PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin
meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 60 tahun mempunyai angka
prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka
prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun
wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari
kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum
kurang lebih 5-15%.
Penderita isk didunia sekitar 150 juta baik yang ringan maupun komploikasi Berdasarkan
data dari WHO pada tahun 2011, infeksi saluran kemih termasuk kedalam kumpulan infeksi
paling sering didapatkan oleh pasien yang sedang mendapatkan perawatan di pelayanan
kesehatan (Health care-associated infection). Bahkan tercatat infeksi saluran kemih
menempati posisi kedua tersering (23,9%) di Negara berkembang setelah infeksi luka operasi
(29,1%) sebagai infeksi yang paling sering didapatkan oleh pasien di fasilitas kesehatan.
(Pezzlo, 1992). Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi
yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta
kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-
laki.Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India
dan Amerika Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa.(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia
adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru
pertahun (Depkes RI, 2014).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Aceh angka kejadian Infeksi Saluran
Kemih sekitar 1.264 kasus yang dilaporkan dan diperkirakan masih banyak kejadian Infeksi
Saluran Kemih di Provinsi Aceh yang tidak terlaporkan (Ramadhan, 2015).
B. Tujuan umum
1
Melihat gambaran umum dari asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran
kemih (ISK)
C. Tujuan khusus
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi ISK
Menurut agus tessy dkk pada tahun 2001 Infeksi saluran kemih adalah suatu
istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada
saluran kemih sedangkan menurut sudoyo aru dkk pada tahun 2009 Infeksi saluran
kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme didalam
saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain, infeksi saluran kemih dapat terjadi baik pada pria maupun
wanita dari semua umur dan dari kedua jenis kelamin wanita lebih beresiko menderita
infeksi dari pada pria. Jadi infeksi saluran kemih ialah penyakit yang terjadi pada
saluran kemih yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme yang dapat terjadi pada
pria dan wanita dari semua umur.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disesbabkan oleh bakteri terutama Echerichia coli; resiko dan beratnya meningkat
dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaina instrumen uretral baru, septikemia (Susan Martin Tucker,
dkk, 1998).
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan
jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan
prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya, ISK pada pria
jarang terjadi. Namun, ketika gangguan ini terjadi, kali ini menujukkan adanya
abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
3
1. Klasifikasi
menurut hardhi amin pada tahun 2015 Jenis infeksi saluran kemih, antara lain:
1. Kandung kemih (sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Infeksi saluan kemih (ISK) pada usia lanjut (rudi haryono.2012), dibedakan menjadi:
B. Etiologi
Beberapa penyebab dari ISK menurut rudi haryono,2012 antara lain:
a. Mikroorganisme
1) Esherichia coli: 90% penyebab ISK uncomplicated (simpel)
2) Preudomonas, proteus, klebsiella: penyebab ISK complicated
3) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain.
b. usia lanjut
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkatkan akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif.
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
5) Adanya hambatan pada aliran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
c. Faktor risiko
4
Wanita
Obstruksi
Tumor
Hipertofi prostat
Batu ( kalkuli )
Penyakit kronik
Diabetes melitus
Hipertensi
Penyakit sel sabit
Glomerulonefritis
Imunosupresi
Instrumentasi
Kateterisasi
Prosedur diagnostik invasif
Umur
5
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari
temoat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK,
yaitu asending dan hematogen.
Secara hematogen:
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang memengaruhi struktur
dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya
bendungan total urin yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan oleh adanya:
6
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) Sistem imunitas yang menurun
5) Adanya hambatan pada saluran urin
6) Hilangnaya efek bakterisid dari sekresi prostat
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada
individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
7
niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal;
uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan
oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum ( rudi haryono.2012)
Menurut rudi haryono pada tahun 2012 tanda dan gejala dari ISK yaitu :
a. Uretritis
1) Mukosa memerah dan edema
2) Terdapat cairan eksudat yang purulent
3) Ada ulserasi pada urethra
4) Adanya rasa gatal yang menggelitik
5) Adanya nanah awal miksi
6) Nyeri pada saat miksi
7) Kesulitan untuk memulai miksi
8) Nyeri pada abdomen bagian bawah
b. Sistitis
1) Disuria (nyeri waktu berkemih)
2) Peningkatan frekuensi berkemih
3) Perasaan ingin berkemih
4) Adanya sel-sel darah putih dalam urin
5) Nyeri punggung bawah arau suprapubic
6) Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah
c. Pielonefritis
1) Demam
2) Menggigil
3) Nyeri panggul dan pinggang
4) Nyeri ketika berkemih
5) Malaise
6) Pusing
7) Mual dan muntah
E. Komlikasi
Menurut rudi haryono pada tahun 2012 Komplikasi yang diakibatkan oleh ISK antara
lain :
1) Pembentukan abses ginjal atau perirenal
2) Gagal Ginjal
F. Pemeriksaan diagnostik
8
a. Leukosuria atau piuria : merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sedimen air kemih.
b. Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sedimen air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis : satu bakteri lapang pandang minyak emersi.
b. Biakan bakteri : 102-103 organisme koliform/Ml urin plus piuria
c. Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per mililiter urine dari urin
tampung aliran tengah atau dari spesimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria
utama adanya infeksi
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase leukosit) dan nitrit (tes griess
untuk pengurangan nitrat). Jika tes esterase leukosit menunjukkan hasil positif
maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrat urine normal menjadi nitrit
b. Tes penyakit menular seksual (PMS)
Uretritis akut akibat organisme menular secara seksual (misal klamidia trakomatis,
neisseria gonorrhoeae, herpes simplek)
c. Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), pielografi (IVP), sistografi, dan ultrasonografi juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus
urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hidronerosis atau hiperplasi
prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.
G. Penatalaksanaan
9
minimal terhadap flora fekal dan vagina. Terapi infeksi saluran kemih (ISK) dapat
dibedakan atas :
a. Terapi antibiotika dosis tunggal
b. Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari
c. Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu
d. Terapi dosis rendah untuk supresi
H. Pengkajian
10
7) Adakah nyeri panggul atau pinggang, biasanya pada infeksi saluran kemih bagian
atas
8) Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas
I. Diagnosa keperawatan
J. Intervensi
Kriteria hasil
11
2. nadi dan RR dalam rentang normal
3. tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Kriteria hasil
Kriteria hasil
1. Kandung kemih kosong secara penuh
2. Bebas dari ISK
3. Tidak ada spasme bladder
12
BAB III
ANALISA KASUS/PEMBAHASAN
Kasus:
A man 22 years old went to the mountain for vacation. The cold condition
made him diuresis for more than twelve time during 6 hours eventhough
no drinking. When he went back to the city, he drank much than before
because hot climate but he didnt urinaret more (oliguria). He asked to his
friend as a nurse, and this friend said that phenomenon happened
because of body hormon. He said allohuakbar.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan atau
penyakit yang lalu, berhubungan dengan atau yang dapat
mempengaruhi penyakit sekarang
a. Riwayat kesehatan keluarga
b. Riwayat kesehatan klien
1) Riwayat kesehatan sekarang
13
Klien mengatakan setelah berada pada suhu yang
panas sangat banyak minum tetapi tidak ada
keinginan untuk berkemih
3. Keadaan umum klien
4. Data psikologis
Klien mengatakan Allahhuakbar setelah menceritakan apa yang
dialaminya kepada temannya yang seorang perawat (klien
cemas)
5. Data sosial budaya
Analisa Data
Do : -
2. Ds: Klien Intake output cairan Retensi Urin
mengatakan, saya
selama berada
disuhu dingin
banyak minum
tetapi tidak ada
keinginan untuk
berkemih atau
miksi
Do : -
14
3. Ds : Klien bertanya Resiko infeksi Kurang
kepada temannya saluran kemih pengetahun
seorang perawat
tentang masalah
apa yang terjadi
pada dirinya
sekarang yang
banyak minum
tetapi tidak ada
keinginan untuk
berkemih atau
miksi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas (Klien mengucapkan Allahuakbar) berhubungan dengan
tidak ada keinginan untuk berkemih
2. Retensi urin berhubungan dengan intake output cairan yang
tidak stabil
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan resiko infeksi saluran
kemih
C. Intervensi Keperawatan
mengungkapkan - Nyatakan
15
gejala cemas dengan jelas
Mengidentifikasi, harapan
mengungkapkan terhadap
dan menunjukkan perlaku pasien
tehnik untuk - Jelaskan semua
mengontrol cemas prosedur dan
Vital sign dalam apa yang
batas normal dirasakan
Postur tubuh,
selama
ekspresi wajah,
prosedur
bahasa tubuh dan - Pahami
tingkat aktivitas prespektif
menunjukkan pasien
berkurangnya terhadap
kecemasan situasi stres
- Temani pasien
untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi
takut
- Dorong
keluarga untuk
menemani
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
- Identifikasi
tingkat
kecemasan
- Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
16
2. Retensi urin Urinary Urinary Retention
berhubungan elimination Care
Urinary
dengan intake
output cairan yang continence - Monitor intake
tidak stabil Kriteria Hasil : output
Kandung kemih - Monitor
penuh obat
Tidak ada residu antikolionergik
urin > 100-200 - Moniter derajat
cc distendi bleder
Bebas dari ISK - Instruksikan
Tidak ada pada pasien
spasme blader dan keluarga
Balance cairan untuk mencatat
seimbang output urine
- Sediakan
privacy untuk
eliminasi
- Stimulasi
refleksi bladder
dengan
kompres dingin
pada abdomen
- Kateterisasi jka
perlu
- Monitor tanda
dan gejala ISK
(panas,
hematuria,
perubahan bau
dan konsistensi
urine)
17
3. Kurang Knowledge : Teaching disease
pengetahuan disease process
- Berikan
berhubungan process
Knowledge : penilaian
dengan resiko
health tentang
infeksi saluran
Behavior tingkat
kemih
pengetahua
Kriteria Hasil :
Pasien dan n pasien
keluarga tentang
menyatakan proses
pemahaman penyakit
tentang penyakit, yang
kondisi, prognosis spesifik
- Jelaskan
dan program
patofosiolog
pengobatan
Pasien dan i dari
melaksanakan dan
benar berhubunga
Pasien dan n dengan
keluarga mampu anatomi dan
menjelaskan fisiologi,
kembali apa yang dengan cara
dijelaskan yang tepat
perawat/ tim - Gambarkan
18
dengan cara
yang tepat
- Gambarkan
proses
penyakit
dengan cara
yang tepat
- Sediakan
informasi
pada pasien
tentang
kondisi
dengan cara
yang tepat
- Diskusikan
perubahan
gaya hidup
yang
mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi
dimasa
yang akan
datang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
19
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Agus Tessy, Ardaya,
Suw) Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain (sudoyo aru, dkk. 2009)anto,
2001)
Tanda dan gejala ISK
1. Nyeri pada abdomen bagian bawah
2. Disuria (nyeri waktu berkemih)
3. Peningkatan frekuensi berkemih
4. Perasaan ingin berkemih
5. Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah
6. Demam
7. Menggigil
8. Nyeri panggul dan pinggang
9. Nyeri ketika berkemih
10. Pusing
11. Mual dan muntah
B. Saran
20