Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Elemen Mesin
Elemen Mesin adalah Bagian-bagian suatu konstruksi yang
mempunyai bentuk serta fungsi tersendiri, seperti baut-mur, pene , pasak,
poros, kopling, sabuk-pulli, rantai- sprocket, roda gigi dan sebagainya.

Dalam penggunaan elemen mesin bias berfungsi sebagai elemen


pengikat, elemen pemindah atau transmisi, elemen penyangga elemen
pelumas, elemen pelindung dan sebagainya.

Elemen Mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut:

A. Elemen-elemen Sambungan
Makna sambungan yang difahami dalam bidang pemesinan, tidak jauh
berbeda dengan apa yang kitajumpai dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu menghubungkan antara satu benda dengan lainnya.Sebagaimana
yang diketahui, manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam
sekali kerja. Halini tidak lain karena keterbatasan manusia dalam
menjalani prosesnya. Makanya benda yangdibuat manusia umumnya
terdiri dari berbagai komponen, yang dibuat melalui
prosespengerjaan dan perlakuan yang berbeda. Sehingga untuk dapat
merangkainya menjadi sebuahbenda utuh, dibutuhkanlah elemen
penyambung.Menilik fungsinya, elemen penyambung sudah pasti
akan ikut mengalami pembebanan saatbenda yang dirangkainya dikenai
beban. Ukurannya yang lebih kecil dari elemen yang
disambungmengakibatkan beban terkonsentrasi padanya. Efek
konsentrasi beban inilah yang harusdiantisipasi saat merancang
sambungan, karena sudah tentu akan bersifat merusak.
Elemen sambungan terdiri dari:

a. Sambungan Lem
b. Sambungan Solder
c. Sambungan Paku Keling
d. Sambungan Las

e. Sambungan Ulir
B. Elemen-elemen Transmisi

Elemen transmisi adalah bagian dari mesin atau peralatan sistem


mekanik yang berfungsi sebagai pembawa, pemindah, penghubung atau
penerus, pendukung dan pengatur suatu gerak atau putaran serta beban
yang bekerja antara beberapa sistem mekanik dalam satu unit mesin atau
pada sistem mekanik itu sendiri.

Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting
untuk suatu pemindahan gerak (terutama putaran), daya atau tenaga pada
suatu sistem transmisi antara penggerak dengan yang digerakkan.

Suatu konstruksi hubungan roda gigi digunakan pula untuk sistem


pengatur pada pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi
gerak putar atau sebaliknya.

Elemen transmisi terdiri dari:

a. Poros dan pasak

b. Kopling

c. Sabuk dan rantai penggerak

d. Roda gigi

e. Rem

C. Elemen Penyangga

Elemen penyangga adalah elemen konstruksi yang berfungsi


menyangga elemen konstruksi lain yang berputar, seperti:

a. Pegas

b. Bantalan

2.2 Roda gigi


Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk
suatu pemindahan gerak (terutama putaran). daya atau tenaga pada suatu
sistem transmisi antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi
hubungan roda gigi digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah
putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.

Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan


gerak.Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya
dapat berlangsung dengan baik.

Gambar 2.1 Contoh roda gigi

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran
singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch
atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda
gigi, tapi berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada
sepasang roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua
gigi yang berdekatan (disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama,
sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung
pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti
kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.

Klasifikasi roda gigi dapat ditentukan berdasarkan posisi sumbu pada


penghubung sepasang roda gigi.
2.Sumbu
1. Sumbu Sejajar 3. Sumbu Bersilang
Berpotongan

a. Roda Gigi lurus a.Roda Gigi a. Roda Gigi cacing


(straight spur gear) payung lurus (worm gear)
(straight bevel
gear)
Table 2.1 klasifikasi roda gigi berdasarkan posisi
sumbu

STRAIGHT SPUR WORM


PLAIN BEVEL

b. Roda Gigi miring b. Roda Gigi b. Roda Gigi payung


(helical spur gear) payung spiral (hypoid bevel gear)
(Spiral bevel gear)

HELICAL SPUR SPIRAL BEVEL HYPOID

c. Roda Gigi miring c. Roda gigi silang


ganda (herringbone)

HERRINGBONE
Selain diklasifikasikan berdasarkan posisi sumbu. Jenis-jenis Roda gigi
dapat dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk gigi sena berdasarkan
bentuk serta fungsi konstruksinya.

