Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Beton Masa kini

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Jl. Rawamangun Muka, Rawamangun, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kota Jakarta


Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

Muhamad Ary afriadi

5423164818

D3 Teknik Sipil B
Abstract
Penggunaan Meningkat kekuatan beton adalah salah satu kebutuhan utama dari teknologi
beton.Selama lebih dari20 tahun terakhir , beton mutu tinggi dengan kuat tekan telah
digunakan diseluruh dunia dalam gedung tinggi bangunan dan jembatan dengan bentang
panjang,atau bangunan di lingkungan agresif. Tapi di beton kekuatan tinggi Indonesia
memiliki kuat tekan maksimal 60 MPa.perkembangan beton cukup banyak untuk saat ini
karena penggunaannya akan disesuaikan dengan keramahan lingkungan dan efektifitas.
Sifat-sifat beton dipengaruhi oleh matriks semen, agregat,danzona transisi antara dua tahap
tersebut. Mengurangi rasio air-semen dan penambahan admixtures pozzolan seperti fly-ash
sering digunakan untuk memodifikasi.

Pendahuluan

Latar belakang

beton adalah sebuah kata yang tidak asing bagi mahasiswa teknik sipil,dan banyak
juga diteliti oleh teknik kimia ataupun yang lainSejak dulu beton dikenal sebagai material
dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal,
relatif kaku, dan ekonomis. Di sisi lain beton menunjukkan banyak keterbatasan, baik dalam
proses produksi maupun sifat-sifat mekaniknya, sehingga beton pada umumnya hanya
digunakan untuk konstruksi dengan ukuran kecil dan menengah. Sejak dua dekade terakhir
ini, setelah berhasil dikembangkannya berbagai jenis tambahan atau admixtures dan
additives untuk campuran beton, maka telah terjadi kemajuanyang sangat pesat pada
teknologi beton.
Beton mutu tinggi bahkan sangat tinggi berhasil diproduksi, dan dapat memperbaiki serta
meningkatkan hampir semua kinerja beton menjadi suatu material modern yang berkinerja
tinggi. Di beberapa negara maju sudah sejak lama beton mutu tinggi berhasil diproduksi
untuk pekerjaan-pekerjaan khusus. Pada tahun 1941,di Jepang sudah diproduksi beton mutu
tinggi dengan kuat tekan mencapai 60 MPa untuk panel cangkang beton pracetak pada
sebuah terowongan kereta api. Pada tahun 1952 di Eropa beton mutu tinggi dengan kuat
tekan 60 MPa sudah dipakai untuk struktur jembatan berbentang panjang. Pada tahun 1960,
di USA juga sudah diproduksi beton mutu tinggi 60 MPa untuk keperluan militer. Selanjutnya
sejak tahun 1980an, beton mutu tinggi dan sangat tinggi banyak digunakan untuk
pelaksanaan struktur gedung bertingkat tinggi(terutama untuk elemen kolom). Sejak
1989sudah digunakan beton bermutu 100 140 MPa untuk jembatan berbentang panjang
rumusan masalah

1.bagaimana perkembangan beton sehingga bisa dipakai dijaman sekarang?

