Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No.

1, Februari 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014
Paskah Rina Situmorang
STIKes Imelda Medan
Paskah_situmorang@yahoo.com

ABSTRAK

Hipertensi yang lebih dikenal dengan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan dan kematian. Lebih kurang 90 % penderita hipertensi tergolong hipertensi
essensial atau primer yang belum diketahui penyebabnya, sedangkan sisanya adalah
hipertensi sekunder yang sudah jelas penyebabnya seperti kelainan pembuluh darah,
gangguan kelenjar tiroid, dan lain lain. Faktor penyebab hipertensi antara lain faktor
keturunan, pola makan, factor merokok, berat badan, dan faktor alkohol yang dianggap
sangat mempengaruhi meningkatnya angka kejadian hipertensi. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 71 orang, desain penelitian adalah Cross sectional dengan
mengunakan Chi square Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara
hipertensi dengan faktor keturunan dengan p : 0,000, adanya hubungan dengan pola makan
dengan p : 0,001, adanya hubungan dengan faktor merokok dengan p : 0,000, dan adanya
hubungan dengan factor alkohol denganp : 0,000, tidak ada hubungan antara aktifitas fisik p:
0,263 dan tidak ada hubungan dengan berat badan p : 0,644. Kesimpulan hasil penelitian
Faktor Faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperensi adalah Faktor genetic, Faktor
pola makan, Faktor merokok dan Faktor alcohol. Saran yang dapat disampaikan berkaitan
dengan tindakan pencegahan diharapkan agar pelayanan kesehatan memberikan penyuluhan
kesehatan untuk mencegah hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Faktor Keturunan, Pola makan, Faktor Merokok, Faktor Alkohol,
Aktifitas fisik, Berat Badan

PENDAHULUAN Hipertensi ikut berperan dalam kematian ribuan


orang karena penyakit ikutannya yang lebih
Hipertensi atau darah tinggi diartikan berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan
sebagai peningkatan tekana darah secara terus gagal ginjal terminal. Hipertensi juga membuka
menerus sehingga melebihi batas normal. peluang 12 kali lebih besar bagi penderitannya
Hpertensi sering dikatakan sebagi Sillent Killer, untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar
karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar
disertai dengan gejala gejala terlebih dahulu kemungkinan meninggal karena gagal jantung
sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi (Congestive heart failure) (Vitahealth, 2005).
merupakan penyakit yang kerap dijumpai di Prevalensi hipertensi semakin lama
masyarakat dengan jumlah penderita yang terus semakin meningkat. Dibanyak Negara saai ini,
meningkat setiap tahunnya. Baik desertai gejala prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan
atai tidak, ancaman terhadap kesehatan yang perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,
diakibatkan oleh hipertensi terus berlangsung. aktivitas fisik dan stress psikososial. Saat ini
(Vitahealth, 2005). hipertensi diderita lebih dari 800 juta orang di
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi seluruh dunia. Kurang lebih 10 30 %
menjadi 2 golongan yaitu Hipertensi Primer atau penduduk dewasa dihampir seluruh Negara
Hipertensi Essensial dan Hipertensi Sekunder. mengalami hipertensi. Hasil survey di Asia

67
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari 2015

menunjukkan prevalsensi hipertensi diduduki TINJAUAN PUSTAKA


oleh India (40 %), Jerman (60 %) dan Indonesia
menduduki peringkat ke 7 di asia. WHO Pengertian Hipertensi
memperkirakan prevalensi hipertensi lebih dari Defenisi
20 % populasi penduduk dunia (Arrosyid Z, Hipertensi atau yang dikenal dengan
2007). penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan
Berdasarkan survey pendahuluan, data pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
penderita hipertensi yang diperoleh dari rekam oksigendan nutrisi yang dibawah oleh darah
Medik Rumah Sakit Umum Sari Mutiara tahun terhambat sampai kejaringan tubuh yang
2010 tercatat 11,6 % (112 dari 963 penderita membutuhkannya (Vita Health, 2005 )
rawat inap), tahun 2011 berjumlah 10,2 % (102 Hipertensi dapat juga ditetapkan sebagai
dari 995 penderita rawat inap), tahun 2012 tingginya tekanan darah secara menetap dimana
berjumlah 14,2 % (146 dari 1023 penderita tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan tekanan
rawat inap), tahun 2013 berjumlah 19,2 % (212 diastolik diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddarth,
dari 1104 penderita rawat inap). 2002)
Disamping itu dari hasil observasi dan
wawancara dari berbagai masyarakat diperoleh Tanda dan Gejala Hipertensi
keterangan bahwa masyarakat yang dirawat Hipertensi seringkali disebut sebagai
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daging 2- silent killer kerena termasuk penyakit yang
3 kali per minggu, mengkomsumsi alcohol dan mematikan tanpa disertai gejala gejalanya
merokok. Berdasarkan data di atas maka perluh lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
diketahui tentang faktor- faktor yang Kalaupun muncul gejalah tersebut seringkali
berhubungan dengan kejadian hipertensi di dianggap gangguan biasa sehingga korbannya
Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan. terlambat menyadari akan datangnya penyakit.
(Vita health, 2005)
Batasan Masalah Gejala gejala hipertensi bervariasi
Batasan masalah pada penelitian ini adalah pada masing masing individu dan hampir sama
Faktor Faktor apa yang berhubungan dengan dengan penyakit lainnya. Gejala gejala itu
kejadian hipertensi pada penderita rawat inap di adalah :
Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar debar
Tujuan Penelitian c. Sulit bernafas setelah bekerja keras atau
Untuk mengetahui Faktor Faktor yang mengangkat beban berat
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada d. Mudah lelah
penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari e. Penglihatan kabur
Mutiara Medan. f. Wajah memerah
g. Hidung berdarah
Manfaat Penelitian h. Sering buang air kecil, terutama dimalam
1. Memberikan masukan bagi Rumah Sakit hari
Umum Sari Mutiara Medan tentang Faktor i. Telinga berdenging (tinnitus)
Faktor yang berhubungan dengan kejadian j. Dunia terasa berputar (vertigo)
hipertensi yang digunakan dalam upaya
melakukan tindakan preventif. Faktor faktor yang Berhubungan Dengan
2. Memberikan masukan kepada Dinas Kejadian Hipertensi
kesehatan dalam upaya menyusun Beberapa faktor berikut sering berperan
kebijaksanaan dalam pencegahan penyakit dalam kasus kasus hipertensi, yaitu faktor
hipertensi di masyarakat. keturunan, faktor obesitas, faktor stres, faktor
3. Sebagai bahan informasi kepada para pola makan dan faktor merokok.
penderita hipertensi dalam menghindari
Faktor Faktor resiko terjadinya hipertnsi. a. Faktor keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada

68
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari 2015

kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi menyebabkan kenaikan tekanan darah sehingga
esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak siap untuk bereaksi.Menurut Sue Hichlift dalam
dijumpai pada penderita kembar monozigot Vita Health, (2005), Stres adalah respon yang
(satu telur), apabila salah satu menderita dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun
hipertensi. emosional. Bila seseorang terus menerus dalam
keadaan ini, maka tekanan darah akan tetap
b. Faktor Obesitas meningkat. Tanda-tanda stres antara lain :
Di antara semua faktor risiko yang dapat denyut jantung meningkat, kekuatan otot,
dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang terutama sekitar bahu dan leher, sulit tidur,
paling erat kaitannya dengan hipertensi. konsentrasi menurun, nadi dan tekanan darah
Dibanding dengan orang kurus, orang yang meningkat. Makan terlalu banyak atau sedikit,
gemuk lebih besar peluangnya terkena tidak tenang, dan tidak mampu menyelesaikan
hipertensi. Kegemukan merupakan ciri khas dari masalah.
populasi hipertensi. Di perkirakan sebanyak
70% kasus baru penyakit hipertensi adalah d. Faktor Rokok
orang dewasa yang berat badannya sedang Merokok dapat mempermudah terjadinya
bertambah. Dugaannya adalah jika berat badan penyakit jantung. Selain itu, merokok dapat
seseorang bertambah, volume darah akan meningkatkan denyut jantung dan tekanan
bertambah pula, sehingga beban jantung untuk darah. Hal ini disebabkan pengaruh nikotin
memompah darah juga bertambah. Sering kali dalam peredaran darah. kerusakan pembuluh
kenaikan volume darah dan beban pada tubuh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan
yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, kolesterol pada pembuluh darah, sehingga
karen! semakin besar bebannya, semakhn berat jantung bekerja lebih cepat. (Vita Health, 2005).
juga kerja jantung Dalam memompah darah
keseluruh tubuh. Kdmungkinan lain adalah dari e. Faktor Pola Makan yang Salah
faktor produksi insulin, yakni suatu hormon Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam
yang diproduksi oleh pangkreas untuk mengatur dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah yang
kadar gula darah. Jika berat badan rertambah, tinggi seperti monosodium glutamat (MSG),
terdapat kecenderungan pengeluaran insulin dapat menaikkan tekanan darah karena
yang bertambah. Dengan bertambah"nya inrulin, mengandung natrium dalam jumlah yang
penyerapan natrium dalam ginjal akan berlebih, sehingga dapat menahan air (retensi)
berkurang. Dengan bervambahnya natrium sehinggameningkatkan jumlah volume darah,
dalam tubuh, volume cairan dalam tubuh juga akibatnya jantung harus bekerja lebih keras
akn bertambah. Semakin banyak cairan untuk memompanya dan tekanan darah menjadi
termasuk darah yang ditahan, tekanan darah naik, selain itu natrium yang berlebihan akan
akan semakin tinggi. menggumpal pada dinding pembuluh darah, dan
Untuk mengetahui seseorang itu termasuk natrium akan terkelupas sehingga akibatnya
memiliki berat badan belebih atau tidak, yaitu menyumbat pembuluh darah (Vita Health,
dengan cara menghitung BMI (Body Masa 2005).
Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
rumus :Berat Badan (Kilogram) dibagi tinggi Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
badan (meter) The Joint National Committee on
BMI <18 : Kurang berat badan Detection, evaluation and treatment of high
BMI >18,1- 25,0 : Normal blood pressure (1997) menganjurkan saat
BMI >25,0 27,0 : Gemuk atau kelebihan mulainya pengobatan berdasarkan pada tipe
berat badan kelompok resiko yang ditentukan oleh derajat
BMI > 27,0 : Sangat gemuk atau hipertensi, adanya kerusakan organ target dan
obesitas faktor resiko kardiovaskuler lainnya (E. Susalit,
2001).
c. Faktor Stres
Hubungan stress dengan hipertensi melalui Beberapa kiat menurunkan tekanan arah (Vita
aktivitas saraf simpatis, dalam kondisi stress Health, 2005):
adrenalin ka dalam aliran darah, sehingga

69
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari 2015

a. Turunkan kelebihan berat badan e. Merubah gaya hidup modern


Diantara semua faktor resiko yang dapat Perubahan gaya hidup dapat dibuktikan dengan
dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang menghindari kebiasaan merokok, minuman
paling erat kaitannya dengan hipetensi. alkohol. merokok dapat meningkatkan tekanan
Hubungan antara hipertensi dengan obesitas darah, kelompok perokok memiliki tekanan
telah dibuktikan oleh beberapa penelitian, darah yang tinggi dibandingkan dengan
penurunan berat badan terbukti menurunkan kelompok yang tidak merokok. Alkohol
tekanan darah. berat badan sebanyak 4 kg saja merupakan minuman keras yang dihasilkan dari
sudah sangat berarti dalam penurunan tekanan fermentasi karbohidrat dan ragi, disamping
darah tinggi. Penurunan berat badan juga dapat alkohol terdapat ethanol atau ethyl alkohol, di
mempercepat turunnya tekanan darah dalam dalam peredaran darah bagian tubuh tertentu
proses pengobatan, hampir dua per tiga dari akan menyerap alkohol lebih banyak
orang-orang yang kelebihan berat badan dengan dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain.
hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah Peminum alkohol yang berat sangat beresiko
dengan menurunkan sekitar 50% kelebihan berat terjadinya hipetensi.
badannya, tekanan darah akan turun sekitar 1,5
mmHg untuk setiap kilogram berat badan yang METODOLOGI PENELITIAN
diturunkan.
Jenis Penelitian
b. Olahraga Jenis penelitian ini merupakan
Olahraga atau senam adalah bagian dari penelitian survei analitik dengan mengunakan
usaha untuk mengurangi berat badan dan desain cross-sectional dimana pengukuran atau
mengelola stres, dua faktor yang mempertinggi pengamatan terhadap subjek penelitian
resiko hipertensi. Pada tahun 1993, American dilakukan dengan sekali pengamatan.
College of Sport Medicine (ACSM)
menganjurkan latihan-latihan aerobik (olahraga Lokasi dan Waktu Penelitian
ketahanan) yang teratur serta cukup takarannya Penelitian akan dilakukan di Rumah
untuk mencegah resiko hipertensi. Dengan Sakit Umum Sari Mutiara Medan dan
melakukan gerakan yang tepat selama 30-40 direncanakan mulai bulan juni Agustus.
menit atau lebih sebanyak 3-4 hari per minggu,
dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 Populasi dan Sampel
mmHg pada sistolik dan diastolik. Olahraga Seluruh pasien yang dirawat inap di
teratur selain dapat mengurangi stres, juga dapat Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan dan
menurunkan berat badan serta membakar lemak Sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 orang.
di dalam darah dan memperkuat otot-otot
jantung. 1. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.
c. Pengatur pola diet Analisa Deskriptif
Diet yang dianjurkan adalah pembatasan Distribusi Faktor Keturunan Dengan Kejadian
asupan garam cukup menggunakan sekitar satu Hipertensi
sendok teh saja atau sekitar 5 gram garam per Dari 71 orang responden ternyata
hari, berarti tidak menambah garam waktu responden yang mempunyai faktor keturunan
makan dan menghindari makanan yang hipertensi ada sebanyak 48 orang (67,6%),
diasinkan dan menggunakan mentega yang responden yang tidak mempunyai faktor
bebas garam. keturunan Hipertensi ada sebanyak 23 orang
(32,4%).
d. Mengontrol stress
Beberapa cara untuk mendapatkan Distribusi Pola Makan Dengan kejadian
keadaan relaksasi seperti meditasi, yoga, senam Hipertensi
dapat mengontrol sistem saraf otonom dengan Dari 71 orang responden ternyata
kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan responden yang memiliki pola makan baik ada
darah. sebanyak 32 orang (45,1%), responden yang