A. Roda Gigi Lurus


Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan
kondisi penggunaan untuk sumbu sejajar. Pada konstmksi berpasangan ,
penggunaannya terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :

1. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)


2. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)
3. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

(c)
(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Spur gear internal (b) Spur gear eksternal (c)
roda gigi lurus
Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada
konstruksi general mekanik yang sederhana sampai sedang putaran dan
beban relatip sedang. Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka Internal Gear
memilikitingkat kesuliian pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam
menentukan ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack
dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan dalam penggunaannya, yaitu
untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan
pada Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada
gigi-giginya mempunyai distribusi beban yang paling sederhana, yaitu
gaya Normal yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan gaya
Radial.

B. Roda Gigi Miring


Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah
alur profil giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain
untuk posisi sumbu yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula
untuk pemasangan sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur
gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding
Roda gigi lurus yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun
beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik
untuk penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar.

Gambar 2.3 sumbu kemiringan pada roda gigi miring


(Perhatikan posisi sumbu putar pada gambar Roda gigi diatas.)

Selain itu, dengan adanya sudut kemiringan (...) juga mengakibatkan


terjadinya gaya aksial yang hams di tahan oleh tumpuan bantalan pada
porosnya. Sistim pelumasan harus diperhatikan dengan cermat untuk
meningkatkan umur pakai dari gigi yang saling bergesekan.

Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk


menetralisir gaya aksial yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig
populer disebut Roda gigi"Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur
profil gigi dengan posisi sudut kemiringan saling berlawanan.

Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam lisa macam, yaitu :

1. Herring bone dengan gigi V setangkup


2. b. Herring bone dengan gigi V bersilang -
3. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah

C. Roda Gigi Payung


Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban
dengan posisi sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut
90@. Khusus jenis Roda gigi payung hypoid, posisi sumbunya
bersilangan. Pada pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu
dipasang dengan kanstruksi tumpuan melayang, terutama pada Roda gigi
penggerak. Dari bentuk serta arah alur giginya, terdapat beberapa jenis
Roda gigi payung, diantaranya :

Roda Gigi Payung Gigi Lurus

Untuk jenis ini mempunyai


konstruksi yang sederhana
dibandins jenis roda gigi
payung laiimya.
Pembuatannya relatip
mudah dan penggunaannya
untuk konstruksi umum
Gambar 2.4 roda gigi
yang sederhana sampai
paying gigi lurus
sedang, baik dalam
menerima beban maupun
putaran.

Berdasarkan pembuatan bentuk gigi.

- Roda Gigi payung Gigi lurus menyudut. Bentuk gigi pada


penampang potong, menyudut ke titik pusat kerucutnya.

- Roda Gigi payung Gigi lurus sejajar. Bentuk gigi penampang


potong sejajar dengan sumbu kerucutnya.

D. Roda Gigi Payung Gigi Miring.


Disebut juga
Spiral bevel gear.
Perbendaan
antara Bentuk
gigi lurus dengan
bentuk gigi
miring pada Roda
Gambar 2.5 roda gigi
Gigi payung ini,
payung gigi miring
kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat pada Roda gigi lurus
dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya
kemiringan tersebut akan meningkan kemampuan menerima
beban, mengurangi kebisingan sehingga dapat digunakan pada
putaran yang lebih tinggi dibanding dengan Roda Gigi payung gigi
lurus pada ukuran geometris yang sama.

