Tugas Novia
Tugas Novia
Tinjauan Pustaka
skor 1 2 3
Serum bilirubin(mg/dL) <2 2-3 >3
Serum albumin (mg/dL) > 3,5 2,8 3,5 <2,8
Ascites tidak ada mudah dikontrol sulit dikontrol
Gangguanneurologi tidak ada minimal komalanjut
Waktuprotrombin(detik) <4 4-8 >8
: selisihwaktuprotrombindengankontrol(detik)
Sampai saat ini kriteria yang dipakai sebagai parameter dalam upaya menentukan
prognostik sirosis hati adalah skor modifikasi Child Pugh. Kriteria ini juga dapat dipakai untuk
menilai keberhasilan terapi konservatif.2
Prognosis sirosis hati berdasarkan skor kriteria Child Pugh yang dihubungkan dengan angka
mortalitas terhadap tindakan operasi adalah Child Pugh A 10-15%, Child Pugh B 30% dan
Child Pugh C > 60%.1,2
2.2.1. Serum bilirubin
Bilirubin adalah suatu pigmen kuning dengan struktur tetrapirol yang tidak larut
dalam air, berasal dari destruksi sel darah merah (75%), katabolisma protein hem (22%) dan
inaktivasi eritropoesis sum-sum tulang (3%). Bilirubin yang tidak terkonyugasi, di hati akan
mengalami konyugasi dengan enzim glukoronil transferase. Selanjutnya bilirubin
terkonyugasi akan dikonversi menjadi urobilinogen di colon dan sebagian direabsorpsi dan
diekskresikan ginjal dalam bentuk urobilinogen dan dikeluarkan bersama dengan feses
sebagai sterkobilin.
Pemeriksaan bilirubin ini dapat dengan menggunakan metode van den Bergh assay,
dimana dapat ditentukan tingkat bilirubin total dalam serum dan jumlah bilirubin
terkonyugasi ataupun tak terkonyugasi. Pada sirosis hati akan dijumpai peningkatan
produksi bilirubin.1,2
Inflammation
adipogenesis
Physiological roles for murine resistin. Three roles for murine resistin have been postulated. Resistin has
been demonstrated toimpair glucose homeostasis and insulin action in the mouse. Resistin is able to antagonize the
effects of insulin. This antagonism results in adecreased suppression of hepatic glucose output (HGO) and a
decreased ability of skeletal muscle and adipose glucose output and adecreased ability of skeletal muscle and
adipose to uptake glucose in response to insulin. Thus, the overall net effect of transient elevation ofresistin levels
in rodents is insulin resistance. Resistin has also been shown to inhibit adipogenesis in vitro. Resistin may also be
playing arole in inflammation.
Dua studi independen dimana resistin rekombinan diberikan terhadap tikus
memberikan argumen bahwa resistin bisa mengakibatkan resistensi insulin. Bila protein
resistin (32 ug/tikus) diberikan secara intraperintoneal terhadap tikus C57BL/6J, homeostatis
glukosa dan kerja insulin terganggu.43 Sekarang ini, infus protein resistin (5 ug/h) kedalam
tikus Sprague Dawley memperburuk hemeostatis glukosa karena produksi glukosa hepatik
yang meningkat tanpa perubahan nyata dalam utilisasi glukosa oleh otot seletal dan
jaringan adipose. Menarik tentunya , kadar hormon counterregulatory yang bersirkulasi
seperti glukagon dan kortikosterone tidak diubah oleh infus resistin. 48 Sekarang ini, resistin
yang diproduksi rekombinan secara bakteri telah ditunjukkan menggangu penyerapan
glukosa dalam sel-sel otot skeletal.49 Sebelumnya, kita telah menunjukkan bahwa reisitin
rekombinan mengganggu penyerapan glukosa yang distimulasi insulin dalam adiposit 3T3-
L1.43 Studi-studi ini menunjukkan bahwa resistin bisa berkontribusi terhadap resistensi
insulin dan, walaupun diproduksi dalam adipose, pengaruhnya ditengahi pada jaringan-
jaringan target seperti hati, otot skeletal dan jaringan adipose. Dengan demikikan,
peningkatan akut dalam tingkat resistin tikus bisa menggangu homeostasis glukosa.
Resistin mRNA dan protein dipicu selama adipogenesis 3T3-L1. 43,50,51 Resistin
menggangu adipogensesis dalam adiposite 3T3-L1.50 Tidak ada studi tindak lanjut yang
menyoroti peranan resistin yang potensial dalam mengganggu adipogenesis yang
diterbitkan hingga hari ini. Akan menarik untuk dicatat apakah resistin manusia memiliki
sifat anti adipogenik yang sama dengan resistin tikus.Generasi tikus yang null untuk resistin
secara konklusif akan menentukan apakah resistin terlibat dalam pengaturan adipogenesis
dalam tikus.
Pelepasan yang meningkat dan kerja sitokin proinflammatory telah ditunjukkan
mempengaruhi resistensi insulin dalam peradangan. Secara khusus, tumor necrosis factor
alpha (TNF-) adalah meningkat pada resistensi insulin dan bersifat antagonis dengan kerja
insulin.27 Namun demikian, pengaturan resistin oleh stimulus peradangan tidak mendukung
perananan resistin dalam resistensi insulin. Pengobatan dengan adiposit 3T3-L1 dengan
TNF- mendownregulasi mRNA resistin dan kadar protein dan interleukin-6 tidak mengubah
ekspressi resistin.52,53,54 Studi-studi yang menggunakan stimulus proinflammatory yang
mungkin lainya, lipopolisakarida, telah melaporkan upregulasi pada tikus dan adiposit 3T3-
L155 dan downregulasi ekspressi resistin.52 Studi-studi ekspressi resistin dan kadar serum
dalam respon peradangan akan menentukan apakah resistin memiliki peranan langsung
dalam proses terjadinya peradangan.
2.5. Resistin dan Sirosis Hati
Pada penyakit hati kronis, seperti sirosis hati, sensitivitasinsulin yang terganggu
terjadi perubahan-perubahan dalam metabolisme glukosa, telah dilaporkan prevalensi yang
tinggi dari resistensi insulin dan intoleransi glukosa. Hampir seluruh pasien penderita sirosis
hati mengalamai resistensi insulin, 60-80% terjadi intoleransi glukosa, dan sekitar 20 %
berkembang menjadi diabetes melitus. Konsentrasi plasma dari beberapa adpocytokine
seperti resistin pada penyakit hati kronis telah dipelajari dan dilaporkan ternyata kadarnya
meningkat pada penderita sirosis hati.24,34 dan dari tulisan terdapat ada hubungan antara
resistensi insulin ,fungsi hati, dan kadar resistin dalam sirkulasi 20,23 .
Pada Sirosis hati terjadi gangguan katabolik, yang dikarakteristikkan dengan berbagai
perubahan metabolisme yang berat berupa terjadinya peningkatan pengeluaran energi,
mengalami penurunan massa lemak tubuh seperti juga massa sel tubuh, dan menunjukkan
peningkatan penggunaan energi dari lemak. Perubahan hormonal yang terjadi juga terdiri
dari peningkatan kadar gula darah puasa, insulin dan katekolamin dan terjadinya resistensi
insulin. Selain itu juga pasien SH dikarakteristikkan dengan suatu keadaan inflamasi yang
kronis dengan peningkatan kadar IL-6, IL-1 dan TNF-.23,25
Saat ini resistin yang merupakan protein spesifik jaringan adiposa telah dipercayai
berperan dalam obesitas dan resistensi insulin, kriteria utama dari sindroma metabolik.
bahwa resistin berperan dalam regulasi jaringan adiposa,homeostasis glukosaterutama
resistensi insulin dan inflamasi. 26,27
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa peningkatan kadar resistin pada pasien SH
berkorelasi positif dengan tingkat keparahan SH dan secara negatif dengan sintesis protein
hepatik. Para peneliti menyarankan bahwa resistin mungkin dapat digunakan sebagai salah
satu marker terhadap kerusakan sel-sel hati .
Resistensi insulin menjadi suatu aspek gangguan metabolisme karbohidrat dimana
60-80% penderita Sirosis Hati turut menderita intoleransi glukosa dan diabetes adalah salah
satu faktor resiko yang penting pada penderita sirosis hati.39 Beberapa studi juga
menunjukkan bahwa resistensi insulin berperan dalam progresifitas penyakit hati. 40,41
Mekanisme pasti terjadinya resistensi insulin pada pasien sirosis hati belum diketahui
sepenuhnya. Resistin menurunkan sensitifitas insulin pada sel-sel adipose. 42,43 otot skeletal
dan hepatosit dengan mensupresi uptake glukosa yang diregulasi oleh insulin.Resistin juga
diipercayai dapat mengaktivasi gluconeogenesis hepatik.
Oleh karena itu, resistin dianggap sebagai suatu penghubung diantara obesitas dan DM.
Kadar serum resistin juga dijumpai meningkat pada pasien yang obese dan DM .44
Ekspresi resistin juga dijumpai pada leukosit mononuclear, makrofag dan jaringan
inflamasi. Ini menunjukkan bahwa resistin juga memiliki sifat proinflamatori . Sitokin
proinflamasi seperti (IL-1) dan (IL-6) dapat meningkatkan ekspresi resistin . 45
Pada pasien SH diketahui bahwa inflamasi dan faktor-faktor inflamasi seperti TNF-
,IL-1,dan IL6 adalah tiinggi sitokin sitokin ini memodulasi efek insulin pada sirosis hati.
Pada hewan percobaan ,tikus dapati hiperinsulinemia menigkatkan kadar TNF- dan
ekspresi resistin.