Spo Pelayanan Kedokteran Terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD)
Spo Pelayanan Kedokteran Terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD)
0 1 dari 3
SPO/KPS/PRWT/001
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR Direktur RSU Kebayoran Baru
OPERASIONAL
Kebijakan Dalam menghadapi penderita gastristis akut oleh karena banyaknya jenis
dan nama dagang maka tidak harus terpancar pada obat yang tertera
dalam protap.
RAWAT INAP
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prosedur Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.
Jenis cairan :
Per oral : cairan rumah tangga, oralit
Parenteral : ringer laktat, ringer asetat, larutan normal salin
Volume cairan disesuaikan derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi :
cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan sesuai
usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis :
- Kurang dari 1 tahun : 50-100 cc
- 1-5 tahun : 100-200 cc
- Lebih dari 5 tahun : semua anak
Dehidrasi berat :
rehidrasi parental dengan cairan Ringer laktat atau Ringer asetat 100
cc/kgBB. Cara pemberian :
Umur Pemberian pertama Pemberian berikut
30 ml/kg selama : 70 ml/kg selama :
Bayi (< 12 bulan) 1 jam * 5 jam
Anak (12 bulan 5 tahun) 30 menit * 2 jam
*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi lemah atau tak teraba
Nutrisi
Anak tidak boleh dipuasakan
Makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering (lebih kurang 6 kali
sehari)
rendah serat
buah-buahan diberikan terutama pisang.
Medikamentosa
- Tidak boleh diberikan obat anti diare
- Antibiotik sesuai hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan
adalah Kotrimoksamol, Amoksilisin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.
- Anti parasit : Metronidazol
Hipernatremia (Na > 155 mEq/l)
koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan
dekstrosa 5% + salin.
- Rehidrasi dengan dextrosa 5% dan NaCl 0,45% dengan perkiraan
kekurangan cairan sebagai berikut :
150 ml/kgBB pada bayi
90 ml/kgBB pada anak dan remaja
- Perkiraan kekurangan cairan berdasar kadar Natrium sebagai berikut :
150 ml/kgBB jika Natrium serum = 150 mEq/l
90 ml/kgBB jika Natrium serum = 160 mEq/l
140 ml/kgBB jika Natrium serum = 170 mEq/l
- Pergantian cairan dalam waktu 48 jam, 50% dalam waktu 24 jam,
sisanya 50% dalam waktu 24 jam.
- Penurunan Natrium serum tidak boleh melebihi 1-2 mEq/l per jam,
atau 10-15 mEq/l per hari.
- Dianalisis dipertimbangkan bila Natrium serum > 180 mEq/l.
Hiponatremia
Rehidrasi dengan NaCl 0,9% atau NaCl 0,45% dengan perkiraan kekurangan
cairan sebagai berikut :
100 ml/kgBB pada bayi 60 ml/kgBB pada anak dan remaja.
Penggantian cairan dalam waktu 24 jam, 50% dalam waktu 8
jam, sisanya 50% dalam waktu 16 jam.
Koreksi kekurangan Natrium dengan perhitungan sebagai
berikut :
Defisin Na = (135 mEq/l kadar Na pasien) x (0,55 x kgBB) m.
Penggantian kekurangan Natrium 50% dalam waktu 8 jam
sisanya 50% dalam waktu 16 jam, diberikan tidak boleh melebihi
1-2 mEq/l per jam.
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONAL
Indikasi Intubasi :
Klinis memburuk meskipun pengobatan maksimal
PCO2 terus meninggi (> 60 mgHg atau pH < 7,2)
6. Bedah :
Diperlukan jika terdapat komplikasi berupa pneumothoraks
Dokter
7. Suportif :
Atasi komplikasi berupa dehidrasi, asidosis metabolik, atau
atelektasis.
8. Pemantauan Pengobatan
Pemantauan tanda vital, sesak napas (dispnea) dan wheeazing.
Untuk serangan ringan, setelah pemberian inhalasi dengan agonis
diperlukan pemantauan anak selama 1-2 jam.
Bila membaik pasien dapat dipulangkan dengan dibekali agonis oral
serta obat rutin yang biasa digunakan.
Jika respons awal yang terjadi hanya parsial maka penderita
diobservasi di ruang rawat sehari dan ditatalaksana sebagai serangan
sedang. Pasien dipantau selama 6 jam
Apabila ada perbaikan maka dapat dipulangkan.
Apabila tidak ada perbaikan, maka pasien harus menjalani rawat inap
dan ditatalaksana sebagai serangan berat.
Apabila pada penilaian awal secara klinis serangannya berat,
pengobatan serangan berat dapat langsung diberikan tanpa harus
melalui tahapan ringan atau sedang.
Unit Terkait IGD
RAWAT INAP
SPO
PELAYANAN KEDOKTERAN TERHADAP SYOCK
ANAFILAKTIK
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
RAWAT INAP
SPO PELAYANAN KEDOKTERAN
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
Pengertian Kejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam (suhu
berada diatas 380C) perrektal tanpa adanya infeksi susunan syaraf,
gangguan elektrolit terjadi pada anak usia diatas 1 bulan dengan tidak
adanya riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.
Prosedur Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien
Kenali gejala dan kejang demam
- Demam suhu diatas 380C perrektal, kejang, tidak ada penurunan
kesadaran sesudah kejang, frekuensi kejang, lama kejang dan jenis
kejang.
- Tidak ditemukan penurunan kesadaran setelah kejang (tanpa adanya
infeksi susunan syaraf, gangguan elektrolit, terjadi pada anak usia
diatas 1 bulan dengan tidak adanya riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya.
Pengobatan
Medikamentosa
1. Antipiretik, paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali setiap 6 jam atau
Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali tiap 6 jam
2. Profilaksis terapi untuk mencegah berulangnya kejang
Profilaksis intermintten
Diberikan selama anak demam, diazepam 0,5 mg/kgBB/hr
Profilaksis terus menerus
Diberikan pada kejang demam kompleks dengang faktor resiko
Lama pemberian 1 tahun.
Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hr
Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hr
3. Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari
Pemantauan efek samping pemberian obat-obatan
Unit Terkait ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU
SPO PELAYANAN KEDOKTERAN
TERHADAP KEJANG PADA ANAK
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONA
L Dr.Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
Pengertian Status konvulsivus ialah kejang yang berlangsung > 30 menit atau kejang
berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara 2 kejang
Kebijakan Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa serta
menurunkan mortalitas
Prosedur Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien
Pada menit ke 0
- Beri oksigen, perhatikan KU dan kondisi jalan napas (kalau perlu
intubasi)
- Ukur tanda vital (tekanan darah, suhu)
- Monitor EKG dan respirasi
- Telusuri riwayat kejang
- Periksa status neorologi
1. Inj Diazepam (0,2-0,5 mg/kgBB IV) atau perrektal 0,2-0,5 mg. Jika kejang
(+) inj phenitoin 15-20 mg/kgBB IV, jika kejang berlanjut inj phenitoin 10
mg/kgBB
2. Periksa elektrolit, Mg, Ureum, GDS, hitung jenis, analisa gas darah,
skreening intoksikasi (bila dicurigai)
3. Pasang jalur IV dan berikan cairan D5% dan elektrolit rumatan.
4. Inj D 10% IV 2ml/kgBB IV, jika GDS rendah dan 100 mg tiamin IM atau
IV
5. Pasang monitor EEG segera bila memungkinkan
Pada menit ke 20-30
Jika kejang (+) lakukan intubasi, pasang kateter, cek suhu, monitor EEG
Drip Diazepam 5-20 mg/kgBB (dosis 7 mg/kg/BB konsul PICU) +
midazolam bolus 0,15 mg/kgBB (drip 1 mcg/kgBB/jam) dapat dinaikan tiap
15 menit sampai 0,75-10 mg/kgBB/mnt
Pada menit ke 40-60 jika masih kejang
Mulai pemberian propovol 1-2 mg/kg lading dose dilanjutkan 2-10
mg/kg/jam. Dengan monitor EEG.
Evaluasi pengobatan yang diberikan dan atasi penyakit yang mendasari
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
Pengertian Suatu penyakit toksemia akut dan fatal yang disebabkan oleh Clostridium
tetani, dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai
gangguan kesadaran
Catatan :
Bila ada sepsis/ pneumonia dapat ditambahkan sefalosporin.
Netralisasi toksin
- Anti tetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, setengah dosis
diberikan intramuskular dan setegahnya intravena, dilakukan uji kulit
terlebih dahulu.
- Apabila tersedia dapat diberikan human tetanus immunoglobulin
(HTIG) 3000-6000 IU i.m
Anti konvulsi
- Diazepam 0,1-0,3 mg/kgBB/kali intravena tiap 2-4 jam
- Dalam keadaan berat : diazepam drip 20 mg/kgBB/hari dirawat di
ICU
- Dosis pemeliharan 8 mg/kgBB/hari oral, dibagi 6-8 dosis
Tetanus sedang
- Terapi dasar tetanus
- Perhatian khusus pada keadaan jalan nafas (akibat kejang dan
aspirasi)
- Pemberian cairan parenteral, bila perlu nutrisi secara parenteral
Tetanus berat
- Terapi dasar seperti diatas
- Perawatan dilakukan di ICU Anak, diperlukan intubasi dan
pemakaian ventilator
- Balans cairan dimonitor secara adekuat
- Apabila spasme sangat hebat, berikan pankuronium bromida
0,02 mg/kgBB/kali intravena, diikuti 0,05 mg/kgBB/kali, diberikan
tiap 2-3 jam
- Apabila terjadi aktifitas simpatis yang berlebihan, berikan b-
blocker seperti propanolol dan b-bloker labetalol
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
Pengertian Sepsis adalah SIRS dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebab
Kebijakan Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.
SEPSIS
SIRS dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebab.
INFEKSI
suatu kecurigaan atau bukti (dengan kultur positif, pengecatan
jaringan, atau uji PCR)
infeksi disebabkan kuman patogen ATAU sindrom klinis yang
berhubungan dengan kemungkinan besar infeksi.
4. Pengelolaan :
a. Diagnosis dini
b. Early Goal Directed Therapy (EGDT)
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur RSU Kebayoran Baru
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik
Pemeriksaan Penunjang
- Mencari komplikasi kardiovaskuler :
- Fungsi ginjal : Ureum, kreatin, urinalisis/proteinuri
- Kelainan jantung : Foto toraks, EKG
- Kelainan vaskuler mata (retina)
- Mencari faktor resiko kardiviovaskuler
- Serum kolesterol, trigliserida
- Gula darah
Perawatan RS : Rawat inap pada hipertensi berat gawat atau yang mendesak atau
dengan komplikasi
Terapi
a. Non Farmakologi : Untuk hipertensi berat ringan-sedang :
Rendah garam (< 3 gr/hari), penrunan berat badan
b. Obat :
Diuretik
HCT x 12,5-25 mg
indapamide 1 x 2,5 mg,
Penghambar adrenergik :
Bekerja sentral :
- Reserpine 1 x 0,05-0,25 mg
- Penyekat alfa-1
- Prazosin 2 x 1-8 mg, doxasin 1 x 1-5 mg
Penghambat ACE
- Catopril 1-3 x 12,5 25 mg
Penghambat kalsium
- Nifedipine 3 x 5-10 mg
Untuk Hipertensi Krisis, gawat atau darurat :
- Nifedipin sub lingual 10 mg dapat diulang
Penyulit :
- Perdarahan otak, ablasio/perdarahan retina, dekompensasi kordis
- Stroke, P.J. Koroner, gagal ginjal, buta
Lama perawatan :
Pada yang gawat 1 minggu
UNIT TERKAIT IGD, RAWAT INAP
SPO PELAYANAN KEDOKTERAN TERHADAP
BRONKIOLITITS
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.Friana Asmely
2017 NIP:197602092003122004
Pengertian Kriteria Diagnosis
Batuk / sesak / mengi berulang, ekspirium memanjang PFR / FEV I
menurun, riwayat atopi sendiri dan atau keluarga
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin eosinofil total, uji tuberkulin, foto toraks, foto sinus
paranasalis, IgD, IgA, IgM, IgE, analisis gas darah atas indikasi
Terapi
Penghindaran alergen/iritan, bronkodilator oral/inhalasi,s teroid oral
inhalasi, obat-obat pencegahan.
Terapi
- Aminophillin Oral / IV 3-5 mg/KgBB/kali
- Dexamethason Oral : 0,5 mg/KgBB/kali
- Aampicillin 50-100 mg/KgBB/kali (bila ada tanda-tanda infeksi)
- Oxigen : 1-3 liter / menit
Nebulizer bila perlu
RAWAT INAP