E. Roda Gigi Payung Zerol.

Bentuk gigi berupa


lengkung spiral dengan
sudut spiral nol derajat,
sehingga secara sepintas
tampak seperti Roda
gigi lurus dengan gigi
Gambar 2.6 roda gigi
melengkung.
payung zerol
Kemampuan Roda Gigi Payung Zerol ini kurang lebih sama seperti
Roda Gigi payung gigi miring (Spiral), hanya pembuatannya lebih
sulit dan bekerja lebih tenang serta tahan lama.

F.Roda Gigi Payung Hypoid.


Jenis Roda Gigi payung
ini lebih populer digu-
nakan pada, kendaraan
bermotor saja, tapi
untuk konstruksi
Gambar 2.7 roda gigi
general,payung
mekanik yang
hypoid
memerlukan putaran
tinggi serta beban besar yang dinamis dapat menggunakan jenis
Roda gigi payung ini. Bentuk alur giginya berupa lengkung hypoid,
sehingga posisi sumbu tidak tegak lurus berpotongan, tetapi
bersilangan, sehingga akan memudahkan pemasangan tumpuan
bantalan pada kedua Roda giginya.

G. Roda Gigi Cacing.

Roda gigi cacing di gunakan untuk


posisi sumbu bersilangan dan
pengtransmisian putaran selalu
berupa reduksi.Pada sepasang roda
gigi cacing terdiri dari batang cacing
Gambar
yang selalu 2.8 roda gigi
sebagai penggerak dan
cacing
Roda gigi cacing sebagai
pengikut.Bahan batang cacing umumnya lebih kuat dari pada roda
cacingnya,selain itu batang cacing umumnya di buat berupa kontruksi
terpadu,dimana bentuk alur cacingnya berupa spiral.

seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya.
Selain sebagai sistim transmisi saja. Roda Gigi cacmg soring juga
difungsikan sebagai pengunci transmisi, misalnya pada peralatan angkat.
Dari bentuk konstruksi berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda
cacing, yaitu :

1. Roda Gigi Cacing Silmdrik.


2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).

Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk
profil gigi mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam
penggunaannva dapat salmg bervariasi antara Batang Cacing dengan Roda
Cacingnya

Gambar 2.9 roda gigi cacing silindrik

Gambar 2.10 roda gigi cacing glogoid

Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda
Cacing berupa siUnder sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun
Roda Cacingnya saling mengikuti bentuk pasangannya.
Gambar 2.11 (a) pasangan roda gigi cacing dengan batang
silindrik (b) pasangan roda gigi cacing dengan batng cacing
glogoid (c) pasangan roda dan batang cacing glogoid

Konstruksi batang cacing pada umumnya dibuat terpadu, tetapi untuk


ukuran. besar dapat saja batang cacing dibuat berupa pasangan dengan
poros.

Batang Cacing duduk pada poros dengan di bantu elemen pengikat.


Sedangkan Roda Cacing urnumnya dibuat berupa.

Gambar 2.12 sepasang roda gigi cacing

Bahan untuk Roda gigi^cing dengan batang cacing, disyaratkan vang


mempunyai koefesien gesek yang kecil sekali, karena pada
pengtranmisiannya, banyak terjadi gesekan. Umumnya bahan batang
cacing lebih keras dari Roda Cacing, hal ini untuk memudahkan dalam
pembuatan keamanan terhadap beban. Sedangkan elemen transmisi putar,
pasangan Roda cacing selalu digunakan sebagai Roda gigi pengurang
(Reduksi Gear). Rasio putaran (i) dari i = 5 sampai dengan sekitar i = 50-
60 . Denoan konstruksi yang lebih baik dapat dicapai i = 100. Jumlah gigi
pada batang cacing dapat dibuat majemuk (lebih dari satu eigi) yang dibuat
seperti ulir majemuk.
2.3 Roda gigi cacing
A. Pengertian

Roda gigi cacing adalah jenis roda gigi yang terdiri dari 1 atau lebih
gigi dengan bentuk menyerupai sekrup. Biasanya dibuat bersama dengan
pasangannya, pasangan roda gigi cacing sering disebut pinion/poros cacing.

Secara fisik, roda gigi cacing memiliki cekungan di tiap giginya.


Cekungan ini bertujuan mengubah titik kontak antara roda gigi dengan
pinion/poros cacing yang biasanya berupa titik, menjadi berupa garis.
Sehingga kontak yang terjadi menjadi lebih lama, dan dapat menghasilkan
media transmisi daya tinggi.
Poros cacing dan roda gigi memiliki perbandingan rasio yang besar.
Sebagai contoh, roda gigi heliks biasanya terbatas pada rasio gigi kurang dari
10:1, sementara roda gigi cacing memiliki variasi rasio dari 10:1 ke 500:1.
Kerugian dari pasangan roda gigi cacing adalah rendahnya efisiensi karena
perbandingan rasio yang cukup besar.
Roda gigi cacing termasuk kedalam jenis helical gear, namun
memiliki sudut yang agak besar (hampir 90 derajat) dan ukurannya biasanya
cukup panjang dalam arah aksial dan oleh karena itu bentuknya menyerupai
sekrup. Perbedaan antara roda gigi cacing dan roda gigi heliks adalah roda
gigi cacing dibuat sekurang-kurangnya satu gigi berlangsung selama satu
putaran penuh mengelilingi heliks. Sebuah roda gigi cacing memungkinkan
untuk memiliki satu gigi saja. Pada roda gigi cacing terlihat seperti memiliki
banyak gigi, namun sebenarnya hanya satu satu gigi saja namun mengelilingi
poros tersebut seperti ulir. Sekrup yang memiliki satu awalan saja disebut ulir
tunggal. Sedangkan yang memilki lebih dari satu awalan disebut ulir
majemuk. Sudut heliks cacing biasanya tidak ditentukan.
Dalam pasangan roda gigi cacing, pergerakan hanya mungkin
dilakukan oleh poros cacing saja. Di sini roda gigi tidak mungkin untuk
memutar poros cacing. Terutama jika sudut lead-nya kecil, roda gigi mungkin
hanya mengunci terhadap poros cacing, karena komponen gaya keliling ke
cacing tidak cukup untuk mengatasi gesekan. Pasangan roda gigi cacing yang
melakukan penguncian diri disebut self locking, yang merupakan sebuah
keuntungan dari penggunaan pasangan roda gigi ini, misalnya ketika
diinginkan untuk mengatur posisi suatu mekanisme dengan memutar poros
cacing dan kemudian memiliki mekanisme menahan posisi tersebut.
Contohnya adalah pengatur senar pada gitar.
Hal ini menjadi unik karena hanya terjadi pada mekanisme roda gigi
cacing, dimana poros cacing dapat dengan mudah memutar worm gear,
namun worm gear tidak dapat memutar poros cacing. Hal ini disebabkan oleh
kecilnya sudut roda gigi cacing sehingga saat worm gear diputar, justru terjadi
self locking.
Jika gigi pada pasangan roda gigi cacing, roda gigi heliks biasa hanya
satu titik kontak. Jika media transmisi daya tinggi diinginkan, bentuk gigi dari
gigi harus dimodifikasi untuk mencapai titik kontak yang lebih banyak
dengan membuat kedua gigi sebagian menyelimuti satu sama lain. Hal ini
dilakukan dengan membuat kedua cekung dan bergabung dengan mereka
pada titik pelana; hal ini disebut cone-drive.
Macam-macam roda gigi cacing:
1.Non Throated Worm Gear helical gear tanpa ada cekungan pada
pasangan kedua roda gigi.
2.Single Throated Worm Gear cekungan terdapat hanya pada roda gigi.
3.Double Throated Worm Gear cekungan terdapat pada roda gigi cacing
dan poros cacing.
Secara umum, worm gear berfungsi untuk mengurangi kecepatan
(memperhalus gerakan). Efisiensi worm gear tergantung pada lead angle,
kecepatan putaran, pelumasan, kualitas permukaan, dan prosedur

B. Aplikasi

Berikut adalah macam-macam penggunaan pasangan roda gigi


cacing.

1. Penggunaan dalam permesinan. Karena pasangan roda gigi ini


memiliki yang khusus yaitu self locking dan rasio pasangan yang
besar, maka pasangan roda gigi ini sangat cocok untuk pengerjaan
permesinan yang presisi. Contoh dari fungsi ini adalah pada kepala
pembagi (indexing head).
2. Penggunaan dalam peralatan tambang dan konstruksi. Pasangan roda
gigi cacing sangat cocok digunakan dalam pekerjaan yang
membutuhkan kapasitas tenaga putaran yang tinggi dan daya tahan
terhadap guncangan . contohnya adalah penggunaan feeder breaker
dalam proses penambangan.
3. Penggunaan dalam percetakan dan pengepakan. Dalam penggunaan
rol mesin cetak, pasangan roda gigi cacing membantu pengerjaan
dalam kecepatan tinggi karena sifat presisinya dalam kemampuanya
menahan guncangan.
4. Proses pengolahan kertas dan plastic. Pasangan roda gigi ini mampu
digunakan pada tenaga putaran tinggi dengan gerakan yang
berkesinambungan.
C. Rumus perhitungan

. Gambar 2.13 bagian bagian roda gigi cacing


(a) Diameter luar cacing (dk1) (i). Tinggi kaki (hf)
(b) Diameter jarak bagi cacing (d1) (j). Jarak sumbu ( a )
(c) Diameter inti cacing (dr1) (k). Diameter lingkaran kaki dari
roda cacing
(d) Sudut kisar ( ) (l). Diameter jarak bagi dari roda
cacing (d2)
(e) Jarak bagi (ta) (m). Diameter tenggorok roda cacing
(dt)
(f) Kisar (L) (n). Diameter luar roda cacing (dk2)
(g) Tinggi gigi (h) (o). Lebar roda cacing (b)

1. Pebandingan Putaran
n1 z2
n2 z1
i= =
Dimana:
n1 = putaran gigi 1 (cacing) (rpm)
n2 = putaran gigi 2 (roda cacing) (rpm)
z1 = jumlah ulir cacing (buah)
z2 = jumlah gigi roda cacing (buah)
i = perbandingan putaran (faktor reduksi)
2. Kecepatan Putar Roda Cacing ( V )
.d 2.n
60.1000
V= m/s
Dimana; n = putaran gigi (rpm)
d2 = diameter pitch roda cacing (mm)

3. Modul aksial (ms)


mn
ms
cos
Dimana: mn = modul normal
(gamma) = sudut kisar
harga taksiran kasar ms dari jarak sumbu poros a dan jumlah gigi z 2
adalah:
2a 12,7
ms
z 2 6,28

4. Diameter lingkaran jarak bagi (pitch circle)


z1. mn
d1
sin d 2 m s .z 2
a = (d1 + d2)/2

5. Kelonggaran puncak ( ck )
c = 0,157. mn

6. Tinggi kepala, tinggi kaki, dan tinggi gigi adalah:


hk = mn, hf = 1,157 mn, H = 2,157 mn
7. Diameter kepala/luar ( dk )
1
Untuk cacing; dk = d1 + 2hk
Untuk roda cacing; dt = d2 + 2hk
8. Diameter kaki/diameter inti ( df )
Untuk cacing; dr1 = d1 2hf
Untuk roda cacing; dr2 = d2 2hf

9. Lebar sisi gigi (b)


Jika sudut yang dibentuk oleh lengkungan gigi roda cacing adalah , maka
lebar roda cacing dapat dipilih di sekitar harga menurut rumus:
b = 0,577 dk1, atau b = 2,38.(.mn/cos ) + 6,35

dan lebar sisi gigi efektif be adalah:


be = dk1.sin (/2)
10. Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing
d1
rt hk
2
11. Diameter luar roda cacing:
d
d k 2 d t 2 1 hk .(1 cos
2
(13)
2
12. Tegangan lentur yang diizinkan ba (kg/mm ), dapat dilihat table 6.20.

Bahan roda gigi


Pembebanan satu arah Pembebanan dua arah
cacicing
Besi cor 8,5 5,5
Perungggu untuk roda 17 11
gigi 10,5 7
Perunggu antimony 3 2
Damar sintesis
Table 2.1 Tegangan lentur yang di izinkan ba (kg/mm2)

13. Faktor bentuk gigi ( Y ), dapat dilihat table 6.21.

Sudut tekanan normal Factor bentuk


14,5o 0,100
20o 0,125
25o 0,150
30o 0,175

14. Beban lentur yang


Tablediizinkan
2.2 faktorFab (kg): roda gigi cacing Y
bentuk
Fab = ba. be. mn. Y
15. Beban permukaan gigi yang diizinkan Fac (kg):
Fac = Kc. d2. be. Ky
Dimana:
Kc = factor ketahanan terhadap keausan menurut table 6.22, dan
Ky = factor sudut kisar menurut table 6.23.
Harga terkecil diantara Fab dan Fac diambil sebagai Fmin

cacing Roda gigi cacing Kc (kg/mm2)


Baja (kekerasan HB 250) Perunggu fosfor 0,042
Baja celup dingin Besi cor 0,035
Baja celup dingin Perunggu fosfor 0,056
Baja celup dingin Perunggu fosfor yang dicil 0,085
Baja celup dingin Perunggu antimony 0,085
Besi celup dingin Damar sintesis 0,087
Besi cor Perunggu fosfor 0,106
Table 2.3 Faktor tahan aus Kc
Sudut kisar K
< 10 1
= 10-25 1,25
Y > 25 1,50

Table 2.4 faktor sudut kisar K

16. Beban tangensial roda gigi Ft :


102.PM
Ft
V

Tetapi dalam hal mesin khusus seperti Derek kapstan, daya


dikalikan hanya dengan efisiensi roda cacing w sehingga:
102.PM . w
Ft
V

Dimana; PM = daya rencana (kW)


V = kecepatan tangensial (m/s)
w = efisiensi
Harga Fmin harus lebih besar dari pada Ft.

2.4 Crane
Crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment) yang
digunakan sebagai alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja
dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara
horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan. Alat ini
memilki bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu berputar
hingga 360 derajat dan jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya
digunakan dalam pekerjaan pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan,
industri, pergudangan dll.

Komponen-komponen utama tower cane adalah:


1. Rangka
Rangka berfungsi sebagai penyangga dan penyeimbang dari lengan

tower crane.

2. Tali Baja
Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan

serat-serat baja yang berfungsi sebagai penarik atau pengulur spreader

kait atau trolley.

3. Kait (Hook)
Kait adalah tempat untuk menggantungkan beban
4. Pulley (Shave)
Pulley adalah cakra yang dilengkapi dengan tali yang merupakan

suatu kepingan bundar beralur yang berfungsi sebagai laluan tali baja.

5. Drum penggulung tali baja


Drum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung

atau mengulur tali baja pada saat menaikkan atau menurunkan beban

6. Motor penggerak
Motor penggerak pada tower crane ada 3 yaitu motor penggerak drum,

motor penggerak trolley dan motor penggerak mekanisme slewing.

7. Bobot penyeimbang (Counter Weight)


Bobot Imbang adalah bagian dari tower crane yang berfungsi untuk

mengimbangi berat dari boom beban

8. Boom/ Jib (Lengan)


Boom adalah lengan dari tower crane yang memiliki jangkauan/ radius

sebagai tempat berjalannya trolley. Boom ini berfungsi untuk

menjangkau, memutar, memindahkan, mengangkat dan menurunkan

beban. Boom pada tower crane ini ada 2 yaitu : boom bobot imbang

dan boom beban.

9. Trolley
Trolley berfungsi sebagai tempat bergantungnya spreader kait dan juga

untuk menggerakkan spreader kait pada saat mengangkat dan

menurunkan beban atau muatan.

Untuk lebih jelas bagian-bagian utama dari tower crane dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.14 Bagian-bagian utama


Tower Crane

Anda mungkin juga menyukai