Anda di halaman 1dari 28

JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI

TRANSPORT LAYER

Oleh:
KELOMPOK 4

1. Kevin Christopher Bakkara (1605551045)


2. Imelda Alvionita Tarigan (1605551046)
3. I Wayan Gunaya (1605551048)
4. Putu Jhonarendra (1605551049)
5. I Made Jaladhi Kori (1605551051)
6. Yudo Setiawan (1605551052)
7. Desak Ayu Putu Savita Arsarini (1605551053)

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1. Pengertian Transport Layer

Transport Layer atau lapisan transport merupakan lapisan keempat dari


model lapisan referensi jaringan OSI. Tujuan dari Transport Layer adalah
memberikan transparan transfer data antara pengguna akhir, sehingga dapat
mengurangi lapisan atas dari keprihatinan apapun dengan menyediakan dan
menghemat biaya transfer data yang handal. Menerima data dari session layer,
memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data
ke network layer merupakan fungsi dasar transport layer.
Dalam keadaan normal, lapisan ini bisa membuat koneksi jaringan yang
berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer.
Pengiriman data ke sejumlah jaringan akan dibagi-bagi untuk meningkatkan
throughput. Bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal,
transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi
jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini
tidak terlihat oleh session layer.
Transpor layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan
pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer
yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan
pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula
jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi
yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke
sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai.
Lapisan ini bertanggung jawab untuk menyediakan koneksi yang bebas
dari gangguan. Ada dua jenis komunikasi data jaringan komputer, yaitu
Connection Oriented dan Connectionless. Pada jenis komunikasi Connection
Oriented data dipastikan sampai tanpa ada gangguan sedikit pun juga. Apabila ada
gangguan, maka data akan dikirimkan kembali. Sedangkan jenis komunikasi
Connectionless, tidak ada mekanisme untuk memastikan apabila data yang
dikirim telah diterima dengan baik oleh penerima. Biasanya lapisan ini mengubah
layanan yang sangat sederhana dari lapisan Network menjadi sebuah layanan yang
lebih lengkap bagi lapisan diatasnya. Misalnya, pada layer ini disediakan fungsi
kontrol transmisi yang tidak dimiliki oleh lapisan di bawahnya. Menjamin
penerima mendapatkan data seperti yang dikirimkan dan mengacu pada service
number serta datanya adalah segment. Lapisan transport bertanggung jawab untuk
pengiriman source-to-destination (end-to-end) daripada jenis message tertentu.

2. Fungsi Transport Layer


Sebagai layer yang berada ditengah-tengah antara enam lapisan lainnya,
transport layer memegang peranan penting dalam distribusi data dan juga
penyokong informasi dari layer dibawahnya, ke layer yang berada diatasnya.
Selain itu, fungsi lain Transport Layer yaitu:
a. Sevice-point addressing
Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau
aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan
transport ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-to-
destination dari computer yang satu ke komputer yang lain saja namun
lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk aplikasi yang berlainan.
Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki
alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port
address.
b. Segmentation dan reassembly
Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap
segmen memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna
bagi lapisan transport untuk merakit/reassembly segmen-segman yang
terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
c. Connection control
Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau
connection-oriented.
d. Flow control
Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab
untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di
lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
e. Error control
Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga
berorientasi end-to-end.
f. Reliable Delivery
Penanganan kesalahan dan fitur (acknowledgment) untuk menjamin
bahwa data telah dikirimkan dengan benar dan akan dikirimkan lagi ketika
memang data tidak sampai ke tujuan.
g. Multiplexing/Demultiplexing
Untuk menggabungkan data dari bebeberapa sumber dan
mengirimkan melalui satu jalur data saja.
h. Identifikasi aplikasi (port-addresssing)
Untuk mengidentifikasi target aplikasi yang dituju.dan memberikan
identifier/addressing untuk aplikasi (service/layanan) yang disebut dengan
port number.

3. Protokol pada Transport Layer


Protokol yang bekerja pada lapisan transport adalah Transmission Control
Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
1) TCP/IP
Transmission Control Protocol (TCP) adalah salah satu jenis protokol
yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data
didalam suatu network (jaringan). TCP merupakan suatu protokol yang berada di
lapisan transpor (baik itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model
DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat
diandalkan (reliable). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
keandalan data.
Protokol TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI. Oleh karena itu,
lapisan dalam protokol TCP/IP tidak sama dalam model lapisan OSI. Protokol
TCP/IP memiliki 4 lapisan: host-to-network, internet, transportasi, dan aplikasi.
Namun, TCP/IP dengan OSI dibandingkan, bahwa lapisan host-to-network setara
dengan kombinasi lapisan fisik dan lapisan data link pada model lapisan OSI,
lapisan internet setara dengan lapisan jaringan, lapisan aplikasi melakukan
pekerjaan dari lapisan sesi dan presentasi.
Protokol TCP/IP terbuat dari 5 lapisan: fisik, data link, jaringan,
transportasi, dan aplikasi. 4 lapisan pertama menyediakan standar fisik, antarmuka
jaringan, internet-working, dan fungsi transportasi yang sesuai dengan 4 lapisan
pertama model OSI. 3 lapisan paling atas dalam model OSI, diwakili dalam
TCP/IP oleh lapisan tunggal yang disebut lapisan aplikasi.
Konsep TCP/IP berawal dari kebutuhan DoD (Departement of Defense)
AS di antara berbagai variasi komputer yg telah ada. Pada tahun 1969 mulai
diadakan penelitian terhadap serangkaian protokol TCP/IP. Tujuan-tujuan
penelitian tersebut antara lain supaya terciptanya protokol-protokol umum sebab
DoD memerlukan suatu protokol yg dapat ditentukan untuk semua jaringan,
meningkatkan efisiensi komunikasi data, dapat dipadukan dengan teknologi WAN
(Wide Area Network) yang telah ada dan mudah dikonfigurasikan
a. Karakteristik TCP
TCP atau Transmission Control Protocol memiliki beberapa karakteristik
yang membedakannya dengan protokol lain. Karakteristik tersebut antara lain:
Reliable, data ditransfer ke tujuannya dalam suatu urutan seperti
ketika dikirim
Berorientasi sambungan (connection-oriented), dua proses yang
berjalan pada lapisan aplikasi melakukan negosiasi untuk membuat
sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan
menggunakan proses terminasi koneksi TCP connection termination
Full-duplex, koneksi terjadi antara dua buah jalur, yakni jalur keluar
dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih
rendah, maka data pun secara simultan diterima dan dikirim. Header
TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang
ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk
Memiliki layanan flow control, untuk mencegah data terlalu banyak
dikirimkan pada satu waktu, TCP mengimplementasikan layanan
flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang memantau dan
membatasi jumlah data yang dikirimkan. Untuk mencegah pihak
penerima memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer),
TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima,
yang mengindikasikan jumlah buffer masih tersedia dalam pihak
penerima.
Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan
aplikasi
Mengirimkan paket secara one-to-one, TCP membuat sebuah
sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling
berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data
secara one-to-many.
b. Cara kerja
Untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil selanjutnya, dibawah ini
dijelaskan cara kerja dari TCP/IP, yaitu:
Pertama, datagram dibagi ke dalam bagian-bagian kecil sesuai
dengan ukuran bandwith (lebar frekuensi) dimana data tersebut akan
dikirimkan.
Pada lapisan TCP, data tersebut dibungkus dengan informasi header
yang dibutuhkan.
Setelah datagram dibungkus dengan header TCP, datagram dikirim
kepada lapisan IP.
IP menerima datagram dari TCP dan menambahkan headernya
sendiri pada datagram tersebut.
IP lalu mengarahkan datagram tersebut ke tujuannya.
Komputer penerima melakukan proses perhitungan (memeriksa
perhitungan checksum yang sama dengan data yang diterima)
Jika kedua perhitungan tersebut tidak cocok, berarti ada error
sewaktu pengiriman dan datagram akan dikirimkan kembali.
c. Kegunaan TCP/IP
Menyediakan komunikasi logika antar proses aplikasi yang berjalan
pada host yang berbeda
protokol transport berjalan pada end systems
Pengiriman file (file transfer). File Transfer Protokol (FTP)
memungkinkan pengguna komputer yg satu untuk mengirim ataupun
menerima file ke komputer jaringan, karena masalah keamanan data,
maka FTP seringkali memerlukan nama pengguna (username) dan
password, meskipun banyak juga FTP yg dapat diakses melalui
anonymous
Remote login. Network terminal Protokol (telnet) memungkinkan
pengguna komputer dapat melakukan log in ke dalam suatu
komputer didalam suatu jaringan. Jadi hal ini berarti bahwa
pengguna menggunakan komputernya sebagai perpanjangan tangan
dari komputer jaringan tersebut
Computer mail untuk menerapkan sistem elektronik mail
Network File System (NFS). Pelayanan akses file-file jarak jauh yg
memungkinkan klien-klien untuk mengakses file-file pada komputer
jaringan jarak jauh walaupun file tersebut disimpan secara lokal
Remote execution. Memungkinkan pengguna komputer untuk
menjalankan suatu program didalam komputer yangg berbeda.
Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yg
terbatas, sedangkan sumber yang diperlukan banyak dalam suatu
sistem komputer. Jenis remote execution, ada yg berupa perintah-
perintah dasar (yang dijalankan dalam sistem komputer yg sama) dan
ada pula yang menggunakan prosedure remote call system (yang
memungkinkan program untuk memanggil subroutine yang
dijalankan di sistem komputer yg berbeda). Contohnya dalam
Berkeley UNIX ada perintah rsh dan rexec)
Name servers. Nama database alamat yg digunakan pada internet
d. Kelebihan TCP/IP
Diciptakannya protokol ini pada Transport layer karena TCP/IP memiliki
banyak kelebihan diantaranya:
TCP/IP dapat diarahkan. Hal ini dapat mengurangi kepadatan lalu
lintas pada jaringan, serta membantu jika jaringan mengalami
kegagalan, sehingga TCP/IP mengarahkan data melalui jalur lain
Memiliki mekanisme pengiriman data yang handal dan efisien.
Bersifat open platform atau platform independent (tidak terikat oleh
jenis perangkat keras atau perangkat lunak tertentu)
Sifatnya terbuka, TCP/IP bisa mengirimkan data antara sistem-
sistem komputer yang berbeda yang menjalankan pada sistem-sistem
operasi yang berbeda pula.
TCP/IP terpisah dari perangkat keras yang mendasarinya. Protokol
ini dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token ring, X.25, dan
melalui sambungan telepon.
TCP/IP menggunakan skema pengalamatan yang umum, maka
semua sistem dapat mengirimkan data ke alamat sistem yang lain.
e. Kelemahan TCP/IP
Selain memiliki kelebihan, TCP/IP juga memiliki kekurangan yaitu
memungkinkan buffer overflow attack.
f. Perbedaan dan Persamaan TCP/IP dengan OSI
a) Perbedaan OSI dan TCP/IP:
TCP/IP menggabungkan presentation dan session layers
kedalam application layers.
TCP/IP menggabungkan OSI-data link dan physical layers
kedalam network access layer.
TCP/IP Protocol adalah standar dalam pengembangan internet.
b) Persamaan OSI dan TCP/IP:
Keduanya memiliki layer/ lapisan.
Sama-sama memiliki aplication layer meskipun memiliki
layanan yang berbeda.
Memiliki transport dan Network Layer yang sama.
Asumsi dasar keduanya adalah menggunaka teknologi Paket
Switching.
Dua-duanya punya transport dan network layer yang bisa
diperbandingkan.
Dua-duanya menggunakan teknologi packet-switching, bukan
circuit-switching (Teknologi Circuit-Switching digunakan pada
analog telephone).
g. TCP Three-way handshake
Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan Three-way
Handshake. Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi
terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh kedua
pihak dan saling bertukar ukuran TCP Window. Prosesnya dapat digambarkan
sebagai berikut:
a) Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah
segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host kedua (yang hendak
diajak untuk berkomunikasi).
b) Host kedua akan meresponsnya dengan mengirimkan segmen dengan
acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.
c) Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host
kedua.
TCP menggunakan proses jabat tangan yang sama untuk mengakhiri
koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi tersebut
telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan
telah diterima dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan
koneksi yang reliable.

h. Manajemen Koneksi TCP/IP


a) Pada saat Setup Koneksi
Client mengirimkan kontrol TCP SYN ke server, dengan
memberikan sequence number inisial.
Server menerima TCP SYN, dan membalasnya dengan kontrol
SYNACK.
ACK yang menyatakan telah menerima SYN.
Mengalokasikan buffer.
Menghasilkan sequence number untuk ke client.
b) Pada saat Menutup Koneksi
Client mengirim kontrol TCP FIN ke server
Server menerima FIN, dan membalas dengan ACK. Menutup
koneksi dan mengirimkan FIN ke client.
Client menerima FIN dan membalas ACK
Masuk pada masa menunggu balasan ACK terhadap dari
server
Server menerima ACK dan koneksi tertutup.

i. TCP/IP FLAG
Sebuah segmen TCP dapat memiliki flag (tanda-tanda) khusus yang
mengindikasikan segmen yang bersangkutan, seperti yang disebutkan dalam tabel
berikut:

Nama flag Keterangan


URG Mengindikasikan bahwa beberapa bagian dari segmen TCP
mengandung data yang sangat penting, dan field Urgent Pointer
dalam header TCP harus digunakan untuk menentukan lokasi di
mana data penting tersebut berada dalam segmen.
ACK Mengindikasikan field Acknowledgment mengandung oktet
selanjutnya yang diharapkan dalam koneksi. Flag ini selalu
diset, kecuali pada segmen pertama pada pembuatan sesi
koneksi TCP.
PSH Mengindikasikan bahwa isi dari TCP Receive buffer harus
diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi. Data dalam receive
buffer harus berisi sebuah blok data yang berurutan (kontigu),
dilihat dari ujung paling kiri dari buffer. Dengan kata lain,
sebuah segmen yang memiliki flag PSH diset ke nilai 1, tidak
bolah ada satu byte pun data yang hilang dari aliran byte segmen
tersebut; data tidak dapat diberikan kepada protokol lapisan
aplikasi hingga segmen yang hilang tersebut datang. Normalnya,
TCP Receive buffer akan dikosongkan (dengan kata lain, isi dari
buffer akan diteruskan kepada protokol lapisan aplikasi) ketika
buffer tersebut berisi data yang kontigu atau ketika dalam
proses perawatan. Flag PSH ini dapat mengubah hal seperti
itu, dan membuat akan TCP segera mengosongkan TCP Receive
buffer. Flag PSH umumnya digunakan dalam protokol lapisan
aplikasi yang bersifat interaktif, seperti halnya Telnet, karena
setiap penekanan tombol dalam sesi terminal virtual akan
dikirimkan dengan sebuah flag PSH diset ke nilai 1. Contoh dari
penggunaan lainnya dari flag ini adalah pada segmen terakhir
dari berkas yang ditransfer dengan menggunakan protokol FTP.
Segmen yang dikirimkan dengan flag PSH aktif tidak harus
segera di-acknowledge oleh penerima.
RST Mengindikasikan bahwa koneksi yang dibuat akan digagalkan.
Untuk sebuah koneksi TCP yang sedang berjalan (aktif), sebuah
segmen dengan flag RST diset ke nilai 1 akan dikirimkan
sebagai respons terhadap sebuah segmen TCP yang diterima
yang ternyata segmen tersebut bukan yang diminta, sehingga
koneksi pun menjadi gagal. Pengiriman segmen dengan flag
RST diset ke nilai 1 untuk sebuah koneksi aktif akan menutup
koneksi secara paksa, sehingga data yang disimpan dalam buffer
akan dibuang (dihilangkan). Untuk sebuah koneksi TCP yang
sedang dibuat, segmen dengan flag RST aktif akan dikirimkan
sebagai respons terhadap request pembuatan koneksi untuk
mencegah percobaan pembuatan koneksi.
SYN Mengindikasikan bahwa segmen TCP yang bersangkutan
mengandung Initial Sequence Number (ISN). Selama proses
pembuatan sesi koneksi TCP, TCP akan mengirimkan sebuah
segmen dengan flag SYN diset ke nilai 1. Setiap host TCP
lainnya akan memberikan jawaban (acknowledgment) dari
segmen dengan flag SYN tersebut dengan menganggap bahwa
segmen tersebut merupakan sekumpulan byte dari data. Field
Acknowledgment Number dari sebuah segmen SYN diatur ke
nilai ISN + 1.
FIN Menandakan bahwa pengirim segmen TCP telah selesai dalam
mengirimkan data dalam sebuah koneksi TCP. Ketika sebuah
koneksi TCP akhirnya dihentikan (akibat sudah tidak ada data
yang dikirimkan lagi), setiap host TCP akan mengirimkan
sebuah segmen TCP dengan flag FIN diset ke nilai 1. Sebuah
host TCP tidak akan mengirimkan segmen dengan flag FIN
hingga semua data yang dikirimkannya telah diterima dengan
baik (menerima paket acknowledgment) oleh penerima. Setiap
host akan menganggap sebuah segmen TCP dengan flag FIN
sebagai sekumpulan byte dari data. Ketika dua host TCP telah
mengirimkan segmen TCP dengan flag FIN dan menerima
acknowledgment dari segmen tersebut, maka koneksi TCP pun
akan dihentikan.

j. Header TCP/IP

Ukuran dari header TCP adalah bervariasi, yang terdiri atas beberapa field
yang ditunjukkan dalam gambar dan tabel berikut. Ukuran TCP header paling
kecil (ketika tidak ada tambahan opsi TCP) adalah 20 byte.

Format header TCP, dilengkapi dengan ukuran setiap field-nya:


Nama field Ukuran Keterangan
Source Port 2 byte Mengindikasikan sumber protokol lapisan
(16 bit) aplikasi yang mengirimkan segmen TCP yang
bersangkutan. Gabungan antara field Source IP
Address dalam header IPdan field Source
Port dalam field header TCP disebut juga
sebagai socketsumber, yang berarti sebuah
alamat global dari mana segmen dikirimkan.
Destination Port 2 byte Mengindikasikan tujuan protokol lapisan
(16 bit) aplikasi yang menerima segmen TCP yang
bersangkutan. Gabungan antara field Destination
IP Address dalam header IP dan field Destination
Port dalam field header TCP disebut juga
sebagai sockettujuan, yang berarti sebuah alamat
global ke mana segmen akan dikirimkan.
Sequence Number 4 byte Mengindikasikan nomor urut dari oktet pertama
(32 bit) dari data di dalam sebuah segmen TCP yang
hendak dikirimkan. Field ini harus selalu diset,
meskipun tidak ada data (payload) dalam
segmen.
Ketika memulai sebuah sesi koneksi TCP,
segmen dengan flag SYN (Synchronization)
diset ke nilai 1, field ini akan berisi nilai Initial
Sequence Number (ISN). Hal ini berarti, oktet
pertama dalam aliran byte (byte stream) dalam
koneksi adalah ISN+1.
Acknowledgment 4 byte Mengindikasikan nomor urut dari oktet
Number (32 bit) selanjutnya dalam aliran byte yang diharapkan
oleh untuk diterima oleh pengirim dari si
penerima pada pengiriman selanjutnya.
Acknowledgment number sangat dipentingkan
bagi segmen-segmen TCP dengan flag ACK
diset ke nilai 1.
Data Offset 4 bit Mengindikasikan di mana data dalam segmen
TCP dimulai. Field ini juga dapat berarti ukuran
dari header TCP. Seperti halnya field Header
Length dalam header IP, field ini merupakan
angka dari word 32-bit dalam header TCP.
Untuk sebuah segmen TCP terkecil (di mana
tidak ada opsi TCP tambahan), field ini diatur ke
nilai 05, yang berarti data dalam segmen TCP
dimulai dari oktet ke 20 dilihat dari permulaan
segmen TCP. Jika field Data Offset diset ke nilai
maksimumnya (24=16) yakni 15, header TCP
dengan ukuran terbesar dapat memiliki panjang
hingga 60 byte.
Reserved 6 bit Direservasikan untuk digunakan pada masa
depan. Pengirim segmen TCP akan mengeset bit-
bit ini ke dalam nilai 0.
Flags 6 bit Mengindikasikan flag-flag TCP yang memang
ada enam jumlahnya, yang terdiri atas: URG
(Urgent), ACK (Acknowledgment), PSH (Push),
RST (Reset), SYN (Synchronize), dan FIN
(Finish).
Window 2 byte Mengindikasikan jumlah byte yang tersedia yang
(16 bit) dimiliki oleh buffer host penerima segmen yang
bersangkutan. Buffer ini disebut sebagai Receive
Buffer, digunakan untuk menyimpan byte stream
yang datang. Dengan mengimbuhkan ukuran
window ke setiap segmen, penerima segmen
TCP memberitahukan kepada pengirim segmen
berapa banyak data yang dapat dikirimkan dan
disangga dengan sukses. Hal ini dilakukan agar
si pengirim segmen tidak mengirimkan data
lebih banyak dibandingkan ukuran Receive
Buffer. Jika tidak ada tempat lagi di dalam
Receive buffer, nilai dari field ini adalah 0.
Dengan nilai 0, maka si pengirim tidak akan
dapat mengirimkan segmen lagi ke penerima
hingga nilai field ini berubah (bukan 0). Tujuan
hal ini adalah untuk mengatur lalu lintas data
atau flow control.
Checksum 2 byte Mampu melakukan pengecekan integritas
(16 bit) segmen TCP (header-nya dan payload-nya).
Nilai field Checksum akan diatur ke nilai 0
selama proses kalkulasi checksum.
Urgent Pointer 2 byte Menandakan lokasi data yang dianggap urgent
(16 bit) dalam segmen.
Options 4 byte Berfungsi sebagai penampung beberapa opsi
(32 bit) tambahan TCP. Setiap opsi TCP akan memakan
ruangan 32 bit, sehingga ukuran header TCP
dapat diindikasikan dengan menggunakan field
Data offset.

