Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KARYA ILMIAH

BAHASA INDONESIA

Budidaya buah durian

Disusun oleh:
Nama : Dennis Taufik l.
Kelas : IXB
No : 09

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 NGAGLIK
2016/2017

Kayunan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta (0274) 4360364,7490280


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Buah durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah
seleranya kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan
memiliki rasa yang khas ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat.
Buah yang memiliki nama latin durio zibethinus. Ini banyak sekali
mengandung vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga
mengandung banyak sekali zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein,
serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau
kalsium ( K ).
Ada jenis lain yang buahnya lebih kecil disebut chanee ( Kani ). Durian gajah
yang berasal dari bangkok ini sering disebut dengan nama durian montong ( otong )
ini telah di lepas oleh menteri pertanian RI untuk di budidayakan di indonesia.
Selain itu juga buah durian yang sudah matang ini dapat di konsumsi sendiri
atau dapat juga di olah menjadi dodol, ice cream, campuran es, bahan minuman dan
lauk pauk yang disebut tempoyak.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Vitamin apakah yang terkandung dalam buah durian ?
2. Zat gizi apa sajakah yang terkandung dalam daging buah duria ?
C. RUMUSAN MASALAH
Dari identifikasi diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
Buah durian ini sangat bermanfaat bagi kesehatan, karna buah durian
mengandung vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga
mengandung banyak sekali zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein,
serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau
kalsium ( K ). Tapi walaupun bermanfaat bagi tubuh buah durian tidak terlalu bagus
apabila dimakan terlalu banyak karna buah durian bersifat panas.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian / penyusunan karya ilmiah INI
a. Bagi siswa yang bersangkutan dapat mengetahui lebih lanjut lagi tentang tanaman
durian monthong.
b. Bagi teman-teman supaya dapat memberitahukan kepada pembaca tentang cara
membudidayakan tanaman durian.
c. Bagi sekolah menambah koleksi perpustakaan sekolah sehingga mempermudah para
pembaca dan adik kelas dalam mencari buku.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian dalam karya ilmiah ini adalah guna menambah wawasan
bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai buah durian, karna buah
durian memiliki banyak manfaat tetapi banyak masyarakat yang belum
mengetahuinya, ada sebuah paradigma di masyarakat kita yang mengangap buah
durian dapat meningkatkan kadar kolesterol.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DURIAN
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara,
sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit
buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan
populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang
kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang
lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi
sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan
durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian
lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia
Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian
kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya,
uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
B. NAMA-NAMA LOKAL
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang
mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal
sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera
dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado
menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Kota Ambon dan
kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau Seram bagian timur
disebut rulen.
C. BOTANI
1. Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah
sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao,
Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimlantan.
Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu
mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik.
Tempat lain yang membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah
Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan
Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao.
Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao City.
2. Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi
ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau
peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai
ketinggian 2550 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar
papan). Pepagan (kulit batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak
beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm 3-4,5(-12,5) cm; terletak
berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai;
sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau
keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-
cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi
3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar
2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk.
3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur.
Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2 panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-
putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya
membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup
dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari
bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar
nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk
utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk
durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh
menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut
serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.
Bunga durian, keluar langsung dari batang/cabang secara berkelompok
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan
panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal,
permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini
bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan,
kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk
pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok,
sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan
sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah
durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi
kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala
seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang
menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi
oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya,
dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut
biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning
terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan
arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut
pongg. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan
salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas
unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut
biji tebal (disebut "sukun").
D. KEANEKARAGAMAN
Varietas lokal (kiri) dan klon D101 (kanan)
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies
selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia
tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di
antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga
penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar
durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum
mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
1) Kultivar Unggul Nasional
Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38
kultivar unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif. Beberapa di
antaranya:
'Gapu ', dari Puncu, 'Bentara', dari Kerkap, Bengkulu Utara
Kediri, Jawa Timur 'Bido Wonosalam', dari Jombang, Jawa
'Hepe', bijinya kempes Timur
dengan daging tebal 'Perwira', dari Simapeul, Majalengka
'Kelud', dari Puncu, 'Petruk', dari Dukuh Randusari, Desa
Kediri, Jawa Timur Tahunan, Jepara, Jawa Tengah
'Ligit', dari Kutai 'Soya', dari Ambon, Maluku
'Mawar', dari Long Kutai 'Sukun', bijinya kempes dengan daging tebal
'Ripto', dari Trenggalek 'Sunan', dari Boyolali
'Salisun', dari Nunukan 'Kani' ("chanee", durian bangkok)
'Selat', dari Jaluko, 'Otong', (alihnama dari durian "monthong",
Muaro Jambi durian bangkok, di Malaysia disebut klon
'Sememang', dari D159)
Banjarnegara
'Tong Medaye', dari
Lombok, NTB

