Referat Psikiatri Joe
Referat Psikiatri Joe
PENDAHULUAN
dan kognisi melalui prosedur, berorientasi pada tujuan yang sistematis. Kognitif
berarti proses mental seperti berpikir. Kata kognitif mengacu pada segala
sesuatu yang terjadi di dalam pikiran kita, termasuk mimpi, kenangan, gambar,
pikiran dan perhatian. Perilaku mengacu pada segala sesuatu yang kita lakukan.
Ini mencakup apa yang anda katakan, bagaimana kita mencoba untuk
perilaku dengan terapi kognitif. Pasien belajar untuk mengidentifikasi pola pikir
menyimpang dan keyakinan dan untuk mengganti mereka dengan cara yang lebih
dari keduanya. Terapi perilaku memusatkan pada perilaku yang jelas, menekankan
pasien atau konflik dalam diri pasien. Terapi kognitif adalah didasarkan pada alas
an teoritis dasar di mana afek dan perilaku individual adalah didasarkan sangat
ditentukan oleh cara dimana ia menyusun dunia. penyusunan dunia seseorang
didasarkan pada kognisi idea verbal atau gambaran yang ada bagi alam sadar,
sebelumnya. 1,2,3
CBT mencakup berbagai pendekatan dan sistem terapeutik, beberapa yang
paling terkenal termasuk terapi kognitif, terapi perilaku dan terapi rasional
perkembangannya.4
CBT menggabungkan ilmu pengetahuan, fisiologis, dan aspek perilaku
mengatasi masalah umum. CBT merupakan ilmu pengetahuan karena telah diuji
melalui studi ilmiah yang banyak. Sisi fisiologis CBT adalah mengakui bahwa
dunia dan orang lain. Salah satu tujuan dari CBT adalah untuk membantu orang
Seperti namanya, CBT juga sangat menekankan pada perilaku. Banyak teknik
CBT melibatkan mengubah cara berpikir dan merasa dengan memmodifikasi cara
berpendapat bahwa reaksi emosional yang dan perilaku individu dipengaruhi oleh
proses kognitif, yaitu interpretasi, pemikiran, maupun keyakinan individu
terhadap kejadian yang mereka alami. Selain itu, CBT juga percaya bahwa
perilaku memiliki dampak yang kuat terhadap pemikiran dan emosi individu
sehingga mengubah perilaku dapat menjadi cara untuk mengubah pemikiran dan
emosi individu. Berdasarkan prinsip tersebut, CBT memiliki tujuan utama yaitu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Cognitive Behavioral Therapy CBT atau Terapi Kognitif perilaku
temui, hingga memunculkan masalah pada perasaan dan tingkah laku yang tidak
adaptif. 1,2,3,7
Menurut National Association of Cognitive-Behavioral Therapists
bagaimana kita merasakan dan apa yang kita lakukan. Bush mengungkapkan
bahwa CBT merupakan perpaduan dari dua pendekatan dalam psikoterapi yaitu
memiliki asumsi dasar bahwa afek dan perilaku sebagian besar merupakan produk
kognisi oleh karena itu intervensi kognitif dan perilaku dapat membawa
CBT didasarkan pada model yang telah terbukti secara empiris dan
memberikan dasar untuk rasional, focus, dan sifat dari intervensi ini. Oleh
karena itu, CBT bersifat kohesif dan rasional, bukan sekedar kumpulan teknik-
pasien. Kedua pihak memiliki peran aktif dengan keahlian yang berbeda.
Terapis dianggap sebagai pihak yang memiliki keahlian untuk menemukan cara
yang efektif guna menyelesaikan masalah, sedangkan pasien pihak yang ahli
menuntut terapis dan pasien untuk saling terbuka dan jujur selama proses
berlangsung dan kenapa proses ini terjadi, selain itu terapis juga dapat meminta
pasien memberikan masukan mengenai apa yang diras membantu dan tidak
memfasilitasi control diri yang lebih besar dan efektif dengan adanya terapis
dalam CBT terhitung singkat, yaitu antara 6 sampai 20 sesi. Penuntutan jumlah
sesi dipengaruhi oleh percobaan treatment sebelumnya dalam mengatasi
masalah yang sama tetapi juga dipengaruhi oleh masalah yang ada saat ini,
pasien dan sumber daya yang tersedia. Di bawah ini merupakan table yang
Jumlah sesi ini dapat berubah tergantung kemajuan yang dicapai pasien dalam
treatment. Jika terapis menilai bahwa treatment yang diberikan membantu atau
tidak membantu atau tidak lagi ada kemajuan yang didapat, terapis akan
yang muncul secara mandiri. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan
Terapis juga ingat bahwa terapi sudah memberikan tugas-tugas rumah yang
relevan dan produktif , maka mayoritas treatment sudah dilakukan diluar jam
terapi.
C. Prinsip Dasar
emosinya.
3. Prinsip Kontinum : gangguan bukanlah suatu proses mental yang berbeda
masa lalu
5. Prinsip sistem yang saling berinteraksi : melihat masalah sebagai interaksi dari
D. Tujuan Terapi
Tujuan dari terapi Cognetive-Behavior yaitu mengajak individu untuk
menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang
dalam pelaksanaan terapi lebih menekankan kepada masa kini daripada masa lalu,
akan tetapi bukan berarti mengabaikan masa lalu. CBT lebih banyak bekerja pada
status kognitif saat ini untuk dirubah dari status kognitif negative menjadi status
baik secara fisik maupun psikis dan lebih melihat ke masa lalu. Aspek kognitif
dari CBT antara lain mengubah kesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan aspek
behavioral dalam CBT yaitu mengubah hubungan yang salah antara situasi
E. Teknik Terapi
kognisi, emosi dan tingkah laku menjadi bagian yang terpenting dalam CBT.
dengan terapis
Mencoba penggunaan berbagai pernyataan diri yang berbeda dalam situasi real
Mengukur perasaan, misalnya dengan mengukur perasaan cemas yang dialami
tegas
Penugasan rumah. Memperlihatkan perilaku baru dan strategi kognitif antara
sesi terapi
In vivo exposure. Mengatasi situasi yang menyababkan masalah dengan
peran dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Terdapat beberapa pendekatan dalam
secara sistematis dan terencana. Berikut akan disajikan proses terapi cognitive-
behavior.
Melihat kultur yang ada di Indonesia, penerapan sesi yang berjumlah 12 sesi
berkonsultasi dalam kondisi pikiran yang sudah begitu berat, sehingga tidak
mampu lagi mengikuti program terapi yang merepotkan, atau karena kapasitas
sedikitdemi sedikit
Menurunnya keyakinan pasien akan kemampuan terapinya, antara lain karena
alas an-alasan yang telah disebutkan di atas, yang dapat berakibat pada
kegagalan terapi
Berdasarkan beberapa alas an di atas, penerapan terapi CBT di Indonesia
bayangan yang lebih jelas dan mengundang kreativitas yang lebih tinggi. Berikut
kepada pasien
4. Formulasi status, focus terapi, intervensi tingkahlaku 4
5. Pencegahan 5
Indonesia
pasien dalam kondisi emosi yang labil. Sehingga daya nalarpun berjalan tidak
normal. Pasien yang mengalami trauma berada pada kondisi yang salah dalam
menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik, serta berpikir lebih
jelas. CBT akan menghantarkan pasien untuk melakukan pelatihan agar dapat
mereduksi sindrom trauma yang dialaminya serta membuat keputusan yang lebih
tepat.
BAB III
KESIMPULAN
Cognitive Behavioral Therapy CBT adalah sebuah pendekatan psikoterapi
dan kognisi melalui prosedur, berorientasi pada tujuan yang sistematis. Kognitif
berarti proses mental seperti berpikir. Tujuan dari terapi Cognetive-Behavior yaitu
mengajak individu untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan
menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang
dalam pelaksanaan terapi lebih menekankan kepada masa kini daripada masa lalu,
akan tetapi bukan berarti mengabaikan masa lalu. CBT lebih banyak bekerja pada
status kognitif saat ini untuk dirubah dari status kognitif negative menjadi status
kognitif postif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan Hl, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan Sadock Sinopsis psikiatri ilmu
DisordersorDepression.2007.
6. Stuhlmiller,C.,&,B.Tolchard.ComputerassistedCBTfordepression
treatment.JournalofPsychosocialNursingandMentalHealthServices
7. Spurjeon,W.A.,&J.H.Wright.Computerassistedcognitivebehavioral
therapy,CurrentPsychiatricReport.2012
8. Della.CognitiveBehaviorTherapyuntukmeningkatkanselfesteempada
Tesis.FPUI.Depok:2012.
9. Stallard,P.Thinkinggoodfeelgood:acognitiveBehavioralTherapy
workbookforchildrenandyoungpeople.WestSussex:Johnwilleyand
Sons.2014
10. UniversitasIndonesia.BukupanduanpsikoterapiUniversitasIndonesia.
Depok:UI.2011.
11. Westbrook D, Kennerly, Kirk. An Introduction to Cognitive Behavior
Therapy:skillsandapplication.LosAngeles:SagePunlication.2007.
12. NovitasariY.PenerapanCBTuntukmenurunkankecemasanpadaanak
usiasekolah.Tesis.ProgramStudimagisterprofesipsikologiUI.Depok:
2013.
13. Zakiyah.PengaruhdanefektifitasCBTberbasiscomputerterhadapklien
cemasdandepresi.EJournalWIDYAKesehatandanlingkungan.Vol1
Nomor1.2014.
Disusun oleh :
Jofetrlin Lewerissa
(2015-84-021)
Pembimbing
dr. David Santoso, Sp.KJ, MARS