Anda di halaman 1dari 8

IPS GEOGRAFI

NAMA : HADIAN FIRDAUS


KELAS : XI. MIA. 4
1. BARANG TAMBANG SEBAGAI SUMBER DAYA ALAM

Pemanfaatan Sumber Daya alam


Dalam memanfaatkan sumber daya alam perlu dipertimbangkan nilai dan prinsip ekoefisiensi
(ekonomi efisiensi), artinya dengan tenaga dan biaya untuk mengolah apakah barang tambang layak
digali sehingga perlu diperhitungkan biaya penambangan, besarnya volume barang tambang,
manfaat barang tambang, dan untung ruginya dalam pertimbangan pengelolaan barang tambang
tersebut. Pengelolaan Bahan Tambang Berdasarkan Kegunaannya dan Pemanfaatannya
Berdasarkan kegunaannya, bahan tambang dapat dibagi menjadi
pertambangan bijih, energi, dan mineral.

a. Pertambangan Bijih/Logam
Pertambangan ini meliputi bijih besi, bauksit, timah, nikel,tembaga,
emas, dan perak.

b. Pertambangan yang Menghasilkan Energi


Pertambangan ini terdapat pada minyak bumi, gas alam, dan batu
bara.

c. Pertambangan Mineral Industri


Macam-macam pertambangan mineral industri di antaranya Batu kapur, Yodium, Tanah liat, Kaolin,
Pasir Kuarsa, Batu Granit

2. PROSES PEMBENTUKAN BARANG TAMBANG


Macam-macam proses pembentukan bahan galian:

- Metamofic concentration

- Sublimation

- Hydrothermal processes

- Sedimentation

- Metamorphism

Magmatic Concentration
Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma. Magma sebagai cairan panas dan
pijar merupakan sumber dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam komponen, dimana
dari masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan. Pada waktu magma naik ke
permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun. Akibatnya terjadi kristalisasi,
dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih dahulu sebagai terbentuk endapan bijih.

Sublimation
Proses ini termasuk suatu proses yang kurang begitu penting dalam ganesa bahan galian.
Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang langsung dari bentuk badan kemudian diikuti
ore deposit/pengendapan dari uap tersebut pada temperatur atau tekanan yang lebih rendah.
Proses ini berhubungan erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang terdapat disekitar
gunung api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar dikerjakan, yang penting hanya beberapa
endapan Sulphide, misalnya di Itali, Jepang, dan Indonesia. Sedang beberapa endapan yang tidak
ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn: Oksida Fe, Cu, boracic acis dan logam logam alkali
lainnya.

Hyrothermal Processes
Dalam poses diff. Magma akan menghasilkan product akhir berupa larutan magma dimana
didalamnya dapat terkonsentrasi bermacam-macam meta, disebut juga larutan hydrothermal.
Larutan hydrothermal ini mengangkut mineral-mineral yang terkumpul didalam intrusi membentuk
cebakan mineral-mineral yang ekonomis.

Sedimentation
Endapan sediment adalah endapan yang terbentuk dari proses pengendapan dari berbagai
macam mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan asalnya, yang kemudian terakumulasi
dan tersedimentasikan pada suatu tempat.

Contact metasomatism
Dalam proses magmatic dimana adanya intrusi dari magma terhadap batuan sampingnya,
maka oleh pengaruh kontak dari gas pada temperatur tinggi yang keluar dari magma, akan terjadi
dua gejala yang penting.
Effect gas panas ini ada dua macam:
1 Contact Metamorphism. Yaitu effect gas panas diikuti penambahan material baru dari dapur
magma.
2 Contact Metasomism, yaitu effect gas panas diikuti penambahan material basa dari dapur magma.
Penambahan pada contact metamorphism menimbulkan cebakan mineral yang penting,
kecuali beberapa non metalicl deposite sepertri sillimanite, sedangkan dalam contact metasomisim
dapat menghasilkan cebakan mineral yang berharga dan sifatnya lain sama sekali.

3. POTENSI DAN PERSEBARAN TAMBANG


(1.) Minyak bumi
Ada banyak tambang minyak bumi di Indonesia. Daerah-daerah penghasil tambang minyak
sebagaiberikut :
1. Tambang minyak di pulau Sumatera terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula);
Sumatera Utara (Tanjung Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); dan Sumatera Selatan (Plaju,
Sungai Gerong, Muara Enim).
2. Tambang minyak di pulau Jawa terdapat di Wonokromo, Delta (Jawa Timur); Cepu, Cilacap
di (Jawa Tengah); dan Majalengka, Jatibarang (Jawa Barat).
3. Tambang minyak di pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu
dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (Kalimantan
Selatan)
4. Maluku (Pulau Seram dan Tenggara), serta
5. Irian Jaya (Klamono, Sorong, dan Babo).
(2.) Bauksit (bijih aluminium)
Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat
(Singkawang).
(3.) Batu bara
Penambangan batu bara terdapat di Sumatera Barat (Ombilin, Sawahlunto), Sumatera
Selatan (Bukit Asam, Tanjungenim), Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau, Samarinda),
Kalimantan Selatan (Kotabaru/Pulau Laut), Kalimantan tengah (Purukcahu), Sulawesi Selatan
(Makassar), dan Papua (Klamono).
(4.) Besi
Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan Selatan (Pulau
Sebuku), Sulawesi Selatan (Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).
(5.) Timah
Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau Belitung
(Manggara), dan Pulau Singkep (Dabo).
(6.) Emas
Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Riau (Logos),
Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan
Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).
(7.) Tembaga
Penambangan tembaga terdapat di daerah Irian Jaya (Tembagapura).
(8.) Nikel
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Soroako).
(9.) Marmer
Ditambang dari daerah Jawa Timur (Tulungagung), Lampung, Makassar, Timor.
(10.) Mangan
Ditambang dari daerah Yogyakarta (Kliripan), Jawa Barat (Tasikmalaya), dan Kalimantan
Selatan (Martapura).
(11.) Aspal
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Pulau Buton).
(12.) Belerang
Ditambang dari daerah Jawa Barat (Gunung Patuha), Jawa Timur (Gunung Welirang).
(13.) Yodium
Ditambang dari daerah Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Mojokerto).
4. EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI BARANG TAMBANG
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin
tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan
sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga
untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk
mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian , adalah tindakan mencari atau melakukan
penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air,
ataupun informasi. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya dengan
memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah
eksplorasi tersebut. Tujuan eksplorasi adalah :
- Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan menggunakan
metode tertentu.
- Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
- Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.
- Mengetahui besaran dannilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)

Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian
padat dan bahan galian cair serta gas. EKSPLOITASI berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi adalah
politik pemanfaatan, eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan. Ekspolitasi
sumberdaya alam berarti mengambil dan menggunakan sumber daya alam itu untuk tujuan
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan
akan mengancam keberlajutan dan ketersedian sumber daya alam itu. pasal 33 ayat (3) Undang -
undang Dasar 1945 menggariskan bahwa Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat . Salah satu asas penting dalam
pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan
sumber daya alam yang dapat diperbarui. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat
berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan
perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang
rasional antara lain sebagai berikut:

- Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan efisien,


misalnya: air, tanah, dan udara.
- Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)
- Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-ulangan
(recycling)
- Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
5. EFISIENSI DAN REKLAMASI PERTAMBANGAN

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang
terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya
guna sesuai peruntukannya.

Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat
tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki. Dalam hal ini reklamasi harus disesuaikan dengan tata
ruang. Perencanaan reklamasi harus sudah disiapkan sebelum melakukan operasi penambangan dan
merupakan program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam perencanaan reklamasi adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan penambangan
b. Luas areal yang direklamasi sama dengan luar areal penambangan
c. Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat tertentu dan mengatur sedemikian rupa
untuk keperluan vegetasi
d. Mengembalikan/memperbaiki kandungan (kadar) bahan beracun sampai tingkat yang aman sebelum
dapat dibuang ke suatu tempat pembuangan.
e. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau sesuai dengan tujuan penggunaannya
(peruntukkannya)
f. Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi
g. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi dalam aktivitas penambangan
h. Permukaan yang padat harus digemburkan, namun bila tidak dimungkinkan agar ditanami dengan
tanaman pionir yang akarnya mampu menembus tanah yang keras
i. Setelah penambangan maka lahan bekas tambang yang diperuntukkan bagi vegetasi, segera
dilakukan penanaman kembali dengan jenis tanaman yang sesuai.
j. Mencegah masuknya hama dan gulma berbahaya, dan
k. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan kondisi yang diharapkan

Sedangkan efisiensi adalah pemanfaatan atau pengeluaran sesuatu sumber yang tidak boros atau
berlebihan tetapi sesuai dengan keperluan atau kebutuhan.
6. TATA KELOLA USAHA PERTAMBANGAN

Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber


daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia.Dalam Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan
pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan,
dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,
serta kegiatan pasca tambang. Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, kostruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pasca tambang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pertambangan bahan-
bahan galian dibedakan menjadi 8 macam yaitu:

1. Penyelidikan umum, adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi
regional dan indikasi adanya mineralisasi;
2. Eksplorasi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara
terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari
bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup;
3. Operasi produksi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi,
penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana
pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan;
4. Konstruksi, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas
operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan;
5. Penambangan, adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau
batubara dan mineral ikutannya;
6. Pengolahan dan pemurnian, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu
mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan;
7. Pengangkutan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau
batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat
penyerahan;
8. Penjualan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau
batubara.

Anda mungkin juga menyukai