Tujuan

Mengetahui perkembangan beton dan ramah lingkungan beton dijaman sekarang

Perkembangan beton

Sejarah beton

pengetahuan tertua tentang beton adalah di temukan di Timur Tengah dan


tertanggal pada 5a600 SM; bangsa Mesir ( pada abad 26 SM ) telah menggunakan
campuran dengan jerami untuk mengikat batu kering , gypsum, dan semen kapur dalam
pertukangan batu ( berdasarkan fakta-fakta dalam konstruksi Pyramid ).Masyarakat Yunani
yang tinggal di Crete dan Cyprus menggunakan semen kapur sebaik mungkin ( abad ke-8
SM ), mengingat Bangsa Babilonia dan Syria menggunakanbitumen untuk membangun
bebatuan dan bangunan batu.Sama halnya pada Bangsa Yunani Kuno, menggunakan batu
kapur calcined, ketikaorang Roma membuat beton pertama; yang dicampur kapur putty
dengan debu bebatuanatau abu vulkanik. Mereka menggunakannya dengan batu untuk
membangun jalan, bangunan-bangunan, dan saluran air ( terowongan air ).Bangsa Roma
memakai
Pozzolana Jenis pasir tertentu dari Pozzuoli, dekat gunung berapi Vesuvio ( Italia bagian
Selatan),untuk membangun bangunan yang penting sekali,seperti Pantheon atau
Colosseo.Pantheon J Durm, Handbuch der Architektur, Stoccarda, 1905Pozzolana adalah
jenis pasir yang luar biasa dimana reaksi kimianya dengan kapur dan air, menjadi sebuah
bebatuan yang memiliki massa ; selanjutnya, kimia itu adalah silicadan alumunium dimana
bereaksi dengan Kalsium Hidroksida untuk membentuk senyawadengan sifat semen.
Beton bertulang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, krikil, batu pecah, atau agregat-agregat
lain yang di campur menjadi satu dengan suatu pasta yagn terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satau atau lebih bahan aditif
ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan
pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan.

Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang
tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara
beton dan baja di mana tulangan yang merupakan baja berfungsi menyediakan kuat tarik
yang tidak dimiliki pada beton. Tulangan baja juga dapat dapat menahan gaya tekan
sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lain.

Kelebihan beton bertulang

Beton bertulang dapat dikatakan sebagai bahan konstruksi yang sangat penting. Beton
bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur, seperti
bangunan, jembatan, pengerasan jalan, bendungan, terowongan, dan sebagainya

Sukses beton bertulang sebagai bahan konstruksi yang universal dapat di pahami
jika dilihat dari segala kelebihan yang dimilki oleh beton itu sendiri. Kelebihan tersebut antara
lain :

Beton bertulang memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain
Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air
Struktur beton bertulang sangat kokoh
Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharan yang relatif tinggi.
Beton memiliki usia yang relatif sangat panjang.
Beton merupakan satu-satunya bahanyagn ekonomis unutk pondasi tapk, dinding
basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu
Beton dapat di cetak dengan bentuk yang beragam
Beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah

Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton bertulang lebih rendah
dibandingkan dengan bahan lain seperti baja struktur.
Beton Bertulang pada awalnya tidak begitu diketahui. Sebagian besar hasil karya
awal beton pada waktu itu dilakukan oleh dua orang Perancis, Joseph Lambot dan Joseph
Monier. Sekitar tahun 1850, Lambot membuat sebuah perahu beton yang ditulangi dengan
suatu jaringan yang terdiri dari kawat baja atau tulangan yang tersusun parallel. Meskipun
demikian, penghargaan terbesar biasanya diberikan kepada Monier, karena ia lah orang
yang menemukan beton bertulang. Tahun 1867 ia meneriama hak paten atas
keberhasilannya membuat kolam atau tong dan penampang air dari beton yang ditulangi
dengan suatu anyaman yang terbuat dari kawat besi. Tujuan yang ingin dicapainnya dengan
melakukan pekerjaan ini adalah membuat konstruksi yang ringan tanpa mengurangi
kekuatan beton.

Dari tahun 1867 sampai 1881 Monier mendapatkan hak paten untuk bermacam-
macam konstruksi beton-bertulang, antara lain penopang melintang rel kereta api yang
digunakan untuk mengikat dan menyalurkan tegangan ke bantalan rel, pelat lantai,
bendungan busur, jembatan untuk pejalan kaki, bangunan, dan sebagainya, baik di Perancis
maupun di Jerman. Orang Perancis lainnya, Franois Coignet, membuat struktur beton
bertulang sederhana dan mengembangkan metode dasar mengenai pembuatan desain
beton-bertulang. Tahun 1861 ia menerbitkan sebuah buku di mana di dalam buku tersebut
ia menampilkan contoh-contoh aplikasi yang cukup banyak. Ia adalah orang pertama yang
menyadari bahwa penambahan terlalu banyak air ke dalam campuran beton sangat
mengurangi kekuatan beton. Orang Eropa lain yang termasuk peneliti pertama beton
bertulang adalah William Fairbairn dan William Wilkinson dari Inggris, G.A. Wayss dari
Jerman, dan Francois Hennebique yang juga berasal dari Perancis.

