Anda di halaman 1dari 10

HIDRODINAMIKA

Sifat-sifat Mekanika Fluida

Nama: STELLA L. TOBING

NIM : 201364047

Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan

Universitas Pattimura

Ambon

2015
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik dalam
keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media
batasnya (zat padat atau fluida dengan yang lain). Fluida sendiri diartikan sebagai zat yang
bergerak dan dapat terdeformasi (mengalami perubahan bentuk) secara terus-menerus
(kontinyu) jika dibebani dengan tegangan geser seberapa pun kecilnya tegangan geser
tersebut diberikan. Sedangkan benda padat akan mempertahankan bentuknya sampai dengan
gaya yang mengenainya melebihi elastisitas benda padat tersebut.

Ditinjau dari jenis zatnya, fluida bisa dibedakan menjadi zat cair dan gas. Gas dan
cairan dibedakan karena gaya kohesinya yang berlainan. Cairan mempunyai molekul -
molekul yang saling terikat dengan gaya kohesi yang relatif kuat, sedangkan molekul gas
tersusun secara jarang antara yang satu dengan yang lainnya serta terikat dengan gaya kohesi
yang dapat diabaikan. Cairan cenderung mempertahankan bentuk sesuai dengan bentuk
wadahnya, sedangkan gas bebas berekspansi sampai terdapat dinding padat yang
membendungnya. Perbedaan yang lain, cairan jika dimasukkan ke dalam bejana yang terbuka
dan dibawah pengaruh gaya gravitasi cairan akan membentuk permukaan bebas. Berbeda
dengan gas yang tidak akan bisa membentuk permukaan bebas namun bisa membentuk suatu
atmosfer. Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik.
Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis
mempelajari fluida yang bergerak.

Sifat-sifat mekanika fluida

1. Body & Surface Forces (Gaya pada Badan & Permukaan)

a. Gaya Badan

Gaya badan adalah seluruh gaya yang bekerja pada fluida tanpa adanya kontak fisik secara
langsung dan terdistribusi secara merata dalam volume fluida. Contoh: gaya berat, gaya
elektromagnetik, gaya centrifugal, gaya euler, dll.

Gaya badan (Gaya gravitasi yang sering digunakan dalam mekanika fluida)
d F b=g dm=g dV

d F b= g dx dy dz

Jika elemen fluida dalam bentuk kubus maka dV = dx.dy.dz

Seperti gaya lain, Gaya badan akan menyebabkan percepatan objek, hukum II Newton
diterapkan pada elemen volume yang kecil

f (r) = (r ) g (r )

f = densitas gaya, (a)r = keseluruhan titik r, (r) = densitas massa subtansi

b. Gaya Permukaan

Gaya permukaan adalah seluruh gaya yang bekerja pada tapal batas suatu media melalui
kontak fisik secara langsung. Contoh: gaya tekanan, gaya gesek, gaya viskositas, dll.

Persamaan untuk gaya permukaan

Gaya permukaan akibat tekanan:

Fs = P.A

F = gaya, P = tekanan, A = luas penampang fluida yang bergerak

2. Pressure & Shearing Stress (Tekanan & Tegangan Geser)

a. Tekanan

Dalam ilmu fisika, Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah gaya tegak
lurus dengan luas permukaan.

F
P=
A

P = tekanan, F = gaya, A = luas permukaan

Ketika Fluida berada dalam keadaan tenang, fluida memberikan gaya yang tegak lurus ke
seluruh permukaan kontaknya. Sesuai dengan hukum Newton III yang mengatakan jika ada
gaya aksi maka aka nada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Ketika
fluida memberikan gaya aksi terhadap permukaan, dimana arah gaya tidak tegak lurus, maka
permukaan akan memberikan gaya reaksi yang arahnya juga tidak tegak lurus. Hal ini akan
menyababkan fluida mengalir. Sifat penting lain dari fluida diam adalah selalu memberikan
tekanan ke semua arah.

Keterangan: w = berat air, h = ketinggian kolom air dalam wadah yang berbentuk silinder,
A = luas permukaan dan P = tekanan.

m
Massa kolom zat cair: = m=V = hA
V

Berat kolom zat cair: w = mg = hAg

W = gaya berat, = massa jenis, g = percepatan gravitasi, m = massa, V = hA = volume


kolom zat cair (h = tinggi, A = luas permukaan)

Jika dimasukan ke dalam persamaan Tekanan, maka:

F mg Vg hAg
P= = = =
A A A A

P = gh Persamaan 1 (wadah tertutup)

P = Pa + gh Persamaan 2 (wadah terbuka)

Pada gambar tidak digambarkan Pa, tetapi kenyataanya wadah yang berisi air terbuka maka
pada permukaan akan bekerja juga tekanan atmosfir yang arahnya ke bawah. Tergantung
permukaan wadah terbuka kea rah mana. Jika permukaan wadah terbuka ke atas seperti pada
gambar di atas, maka arah tekanan atmosfir ke bawah.

Berdasarkan persamaan di atas, tekanan berbanding lurus dengan massa jenis dan kedalaman
zat cair. Jika kedalaman zat cair makin bertambah, maka tekanan juga makin besar.
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung perbedaan tekanan pada setiap
kedalaman yang berbeda;

P= g h

P= perbedaan tekanan , h= perbedaan ketinggian

b. Tegangan Geser

Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawananarah, tegak
lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidakterjadi momen.