70
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari 2015

memiliki pola makan buruk ada sebanyak 39 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
orang (54,9%) Hipertensi
Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh
Distribusi Kebiasaan Merokok Dengan kejadian p = 0,001 yang berarti ada hubungan pola makan
Hipertensi dengan kejadian Hipertensi
Dari 71 orang responden ternyata
responden yang tidak merokok ada sebanyak 20 Hubungan Kebiasaan merokok Dengan
orang (28,2%), responden yang kategori Kejadian Hipertensi
merokok ringan sebanyak 15 orang (21,1%), Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh
responden yang kategori merokok sedang ada p = 0,000 yang berarti ada hubungan Kebiasaan
sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang merokok dengan kejadian hipertensi.
kategori merokok berat ada sebanyak 21 orang
(29,6%), Hubungan konsumsi Alkohol Dengan kejadian
Hipertensi
Distribusi Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh
Hipertensi p = 0,000 yang berarti ada hubungan kebiasaan
Dari 71 orang responden yang tidak mengkonsumsi alcohol dengan kejadian
pernah minum minuman beralkohol ada hipertensi.
sebanyak 19 orang (26,8%), responden yang
termasuk kategori pengkomsumsi alcohol ringan Hubungan Aktifitas fisik Dengan Kejadian
ada sebanyak 13 orang (18,3%), responden yang Hipertensi
termasuk pengkomsumsi alkohol sedang ada Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh
sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang p = 0,263 (p = >0,05) yang berarti tidak ada
termasuk pengkomsumsi alcohol berat ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian
sebanyak 24 orang (33,8%), hipertensi.
Distribusi Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hubungan Berat Badan dengan Kejadian
Hipertensi Hipertensi
Dari 71 orang responden ternyata Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh
responden yang melakukan aktifitas fisik ada p = 0,664 yang berarti tidak ada hubungan
sebanyak 41 orang (57,7%), sedangkan antara berat badan BB dengan kejadian
responden yang tidak melakukan aktifitas fisik hipertensi.
ada sebanyak 30 orang (42,3%)
KESIMPULAN DAN SARAN
Distribusi Hubungan Berat Badan Dengan
2.1.
Kejadian Hipertensi
2.2. Kesimpulan
Dari 71 orang responden ternyata
1. Distribusi responden berdasarkan umur
responden dengan kategori kurus ada sebanyak
menunjukkan bahwa umur 25 50 tahun
6 orang (8,5%), responden dengan kategori berat
badan normal ada sebanyak 33 orang (46,5%), yaitu 41 orang (57,7%), berdasarkan jenis
responden dengan kategori gemuk ada sebanyak kelamin diketahui bahwa laki laki yang
25 orang (35,2%), responden dengan kategori paling banyak yaitu 53 orang (74,6%),
obesitas ada sebanyak 8 orang (9,9%). berdasarkan pekerjaan diketahui yang
bekerja sebagai petani yaitu 32 orang
Analisa Statistik (45,1%), berdasarkan agama diketahui
Hubungan Faktor Keturunan Dengan Kejadian responden yang beragama Kristen yang
Hipertensi paling banyak yaitu 60 orang (88,7%).
Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh 2. Distribusi responden berdasarkan kategori
p = 0,000 yang berarti ada hubungan Faktor responden menunjukkan bahwa yang
Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi menderita hipertensi ada sebanyak 50 orang
(70,4%), berdasarkan faktor keturunan
sebanyak 48 orang (67,6%), berdasarkan
pola makan responden yang pola makan
buuk ada sebanyak 39 orang (54,9%),

71
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari 2015

berdasarkan kebiasaan merokok responden Anies, 2006, Waspada Ancaman Penyakit Tidak
diketahui responden yang merokok berat Menular, PT Elex Media Komputiondo,
sebanyak 21 orang (29,6 %), berdasarkan Jakarta
kebiasaan yang peminum alcohol diketahui Arrosyid Z, 2007, Tekanan Darah Tinggi,
yaitu sebanyak 24 orang (33,8%), http//:www.yahoo.com.
berdasarkan aktifitas fisik diketahui bahwa Brunner & suddarth, 2002, Keperawatan
responden yang melakukan aktifitas fisik Medikal Bedah Edisi 8, Vol 2, EGC,
ada sebanyak 41 orang (57,7%), berdasrkan Jakarta
berat badan diketahui bahwa responden Bustan MN, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak
kategori normal sebanyak 33 orang Menular, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
(46,5%). Bustan MN, 2002, Pengantar Epidemiologi,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Berdasarkan hasil uji Chi-square diketahui Lovastin K, 2006, Penyakit Jantung dan
bahwa : Tekanan darah Tinggi, Prestasi Pustaka
1. Ada hubungan antara faktor keturunan Publisher, Jakarta
dengan kejadian hipertensi Mansjoer Arif dkk; 2001. Kapita Selekta
2. Ada hubungan antara faktor pola makan Kedokteran Edisi 3. Media Aesculapius
dengan kejadian hipertensi FKUI, Jakarta
3. Ada hubungan antara kebiasaan merokok Marliani L & Tatan S, 2007, 100 Question &
dengan kejadian hipertensi Answers Hipertensi, Penerbit PT Elex
4. Ada hubungan antara konsumsi alcohol Media Komputindo, Jakarta
dengan kejadian hipertensi Notoatmodjo S, 2005, Metodologi Penelitian
5. Tidak ada hubungan antara aktifitas fisik Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
dengan kejadian hipertensi Ramaiah S, 2007, All You Wanted To Know
6. Tidak ada hubungan antara berat badan Aout Hypertension, Penerbit PT Bhuana
dengan kejadian hipertensi. Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Sastroasmoro S, 2002, Dasar dasar Metodelogi
Saran Penelitian Klinis Edisi 2, CV. Agung
1. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar Seto, Jakarta
meningkatkan konseling gizi mengenai Sayoga, 2005, Mencegah Stroke dan Sakit
pola makan yang baik kepada penderita Jantung, PT. Granesia, Bandung
hipertensi agar tidak memperparah kondisi Sample P, 1991, Tekanan Darah Tinggi,
penderita dan tidak menimbulkan Penerbit ARCAN, Jakarta
komplikasi. Stein J.H, 1998, Panduan Klinis Ilmu penyakit
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar Dalam, EGC, Jakarta
meningkatkan penyuluhan bagi penderita Supariasa dkk, 2001, Penilaian Status Gizi,
hipertensi agar menghentikan atau EGC, Jakarta
mengurangi kebiasaan merokok. Susalit E, dkk, 1996, Buku Ajar penyakit Dalam
3. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar jilid 2, Balai Penerbit FK UI, Jakarta
meningkatkan penyuluhan kepada penderita Vitahealth, 2005, Hipertensi, PT. Gramedia
hipertensi agar menghentikan atau Pustaka Utama, Jakarta.
mengurangi kebiasaan mengkomsumsi
alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Adriantoro H, 2007, Pembunuh Diam Diam


itu Bernama Hipertensi,
http//:www.republikaonline.com

72

Anda mungkin juga menyukai