William E. Ward membangun bangunan beton bertulang yang pertama di Amerika


Serikat di Port chester, N.Y., pada tahun 1875. Pada tahun 1883 ia merepresentasikan
tulisannya di hadapan America Society of Mechanical Engineer di mana dalam tulisan
tersebut ia mengklaim bahwa ia mendapatkan ide tentang beton bertulang ketika melihat
para buruh Inggris mencoba memindahkan semen yang telah mengeras dari cetakan-
cetakan besi mereka pada tahun 1867.

Thaddeus Hyatt, orang Amerika, mungkin adalah orang pertama yang menganalisis
dengan benar tegangan-tegangan pada suatu beton bertulang, dan pada tahun 1877 ia
menerbitkan sebuah buku setebal 28 halaman tentang pokok bahasan ini, berjudul An
Account of Some Experiments with Portland Cement Concrete, Combined with Iron a. a
Building Material. Dalam buku ini ia memuji pengunaan beton bertulang dan mengatakan
balok baja harus menerima nasibnya. Hyatt memberikan penekanan yang besar kepada
daya tahan beton yang tinggi terhadap api.
E. L. Ransome dari San Fransisco diduga telah menggunakan beton bertulang pada
awal tahun 1870-an dan merupakan penemu tulangan ulir, di mana atas penemuannya ini ia
menerima hak paten pada tahun 1884. Tulangan-tulangan ini, yang mempunyai penampang
melintang berbentuk bujursangkar, dipuntir dalam keadaan dingin (cold-twisted) dengan satu
putaran penuh dan panjangnya tidak lebih dari 12 kali diameter tulangan. (Tujuan dari
pemuntiran ini adalah agar ikatan antara beton dan tulangan semakin kuat.) Pada tahun
1890 di San Fransisco, Ransome membangun Museum Leland Stanford Jr. Bangunan yang
terbuat dari beton bertulang tersebut memiliki panjang 95.1 meter dan tinggi dua lantai di
mana yang digunakan sebagai tulangan tulang tarik adalah tali baja nekas yang semula
digunakan pada kereta gantung. Bangunan ini mengalami kerusakan kevil pada tahun 1906
akibat gaya gempa bumi dan kebarakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Tingkat
kerusakan yang kecil pada bangunan ini dan pada struktur-struktur beton lain yang juga
mengalami kebakaran besasr tahun 1906 tersebut menyebabkan bentuk konstruksi ini dapat
di terima secara luas di pantai barat. Sejak tahun 1900-1910, perkembangan dan
penggunaan beton-bertulang di Amerika Serikat menigkat sangat pesat.

Beton Prategang
Mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara
cara aktif.Hal ini dicapai dengan cara menarik baja dan menahannya kebeton sehingga
beton dalam
kondisi tertekan sebelum mengalami beban tekan itu sendiri. Kombinasi aktif menghasilkan
perilaku lebih baik yang berkekuatan tinggi. (Desain Beton Prategang edisi ke 3 jilid 1, T.Y
lin & Ned H. Burns).
Beton prategang adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk
mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja. (SNI 03 2847 -
2002).
1. Sejarah Beton Prategang dan Perkembanganya
2. Beton prategang pertamakali ditemukan oleh Insinyur perancis yaitu Eugene
Freyssinet pada 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Ia
mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi dan slip pada jangkar
kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi.
Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu sistem panjang kawat dan sistem
penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system
FREYSSINET.
Freyssinet sebagai bapak beton prategang dunia segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain
untuk mengembangkan jenis struktur beton ini, yaitu :
a. Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya Beton Precontraint (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan kesulitan
dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh gaya-gaya
tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki sebagai
Gaya Parasit maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang
ilmiah dari beton pratekan.

b. T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di
California University, Merkovoy. Keberhasilannya yaitu mampu memperhitungkan gaya-gaya
parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963 tentang Load
Balancing. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang
sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah ditetapkan dapat
diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan
karenanya tidak bekerja momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada
penampang struktur bekerja merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban
vertikal dan horizontal) merupakan Inbalanced Load, yang akibatnya pada struktur dapat
dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir dalam
penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat Balanced dan
tegangan lentur akibat Unbalanced Load. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung
dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian baja tulangan
biasa disamping baja prategang, yaitu dimana
baja prategang digunakan memikul akibat dari Inbalanced Load. Teori Inbalanced Load
telah mengakibatkan perkembngan yang sangat pesat dalam menggunakan beton pratekan
dalam gedung-gedung bertingkat tinggi. Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain.
Terutama di Amerika dewasa ini boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak
menggunakan beton pratekan didalam strukturnya. T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan
bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah
gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal
(ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan dengan tulangan baja
biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan baik
perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

2. Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang.


Kelebihan beton prategang :
a. Dapat dipakai pada bentang-bentang yang besar

b. Bentuknya langsing, berat sendiri lebih kecil, lendutan lebih kecil


c. Beton mutu tinggi, tidak mudah retak, lebih aman.

d. Lebih ekonomis apabila dipakai pada bentang-bentang yang besar

Kekurangan beton prategang :


a. Menggunakan alat-alat pelengkap (dongkrak, jangkar, pipa pembungkus, alat untuk
memompa martel, dan lain-lain) dan juga diperlukan pengawasan pelaksanaan yang
ketat.
b. Hanya dapat memikul beban dalam satu arah, kurang cocok untuk pembebanan
bolak balik.
c. Adanya kehilangan gaya prategang akibat dari sifat beton, teknis pelaksanaan dan
friksi.

Beton Pracetak

Sejarah Beton Pracetak

Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab


kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya system ini melakukan
pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa
ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi).
Keunggulan system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan missal,
pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang
baik. Perbandingan kualitatif antara strutur kayu, baja serta beton konvensional dan
pracetak dapat dilihat pada table Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di
Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang
didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti
tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai. Permasalahan mendasar dalam
perkembangan system pracetak di Indonesia saat ini adalah :

1. Sistem ini relative baru


2. Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan system
pracetak yang telah ada
3. Serta keandalan sambungan antarkomponen untuk system pracetak
terhadap beban gempa yang selalu menjadi kenyataan
4. Belum adanya pedoman resmi mengenai tatacara analisis, perencanaan
serta tingkat kendalan khusus untuk system pracetak yang dapat dijadikan
pedoman bagi pelaku konstruksi.
Perkembangan Sistem Pracetak Di Dunia

Sistem pracetak jaman modern berkembang mula-mula di Negara Eropa.


Strujtur pracetak pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk
Casino di Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi
beton bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di
Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Th 1912 beberapa bangunan bertingkat
menggunakan system pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding
.kolom dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.

Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman


oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff dan Widmann G Wayss dan Freytag KG,
Prteussag, Loser dll. Sstem pracetak taha gempa dipelopori pengembangannya di
Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai Negara maju di dunia,
ternyata baru melakukan penelitian intensif tentangt system pracetak tahan gempa
pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan
PRESS ( Precast seismic Structure System).

Perkembangan Sistem Pracetak Di Indonesia

Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, seperti


tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem
pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti
Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing
Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem
Bresphaka (1999) dan siste4m T-Cap (2000).

Permasalahan Umum Pada Pengembangan Sistem Pracetak

Ada tiga masalah utama dalam pengembangan system pracetak :

1. Keandalan sambungan antarkomponen


2. Belum adanya suatu pedoman perencanaan khusus untuk system
struktur pracetak
3. Kerjasama dengan pertencana di bidang lain yang terkait, terutama
dengan pihak arsitektur dan mekanikal/elektrikal/plumbing.
kesimpulan

1.penggunaan setiap beton berbeda kegunaannya dan gidunakan untuk banyak hal penting
sehingga beton-beton perkembangannya masih digunakan dijaman sekarang dan terus
bekembang.

2 .Mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara cara
aktif

3.

3. beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era
millennium baru ini.

mulyono,tri teknologi beton penerbit andi

Mulyono,tri Teknologi Beton .Yogyakarta . ANDI, 2004

daftar pustaka
https://www.scribd.com/document/78838954/SEJARAH-BETON

(5) jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak
orang:
Pujianto. (1984). Etika Sosial dalam Sistem Nilai Budaya Bangsa Indonesia, dalam
YP2LPM. (1984), Dialog Manusia, Falsapah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM.

Anda mungkin juga menyukai