Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PROSES PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas individu dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Disusun oleh :

Nabila Safitri Dwi Oktavian Dini

SMA NEGERI 1 SUMEDANG


2015/2016

1. AMALIYAH IBADAH DIBULAN DZULHIJJAH


Rasulullah saw, pernah menyampaikan tentang keutamaan bulan
Dzulhijjah, diantaranya sabda Rasulullah saw.




==
Dari Ibnu Abbas ra, Berkata bahwa Nabi saw bersabda: Tidaklah satu
amal pada hari yang lain lebih utama selain dari bulan ini (Dzulhijjah).
Para shahabat bertanya, Tidak juga jihad. Ia menjawab, Tidak juga
jihad, kecuali ia keluar mempertaruhkan dirinya, hartanya, dan ia tidak
pulang dengan apapun. (maksudnya gugur ketika jihad).
1. Ibadah yang paling besar di bulan Dzulhijjah adalah Haji dan
Umroh.
Firman Allah swt.



(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi[1], Barangsiapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji,
Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di
dalam masa mengerjakan hajidst
Keutamaan dan keistimewaan haji dan umrah.
Sabda Rasulullah saw.


= =

Dari Ibnu Masayyab ra, ia berkata: Berkata Aisyah ra, Sesungguhnya
Rasulullah saw, bersabda: Tidak satu hari pun yang lebih banyak Allah
memerdekakan hamba-Nya dari api neraka selain hari arafah
Umrah ke umrah lainnya adalah penghapus dosa-dosa diantara
keduanya dan haji yang mabrur tidak mempunyai balasan kecuali
surga.
Baik bagi yang menunaikan haji atau yang tidak berangkat, bila telah
memasuki awal bulan Dzulhijjah, maka hendaklah memperbanyak
ibadah, dzikir dan doa.
2. Shaum Arafah.
Bagi jamaah haji, pada tanggal 9 Dzulhijjah sejak tergelincir
matahari hingga pertengahan malam wajib berada di wilayah Arafah
untuk melakukan wuquf sekalipun hanya sesaat (sebentar). Bagi
jamaah haji yang melakukan wuquf tidak ada syariat shaum Arafah.
Namun siapa pun Muslim yang tidak dapat hadir untuk wuquf di
Arafah, maka disunnatkan baginya shaum Arafah. Sabda Rasulullah
saw.


=

=
Dari Abu Qatadah Al Anshari ra, ia berkata Rasulullah saw .ditanya
tentang shaum Hari Arafah, ia bersabda, Menghapus dosa satu tahun
yang telah lalu dan yang akan datang.
Ada yang melakukan puasa dari tanggal 1 9 Dzulhijjah. Alasannya
adalah:
Sabda Rasulullah saw.







= =
Dari Hunaidah bin Kholid dari isterinya, dari sebagian isteri-isteri
Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam, dia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam
berpuasa pada sembilan (hari pertama) bulan Dzul Hijjah, hari Asyura
(sepuluh Muharram) dan tiga hari setiap bulan (HR. Ahmad, Abu
Daud dan Nasai). Shahih.
Keterangan: Hadits ini memang shahih dari sanadnya, namun puasa ini
tidak memiliki keutamaan tertentu. Sehingga tidak sesuatu yang harus
dilakukan. Bahkan menyangkut puasa tarwiyah yaitu puasa pada
tanggal 8 Dzulhijjah, yang dasarnya adalah:
( ) .
)
Puasa hari tarwiyah adalah penghapus dosa satu tahun (yang telah
lalu).
Keterangan: Hadits ini adalah maudhu (palsu), maka tidak dapat
dijadikan dalil dalam beribadah. Sehingga puasa tarwiyah bukanlah
sunnah.
Bahkan ada yang melakukan puasa disepuluh hari yang awal dari bulan
Dzulhijjah, dengan beralasan:



=
=

Dari Hafshah ra, berkata: Ada empat yang Nabi saw tidak
meninggalkannya, Puasa Asyuraa (10 Muharram), dan sepuluh hari
(bulan dzulhijjah), tiga hari dari tiap-tiap bulan dan dua rakaat sebelum
shubuh.
Keterangan: Hadits ini juga dhaif. Lihat Tahqiq Al-Albani dalam
kitabnya -Irwaul ghalil, hal. 954. (Asy Syamilah). Sehingga hadits ini
tidak dapat juga dijadikan dasar untuk melakukan ibadah. Wallohu
Alam.
Disamping melakukan puasa Arafah, disunnahkan memperbanyak doa
karena Rasulullah saw bersabda:




= =
Dari Amr bin Syuaib ra, dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya
Nabi saw bersabda. Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah. =HR.
At-Tirmidzi= Hadits Hasan.
Keterangan doa: Kita berdoa untuk diri kita sendiri, keluarga umat
Islam dan jangan lupa mendoakan jamaah haji agar mereka dapat
melaksanakan haji dengan sebaik-baiknya dan bila pulang masing-
masing jamaah dengan membawa haji mabrur.
Apabila seseorang mendoakan saudaranya yang sedang berada
ditempat jauh, lalu orang itu mendapat kebaikan dari doa tersebut,
maka ia mendapat kebaikan sebesar kebaikan orang yang ia doakan.
Bila kita mendoakan jamaah haji agar mendapat haji mabrur, lalu
mereka mendapat haji mabrur, maka kita mendapat pahala sebesar
pahala haji mabrur itu. Wallohu Alam.
3. Shalat Idul Adha
Menunjukkan pentingnya shalat idul adha. Sabda Rasulullah saw.












= =
Dari Ummu Athiyah ra, berkata, Rasulullah saw memerintahkan kami
agar kami mengeluarkan anak-anak gadis dan wanita haidh dan
ditempatkan ditempat khusus wanita. Adapun wanita yang haidh agar
menjauh dari shalat dan hanya menyaksikan kebaikan dan dawah
muslimin (khutbah), lalu aku bertanya, Ya Rasulallah, bagaimana kalau
salah seorang kami tidak mempunyai jilbab. Nabi menjawab, Agar
saudaranya meminjamkan jilbabnya kepadanya.

4. Menyembelih Qurban.
Sabda Rasulullah saw:









= =
Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seseorang
melakukan satu amal pada hari raya qurban yang lebih dicintai oleh
Allah dari menumpahkan darah (qurban), karena sesungguhnya qurban
itu pasti akan datang kelak pada hari kiamat dengan tanduknya,
bulunya dan kuku-kukunya, dan bahwasanya darah itu (qurban) pasti
telah tetap dari Allah akan balasannya sebelum darahnya sampai ke
tanah, maka baguskan kalianlah dengan qurban itu akan diri kalian.
=HR. Tirmidzi= dan Tirmidzi menghasankannya. Namun Albani
mendhaifkannya, Lihat Al-Misykat no. 1470 (Asy Syamilah).
5. Takbir.
Firman Allah swt.
(37)
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah
kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. =Qs. Al-Hajj
22: 37=
Waktu memulai dan mengakhiri takbir.
:
=
=
Dari Ali ra, ia berkata: Takbir dimulai setelah shalat fajar (shubuh) pada
hari arafah sampai shalat ashar hari terakhir dari hari-hari tasyriq,
takbir sesudah shalat ashar. =HR. Ibnu Mundzir dan lainnya=



= =
Dari Nubaisyah Al-Hudzaliy ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw, Hari-
hari tasyriq adalah hari-hari makan, minum dan mengingat Allah Azza
wa Jalla. =HR. Ahmad, Muslim dan Nasai=
Lapazh Takbir
Dari Ibnu Umar dan Ibnu Masud ra, bahwa lapazh takbir itu adalah :
)




(
Yang diriwayatkan oleh Abdur Razak dari Salman Al Farisi ra, bahwa
lapazh takbir juga adalah:
( )
::: Wallohu Alam :::..

