92-104
ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online
Irwhantoko1*, Basuki1
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya
Jl. Airlangga No. 4-6, Surabaya 60286
*Penulis korespondensi, E-mail: Irwhantoko@gmail.com
ABSTRAK
Kata kunci: Emisi Karbon, Gas Rumah Kaca, Pemanasan global, Pengungkapan Suka-
rela, Protokol kyoto.
ABSTRACT
The objective of this study is to examine factors that influence the carbon emission
disclosure. Several factors, such as size, profitability, competition, growth, debt to equity ratio,
and public accountant firm are included in this study. We adopt the checklist issued by
Carbon Disclosure Project (CDP) to measure to what extent the carbon emission disclosures is
made. This research applied purposive sampling method to obtain 19 listed manufacturing
business in the Indonesian Stock exchange for the period 2012 to 2013. The results show that
debt to equity ratio have significant negative correlation with carbon emission disclosure,
however other factors cannot be proved as the determinan of carbon emission disclosure.
Keywords: Carbon emission, Greenhouse gas, Global warming, Kyoto Protocol, Voluntary
disclosure.
92
Irwhantoko: Carbon Emission Disclosure 93
dibuat di Kyoto, Jepang pada tahun 1997. Esensi nya, jika perusahaan menghasilkan emisi melebihi
dari konvensi tersebut ialah mewajibkan anggota target, mereka dapat membeli 'carbon credit' dari
Anex 1 mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), perusahaan dengan emisi dibawah target. Carbon
karena perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir credit adalah sertifikat yang memberikan hak
ini disebabkan oleh akumulasi penggunaan energi untuk mengeluarkan satu ton karbondioksida
fosil semenjak revolusi industri tahun 1850. Gas atau gas rumah kaca lainnya yang ekuivalen
yang dikatagorikan sebagai GRK adalah Carbon dengan satu ton karbondioksida.
dioxide (CO2), Methane (CH4), Nitrous oxide (N2O), Indonesia meratifikasi Protokol Kyoto periode
Hydrofluorocarbons (HFCS), Perfluorocarbons pertama pada 28 Juni 2004 melalui Undang-
(PFCS), dan Sulfur hexafluoride (SF6). Undang No. 17 Tahun 2004. Indonesia sebagai
Pada periode pertama Protokol Kyoto, 39 negara berkembang tidak berkewajiban menurun-
negara industri maju dalam kelompok negara kan emisi, tetapi partisipasinya sangat diperlukan
Anex 1 berkomitmen memangkas emisi gas rumah untuk mencapai tujuan UNFCCC serta diharap-
kaca secara relatif agar kembali pada keadaan kan mampu menjembatani peran negara maju
level 5 persen dari dasar laporan tingkat emisi dalam membangun berbagai sektor pengurangan
tahun 1990. Pada periode ini pengurangan emisi emisi dan meningkatkan penyerapan emisi karbon
GRK harus dicapai dihitung mulai tahun 2008 dan melalui investasi.
berakhir pada tahun 2012. Terciptanya komitmen Pada periode kedua Protokol Kyoto diadakan
tersebut merupakan upaya untuk mengendalikan di Doha, Qatar pada 8 Desember 2012. Konvensi
level konsentrasi emisi GRK di atmosfer agar suhu tersebut menghasilkan target baru yaitu anggota
rata-rata permukaan bumi tidak melebihi batas Annex 1 diwajibkan mengurangi emisi GRK se-
maksimal 2 derajat celsius dari jaman pra besar 18 persen dari dasar emisi tahun 1990 yang
industri. dapat dicapai selama 8 tahun, dimulai dari tahun
Protokol Kyoto mengatur tiga mekanisme 2013 hingga 2020 (United Nations Framework
dalam mengurangi emisi GRK. Tiga mekanisme Convention on Climate Change (UNFCCC), 2012).
tersebut adalah Clean Development Mechanism Indonesia meratifikasi Protokol Kyoto periode
(CDM), Joint Implementation (JI), dan Emission kedua pada 30 September 2014.
Trading (United Nations Framework Convention Implikasi dari Protokol Kyoto memunculkan
on Climate Change (UNFCCC), 1998). CDM carbon accounting, yang merupakan keharusan
dijelaskan pada pasal 12, yaitu anggota non Annex perusahaan untuk melakukan pengakuan, peng-
1 dapat membantu anggota Annex 1 mencapai ukuran, pencatatan, penyajian dan pengungkapan
pemenuhan batas emisi melalui pembangunan emisi karbon. Lebih lanjut Ratnatunga (2007)
sebuah proyek pengurangan emisi. Partisipasi menyatakan bahwa akuntansi karbon berkaitan
pada proyek bersifat sukarela, tetapi partisipan dengan efisiensi emisi karbon pada penggunaan
akan diuntungkan oleh hasil pengurangan emisi bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead
yang tersertifikasi/Certified Emission Reduction pabrik, biaya overhead lingkungan dan biaya
(CER) karena akan bernilai ekonomis dan dapat terkait dengan manajemen standar karbon.
digunakan oleh anggota Annex 1 dalam memenuhi Sementara ini praktik pengungkapan emisi
komitmentya pada batas emisi. karbon di Indonesia masih voluntary disclosure.
