Anda di halaman 1dari 5

SISTEM ALARM PERINGATAN BANJIR

Latar Belakang
Curah hujan di Indonesia tiap tahunnya cukup tinggi. Hal ini menyebabkan beberapa
wilayah Indonesia sering terjadi bencana banjir ketika musim penghujan tiba karena beberapa
faktor seperti kondisi lingkungan yang rusak, penebangan hutan secara liar dan kondisi tempat
yang lebih rendah dari sekitarnya. banjir sekarang mulai menjadi salah satu bencana yang paling
sering terjadi di Indonesia bahaya dari banjir banyak sekali Contohnya : Terputusnya roda
perekonomian di daerah yang terkena banjir , seperti jalan terendam banjir , maka kendaraan untuk
distribusipun terhenti karena tidak bisa lewat . Banyak anak anak tidak bisa sekolah , karena
sekolahnya terendam banjir , padahal sekolah salah satu cara meningkatkan SDM ( Sumber Daya
Manusia ) Indonesia . Banyak Rumah rumah penduduk yang terbuat dari bambu terseret arus
banjir , maka mereka kehilangan tempat tinggal . banyak sekali contoh contoh lain akibat
terjadinya banjir.
Kita sebagai generasi muda harus bisa merubah keadaan seperti ini , maka kita biasakan
mencegah terjadinya banjir, antara lain : Tidak membuang sampah di sungai , tidak menebang
hutan secara liar, melakukan rehabilitasi sungai ,dan pembangunan bendungan bendungan . Cara
mencegah banjir bermacam macam, kita harus bisa mencegahnya sebelum terjadinya bencana
tersebut.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi banjir dengan memanfaatkan
alat pendeteksi banjir karena dengan adanya alat tersebut masyarakat di dekat pusat banjir bisa
mengetahui lebih awal terjadinya bencana. Namun pembuatan alat-alat tersebut membutuhkan
dana yang tidak sedikit bahkan bisa menyita waktu serta pengujian yang lama serta tidak semua
orang bisa membuatnya karena memerlukan keahlian khusus atau dikatakan cukup rumit. Oleh
karena itu diperlukan alat pendeteksi banjir sederhana yang dapat dibuat oleh masyarakat secara
mandiri dan dapat berfungsi secara efektif.
TUJUAN
Penulisan gagsan ini bertujuan sebagai berikut :

a. Gagasan dalam upaya antisipasi sedini banjir agar masyarakat cepat tanggap dalam
menghadapi bencana banjir.
b. Gagasan d alam pengembangan informasi teknologi dengan memanfaatkan teknologi
sederha agar menjadi sensor pencegahan banjir yang dapat mendeteksi banir lebih awal.

MANFAAT

a. Dapat digunakan sebagai alarm atau peringatan untuk masyarakat di daerah rawan banjir.
b. Menjadikan masyarakat cepat tanggap terhadap banjir, sehingga bisa meminimalisir
kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir.

GAGASAN
1. Faktor Internal
a. Perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi,
perubahan geologi dan perubahan tata ruang.Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah
dimana saat ini hujan yang terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi.
Akibat keadaan ini saluran - saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran
permukaan dan tanah - tanah cepat mengalami penjenuhan.
b. Pembangunan yang berlangsung pesat menghadirkan rumah dan bangunan beton lainnya sehingga
menutup permukaan tanah dan menyulitkan air meresap ke tanah, serta mempersempit luas
kawasan resapan air. Akibatnya, air hujan yang turun di daerah hulu, yang volumenya seringkali
berada di atas kapasitas alur sungai, meluap dan menimbulkan banjir dan genangan di kawasan
sekitar sungai.
c. Padatnya jumlah penduduk yang menyebabkan bertambahnya volume sampah anorganik dan
dibuang sembarangan, seperti di selokan atau sungai. Hal ini dapat mengakibatkan aliran air
tersumbat.
2. Faktor Eksternal
a. Harus diakui bahwa, disiplin dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian
lingkungan masih rendah. Tak sedikit warga yang menjadikan bantaran kali sebagai tempat
tinggal/bermukim. Akibatnya, karena adanya bangunan-bangunan liar, badan kali menjadi
berkurang, Dan yang sangat memprihatinkan, mereka pun menjadi sungai sebagai tempat sampah,
sehingga terjadi pendangkalan dan sampah mengonggok di sepanjang aliran sungai.
b. Bersama itu, juga telah banyak terjadi penurunan permukaan tanah (land subsidence) terutama.
Dengan demikian, ke depan, kawasan yang tergenang pasang air laut besar kemungkinan akan
bertambah.
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah, sehingga banyak sampah
anorganik yang menumpuk di lingkungan.
PENGAPLIKASIAN TEKNOLOGI

Metode dasar pengendali banjir telah dipraktekkan sejak zaman dahulu. Metode ini
meliputi reboisasi dan konstruksi bendungan, tanggul, reservoir, dan floodways (saluran tiruan
yang mengalihkan Banjir, Contohnya : Banjir kanal timur di Jakarta). Di abad 20 permasalahan
dalam pengendali banjir di Amerika Serikat telah mengasumsikan arti penting nasional oleh karena
meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir dalam semua lembah sungai yang besar sebagai hasil
penebangan hutan. Sebagai tambahan, agrikultur dan pengembangan industri, di lembah ini telah
mengharuskan suatu program pengendali banjir dikoordinir. Perundang-Undangan pemerintah
pusat telah diberikan kepada negara untuk mengakibatkan ukuran kendali.
Tindakan pemerintah pusat di dalam bidang ini banyak dihambat oleh pembatasan
konstitutional. Dan pada akhirnya pada tahun 1879 permasalahan Pengendali banjir Sungai
Mississippi telah dilimpahkan kepada yang 31 negara yang ditunjuk untuk pelaksana sistem
pengeringan sungai. Pemerintah pusat, juga meningkatkan ilmu pelayaran, keuangan lainnya
digunakanuntuk konstruksi bendungan. Pemerintah pusat telah main suatu peran penting di dalam
permasalahan dalam pengendali banjir.
Ada banyak caradalam proses pencegahan terjadinya banjir, antara lain : Tidak membuang
sampah di sungai, selokan, dan saluran air : melakukan Reboisasi, menghentikan penebangan
hutan secara liar, membangun saluran air yang cukup untuk menampung air bah, seperti banjir
kanal timur di Jakarta.
Bila proses pencegahan masih belum membuahakan hasil yang maksimal maka dapat
dilakukan peringatan dini terhadap daerah rawan banjir. Caranya antara lain dengan cara membuat
deteksi banjir.
Dalam pembuatan alat pendeteksi banjir ini prosesnya cukup mudah,karena alat ini
menerapkan sistim rangkaian listrik tertutup dan merupakan alat deteksi banjir paling sederhana.
7. KESIMPULAN

GAGASAN;
Metode dasar pengendali banjir telah dipraktekkan sejak zaman dahulu. Metode ini meliputi
reboisasi dan konstruksi bendungan, tanggul, reservoir, dan floodways ( saluran tiruan yang
mengalihkan Banjir, Contohnya : Banjir kanal timur di Jakarta ). Di abad 20 permasalahan dalam
pengendali banjir di Amerika Serikat telah mengasumsikan arti penting nasional oleh karena
meningkatkan frekwensi dan intensitas banjir dalam semua lembah sungai yang besar sebagai
hasil penebangan hutan. Sebagai tambahan, agrikultur dan pengembangan industri , di lembah ini
telah mengharuskan suatu program pengendali banjir dikoordinir. Perundang-Undangan
pemerintah pusat telah diberikan kepada negara untuk mengakibatkan ukuran kendali.

Tindakan pemerintah pusat di dalam bidang ini banyak dihambat oleh pembatasan konstitutional.
Dan pada akhirnya pada tahun 1879 permasalahan Pengendali banjir Sungai Mississippi telah
dilimpahkan kepada yang 31 negara yang ditunjuk untuk pelaksana sistem pengeringan sungai.
Pemerintah pusat, juga meningkatkan ilmu pelayaran, keuangan lainnya digunakanuntuk
konstruksi bendungan. Pemerintah pusat telah main suatu peran penting di dalam permasalahan
dalam pengendali banjir.

Saran
Agar tidak terjadi bencana banjir Jagalah lingkungan kita,dan janganlah selalu bergantung pada
alat pendeteksi banjir ini sebab alat ini mempunyai kelemahan atau kerusakan secara tiba-
tiba.Namun yang terbaik tentu mencegah terjadinya banjir dengan memelihra hutan dan
lingkungan sekitar kita dan juga selalu waspada serta antisipasi terhadap bencana banjir yang
datang. Karena pencehan adalah yg terbaik.

Anda mungkin juga menyukai