Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu

memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau

dialami individu pada waktu tertentu, yang berfungsi sebagai referensi

otobiografi. (Daehler & Bukatko, 2011).

Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman merupakan guru

terbaik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengalaman

diartikan sebagai hal yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung,

dan sebagainya).

B. Pendamping Lansia

Konsep pendamping lansia menurut Direktor Pelayanan Sosial Lanjut Usia

RI tahun 2014 antara lain:

1. Pengertian Pendamping Lansia

Pendamping lansia adalah petugas yang mempunyai

kompetensi yang didapat melalui bimbingan teknis untuk

memberikan bimbingan dan perawatan lansia. Pendampingan dan

perawatan sosial lanjut usia adalah suatu proses interaksi dalam

bentuk ikatan sosial antara pendamping dengan lanjut usia dalam

10
11

upaya memberikan kemudahan kepada lanjut usia untuk

mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan permasalahan yang

dihadapinya melalui pencegahan, pemulihan dan pengembangan

meliputi aspek fisik, sosial, mental emosional, intelektual,

vokasional dan spiritual..

2. Kriteria Pendamping Lansia

a. Sehat Jasmani dan Rohani dan berjiwa relawan sosial

b. Pendidikan Minimal Sekolah Menengah Lanjutan Pertama

(SLTP)/Sederajat

c. Usia minimal 20 tahun.

d. Mempunyai pengalaman dalam memberikan pelayanan

kepada Lanjut Usia

e. Memiliki komitmen, tanggung jawab sosial, motivasi dan

disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas

f. Mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap lanjut usia

g. Bersedia dan sanggup mengikuti pelatihan/pemantapan

pendampingan

3. Peran dan Fungsi Pendamping Lansia

a. Peran Pendamping Lansia

1) Memandirikan sesuai dengan dengan kemampuan

lansia sendiri.

2) Melaksanakan prinsip-prinsip pendamping


12

3) Melakukan komunikasi (berbicara atau mendengarkan

dan mengetahui bahasa tubuh).

4) Memperhatikan kesehatan, kebersihan, keamanan dan

kenyamanan lansia.

5) Melatih pergerakan tubuh atau olahraga.

6) Memperhatikan kondisi lanjut usia ditempat tidur

( jadwal dan lama tidur).

b. Fungsi Pendamping Lansia

1) Fungsi pencegahan, yaitu melakukan berbagai kegiatan

untuk mencegah agar lanjut usia tidak mengalami

kesulitan atau masalah.

2) Fungsi pemulihan, yaitu melakukan berbagai kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan, mengatasi kesulitan, dan

memecahkan masalah yang dialami lanjut usia.

3) Fungsi pengembangan, yaitu melakukan berbagai

kegiatan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan

lanjut usia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-

hari atau menyalurkan hobi dan bakat

C. Jatuh

1. Pengertian Jatuh

Jatuh adalah kejadian tiba-tiba dan tidak disengaja yang

mengakibatkan seseorang terbaring atau terduduk dilantai

(Maryam,2010).
13

Jatuh sebagai kejadian yang dilaporkan oleh penderita atau

saksi mata yang melihat kejadian dan mengakibatkan seseorang

mendadak terbaring atau terduduk dilantai dengan atau tanpa

kehilangan kesadaran atau tidak (Reuben 1996, dalam Darmajo

2004).

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subjek

yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa sengaja

(Stanley,2006).

2. Penyebab Jatuh

Penyebab jatuh pada resiko jatuh yang dikemukkan oleh

Maryam 2010 adalah:

a) Penyakit yang sedang diderita: hipertensi, stroke, sakit

kepala/pusing, nyeri sendi dan diabetes.

b) Perubahan-perubahan akibat proses penuaan: penuaan

pendengaran, penurunan penglihatan, dan penurunan

status mental (bingung).

c) Lambatnya pergerakan.

d) Hidup sendiri (faktor gaya hidup)

e) Kelemahan otot kaki bawah.

f) Gangguan keseimbangan dan gaya berjalan.

g) Serangan tiba-tiba.

h) Tidak teratur berolaragah (aktivitas fisik rendah).


14

i) Faktor lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang,

benda dilantai (seperti tersandung karpet), tangga tanpa

pagar, tempat tidur atau tempat buang air yang terlalu

rendah, lantai yang tidak rata, licin atau menurun serta

alat bantu jalan yang tidak tepat.

3. Faktor Risiko Jatuh

Faktor risiko jatuh menurut Nanda, 2011, yaitu usia 65

tahun atau lebih, memiliki riwayat jatuh, tinggal sendiri,

penggunaan alat bantu (tongkat, walker), penggunaan kursi roda,

penurunan kognitif atau status mental. Faktor lingkungan yang

meningkatkan risiko jatuh antara lain; lingkungan yang tidak

teratur, ruang dengan pencahayaan redup, lantai yang licin, keset

atau karpet yang tertekuk. Faktor lain yaitu medikasi, seperti;

penggunaan alkohol, anti ansietas, anti hipertensi, diuretik, obat

penenang, dan anti depresi.

Penenambahan usia dan perubahan yang terjadi karena

menua memberikan konstribusi faktor risiko terhadap tingginya

insiden jatuh pada lansia, terutama lansia perempuan. Prevelensi

lansia wanita yang jatuh 3x lebih tinggi dibandingkan lansia laki-

laki, 45% lansia mengalami jatuh saat menjalani proses perawatan

yang lama, 30-50% lansia yang berusia 59-69 tahun berisiko jatuh

( Miller, 2012).
15

Penyebab dan faktor resiko jatuh menurut Miller,2012:

a. Perubahan fisik karena menua

Penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran,

osteoporosis, melambatnya lansia dalam merespon atau

bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan, perubahan gaya

berjalan, mudah goyah atau gangguan keseimbangan,

hipotensi postural dan nokturia.

b. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada lansia

Dimensia atau bingung, penyakit jantung (aritmia,

miokardiak infark, gangguan saraf (parkinson, hemiplegi),

gangguan metabolik (dehidrasi, ketidakseimbangan

elektrolit, hipotiroid), masalah muskuloskeletal, seranngan

iskemik yang sementara, katarak dan glukoma.

c. Faktor psikologis

Depresi, ansietas dan distraksi

d. Obat-obatan

Anticholinergic, obat penenang, anti depresan,

antihipertensi, obat-obat anti inflamasi nonsteroid dan

interaksi obat.

e. Faltor ekstrinsik

Alat pengikat fisik, cahaya yang silau, pencahayaan yang

silau atau redup, lantai yang licin, karpet atau keset yang

tertekuk, lingkungan yang tidak dikenal lansia, lantai atau


16

keramik yang tidak rata, ukuran atau tinggi tempat tidur,

kursi dan toilet yang tidak tepat.

4. Pencegahan Jatuh

Menurut Tinetti 1992, yang dikutip dari Darmajo (2004) ada 3

usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu;

a) Identifikasi faktor resiko

Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan

untuk mencari adanya factor intrinsic resiko jatuh, perlu

dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis,

musculoskeletal, dan penyakit sistemik yang sering

menyebabkan jatuh.

Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dapat

menyebabkan jatuh yang harus dihilangkan. Penerangan

rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah

datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah

dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (

lapuk, dapat bergeser sendiri) sebaiknya diganti. Peralatan

rumah sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu jalan atau tempat aktivitas lanjut usia.

Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan

pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka, WC sebaiknya

dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.


17

b) Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait)

Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana

keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah

tempat dan pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat

berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan

latihan oleh rehabilitasi medis. Penilaian gaya berjalan juga

harus dilakukan dengan cermat. Kesimbangan itu harus

dikoresi bila terdapat kelaianan atau penurunan.

c) Mengatur atau mengatasi faktor situasional

Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang

diderita lanjut usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin

kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor situasional

bahaya lingkungan dapat dibatasi sesuai dengan kondisi

kesehatan lanjut usia. Aktivitas tersebut tidak boleh

melampaui batasan yang diperbolehkan sesuai hasil

pemeriksaan kondisi fisik. Maka, dianjurkan lanjut usia

tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau

beresiko tinggi untuk terjadinya jatuh.

Anda mungkin juga menyukai