Nyeri adalah sensasi yang tidak enak dan pengalaman emosi yanng terutama berhubungan dengan
kerusakan jaringan. Nyeri kanker umumnya merupakan nyeri kronik.
- Nyeri somatik : yaitu nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan misalnya metastasis
tulang.
- Nyeri viseral : yaitu nyeri yang timbul akibat kerusakan organ atau alat dalam tubuh
seperti nyeri perut karena pembesaran hati yang disebabkan oleh kanker hati atau kanker lain
yang bermetastasis ke hati, atau nyeri dada karena mengenai selaput paru.
- Nyeri neurogenik : yaitu nyeri yang berhubungan dengan kerusakan/gangguan saraf.
Dalam penilaian nyeri kanker dapat menggunakan VAS (Visual Analog Scale). Skala ini dimulai dari
angka 0 sampai 10, dengan pengertian 0 artinya tidak ada nyeri sama sekali dan 10 artinya sangat
nyeri sekali.
10 cm
could possibly be
Berdasarkan alat bantu yang dipakai, maka nyeri kanker dapat dibagi 3 kelompok :
Tatalaksana nyeri kanker membutuhkan pengkajian yang tepat, terus menerus, dan
berkesinambungan. Tahapan dalam tatalaksana nyeri kanker adalah pengkajian (assessment) dan
pengobatan dan evaluasi (reassessment).
Pengobatan dan evaluasi. Untuk memudahkan pengobatan nyeri, WHO membuat suatu pedoman
penilaian nyeri yang sangat dikenal dan dipakai hampir di seluruh dunia, yaitu Step Ladder/tangga
nyeri WHO. Berdasarkan pedoman ini akan lebih mudah untuk menatalaksana nyeri kanker.
Obat nyeri kanker. Berdasarkan kepada kekuatan obat anti nyeri kanker, maka dikenal 3 tingkatan
obat yaitu :
a. Nyeri ringan (VAS 1-4), obat yang dianjurkan asetaminofen, OAINS (Obat Anti Inflamasi
non-Steroid).
b. Nyeri sedang (VAS 5-6), obat kelompok pertama dan ditambah kelompok opioid ringan
seperti kodein, tramadol.
c. Nyeri berat (VAS 7-10), obat yang dianjurkan adalah kelompok opioid kuat seperti morfin,
fentanil, dan sebagainya.
Obat ajuvan. Selain obat nyeri tersebut ada lagi obat yang bersifat ajuvan, yaitu obat yang
membantu mengurangi nyeri. Obat ini dapat diberikan pada semua derajat nyeri sebagai
tambahan. Obat yang termasuk kelompok ini antara lain : kortikosteroid, gabapentin, amitriptilin,
dan bisfosfonat.
Opioid kuat. Opioid kuat yang ada di Indonesia seperti morfin tersedia dalam bentuk :