Anda di halaman 1dari 4

2016

TUGAS INOVASI PENDIDIKAN

SUCI AULIA RISTI


1405113039
SIKLUS INOVASI
P
A
o
g
e
M
d
kS
IK
tu
n
aL
ijm c
C
D
fi
h
R
H
W
rslp
B
E
U
T
N
Y
ti
y
b

1. Menciptakan ide
Hingga hari ini Hingga hari ini kalau kita tanya ke siswa, "pelajaran apa yang
paling sulit dan tidak anda sukai?" Pasti mereka akan menjawab, "pelajaran IPA
termasuk salah satunya fisika. Image pada kepala siswa yang sudah terlanjur
terformat mengatakan "fisika itu sulit". Terkadang siswa menjadi sulit
mempelajari materi didalamnya ditambah dengan faktor faktor berikut yang
menjadi penyebabnya :
Gaya guru fisika dalam mengajar,
Gaya mengajar guru disinyalir juga banyak memberikan pengaruh terhadap
kecintaan siswa kepada pelajaran fisika. Banyak siswa tidak menyukai fisika
hanya gara-gara guru fisikanya dianggap tidak bisa mengajar. Ada guru fisika
yang ketika masuk kelas langsung menyodorkan segudang rumus-rumus rumit
yang tentu saja menjejali kepala siswa, padahal konsep materi belum disampaikan
dengan tepat. Atau guru fisika masih pelit memberi motivasi akan penting dan
bermanfaatnya mempelajari fisika. Ini tantangan berat buat guru-guru fisika,
bagaimana membuat dirinya disukai oleh murid-muridnya.
Guru Fisika jarang melakukan praktikum,
Fisika adalah bagian tidak terpisahkan dari ilmu pengetahuan alam (IPA).
Hakeket ilmu IPA itu sendiri adalah ilmu tentang alam yang memuat konsep,
prinsip, proses, dan produk. Melalui kegiatan ilmiah berupa percobaan, maka
siswa akan merasa terlibat dalam proses IPA itu sendiri. Dari proses itu akan
melahirkan produk berupa rumus-rumus, aksioma, hukum, postulat, dan
sejenisnya. Sementara, jika guru hanya mengajarkan rumus, maka itu hanyalah
produk. Tidak ada bedanya dengan ilmu metematika. Kemalasan guru fisika
untuk melakukan praktikum akan semakin menjauhkan siswa dari menyukai
fisika yang sebenarnya penuh daya tarik.
Guru jarang menggunakan metode mengajar yang bervariasi,
Umumnya guru-guru masih menyukai metode ceramah. Metode ini dianggap
paling mudah, murah, dan paling santai. Sejatinya agar menarik siswa, beragam
variasi mengajar harus dicoba oleh guru. Diantaranya: metode ceramah, diskusi,
cooperative learning seperti Jig Saw, Think Pair Share, Snow Ball, demonstrasi,
karya wisata, portofolio, percobaan, dll. Memang tidak ada jaminan beragam
metode akan bisa meningkatkan hasil belajar. Tetapi menggunakan metode
ceramah an sich, seolah-olah guru adalah malaikat yang serba bisa dan muridnya
hanyalah seperti gelas kosong yang diisi begitu saja (teacher centered). Padahal,
untuk saat ini sudah saatnya siswa harus dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Siswa justru harus aktif membangun sendiri ilmu pengetahuannya, seperti dalam
teori belajar constructivisme. Pola teacher center (berpusat kepada guru) harus
diubah menjadi student center (berpusat kepada siswa).
Guru masih senang cara lama
Untuk belajar fisika diperlukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Guru fisika
perlu mencoba banyak media seperti kapur tulis, papan white board, charta, peta
konsep (mind map), komputer dengan LCD, Zenius Pad, metode permainan, dll.
Semua itu diharapkan bisa mengaktifkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan
afektif siswa.
itu sedikit ulasan perihal faktor mengapa fisika masih dianggap sulit. Umumnya guru-
guru masih menyukai metode ceramah. Metode ini dianggap paling mudah, murah, dan
paling santai. Sejatinya agar menarik siswa, beragam variasi mengajar harus dicoba oleh
guru. Maka dari itu untuk belajar fisika diperlukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran.
Seperti menggunakan beberapa media pembelajaran dan metode saintifik maka siswa akan
merasa terlibat dalam proses itu sendiri. Contohnya saja dalam pelajaran tentang warna kita
dapat membuat media pembelajaran untuk perpaduan warna.

MASALAH SOLUSI

Pelajaran fisika itu sulit Menciptakan media


pembelajaran fisika yang
Tidak disukai oleh siswa dapat menarik perhatian
IDE siswa serta mempermudah
siswa dalam memahami
Sulit mempelajari materi materi pelajaran sehingga
didalamnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa salah satunya
alat perpaduan warna
2. Eksperimen awal
Setelah alat dan semua persiapan selesai, selajutnya dari ide tersebut yaitu
menggunakan media pembelajaran sebagai pendekatan saintifik kita uji cobakan
kepada siswa didalam kelas maupun dengan praktikum dilaboratorium. Kemudian
kita amati apa siswa kita dapat lebih aktif dengan adanya media pembelajaran
tersebut.

3. Penentuan kelayakan
Setelah diuji cobakan ide tersebut kepada siswa, selanjutnya untuk mententukan
apakah sudah layak kita menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran kita
perlu melakukan beberapa tes atau kita dapat melihat hasilnya pada ulangan
harian agar kita dapat mengetahui siswa tersebut telah memahami materi tersebut.
Serta perlu kita diskusikan juga dengan pihak yang lain kemudian jika ide tersebut
mendapatkan respon yang baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa maka
dapat dikatakan ide tersebut layak digunakan.

4. Aplikasi akhir
Sebagai hasil akhir guru mendapati siswanya lebih aktif serta lebih memahami
mempelajari materi didalam fisika dan dapat meninggkatkan hasil belajar siswa
tersebut dikarenkan siswa terlibat langsung dalam proses itu sendiri. Namun jika
tidak perlu kita kaji kembali pada tahap tahap sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai