PORTOFOLIO HERPES ZOSTER Dr. MARGARETH SILAEN
PORTOFOLIO HERPES ZOSTER Dr. MARGARETH SILAEN
1
Publication, 1998 : 1458-69
Hasil Pembelajaran :
1. Faktor Resiko Herpes Zoster :
- Kontak dengan penderita varicella
- Immunocompromised
2. Penegakan diagnosis Herpes Zoster : anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan
penunjang (Zank Test)
3. Tatalaksana Herpes Zoster : penatalaksanaan umum & khusus.
1. Subjektif :
Pasien datang dengan keluhan utama Bintil-bintil di dada sejak 2 hari yang lalu.
Awalnya pasien merasakan nyeri pada dada sebelah kanan. Kemudian muncul sedikit
bercak kemerahan di dada kanan lalu menjadi semakin banyak dan menjalar ke daerah
punggung. Pada bercak kemerahan tersebut lalu muncul bintil-bintil yang makin lama
makin bertambah banyak. Melenting berisi cairan jernih, dan gatal. Sebelumnya,
pasien merasa demam dan sakit kepala. Pasien juga mengeluh sengkring-sengkring di
daerah dadanya sejak 2 hari. Riwayat mata merah (-), sakit tenggorokan (-). Riwayat
cacar air (+). Riwayat vaksin varicella saat pasien masih kecil (-). Pasien mengatakan
bahwa salah seorang tetangganya mempunyai gejala serupa dengan pasien.
2. Objektif :
A. Pemeriksaan fisik :
Status Dermatologi :
L : Dada kanan, punggung kanan.
D : Unilateral sesuai dermatom T4-6
R : Vesikula dengan dasar eritematus, bentuk bulat, batas tegas, bergerombol dengan
ukuran bervariasi 1-2 mm, isi cairan jernih.
Gambar Pasien
2
Status Generalis
Kepala : mesosephal
Mata : Conjunctiva anemis ( - ), sclera tidak ikterik,
Telinga: Secret ( - )
Hidung : Secret ( - )
Mulut : Lidah Kotor tidak ada, gigi karies tidak ada.
Leher : Kaku Kuduk (-)
Thorax : Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra
3
Perkusi : LHM : ICS V MCL sinistra
RHM : SL dextra
Auskultasi : HR : 90 x/menit, Reguler, Murmur (),
Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris, Retraksi ( - ), Ketinggalan gerak
nafas ( - )
Palpasi : SF D=S
Ketinggalan gerak nafas ( - )
Perkusi : Sonor di semua lapangan paru kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler di semua lapangan paru, Rh (-), Wh (-)
Abdomen : I : flat
P : hepar dan lien tidak teraba.
A : BU (+) N
Extremitas : Akral hangat, edema -/-, cyanosis (-)
Status neurologis :
GCS 456
MS : B I/II (-), KK (-), K (-)
N. cranialis : PBI 3 mm/ 3 mm, RC (+)
N. V : dalam batas normal
N. VII : dalam batas normal
parese (-)
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : N N
N N
RF : +2 +2
+2 +2
RP : - -
- -
ANS : dalam batas normal
4
3. Assesment (penalaran klinis) :
5
kelamin perempuan. tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Pada pengobatan Herpez zoster terdapat dua macam penatalaksanaan, yitu
penatalaksanaan umum & khusus.
A. Umum
1. Analgetika : As.Mefenamat tab. 500 mg 3x1
2. Bila ada infeksi sekunder : Antibiotik Eryhtromycin tab.250 mg 3x1
3. Lokal :
-bila basah : kompres larutan garam faali
-bila erosi salep sodium fusidat / salep acyclovir
-bila kering : bedak salicyl 2%
B. Khusus
Acyclovir tab. 800 mg No. XXX
Dosis : 5x800 mg selama 7 hari.
Tujuan utama terapi Herpez zoster pada orang dewasa adalah selain
mempercepat proses penyembuhan juga untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
akut dan mencegah terjadinya neuralgia pasca herpes.
Pemberian obat antivirus merupakan salah satu dari beberapa intervensi untuk
mempercepat proses penyembuhan dan mempersingkat lamanya nyeri.
Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya
valasiklovir. Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya
diberikan 7 hari, paling lambat dimulai 72 jam setelah lesi muncul berupa rejimen
yang dianjurkan. Indikasi pemberian asiklovir pada herpes zoster :
1. Pasien berumur 60 tahun dengan lesi muncul dalam 72 jam.
2. Pasien berumur 60 tahun dengan lesi luas, akut dan dalam 72 jam.
Pasien dengan lesi oftalmikus, segala umur, lesi aktif menyerang leher, alat
gerak, dan perineum (lumbal sakral). Rejimen terapi untuk Varisela-zoster :
6
dewasa) selama 7 hari
Pengobatan lain yang juga dipakai antara lain kortikosteroid jangka pendek
dan diberikan pada masa akut, pemberian steroid ini harus dengan pertimbangan ketat.
Indikasi pemberian kortikosteroid ialah sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus
sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis. Diberikan prednison dengan
dosis 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu dosis diturunkan bertahap. Dengan dosis
prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan
obat anti viral. Dikatakan kegunaanya mencegah fibrosis ganglion.
Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk
mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan
kompres terbuka. Kalo terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
Untuk neuralgia pasca herpes, pemberian awal terapi anti virus telah
diberikan untuk mengurangi insidens. Menurut FDA, obat pertama yang dapat
diterima untuk neuralgia paska herpetic ialah pregabalin. Obat tersebut lebih baik
daripada obat gaba yang analog yaitu gabapentin, karena efek sampingnya lebih
sedikit, lebih poten (2 4 kali), kerjanya lebih cepat, serta pengaturan dosisnya lebih
sederhana.16 Dosis awal 2 x 75 mg sehari, setelah 3 7 hari bila responnya kurang
dapat dinaikkan menjadi 2 x 150 mg sehari. Dosis maksimum 600 g sehari.16 Efek
sampingnya berupa dizziness, dan somnolen yang akan menghilang sendiri, jadi obat
tidak perlu dihentikan. Terapi topikal seperti krim EMLA, lidokain patches, dan krim
capsaicin dapat digunakan untuk neuralgia paska herpes. Solutio Burrow dapat
digunakan untuk kompres basah. Kompres diletakkan selama 20 menit beberapa kali
sehari, untuk maserasi dari vesikel, membersihkan serum dan krusta, dan menekan
pertumbuhan bakteri. Solutio Povidone-iodine sangat membantu membersihkan krusta
dan serum yang muncul pada erupsi berat dari orang tua. Acyclovir topikal ointment
diberikan 4 kali sehari selama 10 hari untuk pasien imunokompromised yang
memerlukan waktu penyembuhan jangka pendek.
4. Plan :
Diagnosis: Tzank Test sarana di Puskesmas Kec. Kramat Jati tidak ada
Terapi:
- R/ As. Mefenamat tab. 500 mg No. XV
7
S 3 dd tab 1 p.c prn.
- R/ Acyclovir tab. 800 mg No. XXX
S/ 5 dd tab 1
- Acyclovir cr No. I
S ue
- Kompres dengan NaCl pada bagian yang basah