k. Port TCP/IP
Port TCP mampu mengindikasikan sebuah lokasi tertentu untuk
menyampaikan segmen-segmen TCP yang dikirimkan yang diidentifikasi dengan
TCP Port Number. Nomor-nomor di bawah angka 1024 merupakan port yang
umum digunakan dan ditetapkan oleh IANA (Internet Assigned Number
Authority). Tabel berikut ini menyebutkan beberapa port TCP yang telah umum
digunakan.
Port TCP merupakan hal yang berbeda dibandingkan dengan port UDP,
meskipun mereka memiliki nomor port yang sama. Port TCP merepresentasikan
satu sisi dari sebuah koneksi TCP untuk protokol lapisan aplikasi, sementara port
UDP merepresentasikan sebuah antrean pesan UDP untuk protokol lapisan
aplikasi. Selain itu, protokol lapisan aplikasi yang menggunakan port TCP dan
port UDP dalam nomor yang sama juga tidak harus sama. Sebagai contoh
protokol Extended Filename Server (EFS) menggunakan port TCP dengan nomor
520, dan protokol Routing Information Protocol (RIP) menggunakan port UDP
juga dengan nomor 520. Jelas, dua protokol tersebut sangatlah berbeda!
Karenanya, untuk menyebutkan sebuah nomor port, sebutkan juga jenis port yang
digunakannya, karena hal tersebut mampu membingungkan (ambigu).

l. Aplikasi yang Menggunakan TCP/IP


a) File Transfer Protocol (FTP)
FTP menggunakan protokol transport TCP untuk mengirimkan file.
TCP dipakai sebagai protokol transport karena protokol ini memberikan
garansi pengiriman dengan FTP yang dapat memungkinkan user
mengakses file dan directory secara interaktif, diantaranya:
Melihat daftar file pada direktory remote dan lokal.
Menganti nama dan menghapus file
Transfer file dari host remote ke lokal (download)
Transfer file dari host lokal ke remote (upload)

b) Trivial File Transfer Protocol (TFTP)


File-transfer-protocol menggunakan TCP untuk mendapatkan
komunikasi dalam jaringan yang dapat diandalkan. Jika jaringan sudah
cukup dapat diandalkan, seperti umumnya pada jaringan LAN maka dapat
dipergunakan file-transfer-protocol yang lebih sederhana, yaitu dapat
digunakan user-datagram-protocol (UDP) untuk mendasari protocol
transport (host-to-host). Sebagai contoh file-transfer-protocol yang
menggunakan UDP adalah trivial-file-transfer-protocol (TFTP).

c) Terminal Emulation (TELNET)


