komposisi atau fase dengan
yang lainnya. Dalam keadaan apapun fase-fase itu harus ditarik contohnya
sendiri-sendiri, karena tidaklah mungkin kita memperoleh suatu contoh yang
representatif dari gabungan bahan-bahan itu, bahkan sekalipun setelah
mengocok fase-fase yang terpisah itu dengan kuat-kuat.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu:
1. Sampel diperoleh dari apotek-apotek di kota Manado secara simple
random sampling, dimana simple random sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam
populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel
penelitian.
2. Adapun tahap preparasi sampel pada penenuan kadar asam mefenamat
yaitu: pembuatan larutan baku, penentuan panjang gelombang maksimum,
penetapan operating time, pembuatan kurva baku, ketelitian, ketepatan dan
penetapan kadar sampel.
3. Hasil kadar rata-rata dalam persen tablet generik (1) yaitu 103,254%
tablet generik (2) yaitu 102,767%, untuk tablet asam mefenamat nama dagang
(1) yaitu 102,767% sedangkan tablet nama dagang (2) kadarnya 105,495%,
ini menunjukkan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet generik
maupun dagang memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope
Indonesia Edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak
lebih dari 110%.
4. Sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi
menggunakan gabungan antara metode FIFO dan metode FEFO. Metode
FIFO (First in First Out), yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan
di belakang obat yang terdahulu, sedangkan metode FEFO (first expired
first out) dengan cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED
(expired date) lebih lama diletakkan di belakang obat-obatan yang
mempunyai ED lebih pendek.
DAFTAR PUSTAKA