No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan
(thermometer)
Kebijakan Dalam memberikan pelayanan kepada pasien baru harus berdasarkan S.O.P
yang tersedia.
Prosedur 1. Persiapan alat :
1.1 Buku Penerimaan Pasien.
1.2 Status Pasien.
1.3 Kartu Tunggu.
1.4 Alat tulis.
1.5 Termometer.
1.6 Tensimeter.
1.7 Tempat tidur.
1.8 Stetoskop.
2. Pelaksanaan.
2.1 Petugas meminta surat tanda pendaftaran.
2.2 Menulis pada buku penerimaan pasien.
2.3 Memberikan penjelasan tentang paraturan UPT. Puskesmas Kupang.
2.4 Pasien dipersilahkan tidur di tempat tidur yang telah disediakan.
2.5 Mengkaji tentang;
a) Tanda-tanda vital.
b) Alasan masuk Puskesmas.
c) Riwayat kesehatan pasien.
2.6 Melakukan pemeriksaan fisik;
a) Inspeksi.
b) Palpasi.
c) Auskultasi.
d) Perkusi.
2.7 Mengidentifikasi kelainan.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Kebijakan Menghitng banyaknya / jumlah tetesan infus dalam 1 menit berdasarkan S.O.P
yang tersedia.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
2. Persiapan Pasien :
1) Pasien dijelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan.
2) Posisi pasien diatur senyaman mungkin.
3. Pelaksanaan :
1) Alat-alat didekatkan pada pasien.
2) Cairan infus disiapkan sesuai dengan persiapan pemasangan infus.
3) Petugas memakai sarung tangan.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan
(thermometer)
3.3 Langkah-langkah
a. Memberitahu pasien.
b. Membawa alat ke dekat pasien.
c. Petugas mencuci tangan.
d. Meminta pasien membuka mulut.
e. Meletakkan thermometer di bawah lidah pasien dari sudut mulut.
f. Menyuruh pasien menutup bibirnya rapat-rapat dan bernafas melalui
hidung.
g. Thermometer diangkat setelah 3 menit, dilap dengan tisu kearah
reservoir.
h. Membaca dan mancatat hasilnya.
i. Meletakkan thermometer, rapikan tempat semula.
j. Petugas cuci tangan.
Yang perlu diperhatikan !
- Tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar / gelisah.
- 10 menit sebelum pengambilan suhu, pasien tidak boleh makan dan
minum.
- Selama thermometer di mulut pasien dilarang bicara karena
thermometer bisa pecah dan pecahnya melukai selaput lendir mulut
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan alat pengukur tekanan darah.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Menghitung nafas pasien pada`saat pasien mengambil nafas atau mengelarkan
nafas.
Tujuan Menghitung pernafasan pasien dalam 1 menit guna mengetahui keadaan umum
pasien.
Prosedur 1. Persiapan.
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan.
2. Persiapan pasien.
a. Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu
dan denyu nadi.
b. Penghitungan dilakukan dalam 1 menit dan hasilnya dicatat.
c. Bila ada`kelainan segera laporkan pada yang bertanggung jawab di
ruangan atau yang bersangkutan.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami peningkatan suhu
tubuh atau nyeri.
Tujuan Umum :
a. Dengan memebrikan suhu dingin, maka pembulh darah akan menyempit
sehingga yang mengalir melalui daerah yang didinginkan itu akan
menurun.
Khusus :
a. Menurunkan suhu tubuh pasien.
b. Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
c. Mencegah perluasan infeksi.
d. Penghentikan perdarahan.
Prosedur 1. Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Kantong es / waslap.
b. Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air dingin / air es.
c. Sarung kantong es.
d. Perlak kecil dan alasnya.
1.2 Persiapan pasien :
Akan dilakukan dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
2. Pelaksanaan :
a. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres.
b. Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara kemudian ditutup
rapat. Sarung kantong es dipasang, waslap dibasahi dengan air dingin
secukupnya dan letakkan ditempat yang akan dikompres.
c. Dilakukan observasi pada pasien.
d. Setelah selesai, petugas cuci tangan.
e. Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih diperlukan).
f. Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
d.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Prosedur Penatalaksanaan
a. Indikasi
1. Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
b. Persiapan
1. Disp. Spuit.
2. Kapas alkohol.
3. Bengkok.
4. Aquabidest steril.
5. Gergaji ampul.
6. Tempat sampah / bengkok.
7. Obat yang dibutuhkan.
8. Bak instrument.
c. Pelaksanaan
1. Inform concent.
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan.
3. Cocokkan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90
derajat
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan.
10. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
12. Pasien dirapikan.
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehiran)
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan tanda,
gejala tingkat dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan cairan bagi
penderita.
Kebijakan Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi
serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
Prosedur 1. Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta berulang,
sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 5% BB).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat,
preshok.
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi.
a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan infus
cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi
menjadi dehidrasi ringan.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Prosedur 1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2
minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain, seperti; demam,
BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat malam tanpa aktivitas, sesak
nafas, nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka lakukan rujukan diagnosis
dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau Pustu yang ditunjuk
oleh Puskesmas Penata Tk. I.
3. Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara mendengar keluhan
pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara suspek
TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS).
6. Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat yang dititipkan
Puskesmas di Ponkesdes.
7. Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang dibawa pasien, apakah
nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien ada ditahap
intensif.
8. Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien ada di
tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada di tahap lanjutan.
10. Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis untuk hari tersebut
didepan petugas.
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan diminum
didepan PMO (Pengawas Menelan Obat).
12. Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
13. Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan.
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella Typhi.
Kriteria Diagnosis.
1. Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
2. Kesadaran menurun.
3. Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
4. Bradikardia relative.
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
No.Dokumen : ..
No. Revisi : ..
SOP
Tanggal Terbit : .
Halaman : .
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah
Kupang
Kabupaten Mojokerto Tanda tangan :
MOHAMAD TOHA, ST
Dinas Kesehatan
NIP. 19650510 198603 1 019
Pengertian Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit HIV / AIDS
Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat umum
1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan
strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat
penanganan jenazah.
Kebijakan 3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas
mulai saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang
akan dipimpin oleh petugas setempat.
4. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV
AIDS dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-
penyakit lain yang berbahaya.
Prosedur 1. Persiapan alat :
Sarung tangan.
Pelindung muka (masker dan kaca mata).
Gaun/jubah/apron.
Pelindung kaki.
2. Persiapan Pasien :
a. Pasien diberitahu.
b. Mengatur posisi pasien.
c. Memberitahu cara`bernafas selama pemasangan tampon.
d. Nier beken dipasang di bawah dagu.
3. Pelaksanaan :
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa
pilih salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan
kembali dengan air mengalir selama 2-5 Menit
2. Semua Petugas memakai alat pelindung semua alat harus dipakai pada
saat menangani jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan
tubuh jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakain lengkap mengangkat jenazah ke meja
untuk dimandikan.
4. Setelah selesasi dimandikan jenazah disiram dengan larutan kaporit,
tunggu 5 10 menit dan bilas ulang dengan air sampai kering dengan
dosis kaporit dengan konsentrasi 35 % : 14 dr kaporit dalam 1 liter air,
kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air, kaporit
dengan konsentrasi 70 % :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air.
5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain
kafan yang harus dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap.
6. Setelah dikafani pasien dibungkus dengan plastic.
7. Setelah petugas selesai mengkafani petugas menyerahkan ke modin
setempat untuk disholatkan.
8. Modin memimpin pelaksanaan sholat jenazah sesuai pelaksanaan sholat
jenazah.
9. Selesai sholat, Selanjutnya jenazah diangkat oleh petugas ke keranda
mayat untuk dibawa ke pamakaman.
10. Pada saat sampai petugas menyerahkan kepada modin untuk melakukan
ritual sesuai adat setempat, dan apabila lubang kuburan sudah siap
maka selanjutnya pelaksanaan penguburan dapat dilaksanakan.