Kedua, Joint Implementation (JI) dijelaskan Beberapa acuan yang digunakan dalam peng-
pada pasal 6, bahwa antar anggota Annex 1 dapat hitungan emisi karbon oleh perusahaan Indonesia
bekerjasama dalam mengurangi atau membatasi mengacu pada ketentuan protokol CO2 yang
emisi GRK agar tidak melebihi dari batas komit- diadopsi dari World Business Council for Sustai-
men yang telah ditetapkan. Kerjasama tersebut nable Development/World Resources Institute
membolehkan setiap anggota mentransfer atau (WBCSD-WRI) dan standar yang dikeluarkan oleh
menerima tiap unit penurunan emisi yang dihasil- United Nation Environtment Progamme (UNEP).
kan oleh proyek pengurangan emisi pada setiap Choi et al. (2013) meneliti faktor-faktor yang
sektor ekonomi. memengaruhi pengungkapan emisi karbon
Ketiga, Emission Trading dijelaskan pada (Carbon Emission Disclosure). Pengukuran emisi
pasal 17, bahwa diantara angota Annex 1 diper- karbon yang digunakan adalah check list yang
bolehkan melakukan perdagangan emisi. Peru- diperoleh dari CDP (Carbon Disclosure Project).
sahaan yang terbukti menghasilkan emisi di- Choi et al. (2013) menggunakan variabel indepen-
bawah batas yang diijinkan, hak pengeluaran den Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Tingkat
emisi dapat diperdagangkan kepada perusahaan Emisi Karbon, Tipe Industri, dan Kualitas Cor-
yang menghasilkan lebih banyak emisi. Sebalik- porate Governance. Berdasarkan penelitian ter-
94 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 2, NOVEMBER 2016: 92-104
sebut, dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai 2020 tanpa ada rencana aksi (bussines as
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan usual/BAU) pada sektor pertanian, kehutanan
emisi karbon pada perusahan manufaktur di dan lahan gambut, energi dan transportasi, indus-
Indonesia. tri, pengolahan limbah dan kegitan pendukung
Penelitian ini betujuan untuk menguji faktor- lainnya. Tindakan yang telah dilakukan peme-
faktor yang mempengaruhi pengungkapan emisi rintah diatas merupakan alat penggerak industri
karbon (Carbon Emission Disclosure) pada untuk merespon tekanan lingkungan dengan
perusahaan manufaktur di Indonesia, yang meli- mereduksi konsentrasi emisi gas rumah kaca pada
puti ukuran perusahaan, profitabilitas, kompetisi, tingkat tertentu. Berbagai upaya penurunan emisi
pertumbuhan, rasio utang pada ekuitas, dan GRK yang telah dilakukan oleh pelaku usaha
reputasi kantor akuntan publik. dapat ditunjukan melalui pengungkapan emisi
Teori yang digunakan sebagai dasar peng- karbon (Carbon Emission Disclosure).
ungkapan emisi karbon di dalam penelitian ini
adalah teori legitimasi. Teori legitimasi berfokus Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
pada hubungan antara perusahaan dan masya- Carbon Emission Disclosure
rakat melalui peraturan yang dibuat oleh peme-
rintah. Sebagaimana yang telah ditekankan oleh Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat
Gray et al. (1996) bahwa pengungkapan berperan tercermin dari ukuranya. Semakin besar ukuran
dalam menjembatani perusahaan dengan kelom- perusahaan semakin besar sumber daya yang
pok masyarakat. Perusahaan terdorong untuk dimiliki (Choi et al., 2013). Ukuran perusahaan
mendapatkan legitimasi dari masyarakat karena juga dapat menggambarkan jumlah aktifitas ope-
ingin meyakinkan bahwa aktifitas operasi per- rasional. Perusahaan yang berukuran lebih besar
usahaan telah sesuai dengan norma dan batasan- tentu memiliki lebih banyak aktifitas. Segala
batasan berdasarkan pada ketentuan yang ber- aktifitas operasional perusahaan tidak jarang
laku (Deegan dan Unerman, 2006). Legitimasi itu berhubungan langsung dengan lingkungan.