Tegangan geser umum

F
=
A

F = gaya yang diterapkan, A = luas cross-sectional bahan

Setiap cairan (termasuk benda cair dan gas) bergerak sepanjang batasan (boundary) padat
akan mengalami suatu tegangan geser pada batasan itu. Kondisi tidak selip menyatakan
bahwa kecepatan cairan pada suatu batasan (terhadap batasan itu) adalah nol, tetapi pada
ketinggian tertentu dari batasan, kecepatan aliran harus sama dengan kecepatan cairan itu.
Daerah antara kedua titik ini secara tepat dinamai lapisan batasan (boundary layer). Untuk
semua cairan Newtonian dalam laminar flow tegangan geser berbanding lurus dengan laju
regangan dalam cairan di mana viskositas merupakan konstanta proporsionalitas itu. Namun
untuk cairan bukan-Newtonian, ini tidak berlaku karena pada cairan-cairan
ini viskositas tidak konstan. Tegangan geser diberikan kepada batasan sebagai hasil
kehilangan kecepatan ini. Tegangan geser, untuk suatu cairan Newtonian, pada elemen
permukaan yang paralel terhadap suatu bidang datar, pada titik y, dihitung dengan:

= viskositas dinamik cairan, u = kecepatan cairan sepanjang batasan, y = ketinggian diatas


batasan

3. Density & Specific Weight (Densitas dan Berat jenis)


a. Densitas

Densitas atau massa jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume zat:

m
=
v

= densitas, m = massa, v = volume

Densitas fluida homogen pada dasarnya berbeda dengan kerapatan zat padat homogen.
Pada fluida, misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari
permukaan bumi, densitasnya semakin kecil sedangkan untuk air laut, makin dalam
densitasnya semakin besar. Densitas dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada
faktor lingkungan seperti temperature (suhu) dan tekanan.

b. Berat Jenis

Berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Berat jenis
suatu zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan 10 kg/m (kerapatan air).
Berat jenis tidak memiliki dimensi. Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari
kerapatan air, maka benda akan terapung. Berat jenis benda yang terapung lebih kecil dari
1. Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka berat jenisnya
lebih besar dari 1. untuk kasus ini benda tersebut akan tenggelam.

4. Viscosity (Viskositas)

Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap deformasi (perubahan bentuk) akibat
tegangan geser ataupun deformasi sudut (angular deformation). Viskositas banyak
dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul. Viskositas dari suatu fluida dihubungkan dengan
tahanan terhadap gaya menggeser fluida pada lapisan yang satu dengan yang lainnya. Bila
suhu naik gaya kohesi akan berkurang sehingga viskositasnya berkurang, jadi kenaikkan suhu
pada zat cair akan menurunkan viskositasnya. Viskositas rendah maksudnya partikel fluida
bergeser dengan mudah seperti: air, kerosin. Viskositas tinggi maksudnya bahwa partikel
fluida tidak bergeser dengan mudah seperti: fuel oil, aspal, viskositas dari cairan (liquid)
menurun dengan naiknya temperature.

a. Viskositas Dinamik (Absolut)


Menurut Newton, tegangan geser dalam suatu fluida sebanding dengan laju perubahan
kecepatan normal aliran. Laju kecepatan ini juga sering disebut gradien kecepatan.

Profil Kecepatan dan Gradien Kecepatan

Gradien kecepatan pada setiap harga y didefenisikan:

Tegangan geser yang timbul diformulasikan :

Persamaan di bawah disebut persamaan Newton untuk viskositas. Fluida yang memenuhi
persamaan ini disebut fluida newton (Newtonion fluid) dimana viskositas tidak tergantung
pada besarnya deformasi du/dy; contoh: air, udara, gas.

b. Viskositas Kinematik
Viskositas kinematik u didefenisikan sebagai nisbah viskositas dinamik terhadap kecepatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :

1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan
5. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti
bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya
penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun
minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
6. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,
larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.
7. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
8. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus
OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.

5. Surface Tension (Tegangan Permukaan)


Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya
gaya kohesi antara molekul air.

Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di
setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di
samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul
cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang
terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena
adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan
cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini
yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput
elastis yang tipis. Fenomena ini dikenal dengan istilah Tegangan Permukaan.

Persamaan Tegangan Permukaan

F
=
2l

= tegangan permukaan, F = gaya tegangan permukaan

Tegangan permukaan untuk suatu permukaan air-udara adalah 0,073 N/m pada temperatur
ruangan.

6. Vapor Pressure (Tekanan Uap)

Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uap-nya.
Semua zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk menguap menjadi suatu bentuk gas,
dan semua gas memiliki suatu kecenderungan untuk mengembun kembali. Pada suatu suatu
suhu tertentu, suatu zat tertentu memiliki suatu tekanan parsial yang merupakan titik
kesetimbangan dinamis gas zat tersebut dengan bentuk cair atau padatnya.

Suatu fluida dikatakan mencapai tekanan uap air jenuh ketika telah mencapai kesetimbangan
jumlah antara molekul fluida yang menguap dan molekul fluida yang kembali mengembun ke
dalam fluida. Titik ini adalah tekanan uap zat tersebut pada suhu tersebut.
Tekanan uap suatu cairan bergantung pada banyaknya molekul di permukaan yang memiliki
cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul tetangganya. Makin banyak
zat terlarut, makin besar pula penurunan tekanan uap. Contoh sederhana efek dari perubahan
tekanan pada titik didih fluida adalah bertambah atau berkurangnya titik didih fluida.
Semakin tinggi tekanan yang terjadi pada suatu fluida, maka semakin tinggi titik didih yang
dibutuhkan untuk mendidihkan suatu fluida. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tekanan,
maka semakin rendah pula suhu yang dibutuhkan untuk mendidihkan suatu fluida.

Anda mungkin juga menyukai