Protokol TELNET dipakai untuk menyamai seperti terminal yang
terkoneksi untuk host secara remote (berjauhan). Prinsip kerjanya
menggunakan TCP sebagai protokol transport untuk mengirimkan
informasi dari keyboard pada user menuju remote-host serta menampilkan
informasi dari remote-host ke workstation pada user.
Untuk menjalankan proses TELNET maka digunakan komponen
TELNET untuk client yang dijalankan pada workstation (user) dan server
TELNET yang dijalankan pada host.
d) Mail Service (SMTP)
Komunikasi dengan e-mail mungkin saat ini merupakan salah satu
aplikasi yang paling luas dipakai pada internet. Ada beberapa protokol
yang dapat digunakan untuk melayani transfer e-mail, tetapi yang paling
umum digunakan adalah Simplemail-transfer-protocol (SMTP).
SMTP mampu menangani pesan berupa teks kode ASCII yang
akan dikirimkan kedalam kotak surat (mail-boxes) pada host TCP/IP yang
telah ditentukan untuk melayani e-mail.
Mekanisme SMTP: dimana user yang ingin mengirimkan e-mail
berinteraksi dengan mail-system lokal lewat komponen user agent (UA)
pada mail-system. E-mail yang akan dikirim terlebih dahulu disimpan
sementara dalam outgoing-mail-box, selanjutnya SMTP pengirim
memproses e-mail pada yang dikumpulkan pada outgoing-mail-box secara
periodik. Jika pengirim SMTP menemukan e-mail pada outging-mail-box,
maka secara langsung akan membuat koneksi TCP dengan host yang
dituju untuk mengirimkan e-mail. Penerima SMTP dalam proses sebagai
tujuan yang harus meneima koneksi TCP, selanjutnya e-mail dikirim pada
koneksi ini. Pada penerima SMTP ini e-mail disimpan dalam host tujuan
pada masing-masing mail-box sesuai dengan alamat tujuan. Jika mail-box
dengan nama yang tidak sesuai dengan nama mail-box yang ada pada host
tujuan, maka email dikirim kembali yang menunjukkan mail-box tidak
ada.
Alamat e-mail yang dipakai pada SMTP menggunakan standar
RFC 882, dan informasi yang dikirim ditambahkan beberapa header yang
sering disebut dengan 882 headers. Contoh alamat e-mail misalnya:
fulan@yahoo.com. Teks sebelum simbol @ adalah nama mail-box,
sedangkan teks sesudah simbol @ adalah nama host, jadi pada alamat e-
mail fulan@yahoo.com berarti nama mail-box adalah fulan yang terdapat
pada host yahoo.com. Jika mail-box menggunakan karakter atau simbol
khusus (misalnya tanda %), maka nama mail-box diberikan untuk
encoding khusus agar SMTP dapat menggunakan sebagai mailgateway.
Protokol SMTP menginginkan host tujuan yang akan menerima e-
mail dalam keadaan on-line, jika tidak maka hubungan TCP dengan host
tujuan tidak dapat dilakukan. Pada sistem jaringan komputer maka host
SMTP selalu dalam keadaan on dan tersambung ke jaringan, sedangkan
workstation yang berada pada user dapat berinteraksi dengan host SMTP
untuk membaca atau mengirim e-mail menggunakan client/server-mail-
protocol, contohnya post-office-protocol versi 3 sesuai yang dijabarkan
dalam RFC 1460, atau yang sering disebut POP3.
Jika ingin mengirimkan e-mail lewat SMTP dengan informasi yang
berisi bermacam-macam format data (tidak hanya teks saja) maka dapat
digunakan sistem pengkodean agar data tersebut menjadi teks dengan
program UUCODE, kemudian penerima SMTP yang menerima e-mail
dapat mengkodekan kembali untuk merubah teks agar sesuai dengan
format sebelumnya menggunakan program UUDECODE. Cara lain yang
dapat dipakai untuk mengirimkan informasi non-teks adalah dengan
menggunakan protokol Multipurpose-internet-mail-extension (MIME).
MIME dijabarkan dalam RFC 1521, 1522 & 1563.
Pada saat ini untuk menggunakan fasilitas MIME tidak akan
menyulitkan pemakai karena pada beberapa aplikasi e-mail telah
dilengkapi dengan fasilitas pengkodean MIME, seperti pada aplikasi e-
mail pada Netscape Composer, Microsoft Outlook, Eudora, dll.

2. UDP
UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu
protokol lapisan transpor TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak
andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam
jaringan yang menggunakan TCP/IP.

a. Karakteristik UDP

Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan


dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi
antara dua host yang hendak berukar informasi.
Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan
sebagai datagram tanpa adanya nomor. Protokol lapisan
aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan
pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama
transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang
berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan
keandalan mereka masing-masing.
UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-
pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses
tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang
menggunakan TCP/IP. HeaderUDP berisi field Source
Process Identification dan Destination Process
Identification.
UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-
bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
b. Cara Kerja UDP

Paket berisi port client dan port sumber berbentuk file text
dikirimkan ke server dalam UDP header
Paket berisi port client dan port sumber berbentuk file audio
dikirimkan ke server dalam UDP header
UDP tujuan membaca nomor port tujuan dan memproses data
Paket asli memiliki port tujuan sehingga server dapat
mengirimkan data kembali ke ftfp client
Untuk point 3 dan 4 berulang lagi saat server menerima file
audio dari client
Saat aplikasi yang ingin mengirim data, UDP tidak akan mem-
buffer atau mem-fragmen data.
Karena UDP tidak mem-fragmen data, jika data yang lebih
besar dari MTU, lapisan IP yang harus mem-fragmen nya.