sendiri akan diperoleh perusahaan jika antara Sehingga disamping perusahaan menjalankan
perusahaan dan masyarakat terdapat persamaan operasionalnya perusahaan juga perlu menjaga
hasil yang diharapkan, sehingga akan mengurangi kelestarian lingkungan demi mendukung kinerja-
risiko jangka panjang atas adanya tuntutan dari nya. Masyarakat akan memberikan tekanan ke-
masyarakat (Deegan et al., 2002). Hal tersebut pada perusahaan ketika ada kegiatan perusahaan
disebabkan adanya kontrak sosial antara perusa- yang langsung berdampak pada lingkungan tidak
haan dengan masyarakat yang memberikan oto- sesuai dengan norma yang telah ditetapkan.
ritas untuk menggunakan sumber daya ekonomi Sebagai tindak respon terhadap tekanan masya-
(Ghozali dan Chariri, 2007). Ketika terdapat per- rakat, perusahaan melakukan pengungkapan
bedaan antara perusahan dengan masyarakat terkait kinerjanya. Perusahaan yang memiliki
terkait dengan nilai yang dianut legitimation sumber daya lebih besar akan lebih mampu dan
gap, maka pada saat itu legitimasi perusahaan lebih cepat menyadiakan informasi pada pihak
berada pada posisi terancam dan mampu mem- eksternal. Sehingga antara perusahaan besar
pengaruhi kemampuan perusahaan untuk me- dengan perusahaan kecil potensi untuk menye-
lanjutkan kegiatan usahanya. Ancaman terbesar- diakan pengungkapan emisi karbon lebih mung-
nya ialah masyarakat akan mencabut kontrak kin dilakukan oleh perusahaan berukuran besar.
sosialnya ketika mereka merasa tidak puas atas Hasil penelitian, Stanny dan Ely (2008), Prado-
aktivitas perusahaan. Lorenzo et al. (2009), Luo et al. (2010), Tang dan
Dalam rangka menghindari akibat diatas
Luo (2011), Gallegolvarez (2010), Borghei-Ghomi
pemerintah Indonesia meratifikasi Protokol Kyoto
dan Leung (2013), Choi et al. (2013), Eleftheriadis
periode pertama melalui Undang Undang No. 17
dan Anagnostopoulou (2014), dan Jannah dan
tahun 2004, dan memperpanjang komitmen
Muid (2014) menemukan bahwa ukuran per-
periode kedua pada 30 September 2014. Menge-
usahaan berpengaruh signifikan positif pada
sahkan Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011
pengungkapan emisi karbon. Berdasarkan pada
mengenai Rencana Aksi Nasional Penurunan
penjelasan di atas, maka dapat dihipotesiskan
Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk
sebagai berikut.
mendukung penurunan tingkat emisi 26 persen
dengan usaha sendiri, atau penurunan 41 persen H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada
dengan kerjasama internasional sampai tahun Carbon Emission Disclosure.
Irwhantoko: Carbon Emission Disclosure 95
Pengaruh Profitabilitas terhadap Carbon kebutuhan sehari- hari (Zhao dan Zhong, 2015).
Emission Disclosure Dengan anggapan produk lebih ramah lingkungan
lebih bernilai dari pada produk yang tidak ramah
Kontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, perusahaan dapat menciptakan
lingkungan seperti mengganti mesin-mesin pro- keunggulan kompetitif. Atas dasar pertimbangan
duksi ramah lingkungan, ikut dalam kegiatan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
penanaman pohon, berusaha mengurangi emisi H3: Kompetisi berpengaruh positif pada Carbon
dan melakukan pengungkapan akan lebih mung- Emission Disclosure.
kin dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja
lebih baik, sebab pengungkapan lingkungan mem- Pengaruh Pertumbuhan terhadap Carbon
butuhkan sumber daya lebih besar. Walaupun Emission Disclosure
pengungkapan lingkungan masih merupakan
pengungkapan sukarela tetapi perusahaan dengan Perusahaan yang berada pada kondisi tum-
kinerja lebih baik akan lebih mampu melaku- buh akan lebih konserfatif dalam memanfaatkan
kannya, dan semakin detil area pengungkapanya sumber daya yang dimiliki. Perusahaan akan
(Roberts, 1992). Argumen tersebut didukung hasil memanfaaatkan sumber daya dengan memfokus-
temuan Horvthov (2010) bahwa berdasarkan kannya pada peningkatan kinerja dan pengem-
pada penelitian meta analisis dari 64 hasil bangan pada sektor ekonomi. Perusahaan yang
penelitian yang dimulai dari tahun 1978 hingga memiliki kesempatan tumbuh lebih tinggi lebih
2008 menunjukan pengaruh antara kinerja ling- memprioritaskan tujuan ekonomi dibanding mem-
kungan dengan kinerja ekonomi positif 55%, pertimbangkan kelestarian lingkungan (Prado-
negatif 15%, dan sisanya 30% tidak memiliki Lorenzo et al., 2009). Maka kondisi seperti itu akan
pengaruh. Jannah dan Muid (2014) juga menemu- menciptakan kontradiksi antara penggerak per-
kan bahwa profitabilitas yang tinggi mampu tumbuhan ekonomi dengan pengungkapan emisi
meningkatkan kecenderungan pengungkapan karbon. Long et al. (2015) menyatakan bahwa
informasi emisi karbon. Berdasarkan uraian terdapat hubungan dua arah antara Produk
diatas maka dihipotesiskan sebagai berikut. Domestik Bruto (PDB) dengan emisi karbon, batu
H2: Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif bara, gas, dan konsumsi listrik. Penggunaan
Carbon Emission Disclosure. energi yang bersumber dari batu bara, gas
memang berkorelasi dengan pertumbuhan
Pengaruh Kompetisi terhadap Carbon Emis- ekonomi, akan tetapi ketika dibandingkan dengan
sion Disclosure menggunakan energy baru terbarukan hasilnya
lebih kuat berkorelasi dengan peningkatan emisi
Kompetisi yang ketat mampu menciptakan karbon. Hasil penelitian Luo et al. (2013) menun-
tekanan pada perusahaan lain yang berada pada jukan bahwa terdapat korelasi negatif antara
industri yang sama. Peng et al. (2014) menganggap pertumbuhan dengan pengungkapan karbon. Atas
pengungkapan emisi karbon merupakan salah dasar pertimbangan tersebut, dirumuskan hipo-
satu bentuk tekanan perusahaan pada lingkungan tesis.
yang kompeten. Keadaan lingkungan industri H4: Pertumbuhan berpengaruh negatif pada
dengan tingkat kompetisi yang tinggi mungkin Carbon Emission Disclosure.
akan memaksa perusahaan lain melakukan peng-
ungkapan emisi karbon untuk ikut masuk ke Pengaruh Rasio Utang pada Ekuitas ter-
jajaran perusahaan kompetitif (March, 1981). hadap Carbon Emission Disclosure
Sehingga jika perusahan kurang kompeten me-
maksakan berkompetisi dengan perusahan lebih Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan
kompeten melalui pengungkapan emisi, perusaha- kemampuan perusahaan untuk memenuhi ke-
an tersebut akan lebih terbebani dengan biaya wajiban financial-nya baik jangka pendek maupun
pengungkapan. jangka panjang. Semakin tinggi rasio semakin
Pengungkapan emisi pada lingkungan bisnis kurang baik bagi perusahaan (Sartono, 2001).
yang kompetitif disebabkan oleh anggapan bahwa Karena perusahaan yang memiliki komposisi
produk yang dirasa berhubungan dengan ekologi modal lebih banyak bersumber dari utang berisiko
lebih baik dan sebaliknya. Persepsi seperti ini mengalami kebangkrutan jika gagal melunasinya
akan meningkatkan willingnes to pay pada pada saat jatuh tempo. Untuk menghindari hal
produk, terutama memengaruhi preferensi konsu- demikian, manajemen mengungkapkan informasi
men dalam menentukan pembelian produk lebih luas kepada kreditur agar mereka tetap
96 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 2, NOVEMBER 2016: 92-104
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN itu tujuan pereduksian emisi perusahaan Indone-
sia hanya untuk menjembatani negara maju
Gambaran Sampel Penelitian dalam memenuhi kewajiban penurunan emisi
GRK mereka, dan pengungkapan informasi pada
Obyek dalam penelitian ini adalah perusaha-
laporan keberlanjutan sementara ini masih ber-
an manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
sifat sukarela khususnya informasi pengungkapan
Indonesia (BEI) pada periode 2012-2013. Pemillih-
emisi karbon.
an sampel pada penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Berdasarkan metode Tabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian Tahun 2012-
tersebut diperoleh 19 perusahaan manufaktur 2013
yang masuk dalam kriteria sampel. Rangkuman
hasil pengambilan sampel ditunjukan pada tabel Kriteria Sampel Jumlah
3. Total perusahaan manufaktur yang 132
Jumlah perusahaan yang terpilih menjadi mempublikasikan Annual Report maupun
sampel penelitian sebanyak 19 perusahaan. Sustainability Report pada tahun 2012 dan
Jumlah tersebut cukup sedikit, hal ini dapat 2013
disebabkan karena Indonesia masih merupakan Total perusahaan yang tidak (113)
negara berkembang yang tidak diwajibkan untuk mengungkapkan informasi emisi karbon atau
melakukan penurunan emisi GRK sehingga emisi Gas Rumah Kaca pada Annual Report
berdampak pada luasnya informasi emisi karbon maupun Sustainability Report
yang dimiliki perusahaan Indonesia. Disamping Sampel perusahaan berdasarkan Kriteria 19
Irwhantoko: Carbon Emission Disclosure 99
seperti tujuan proyek, metodologi yang digunakan, produk ramah lingkungan. Akan tetapi perhatian
estimasi jangka waktu proyek, bagaimana meng- konsumen tidak akan menggambarkan jumlah
ukur GHG yang direduksi, pengaruh proyek pada jejak karbon. Penelitian ini membuktikan sedikit
lingkungan, sumber pendanaan, komentar para sekali jumlah perusahaan yang mengungkapkan
pemangku kepentingan, rencana monitoring, dan total gas rumah kaca dan metode yang digunakan
penghitungan aktivitas pengurangan emisi (United untuk mengukurnya. Dengan demikian hasil
Nations Framework Convention on Climate penelitian menegaskan bahwa tingkat kompetisi
Change (UNFCCC), 2001). mampu memengaruhi perusahaan mengurangi
Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan emisi gas rumah kaca karena terkait dengan
positif terhadap pengungkapan emisi karbon. efisiensi, dan ingin menciptakan image positif,
Hasil analisis menunjukan koefisien yang tetapi kompetisi tidak dapat memengaruhi luas-
dihasilkan pada profitabilitas sebesar 0,055 nya pengungkapan emisi karbon.
dengan probabilitas sebesar 0,307. Sehingga dapat Pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan
dikatakan bahwa hipotesis H2 ditolak. Hasil negatif terhadap pengungkapan emisi karbon.
penelitian ini tidak mendukung penelitian Choi et Hasil analisis menunjukan nilai koefisien per-
al. (2013), Jannah dan Muid (2014), yang menyata- tumbuhan sebesar -9,961E-005 dengan probabili-
kan bahwa profitabilitas berpengaruh positif ter- tas 0,491. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis
hadap pengungkapan emisi karbon. Hasil peneliti- H4 ditolak. Sehingga hasil penelitian tidak sama
an ini menemukan bahwa besarnya profitabilitas dengan Luo et al. (2013). Perbedaan dengan pene-
tidak bergerak seiring dengan pengungkapan litian sebelumnya dikarenakan ada perusahaan
emisi karbon. Hal tersebut dapat disebabkan oleh labanya meroket tajam namun sedikit pengung-
antara keuntungan dan biaya pengungkapan kapan, dan ada perusahaan labanya menurun tapi
tidak relevan. Ketika perusahaan mengungkap- lebih luas pengungkapannya. Sehingga luas peng-
kan emisi karbon tetapi pengungkapan tersebut ungkapan tidak bergerak seiring dengan per-
membuat investor dan pihak yang berkepentingan tumbuhan. Hal ini dapat disebabkan oleh per-
menjadi sulit memahami maka pengungkapan ini usahaan yang tumbuh tinggi akan menghadapi
berkontribusi kecil. Namun bagi perusahan yang risiko litigasi dan biaya lingkungan ketika per-
menjalankan proyek pengurangan emisi seperti usahaan bertindak tidak sesuai dengan norma
CDM (Clean Development Mechanisme), profita- yang ditetapkan. Untuk mengatasinya perlu me-
bilitas yang dicapai perusahaan lebih masuk akal ningkatkan kinerja lingkungan. Akan tetapi, pen-
ketika dibandingkan dengan luasnya pengungkap- capaian kinerja lingkungan akan terhambat jka
an karena pengungkapan tersebut akan mudah tidak didukung oleh kinerja perusahaan karena
dipahami oleh investor dan pihak-pihak terkait memperluas pengungkapan lingkungan akan mem-
dengan proyek pengurangan emisi. pengaruhi aliran kas secara langsung. Dengan
Kompetisi tidak berpengaruh signifikan demikian, perusahaan yang mengalami partum-
positif terhadap pengungkapan emisi karbon. buhan tapi kinerjanya terhambat karena kinerja
Hasil analisis menunjukan nilai koefisisen lingkungan tidak berbeda dengan perusahaan
kompetisi sebesar 0,000 dengan probabilitas 0,770. yang mengalami penurunan kinerja.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipo- Rasio utang pada ekuitas menunjukan peng-
tesis H3 ditolak. Hasil penenilitia ini tidak sama aruh negatif dan signifikan terhadap pengungkap-
dengan penelitian Peng et al. (2014) yang menemu- an emisi karbon. Hasil analisis menunjukan nilai
kan bahwa kompetisi berpengaruh signifikan koefisen dari rasio utang pada ekuitas menunjuk-
positif pada pengungkapan emisi karbon. Hasil ini kan nilai -1,008 dengan probabilitas 0,014. Dengan
mengesankan bahwa meskipun perusahaan me- demikian, pengaruh negatif dan signifikan yang
miliki pangsa pasar lebih luas, bukan berarti dihasilkan dari rasio utang atas modal me-
bahwa perusahaan tersebut lebih luas pengung- nunjukkan bahwa hipotesis H5 ditolak. Hasil
kapannya pada emisi karbon. Perusahaan lebih penelitian ini sejalan dengan Cormier dan Magnan
cenderung menilai risiko perubahan iklim dan (2003). Hasil penelitian menunjukan bahwa kom-
strategi mengurangi emisi gas rumah kaca. posisi ekuitas lebih menentukan pengungkapan
Nampaknya perusahaan ingin menciptakan per- emisi karbon dibandingkan jumlah utang per-
sepsi bahwa perusahaan peduli dengan keber- usahaan. Walaupun kreditur dan investor sama-
lanjutan lingkungan. Sehingga perusahaan yang sama membutuhkan informasi pengungkapan
dinilai peduli lingkungan berarti menciptakan potensi risiko akibat perubahan iklim, tetapi
produk ramah lingkungan. Kesempatan ini diman- pengungkapan emisi karbon lebih ditujukan
faatkan perusahaan untuk memperluas konsen- kepada investor. Hal ini karena, sesuai dengan
trasi pasar dengan mengajak konsumen ikut serta mekanisme Protokol Kyoto bahwa kewajiban
dalam menjaga lingkungan melalui penggunaan mengurangi emisi gas rumah kaca oleh negara
102 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 2, NOVEMBER 2016: 92-104
maju dapat alihkan ke negara berkembang me- emisi rendah menandakan bahwa perusahaan
lalui pendanaan. Perusahaan yang mereduksi telah didukung oleh masyarakat secara finansial.
emisi sesungguhnya dihadapkan pada risiko ke- Perolehan dukungan dana akan memaksimalkan
tidakpastian, bahkan akan lebih tinggi risikonya kekuatan jangka panjang pada sisi keuangan dan
bagi negara berkembang. Untuk mengatasi hal selanjutnya meningkatkan kepastian perusahaan
tersebut negara Annex 1 berupaya menyediakan untuk melanjutkan usahanya. Berdasarkan urai-
pasar, memberikan jaminan kepada perusahaan an tersebut, maka pengungkapan emisi karbon
yang mereduksi emisi bahwa kredit yang dihasil- dapat diartikan berhasil menyebabkan perusaha-
kan dari aktivitas pengurangan emisi akan dihar- an memperoleh legitimasi dari masyarakat me-
gai. Mekanisme tersebut menjembatani negara lalui dukungan pada sisi keuangan yang ditandai
maju mencapai target penurunan emisi yang telah dengan lebih besarnya nilai ekuitas dari pada nilai
ditetapkan. Selain itu besarnya rasio utang pada utang pada perusahaan beremisi rendah.
ekuitas yang berlainan arah dengan besarnya
pengungkapan emisi karbon dapat diasumsikan KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa perusahaan yang mereduksi emisi sedang
berusaha meningkatkan nilai perusahaan agar Faktor-faktor yang diuji didalam penelitian
menjadi tujuan investasi. ini terkait pengaruhnya terhadap pengungkapan
Reputasi Kantor Akuntan Publik menunjuk- emisi karbon (Carbon emission Disclosure) pada
kan pengaruh tidak signifikan positif terhadap perusahaan manufaktur Indonesia meliputi ukur-
pengungkapan emisi karbon. Hasil analisis me- an perusahaan, profitabilitas, kompetisi, partum-
nunjukkan koefisien reputasi Kantor Akuntan buhan, rasio utang pada ekuitas, reputasi Kantor
Publik sebesar 1,850 dengan probabilitas 0,101. Akuntan Publik. Berdasarkan pada hasil penguji-
Dengan demikian, hipotesis H6 terkait pengaruh an, hanya Rasio utang pada ekuitas berpengaruh
reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap peng- negatif signifikan. Sementara faktor lainnya tidak
ungkapan emisi karbon ditolak. Temuan ini di- berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
karenakan Kantor akuntan publik indonesia dari emisi karbon di Indonesia.
kelompok Big Four maupun lainya bukan ter- Penelitian ini memiliki keterbatasan yang
masuk lembaga independen yang berhak melaku- dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti
kan penilaian (verifikasi dan validasi) emisi berikutnya. Pertama, Metode penelitian yang di-
karbon. Penilaian jejak karbon dilakukan oleh gunakan berupa indeks yang dikembangkan oleh
badan independen terakreditasi yaitu Designated (Choi et al. (2013)) berdasarkan pada lembar per-
Operational Entity (DOE). Perusahaan perlu mintaan yang didapatkan dari Carbon Disclosure
mengeluarkan biaya tinggi untuk mendatang- Project (CDP) versi 2009. Kedua, Penelitian ini
kannya dari luar negeri karena hingga saat ini di menggunakan laporan tahunan dan laporan ke-
Indonesia masih belum ada. Dengan demikian, berlanjutan perusahaan dalam mengukur luas
pertimbangan biaya dan manfaat pengungkapan pengungkapan emisi karbon. Akibatnya sampel
karbon akan memberikan dampak besar bagi penelitian memiliki kemampuan generalisasi
keuangan perusahaan yang pada akhirnya mem- rendah karena perusahaan yang tidak terdaftar
pengaruhi luasnya pengungkapan. pada UNFCCC memiliki informasi sedikit tentang
Perbedaan hasil penelitian in dengan hasil emisi gasnya. Ketiga, metode penilaian memberi-
penelitian sebelumnya disebabkan sampel per- kan skor 1 pada setiap item jika terdapat informasi
usahaan yang digunakan di dalam penelitian. pengungkapan. Sehingga apabila perusahaan
Perusahaan mengungkapkan emisi karbon karena mengungkapkan semua item yang berjumlah 18,
perusahaan tersebut memiliki informasi terkait maka skor maksimal yang diperoleh perusahaan
emisi, dan melakukan aktivitas pereduksian emisi sebesar 18.
yang merupakan bagian dari usaha bersama-sama Dengan adanya keterbatasan tersebut di-
untuk mencapai batas emisi yang telah menjadi harapkan penelitian selanjutnya dapat memper-
komitmen saat negara asalnya meratifikasi Proto- baiki keterbatasan penelitian ini. Pertama, peneliti
kol Kyoto. Jadi walaupun pengungkapan emisi selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan
merupakan pengungkapan sukarela, tetapi pemi- cecklist berdasarkan pada kuesioner Carbon
lihan sampel akan berpengaruh pada hasil pene- Disclosure Project (CDP) yang lebih baru. Kedua,
litian. menggunakan sampel perusahaan yang telah
Secara garis besar hasil penelitian ini menun- melakukan skema pembangunan besih (CDM)
jukkan bahwa perusahaan yang mereduksi emisi atau dapat membandingkan perusahaan yang
karbon memiliki nilai ekuitas lebih besar dari pada melakukan skema pembangunan besih (CDM)
nilai utang. Lebih besarnya nilai ekuitas dibanding dengan yang tidak. Ketiga, memberikan skor
nilai utang pada komposisi modal perusahaan sebesar jumlah informasi yang diungkapkan
Irwhantoko: Carbon Emission Disclosure 103
terkait dengan item. Pemberian skor tidak di- 1997: A test of legitimacy theory. Accounting,
batasi, sehingga total skor maksimal yang dapat Auditing & Accountability Journal, 15(3),
diperoleh tergantung seberapa banyak jumlah 312-343.
informasi yang diungkapkan. __________, and Unerman, J. 2006. Financial
Implikasi penelitian ini pertama, penelitian Accounting Theory: McGraw-Hill Education
ini dapat digunakan sebagai saran dalam ber- Maidenhead.
investasi yakni agar berinvestasi pada perusahaan Eleftheriadis, I.M., and Anagnostopoulou, E.G.
yang lebih peduli pada lingkungan demi menjaga 2014. Relationship Between Corporate Climate
kelestarian alam. Sebab masalah perubahan iklim, Change Disclosures and Firm Factors. Busi-
pemanasan global telah menjadi isu yang semakin ness Strategy and the Environment.
meluas dan menarik reaksi tingkat internasional. Elkington, J. 1997. Cannibals with Forks The
Sehingga dengan memprioritaskan investasi pada Triple Bottom Line of 21st Century Business.
perusahaan ramah lingkungan artinya ikut peduli Oxford: Capstone Publishing Limited.
terhadap alam. Kedua, untuk lembaga pendanaan Freedman, M., and Jaggi, B. 2005. Global Warm-
agar lebih mendukung, memberikan kemudahan, ing, Commitment to the Kyoto Protocol, and
insentif kepada perusahaan yang lebih berusaha Accounting Disclosures by the Largest Global
menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan. Public Firms from Polluting Industries. The
Dengan mendukung mereka maka cara pandang International Journal of Accounting, 40(3),
debitur akan berubah dalam mencapai target 215-232.
pelunasan utang. Mereka akan terdorong lebih Gallegolvarez, I. 2010. Indicators for Sustainable
peduli terhadap kelestarian lingkungan sehingga Development: Relationship between Indica-
upaya dalam pengembalian pinjaman dengan tors Related to Climate Change and Explana-
mengabaikan keberlanjutan dapat dirubah ber- tory Factors. Sustainable Development, 20(4),
sama-sama. Pada akhirnya keseimbangan antara 276-292.
tiga pilar dasar bisnis yang meliputi profit, people, Ghozali, I., and Chariri, A. 2007. Teori Akuntansi
dan planet tercapai. (Vol. 3). Semarang: Badan Penerbit Univer-
sitas Diponegoro
DAFTAR PUSTAKA Gray, R., Owen, D., and Adams, C. 1996. Account-
ing & Accountability: Changes and Challenges
Ahmad, Z., Hassan, S., and Mohammad, J. 2003. in Corporate Social and Environmental
Determinants of environmental reporting in Reporting: Prentice Hall.
Malaysia. International Journal of Business Horvthov, E. 2010. Does environmental perfor-
Studies, 11(1), 69. mance affect financial performance? A meta-
Borghei-Ghomi, Z., and Leung, P. 2013. An Empi- analysis. Ecological Economics, 70(1), 52-59.
rical Analysis of the Determinants of Green- Jannah, R., and Muid, D. 2014. Analisis Faktor-
house Gas Voluntary Disclosure in Australia. Faktor yang Mempengaruhi Carbon Emission
Accounting and Finance Research, 2(1), p110. Disclosure pada Perusahaan di Indonesia
Choi, B.B., Lee, D., and Psaros, J. 2013. An Ana- (Studi Empiris pada Perusahaan yang Ter-
lysis of Australian Company Carbon Emission daftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
Disclosures. Pacific Accounting Review, 25(1), 2012).
58-79. Long, X., Naminse, E.Y., Du, J., and Zhuang, J.
Cormier, D., and Magnan, M. 2003. Environmental 2015. Nonrenewable energy, renewable ener-
Reporting Management: a Continental Euro- gy, carbon dioxide emissions and economic
pean Perspective. Journal of Accounting and growth in China from 1952 to 2012. Renewa-
public Policy, 22(1), 43-62. ble and Sustainable Energy Reviews, 52, 680-
Craswell, A.T., and Taylor, S.L. 1992. Discretio- 688.
nary disclosure of reserves by oil and gas Luo, L., Lan, Y.-C., and Tang, Q. 2010. Corporate
companies: an economic analysis. Journal of Incentives to Disclose Carbon Information:
Business Finance & Accounting, 19(2), 295- Evidence from Global 500. SSRN 1725106.
308. _____, Tang, Q., and Lan, Y.-C. 2013. Comparison
D'Amico, E., Coluccia, D., Fontana, S., and Soli- of Propensity for Carbon Disclosure between
mene, S. 2014. Factors Influencing Corporate Developing and Developed Countries: A
Environmental Disclosure. Business Strategy Resource Constraint Perspective. Accounting
and the Environment. Research Journal, 26(1), 6-34.
Deegan, C., Rankin, M., and Tobin, J. 2002. An March, J. G. 1981. Decisions in organizations and
examination of the corporate social and theories of choice. Perspectives on organization
environmental disclosures of BHP from 1983- design and behavior, 205, 44.
104 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 2, NOVEMBER 2016: 92-104
Peng, J., Sun, J., and Luo, R. 2014. Corporate Titman, S., and Trueman, B. 1986. Information
Voluntary Carbon Information Disclosure: quality and the valuation of new issues.
Evidence from China's Listed Companies. The Journal of Accounting and economics, 8(2),
World Economy, 38(1), 91-109. 159-172.
Prado-Lorenzo, J.-M., Rodrguez-Domnguez, L., United Nations Framework Convention on Cli-
Gallego-lvarez, I., and Garca-Snchez, I.-M. mate Change (UNFCCC). 1998. Kyoto Proto-
2009. Factors Influencing the Disclosure of col to The United Nations Framework Con-
Greenhouse Gas Emissions in Companies vention on Climate Change.
World-Wide. Management Decision, 47(7), ________. 2001. Report of the Conference of the
1133-1157. Parties on its seventh session, held at
Ratnatunga, J. 2007. Carbon Cost Accounting: The
Marrakesh from 29 October to 10 November
Impact of Global Warming on the Cost
2001 Addendum part two: Action taken by the
Accounting Profession. Journal of applied
Conference of the Parties (Vol. 2, pp. 43).
management accounting research, 5(2).
Roberts, R.W. 1992. Determinants of corporate ________. 2012. Doha Amendment to the Kyoto
social responsibility disclosure: An application Protocol.
of stakeholder theory. Accounting, Organiza- Watts, R.L., and Zimmerman, J.L. 1986. Positive
tions and Society, 17(6), 595-612. accounting theory.
Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori Zhao, R., and Zhong, S. 2015. Carbon labelling
dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. influences on consumers behaviour: A system
Stanny, E., and Ely, K. 2008. Corporate Environ- dynamics approach. Ecological Indicators, 51,
mental Disclosures about the Effects of Climate 98-106.
Change. Corporate Social Responsibility and Zorio, A., Garca-Benau, M.A., and Sierra, L. 2013.
Environmental Management, 15(6), 338-348. Sustainability Development and the Quality
Tang, Q., and Luo, L. 2011. Transparency of Cor- of Assurance Reports: Empirical Evidence.
porate Carbon Disclosure: International Evi- Business Strategy and the Environment, 22(7),
dence. SSRN 1885230. 484-500. doi: 10.1002/bse.1764