Pencegahan Hiv-Aids Di Tempat Kerja
Pencegahan Hiv-Aids Di Tempat Kerja
PENDAHULUAN
Landasan Teori
ERGONOMI
2
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor
Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk
mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara
lingkungan kerja ( ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan
(ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi.
Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan
produktivitas dan kepuasan kerja.
Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal,
informal dan tradisional.
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan lingkungan yang
bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat dan nyaman.
Dengan demikian dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat
kerja, posisi kerja, proses kerja.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan
kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental),
mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja,
2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama
pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam
tempat kerja, 3) berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,
ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan
efisiensi sistem manusia-mesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan akibat
kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress
akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena
bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
3
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take dan
aktivitas otot.
8. Desain, dll.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
4
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda danyang
sudah berumur.
KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal
(UU Kesehatan 1992 Pasal 23).Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja
dan masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan.Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang
untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja
adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi.
Tujuan dari promosi kesehatan adalah:
Mengembangkan perilaku kerja sehat
Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
Menurunkan angka absensi sakit
Meningkatkan produktivitas kerja
Menurunnya biaya kesehatan
Meningkatnya semangat kerja
Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja ataupun
penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang
diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal
pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan
keuntungan bagi kedua belah pihak.Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat
pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja.
Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi
masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya
5
perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang
makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang
kurang bagi pekerja adalah :
Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
Pekerja tidak teliti
Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degenerative,
arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan
saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan
informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan
meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi tingginya.
Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi
pekerja.Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja merupakan langkah
untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk
pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal.Penyakit yang sering timbul dalam suatu
lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam mengambil langkah promosi dan
pencegahan, sehingga tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal
dilaksanakan.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
6
III.3 Pencegahan HIV AIDS dan Narkoba
HIVdanAIDSsudahmerupakanmasalahseriusbagisektorketenagakerjaan.Kasus
AIDS lebih dari 85% pada kelompok usia produktif. Usia produktif merupakan tulang
punggungkegiatanpembangunandanbisnis.Tempatkerjamerupakanwilayahyangstrategis
untukmenjangkauusiakerja.
EpidemiAIDSakanberdampakkegiatanusaha.Duniakerjaperluaktifdalamupaya
pencegahandanpenanggulanganHIV/AIDSditempatkerjautkkepentinganduniausahaitu
sendiri.MasihbanyakyangbelummengetahuitentangHIV/AIDSsehinggamenimbulkan
tindakdansikapstigmadandiskriminasi.DiskriminasiterhadapODHAmengancamprinsip
dasardanhakbekerja,danmengurangiupayauntukpencegahandanperawatan.
Sarana penunjang di tempat kerja belum berfungsi dalam pencegahan HIV/AIDS
(PelayananKesehatanKerjadanP2K3).
Berdasarkan KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/ MEN/IV/2004, pencegahan
HIVAIDSditempatkerjadilakukanbersamasamaolehPemerintah,Pengusaha,danSerikat
pekerja/buruh.
TESHIVDILARANGdigunakanuntuk:
Persyaratandalamprosesrekrutmen
Kelanjutanstatuspekerja/buruh
Kewajibanpemeriksaankesehatanrutin.
danDAPATDILAKUKANatasdasar:
Kesukarelaan
Denganpersetujuantertulis
Menyediakankonselingsebelumdansesudahtes
Dilakukanolehdokteryangmempunyaikeahliankhusus.
7
1.PerjanjianKerjaBersama(PKB):
MemasukkanprinsipprinsiptentangperlindungandanpencegahanHIV/AIDSdalamPPatau
PKB.
2.VCT
LaranganwajibtesHIV.DalamhaltesHIVdilakukan,makaharusmemenuhipersyaratan;
informedconsent,mendapatkankonselingpra&pascates,pemberitahuanhasilteslangsung
kepadasipekerja.
3.Diskriminasidanstigma
a)Larangantindakdansikapdiskriminasi;
b ) U p a y a m e n i a d a k a n s t i g m a ;
c)Menghormatihakazasidanmenjagamartabat;
d)Tindakandisiplinyangmelakukantindakan
diskriminasidanstigmatisasi;
e ) P e k e r j a / b u r u h d e n g a n H I V / A I D S :
berhakuntukterusbekerjaselamamampu;
bertindaksecarabertanggungjawabuntukmencegahpenularan;
4.PelayananKesehatanKerjabagipekerja/buruhdenganHIV/AIDS
Dari hasil diskusi dan wawancara pada narasumber, untuk pencegahan HIV-
AIDS dan Narkoba tidak dilakukan secara optimal, hanya dilakukan pemberitahuan
antar personal baik untuk penyuluhan maupun screening awal.
BAB IV
8
PEMECAHAN MASALAH