c. Kegunaan UDP

Protokol yang ringan (lightweight): Untuk menghemat


sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan
aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang
dapat melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar
pesan. Contoh dari protokol yang ringan adalah fungsi query
nama dalam protokol lapisan aplikasi Domain Name System.
Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan
keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan
transfer data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan
yang ditawarkan oleh TCP pun menjadi tidak ada. Contoh dari
protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer Protocol
(TFTP) dan Network File System (NFS)
Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol
ini adalah protokol Routing Information Protocol (RIP).
Transmisi broadcast: Karena UDP merupakan protokol yang
tidak perlu membuat koneksi terlebih dahulu dengan sebuah
host tertentu, maka transmisi broadcast pun dimungkinkan.
Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data
ke beberapa tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau
broadcast. Hal ini kontras dengan protokol TCP yang hanya
dapat mengirimkan transmisi one-to-one. Contoh: query nama
dalam protokol NetBIOS Name Service.

d. Kelemahan UDP

UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari


data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan
tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang
berjalan di atas UDP.

UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke


dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP.
Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus
mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai
Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di
mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim
lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja
terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim
dengan benar.

UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang


dimiliki oleh TCP.

e. Header UDP

Header UDP diwujudkan sebagai sebuah header dengan 4 buah


field memiliki ukuran yang tetap.
Contoh Header UDP:

Port UDP

Seperti halnya TCP, UDP juga memiliki saluran untuk


mengirimkan informasi antar host, yang disebut dengan UDP Port.
Untuk menggunakan protokol UDP, sebuah aplikasi harus
menyediakan alamat IP dan nomor UDP Port dari host yang dituju.
Sebuah UDP port berfungsi sebagai sebuah multiplexed message
queue, yang berarti bahwa UDP port tersebut dapat menerima beberapa
pesan secara sekaligus. Setiap port diidentifikasi dengan nomor yang
unik, seperti halnya TCP, tetapi meskipun begitu, UDP Port berbeda
dengan TCP Port meskipun memiliki nomor port yang sama. Tabel di
bawah ini mendaftarkan beberapa UDP port yang telah dikenal secara
luas.

f. Aplikasi yang Menggunakan UDP

Digunakan untuk multimedia streaming, yang sangat memberikan


toleransi kehilangan segment cukup baik dan yang sangat tidak sensitive
terhadap kerusakan atau kehilangan segment

Contoh protokol aplikasi yang menggunakan UDP:

DNS (Domain Name System) 53

SNMP, (Simple Network Management Protocol) 161, 162

TFTP (Trivial File Transfer Protocol) 69


SunRPC port 111.

D. Proses Terjadinya Congetion


1. TCP Congestion Control
Merupakan sebuah control kendali terhadap paket data yang mengalir di
dalam jaringan komputer, dari komputer pengirim ke komputer penerima. Control
kendali yang dilakukan oleh TCP (Transmission Control Protocol) untuk
membuang paket data yang berlebihan di luar batas daya tampung inilah yang
disebut dengan Congestion Control. Proses ini meliputi 3 buah proses, yaitu :
a. Congestion Windows
Congestion Windows merupakan variable yang dimiliki oleh TCP
(Transmission Control Protocol) sehubungan dengan proses transmisi
paket data yang dilakukan oleh TCP di dalam jaringan komputer. Di
dalamnya terdapat dua buah parameter nilai yang digunakan, yaitu rwnd
(Receiver Windows) dan cwnd (Congestion Windows). Kedua parameter
ini digunakan untuk ukuran paket data (dalam bentuk Send Windows) pada
TCP (Transmission Control Protocol)

b. Congestion Detection
Congestion Detection berfungsi untuk mendeteksi adanya
Congestion yang terjadi di dalam jaringan komputer, terutama pada
Transport Layer. Deteksi adanya Congestion ini dapat dilakukan melalui
adanya penerimaan ACK (Acknowledgment) dari paket data yang dikirim
maupun yang diterima oleh TCP (Transmission Control Protocol). Dengan
adanya deteksi terhadap Congestion (Congestion Detection), maka
diharapkan akan dapat membantu di dalam beberapa hal berikut, yaitu :
Untuk membantu di dalam mengetahui apakah akan terjadi
Congestion di dalam jaringan komputer atau tidak.
Untuk membantu di dalam mengetahui factor factor apa yang
menyebabkan terjadinya Congestion di dalam jaringan
komputer, melalui adanya deteksi, identifikasi, dan klasifikasi.
Untuk membantu di dalam memberikan solusi terhadap
Congestion yang terjadi.

c. Congestion Policies
Congestion Policies memuat sejumlah aturan dan algoritma yang
digunakan untuk menangani terjadinya Congestion di dalam jaringan
komputer.
Terdapat 3 buah algoritma yang umum digunakan, yaitu :
a) Algoritma Slow Start
Algoritma Slow Start menekankan kepada adanya
peningkatan dari ukuran variabel CWND (Congestion Windows)
yang digunakan di dalam jaringan komputer pada TCP
(Transmission Control Protocol). Peningkatan ukuran variabel
CWND (Congestion Windows) ini terjadi secara eksponensial.
Algoritma ini terjadi pada TCP versi lama maupun versi baru.
b) Algoritma Congestion Avoidance
Algoritma Congestion Avoidance menekankan pada
peningkatan ukuran variabel CWND (Congestion Windows) secara
perlahan, tidak secara eksponensial. Algoritma ini terjadi pada TCP
versi lama maupun versi baru.
c) Algoritma Fast Recovery
Algoritma Fast Recovery menekankan pada peningkatan
ukuran variabel CWND (Congestion Windows), namun hanya
dilakukan jika terjadi duplikasi pada ACK (acknowlegment).
Algoritma ini terjadi pada TCP versi baru.
E. Latihan Soal

1. Transport layer merupakan lapisan ke ... dari model referensi jaringan


OSI.

a. dua

b. satu

c. lima

d. empat

e. tiga

2. Kepanjangan dari TCP/IP adalah ...

a. Transmision Control Protocol / Internet Protocol

b. Transport Center Protocol / Insert Protocol

c. Thunder Core Panther / Internet Protocol

d. Technic Control Product / International Protocol

e. Tujuan Control Produksi / Itu Pasti

3. Himpunan kaidah pemrosesan data yang lebih banyak digunakan untuk


memproses data yang lebih kompleks adalah arti dari ...

a. TCP/IP

b. SMTP

c. FTP

d. OSI

e. Protocol

4. Berikut ini yang bukan termasuk fungsi dari transport layer adalah ...

a. Sevice-point addressing

b. Preserve message boundary


c. Segmentation dan reassembly

d. Connection control

e. Flow control

5. Protokol yang bekerja pada lapisan transport adalah ...

a. Sequenced Packet Exchange dan Micro Transport Protocol

b. Connection oriented network dan Entitas transport

c. Flow control dan Multiplexing

d. User Datagram Protocol (UDP) dan Micro Transport Protocol

e. Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram


Protocol (UDP)

6. Kelebihan dari protokol jenis TCP/IP adalah ...

a. Bisa mengirimkan data antara sistem-sistem komputer yang


berbeda yang menjalankan pada sistem-sistem operasi yang
berbeda pula.

b. Mempunyai banyak jenis IP

c. Harganya relatif murah

d. Perangkat yang digunakan tahan banting dan tahan air

e. Memungkinkan buffer overflow attack

7. Sebuah segmen TCP dapat memiliki flag (tanda-tanda) khusus yang


mengindikasikan suatu segmen, kecuali

a. URG

b. RST

c. PSD

d. FIN

e. SYN
8. URG merupakan salah satu flag dari TCP. URG mengindikasikan
bahwa

a. Beberapa bagian dari segmen TCP mengandung data yang


sangat penting.

b. Field Acknowledgment mengandung oktet selanjutnya yang


diharapkan dalam koneksi.

c. Isi dari TCP Receive buffer harus diserahkan kepada protokol


lapisan aplikasi.

d. Segmen TCP yang bersangkutan mengandung Initial Sequence


Number (ISN)

e. Pengirim segmen TCP telah selesai dalam mengirimkan data dalam


sebuah koneksi TCP

9. Pasangan nama field header TCP dengan ukuran yang benar adalah

a. Source Port = 4 byte

b. Sequence Number = 2 bit

c. Data Offset = 4 bit

d. Flags = 6 byte

e. Checksum = 4 byte

10. Lapisan transport bertanggung jawab meneruskan ... ke lapisan


berikutnya.

a. Data

b. Segmen

c. Paket

d. Frame

e. Bit
11. Protocol pada layer transport yang connection oriented dan reliable
tapi delay datanya tinggi adalah:

a. IRC

b. FTP

c. TPC

d. UDP

e. HTPP

12. Dibawah ini adalah benar mengenai UDP, kecuali...

a. UDP lebih cepat daripada TCP.

b. UDP connectionless

c. UDP tidak connectionless

d. UDP lebih unggul dari TPC

e. Tidak ada koneksi langsung diantara kedua host.

13. Dua komponen yang biasa dipakai selama komunikasi pada layer
transport adalah ...
a. IP Header dan Pay load
b. Data transfer dan Connection release
c. Flag dan Flow Control
d. Port dan Socket
e. Data dan IP

14. Kepanjangan dari UDP adalah

a. User Datagram Protocol

b. User Diagram Protocol

c. User Diagraph Protocol

d. User Data Protocol

e. User Database Protocol


15. Yang merupakan pengertian TCP adalah

a. Merupakan salah satu dari layer OSI yang berada pada tingkat ke-
empat, yang termasuk kelompok Lower Layer atau layer yang lebih
dekat dengan mesin.

b. Merupakan protocol yang paling penting yang berada pada layer


Internet

c. Pengiriman segmen (segment) dari proses sumber (source) ke


proses tujuan (destination)

d. Adalah salah satu jenis protokol yang memungkinkan


sekumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar
data di dalam suatu jaringan

e. Adalah salah satu protokol lapisan transport yang


mendukung komunikasi, tanpa koneksi antara host-host dalam
jaringan

Anda mungkin juga menyukai