2. KURBAN
a. Pengertian
Kurban ( Bahasa Arab: , transliterasi: Qurban), atau disebut
juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan
sembelihan. Sedangkan ritual kurban adalah salah satu ritual ibadah
pemeluk agama Islam , dimana dilakukan penyembelihan binatang
ternak untuk dipersembahkan kepada Allah. Ritual kurban dilakukan
pada bulan Dzulhijjah pada penanggalan Islam,
yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik)
bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha .
Latar belakang historis
Dalam sejarah sebagaimana yang disampaikan dalam Al Qur'an
terdapat dua peristiwa dilakukannya ritual kurban yakni oleh Habil
(Abel) dan Qabil (Cain), putra Nabi Adam
alaihis salam , serta pada saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Nabi
Ismail atas perintah Allah. Habil dan Qabil Kisah Habi dan Qabil di
kisahkan pada al-Qur'an : Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua
putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah
seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain
(Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang
bertakwa". (Al Maaidah: 27) Ibrahim dan Ismail. Disebutkan dalam Al
Qur'an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim
untuk mempersembahkan Ismail. Diceritakan dalam Al Qur'an bahwa
Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail
akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba. Berikut petikan
surat Ash Shaaffaat ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-
sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang- orang yang sabar". Tatkala keduanya telah
berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran
keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang
nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
(Ash Shaaffaat: 102-107)
b. Hukum Berkurban
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berkurban, ada
yang berpendapat wajib dan ada pula yang berpendapat sunnah
muakkadah. Namun mereka sepakat bahwa amalan mulia ini
memang disyariatkan. (Hasyiyah Asy Syarhul Mumti 7/519).
Sehingga tak sepantasnya bagi seorang muslim yang mampu
untuk meninggalkannya, karena amalan ini banyak mengandung
unsur penghambaan diri kepada Allah, taqarrub, syiar kemuliaan
Islam dan manfaat besar lainnya.

c. Berkurban Lebih Utama Daripada Sedekah


Beberapa ulama menyatakan bahwa berkurban itu lebih
utama daripada sedekah yang nilainya sepadan. Bahkan lebih
utama daripada membeli daging yang seharga atau bahkan yang
lebih mahal dari harga binatang kurban tersebut kemudian
daging tersebut disedekahkan. Sebab, tujuan yang terpenting
dari berkurban itu adalah taqarrub kepada Allah melalui
penyembelihan.
d. Berqurban Menurut Sunnah Nabi
Beberapa ulama menyatakan bahwa berkurban itu lebih
utama daripada sedekah yang nilainya sepadan. Bahkan lebih
utama daripada membeli daging yang seharga atau bahkan yang
lebih mahal dari harga binatang kurban tersebut kemudian
daging tersebut disedekahkan. Sebab, tujuan yang terpenting
dari berkurban itu adalah taqarrub kepada Allah melalui
penyembelihan.
e. Syarat binatang yang akan diqurbankan
a) Harus Dari Binatang Ternak
Binatang ternak tersebut berupa unta, sapi, kambing
ataupun domba. Hal ini sebagaimana firman Allah (artinya):
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan
penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama
Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah
kepada mereka. (Al Hajj: 34)
Jika seseorang menyembelih binatang selain itu -walaupun
harganya lebih mahal- maka tidak diperbolehkan. (Asy Syarhul
Mumti 7/ 477 dan Al Majmu 8/222)
b) Harus Mencapai Usia Musinnah dan Jadzaah

Hal ini didasarkan sabda Nabi :





Janganlah kalian menyembelih
kecuali setelah mencapai usia musinnah (usia yang cukup bagi
unta, sapi dan kambing untuk disembelih, pen). Namun
apabila kalian mengalami kesulitan, maka sembelihlah
binatang yang telah mencapai usia jadzaah (usia yang cukup,
pen) dari domba. (H.R. Muslim)
Oleh karena tidak ada ketentuan syari tentang batasan
usia tersebut maka terjadilah perselisihan di kalangan para
ulama. Akan tetapi pendapat yang paling banyak dipilih dan
dikenal di kalangan mereka adalah: unta berusia 5 tahun, sapi
berusia 2 tahun, kambing berusia 1 tahun dan domba berusia
6 bulan. Pendapat ini dipilih oleh Asy Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah di dalam Asy Syarhul Mumti 7/ 460.
c) Tidak Cacat
Klasifikasi cacat sebagaimana disebutkan Nabi dalam
sabdanya