2) Ras Lokal
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan
keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi.
Beberapa di antaranya adalah:
Durian parung
Durian lampung
Durian jepara
Durian palembang
Durian padang
3) Kultivar Unggul Dari Luar Negeri
Di Malaysia, kultivar durian unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan
huruf D di depannya. Beberapa di antaranya adalah
'D24'
'D99'
'D123'
'D145'
'D158'
'D159' (klon sama dengan varietas 'Montong').
'D169'
'MD-UR 888' (Durian Terbaik Dunia)
E. BUDIDAYA DAN PERBANYAKAN
Durian adalah buah tropis, tumbuh di sekitar khatulistiwa hingga ketinggian
800 m dpl., serta menjauh hingga garis lintang 18 di Thailand dan Queensland.
1. Syarat Tumbuh Dan Pemupukan
Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata
sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2 bulan akan merangsang
perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa terjadi setelah tahun dengan
musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen antara dapat terjadi dengan
produksi buah yang biasa-biasa saja.
Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik.
Derajat keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik
merah kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda
juga memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat
buah tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari
150cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu
ditaburi pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit.
Pemupukan dengan kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah,
sedangkan pemupukan dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing
selesai untuk mempersiapkan pembungaan.
2. Penanaman Dan Pemeliharaan
Penanaman durian secara komersial di perkebunan dilakukan dengan jarak
tanam 10 m 10 m hingga 12 m 12 m, tergantung dari ukuran
tanaman/kultivarnya. Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan.
Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.
Pemeliharaan mencakup pemupukan, pemangkasan (pembentukan dan
peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan pengendalian hama dan penyakit.
Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut membulat, dengan cabang utama
mendatar ke samping.
3. Perbanyakan
Perbanyakan durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji.
Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam
perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan
kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup
bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus
segera disemaikan setelah buahnya dibuka.
Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat
dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-
teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang
dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft
grafting), atau okulasi (budding). Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling
banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan
mikro (micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia
muda sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan
vegetatif mampu berbunga setelah 2-3 tahun. Durian juga memungkinkan
diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan).
4. Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-
gala), ulat penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).
Penyakit utama durian adalah busuk akar dan batang Pythium complectens,
mati bibit (juga oleh patogen yang sama), penyakit blendok/kanker Phytophthora
palmivora, dan jamur upas yang menyerang batang/cabang.
F. KEGUNAAN
Tempoyak, durian yang diragikan
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan
(arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan
sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama
di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang
berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi
dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak.
Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan
seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti
gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut
(ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya)
biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman
penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar,tau
dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat
dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Biji durian
mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah
yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Durian (Durio zibethinus)
Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi 615 kJ (147 kcal)
Karbohidrat 27.09 g
- Serat pangan 3.8 g
Lemak 5.33 g
Protein 1.47 g
Air 65g
Vitamin C 19.7 mg (33%)
Potassium 436 mg (9%)

Hanya bagian yang dapat dimakan, mentah


atau beku.
Brangkasan: 68% (Shell and seeds)
Sumber: USDA Nutrient database
Persentase merujuk kepada rekomendasi
Amerika Serikat untuk dewasa.

Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat


tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan
jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi
pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah
buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan
dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air
rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan
sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan.
Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak
begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah,
peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak
bersentuhan dengan tanah.
1. Nilai gizi
Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak,
2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga
banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium
dan fosfor
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mudah-mudahan dengan adanya karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca
dengan demikian siswa diharapkan akan tumbuh rasa cinta terhadap tumbuh-
tumbuhan yang selanjutnya akan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan.
B. SARAN
Saya berharap karya ilmiah ini selain dapat bermanfaat semoga ini akan
menjadi alternatif yang baik bagi para pembaca untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Andoko, Agus. 1998, Durian genjah penghias halaman rumahku harian suara karya
Baga kaiie, moechd,1984, kebunku buah-buahanku, jakarta indra pres
Syarifudin,2008, Tanaman Unggulan Jakarta : PT Cipta Widya Swara.

Brotur, 2005. Macam Hama Tanaman Durian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai