Anda di halaman 1dari 7

I.

Pembahasan
Praktikum ini memiliki tujuan untuk menentukan tegangan permukaan
cairan/gas dan cairan/cairan serta memperhatikan efek surface active agent
terhadap tegangan permukaan. Pengukuran tegangan permukaan air/udara,
minyak goreng/udara dan kloroform/udara. Selain itu juga dilakukan pengukuran
tegangan permukaan larutan detergen (konsentrasi 0,05%, 0,1% dan 0,15%),
campuran air dan minyak goreng, campuran air dan kloroform, campuran air,
minyak goreng dan detergen, serta campuran air, kloroform dan detergen.
Pengukuran tegangan permukaan dilakukan dengan menuangkan cairan
pada wadah berupa cawan petri, kemudian cincin dari alat tensiometer dicelupkan
ke permukaan cairan (pada pengukuran tegangan permukaan cairan/gas) dan
dicelupkan sampai batas antara dua lapisan cairan campuran (pada pengukuran
tegangan permukaan cairan/cairan). Pengukuran diulangi tiga kali kemudian
dihitung rata-rata tegangan permukaan yang diperoleh berdasarkan pengukuran.
Berikut ini merupakan data hasil pengukuran tegangan permukaan cairan murni
(cairan/udara) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan Cairan Murni
Rata-rata
Hasil Pengukuran (mN/m)
Zat Suhu (oC) (mN/m)
I II III
Air 27 37,05 36,00 34,01 35,68
Kloroform 27 22,04 19,06 21,01 21,03
Minyak Goreng 29 25,06 21,04 23,01 23,36

Berdasarkan percobaan pengukuran tegangan permukaan terhadap cairan


murni diperoleh tegangan permukaan air sebesar 35,68 mN/m.Tegangan
permukaan minyak sebesar 23,36 mN/m dan tegangan permukaan cairan murni
kloroform adalah sebesar 21,03 mN/m.
Tegangan permukaan cairan memiliki harga berbanding terbalik dengan
luas permukaan cairan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui luas
permukaan aquades lebih kecil dibandingkan luas permukaan kloroform dan
minyak goreng, karena tegangan permukaan air lebih besar dibandingkan dengan
tegangan permukaan kloroform dan minyak goreng. Luas permukaan air yang
lebih kecil disebabkan oleh kuatnya interaksi antara molekul-molekul air. Molekul
air (H2O) merupakan molekul polar dengan atom O yang bersifat elektronegatif
dan mampu membentuk ikatan hidrogen dengan atom H dari molekul air yang
lain (ikatan hidrogen antar molekul). Hal ini yang menyebabkan gaya tarik antar
molekul air sangat kuat, sehingga luas permukaannya kecil dan tegangan
permukaannya besar. Sementara itu, molekul kloroform dan minyak goreng
merupakan senyawa yang bersifat nonpolar. Minyak goreng merupakan senyawa
trigliserida yang bersifat non polar. Sifat nonpolar pada minyak goreng
disebabkan oleh adanya rantai alkil yang panjang. Rantai alkil panjang ini
mengurangi keelektronegatifan atom O pada gugus karboksil sehingga gaya tarik
antara molekul minyak dengan molekul minyak yang lain menjadi lebih lemah.
Dengan demikian, luas permukaan minyak lebih besar dan tegangan
permukaannya kecil. Senyawa kloroform juga bersifat nonpolar. Tiga buah atom
Cl yang terikat pada atom C menyebabkan senyawa ini menjadi kurang polar.
Dengan demikian, gaya tarik antar molekulnya lebih lemah. Luas permukaan
kloroform lebih besar dan tegangan permukaanya menjadi lebih kecil. Selain
karena bersifat nonpolar, tegangan permukaan minyak goreng dan kloroform
bernilai kecil karena tidak adanya ikatan hidrogen antar molekul seperti pada air,
sehingga ikatan antar molekulnya bersifat lebih lemah dibandingkan dengan
ikatan antar molekul yang terjadi pada air.
Pengukuran selanjutnya yaitu pengukuran tegangan permukaan campuran.
Campuran pertama yang digunakan adalah campuran detergen dan air. Dalam hal
ini detergen yang digunakan adalah detergen merek soklin. Konsentrasi detergen
(b/v) yang digunakan bervariasi yaitu 0,05%, 0,1% dan 0,15%. Pengukuran
tegangan permukaan pada campuran detergen-air pada masing-masing konsentrasi
diulangi dua kali, kemudian dihitung rata-rata hasil pengukurannya. Adapun data
hasil pengukuran tegangan permukaan campuran detergen-air disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan Campuran Detergen-Air
Konsentrasi Hasil Pengukuran (mN/m) Rata-rata
Suhu (oC)
Detergen I II III (mN/m)
0,05% 28 25,04 26,02 23,01 24,09
0,1% 28 20,01 18,01 20,02 19,04
0,15% 28 13,03 12,05 15,01 13,06
Hasil percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa tegangan permukaan
rata-rata detergen pada konsentrasi 0,05% adalah 24,09 mN/m, pada konsentrasi
0,1% adalah 19,04 mN/m dan pada konsentrasi 0,15% adalah 13,06 mN/m.
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi
detergen, maka tegangan permukaannya akan semakin kecil, dan luas permukaan
semakin besar. Apabila tegangan permukaan campuran detergen-air dibandingkan
dengan tegangan permukaan air, maka tegangan permukaan yang lebih kecil
adalah tegangan permukaan campuran air-detergen. Pada pengukuran tegangan
permukaan campuran air-detergen, penambahan detergen pada zat murni air
(aquades) mengakibatkan penurunan tegangan permukaan zat tersebut. Hal ini
terjadi karena dalam detergen terkandung surfaktan yang berfungsi sebagai
emulsifier. Emulsifier ini dapat meningkatkan kemampuan air (aquades)
membasahi kotoran. Jika di dalamnya terkandung surfaktan, maka bentuk butiran
air murni (aquades) akan berubah (menyebar).
Salah satu penerapan sifat surfaktan yang dapat menurunkan tegangan
permukaan ini adalah pada penggunaan detergen untuk membersihkan kotoran
pada pakaian. Dengan penambahan surfaktan, tegangan permukaan air akan turun,
sehingga akan semakin mudah untuk melarutkan kotoran. Semakin besar
konsentrasi detergen dalam campuran, maka tegangan permukaan akan semakin
menurun. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya konsentrasi surfaktan yang
berfungsi sebagai emulsifier. Semakin banyak emulsifier, maka semakin banyak
gugus aktif yang berikatan dengan molekul air sehingga gaya kohesi antar
molekul air semakin berkurang. Akibat turunnya tegangan permukaan inilah
detergen digunakan untuk memisahkan kotoran yang menempel pada pakaian.
Pengukuran berikutnya adalah pengukuran tegangan permukaan campuran
antara air dan kloroform serta campuran antara air dan minyak goreng.
Pengukuran tegangan permukaan diulangi sebanyak tiga kali, kemudian dihitung
rata-rata hasil pengukurannya. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh
hasil pengukuran tegangan permukaan sebagai berikut.
Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan Campuran Air-
kloroform dan Air-Minyak Goreng
Campuran Suhu Hasil pengukuran (mN/m) Rata-rata
I II III
(oC) (mN/m)
Air-Kloroform 28 26,05 26,04 30,04 27,07
Air-Minyak
27 35,05 32,03 36,04 34,73
Goreng

Berdasarkan data pada tabel di atas, rata-rata pengukuran tegangan


permukaan campuran air dengan kloroform adalah 27,07 mN/m dan tegangan
permukaan campuran air dengan minyak goreng adalah 34,73 mN/m. Apabila
dibandingkan dengan tegangan permukaan air murni, maka tegangan permukaan
campuran zat-zat tersebut lebih kecil daripada tegangan permukaan zat murninya.
Hal ini disebabkan karena pada campuran-campuran tersebut terdapat molekul-
molekul kloroform dan minyak yang tersebar dalam air dan mengganggu gaya
tarik antar molekul-molekul air. Akibatnya, gaya tarik antar molekul pada
campuran air-kloroform dan air-minyak akan menjadi lebih lemah dibandingkan
dengan air murni. Hal ini menyebabkan luas permukaan campuran air dengan
kloroform dan air dengan minyak akan menjadi lebih besar dan tegangan
permukaannya akan lebih kecil.
Pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran tegangan permukaan
campuran air-kloroform, dan detergen serta campuran air, minyak dan detergen.
Pengukuran tegangan permukaan diulangi sebanyak tiga kali, kemudian dihitung
rata-rata hasil pengukurannya. Adapun data hasil pengukuran tegangan permukaan
campuran air, kloroform, detergen, minyak disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 6. Data Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan Campuran
Suhu Hasil pengukuran (mN/m) Rata-rata
Campuran I II III
(oC) (mN/m)
Air-kloroform- 26 24,08 23,02 24,06 24,02
detergen
Air-minyak-detergen 28 27,07 26,06 29,01 27,08

Berdasarkan data hasil pengukuran, tegangan permukaan rata-rata campuran


air-kloroform-detergen (24,02 mN/m) lebih kecil dibandingkan dengan tegangan
permukaan rata-rata campuran air-kloroform (27,07 mN/m). Hal yang sama juga
terjadi pada campuran air-minyak-detergen, yang mana tegangan permukaan rata-
rata campuran ini (27,08 mN/m) lebih kecil dibandingkan dengan tegangan
permukaan rata-rata campuran air-minyak (34,73 mN/m). Berdasarkan hasil
pengukuran tegangan permukaan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan
dilakukan penambahan detergen, tegangan permukaan campuran menjadi semakin
kecil.
Pada campuran antara minyak dan air, ketika dilakukan penambahan
detergen tegangan permukaannya turun. Hal ini menandakan bahwa detergen
mampu menurunkan tegangan permukaan campuran minyak dan air. Kemampuan
detergen menurunkan tegangan permukaan menyebabkan minyak dan air dapat
saling melarutkan. Hal ini disebabkan karena deterjen mengandung surfaktan
(surface active agent). Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai dua ujung yang berbeda yaitu ujung hidrofilik (suka air, polar) dan
lipofilik (suka lemak, non polar). Apabila surfaktan ditambahkan ke dalam
campuran yang terdiri dari air dan minyak, maka ujung hidrofilik akan berikatan
dengan molekul air, sedangkan ujung lipofilik akan berikatan dengan molekul
minyak. Peristiwa ini dapat diilustrasikan dalam gambar berikut:

Gambar 16. Molekul Surfaktan

Gambar 17. Prinsip Kerja Surfaktan


Dengan melarutnya minyak di dalam air, maka kekuatan ikatan antar
molekul dalam campuran air dan minyak akan melemah, sehingga luas
permukaannya akan bertambah dan tegangan permukaannya semakin berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada campuran air-kloroform dan detergen. Surfaktan
yang terkandung dalam detergen dapat menurunkan tegangan permukaan antara
kedua lapisan dalam campuran. Dalam hal ini, ujung hidrofilik surfaktan akan
berikatan dengan molekul air, sementara itu ujung lipofilik pada surfaktan akan
berikatan dengan molekul kloroform. Hal ini dapat terjadi karena ujung lipofilik
bersifat non polar, sehingga dapat berikatan dengan kloroform yang juga bersifat
non polar.

II. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa
simpulan yaitu sebagai berikut.
1. a. Tegangan permukaan cairan/gas antara lain:
Tegangan permukaan air/udara adalah 35,68 mN/m.
Tegangan permukaan kloroform/udara adalah 21,03 mN/m.
Tegangan permukaan minyak goreng/udara adalah 23,36 mN/m.
b. Tegangan permukaan cairan/cairan antara lain:
Tegangan permukaan larutan detergen 0,05% adalah 24,09 mN/m.
Tegangan permukaan larutan detergen 0,10% adalah 19,04 mN/m.
Tegangan permukaan larutan detergen 0,15% adalah 13,06 mN/m.
Tegangan permukaan campuran air-kloroform adalah 27,07 mN/m.
Tegangan permukaan campuran air-minyak goreng adalah 34,73 mN/m
Tegangan permukaan campuran air-kloroform-detergen adalah 24,02
mN/m.
Tegangan permukaan campuran air-minyak goreng-detergen adalah
27,08 mN/m.

2. Penambahan surface activeagent (surfaktan) ke dalam air dapat


mengurangi tegangan permukaan () dimana semakinbesar konsentrasi
detergenmaka semakin kecil tegangan permukaan.Hal ini juga terjadi pada
penambahan surface active agent ke dalam campuran air-kloroform dan
air-detergen, yang mana penambahan surface active agent menyebabkan
menurunnya tegangan permukaan.

Anda mungkin juga menyukai