:

:


- -

Empat bentuk cacat yang tidak boleh ada pada binatang
kurban: buta sebelah yang jelas butanya, sakit yang jelas
sakitnya, pincang yang jelas pincangnya dan kurus yang tidak
bersumsum. (H.R. Abu Dawud dan selainnya dengan sanad
shahih)
Lantas, diantara para ulama memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
Kategori cacat (didalam As Sunnah) yang tidak boleh ada
pada binatang kurban adalah empat bentuk tadi.
Kemudian dikiaskan kepadanya, cacat yang semisal atau
yang lebih parah dari empat bentuk tersebut.
Kategori cacat yang hukumnya makruh seperti terbakar
atau robek telinga dan patah tanduk yang lebih dari
setengah.
Adapun cacat yang tidak teriwayatkan tentang
larangannya -walaupun mengurangi kesempurnaan- maka
ini masih diperbolehkan. Walaupun kategori yang ketiga ini
diperbolehkan, namun sepantasnya bagi seorang muslim
memperhatikan firman Allah (artinya):Kalian tidak akan
meraih kebaikan sampai kalian menginfakkan apa-apa
yang kalian cintai. (Ali Imran : 92)
f. Jenis Binatang Apa Yang Paling Utama?
Para ulama berbeda pendapat tentang jenis binatang yang
paling utama untuk dijadikan kurban. Hal ini disebabkan tidak
adanya dalil yang shahih dan jelas yang menentukan jenis
binatang yang paling utama, wallahu alam. Asy Syaikh
Muhammad Amin Asy Syanqithi rahimahullah tidak
menguatkan salah satu pendapat para ulama yang beliau
sebutkan dalam kitab Adwaul Bayan 5/435, karena
nampaknya masing-masing mereka memiliki alasan yang
cukup kuat.
Hanya saja seseorang yang mau berkurban hendaknya
memberikan yang terbaik dari apa yang dia mampu dan tidak
meremehkan perkara ini. Allah mengingatkan (artinya):
Wahai orang-orang yang beriman, berinfaklah dengan
sebagian yang baik dari usaha kalian dan sebagian yang Kami
tumbuhkan di bumi ini untuk kalian. Janganlah kalian memilih
yang buruk lalu kalian infakkan padahal kalian sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata.
Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. (Al
Baqarah: 267)
Jumlah Binatang Kurban
- Satu Kambing Mewakili Kurban Sekeluarga
Abu Ayyub Al Anshari Radhiallahuanhu menuturkan: Dahulu
ada seseorang dimasa Rasulullah menyembelih seekor
kambing untuk dirinya dan keluarganya. (H.R. At Tirmidzi dan
selainnya dengan sanad shahih)
- Satu Unta Atau Sapi Mewakili Kurban Tujuh Orang Dan
Keluarganya
Hal ini dikemukakan Jabir bin Abdillah: Kami dulu bersama
Rasulullah pernah menyembelih seekor unta gemuk untuk
tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang pula pada
tahun Al Hudaibiyyah. (H.R. Muslim)

g. Waktu Penyembelihan
a. Awal Waktu
Yaitu setelah penyembelihan kurban yang dilakukan oleh
imam (penguasa) kaum muslimin ditanah lapang. (H.R.
Muslim). Apabila imam tidak melaksanakannya maka setelah
ditunaikannya shalat ied. (Muttafaqun alaihi)
b. Akhir waktu
Para ulama berbeda pendapat tentang akhir
penyembelihan kurban. Ada yang berpendapat dua hari
setelah ied, tiga hari setelah ied tersebut, hari ied itu sendiri
(tentunya setelah tengelamnya matahari) dan hari akhir bulan
Dzulhijjah. Perbedaan pendapat ini berlangsung seiring tidak
adanya keterangan shahih dan jelas dari Nabi tentang batas
akhir penyembelihan. Namun tampaknya dua pendapat
pertama tadi cukuplah kuat. Wallahu alam.

h. Sunnah Yang Dilupakan


Bagi orang yang hendak berkurban, tidak diperkenankan
baginya untuk mengambil (mencukur) segala rambut/bulu,
kuku dan kulit yang terdapat pada tubuhnya (orang yang
berkurban tersebut, pen) setelah memasuki tanggal 1
Dzulhijjah sampai disembelih binatang kurbannya,
sebagaimana hadits Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh
Muslim. Namun bila sebagian rambut/bulu, kulit dan kuku
cukup mengganggu, maka boleh untuk mengambilnya.
Diantara sunnah yang dilupakan bahkan diasingkan mayoritas
kaum muslimin adalah pelaksanaan kurban di tanah lapang
setelah shalat ied oleh imam (penguasa) kaum muslimin.
Wallahul mustaan. Padahal Rasulullah menunaikan amalan
agung ini. Abdullah bin Umar Radhiallahuanhu berkata:
Dahulu Rasulullah menyembelih binatang kurban di Mushalla
(tanah lapang untuk shalat ied, pen). (H.R. Bukhari). Dan
tidaklah Rasulullah melakukan sesuatu kecuali pasti
mengandung manfaat yang besar.

i. Tata Cara Penyembelihan


a. Menajamkan Pisau Dan Memperlakukan Binatang Kurban
Dengan Baik
Rasulullah bersabda (artinya): Sesungguhnya Allah
mewajibkan perbuatan baik terhadap segala sesuatu. Apabila
kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik. Dan
jika kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang
baik pula. Hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan
pisaunya dan menyenangkan (tidak menyiksa)
sesembelihannya. (H.R. Muslim)
b. b. Menjauhkan Pisaunya Dari Pandangan Binatang Kurban
Cara ini seperti yang diceritakan Ibnu Abbas Radhiallahuanhu
bahwa Rasulullah pernah melewati seseorang yang meletakkan
kakinya didekat leher seekor kambing, sedangkan dia
menajamkan pisaunya. Binatang itu pun melirik kepadanya. Lalu
beliau bersabda (artinya): Mengapa engkau tidak
menajamkannya sebelum ini (sebelum dibaringkan, pen)?!
Apakah engkau ingin mematikannya sebanyak dua kali?!. (H.R.
Ath Thabrani dengan sanad shahih)
c. Menghadapkan Binatang Kurban Kearah Kiblat
Sebagaimana hal ini pernah dilakukan Ibnu Umar
Radhiallahuanhu dengan sanad yang shahih.
d. Tata Cara Menyembelih Unta, Sapi, Kambing Atau Domba
Apabila sesembelihannya berupa unta, maka hendaknya kaki
kiri depannya diikat sehingga dia berdiri dengan tiga kaki. Namun
bila tidak mampu maka boleh dibaringkan dan diikat. Setelah itu
antara pangkal leher dengan dada ditusuk dengan tombak,
pisau, pedang atau apa saja yang dapat mengalirkan darahnya.
Sedangkan bila sesembelihannya berupa sapi, kambing atau
domba maka dibaringkan pada sisi kirinya, kemudian
penyembelih meletakkan kakinya pada bagian kanan leher
binatang tersebut. Seiring dengan itu dia memegang kepalanya
dan membiarkan keempat kakinya bergerak lalu
menyembelihnya pada bagian atas dari leher. (Asy Syarhul
Mumti 7/478-480 dengan beberapa tambahan)
e. Berdoa Sebelum Menyembelih
Lafadz doa tersebut adalah:
-

Dengan nama Allah dan Allah itu Maha Besar. (H.R. Muslim)

-


Dengan nama Allah dan Allah itu Maha Besar, Ya Allah ini adalah
dari-Mu dan untuk-Mu.

j. Harus diperhatikan
a. Tidak Memberi Upah Sedikitpun Kepada Penyembelih
Dari Binatang Sembelihannya
Larangan ini dipaparkan Ali bin Abi Thalib
Radhiallahuanhu: Aku pernah diperintah Rasulullah untuk
mengurus kurban-kurban beliau dan membagikan apa yang
kurban itu pakai (pelana dan sejenisnya pen) serta kulitnya.
Dan aku juga diperintah untuk tidak memberi sesuatu apapun
dari kurban tersebut (sebagai upah) kepada penyembelihnya.
Kemudian beliau mengatakan: Kami yang akan memberinya
dari apa yang ada pada kami. (Mutafaqun alaihi)
b. Boleh Memanfaatkan Sesuatu Dari Binatang Kurban
Diperbolehkan untuk memanfaatkan sesuatu dari
binatang tersebut seperti kulit untuk sepatu, tas, tanduk untuk
perhiasan dan lain sebagainya. Hal ini didasarkan hadits Ali
bin Abi Thalib Radhiallahuanhu tadi.
c. Tidak Boleh Menjual Sesuatupun Dari Binatang Kurban
Larangan ini berlaku untuk seorang yang berkurban,
dikarenakan menjual sesuatu dari kurban tersebut
keadaannya seperti mengambil kembali sesuatu yang telah
disedekahkan, yang memang dilarang Rasulullah . Beliau
bersabda (artinya):
Permisalan seseorang yang mengambil kembali sedekahnya
seperti anjing yang muntah kemudian menjilatinya lalu
menelannya. (H.R. Muslim dan Al Bukhari dengan lafadz yang
hampir sama)
d. Disyariatkan Pemilik Kurban Memakan Daging
Kurbannya
Diantara dalil yang mendasari perbuatan ini secara
mutlak (tanpa ada batasan waktu) adalah firman Allah (yang
artinya):
Maka makanlah daging-daging binatang tersebut dan berilah
makan kepada orang fakir. (Al Hajj : 28)
Demikian juga sabda Nabi (yang artinya):
Makanlah kalian, berilah makan (baik sebagai sedekah
kepada fakir atau hadiah kepada orang kaya) dan simpanlah
(untuk kalian sendiri). (H.R. Bukhari)
Adapun ketentuan jumlah yang dimakan, diinfaqkan
maupun yang disimpan maka tidak ada dalil yang sah tentang
hal itu. Wallahu alam. Hanya saja, alangkah mulianya apa
yang pernah dikerjakan Rasulullah ketika beliau hanya
mengambil sebagian saja dari kurban sebanyak 100 unta.
(H.R. Muslim)
Hadits Abu Qatadah Al Anshari :


:






Bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa Arafah (9
Dzulhijjah). Maka beliau menjawab: Menghapus dosa setahun
yang lalu dan yang akan datang. (H.R. Muslim)

3. PELAKSANAAN QURBAN DI SMA NEGERI 1 SUMEDANG

HARI : Rabu
TANGGAL : 14 September 2016
TEMPAT : SMA Negeri 1 Sumedang

Di SMA Negeri 1 sumedang, diadakan ibadah qurban yaitu


penyembelihan hewan qurban.Hewan yang di sembelih yakni satu ekor
sapi dan 3 ekor kambing. Penyembelihan di laksanakan di depan GRAHA
SMAN 1 sumedang.
Cara penyembelihan nya yaitu :
Berdoa Sebelum Menyembelih
Lafadz doa tersebut adalah:
-


Dengan nama Allah dan Allah itu Maha Besar. (H.R. Muslim)

-


Dengan nama Allah dan Allah itu Maha Besar, Ya Allah ini adalah dari-Mu
dan untuk-Mu.
Sapi, kambing atau domba dibaringkan pada sisi kirinya, kemudian
penyembelih meletakkan kakinya pada bagian kanan leher binatang
tersebut. Seiring dengan itu dia memegang kepalanya dan membiarkan
keempat kakinya bergerak lalu menyembelihnya pada bagian atas dari
leher.
Setelah sapi dan kambing di sembelih , panitia qurban langsung
memotong dan membukus daging tersebut dan di berikan kepada yang
berhak.

4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai