Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Data Kebencanaan

tanpa kita sadari, bencana dapat hadir dengan tiba-tiba menghampiri hidup
ini. menimpa kita. siapa saja bisa terdampak bencana, karena bencana hidup
dan berkembang berdampingan bersama kita. salah satunya bencana bisa
muncul karena disebabkan kegagalan perencanaan pembangunan. banjir
terjadi karena kurang baiknya pembangunan drainase kota dan
pembangunan embung sebagai penampung air hujan. tidak adanya area
resapan di lahan terbuka, juga penuhnya kota yang disesaki dengan beton
beton. Maka dari itu, diperlukannya kesiapsiagaan bila saja bencana dengan
sekonyong-konyong mendera.

ketika terjadi bencana, begitu besar dampak kerugian bagi pemerintah dan
masyarakat. baik kerugian jiwa maupun kerugian materiil. pada saat
bencana banjir di jakarta misalkan : aktivitas ekonomi di pasar, mall,
swalayan, warung jadi terhenti. aktivitas pendidikan di sekolahan, kampus,
tempat kursus juga terhenti. orang orang pergi ke kantor, stasiun, terminal
dan bandara mendadak sepi. ribuan warga mengungsi, ratusan orang
terkena diare dan beberapa nyawa melayang. jelas sekali dampak banjir. jika
dirupiahkan, kerugiannya tentu bukan cuma angka miliaran, bisa lebih dari
itu.

untuk mengatasi permasalahan bencana seperti itu pemerintah telah


membangun suprastruktur (aturan) dan infrastruktur yang telah dikaji
melalui berbagai telaah ilmiah. harusnya hasilnya kejadian bencana semakin
jarang terjadi dan lebih minim. akan tetapi kenyataannya tidak juga.

maka dari itu, sebuah kebijakan tata ruang wilayah, pembangunan kota dan
bisnis haruslah di sandarkan pada kualitas data yang baik dan longterm data
(rekap data yang panjang waktunya). perlu data spasial foto satelit
perubahan kota, dan data non-spasial seperti jumlah penduduk, jumlah
rumah, mall, rumah sakit, jalan, pendidikan, dll.

sebagai contohnya begini. di sebuah kota memiliki Badan Penanggulangan


Bencana Daerah (BPBD), mereka memiliki program preventif untuk
pengurangan resiko bencana. mereka melakukan sosialisasi, pelatihan dan
simulasi kejadian bencana di wilayahnya. lokasi kegiatan tersebut dilakukan
secara acak, karena memang tidak memiliki data terukur tentang jumlah
kejadian bencana, jenis bencana dan lokasi terjadinya bencana dalam
rentang waktu tertentu. hal ini menandakan bahwa pemerintah kurang
paham akan pentingnya data terukur dan terpercaya yang bisa digunakan
sebagai landasan dalam menyusun program-program Pengurangan Resiko
Bencana.

Bayangkan, jika saja pemerintah memiliki database spasial tentang lokasi


kejadian bencana. Data ini dapat dimanfaatkan untuk program
pembangunan berkelanjutan, dan ikut menyelesaikan masalah kebencanaan.
Selain itu, data spasial tersebut bisa juga digunakan sebagai dasar
penyusunan program-program Pengurangan Resiko Bencana (PRB) oleh
BPBD.

Detailnya seperti ini, sebuah database kebencanaan memuat data lokasi


kelurahan dan kecamatan, jumlah korban, jumlah kerusakan rumah dan
taksiran kerugian yang disebabkan oleh bencana tersebut. Dengan data
yang dimiliki, maka BPBD Kabupaten dapat menyusun program sosialisasi
bencana pada sebuah wilayah tertentu (kelurahan atau kecamatan). Misal
kejadian banjir sering terjadi di suatu desa X kecamatan Y. Sehingga dapat
difokuskan program penanggulangan banjir pada suatu wilayah.

Dengan data tersebut kita juga dapat mengetahui jumlah korban, jumlah
kerusakan, dan jumlah kerugian bencana yang diakibatkan oleh bencana
dalam tahun tertentu.

Dan lagi, contoh lainnya adalah pembangunan Alun-alun Kota Purwodadi


senilai 10 Miliar rupiah. Saya mengatakan ini sebagai sebuah kegagalan
pembangunan dikarenakan kurang matangnya perencanaan. Pemerintah dan
orang-orang terkait dalam pembangunan tersebut mengesampingkan faktor
kejadian bencana. Alhasil, seusai alun-alun baru diresmikan, masih saja kita
temui kasus genangan atau banjir terjadi saat hujan deras turun di sekitaran
jalan. Padahal masalah ini telah muncul sekitar 6 tahun sebelum
perencanaan pembangunan alun-alun tersebut. Dan masalah tersebut tidak
terselesaikan dengan uang 10 Miliar. Selain itu pembangunan alun-alun
Purwodadi juga banyak dikeluhkan warga karena kurang bagus dalam
kualitas pengerjaannya. Tidak ada lampu-lampu hias, bunga-bunganya juga
jelek. Standart hanya seperti itu. Seharusnya pemerintah membangun
sebuah Kolam resapan di bawah alun-alun agar pada saat hujan deras turun
air bisa segera surut.

Dari beberapa uraian di atas maka kita bisa mengambil beberapa manfaat
dari basis data kebencanaan.

1. Digunakan dalam perencaan program-program Pengurangan Resiko


Bencana
2. Sebagai salah satu parameter dalam menyusun program
pembangunan daerah
3. Mengetahui jumlah kerugian yang diakibatkan oleh kejadian bencana
4. Membuat proses pembuatan laporan menjadi lebih efektif dan efisien

Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita perlu sadari bahwa pentingnya data
kebencanaan untuk proses pembangunan. Sadar bencana maka sadar akan
masa depan. (beri gambar foto saya guh)

Wahyu Dwi Pranata


CEO Kudus Smartcity OpenLabs

Anda mungkin juga menyukai