Anda di halaman 1dari 71

GENERATOR SINKRON

Generator

Exciter
PEMBAGIAN GENERATOR SINKRON
(menurut cara menghasilkan tegangan)

1. Generator sinkron dengan rotating


conductor
2. Generator sinkron dengan rotating
magnet
Generator sinkron dengan rotating conductor
Stator berfungsi sebagai penghasil medan magnet
Rotor berfungsi sebagai tempat penghantar, tegangan
output diambil dari rotor

Generator sinkron dengan rotating magnet


Stator berfungsi sebagai tempat penghantar, tegangan
output berasal dari stator
Rotor berfungsi sebagai penghasil medan magnet

Pada umumnya jenis ini sering digunakan.


Generator sinkron dengan rotating conductor
Konstruksi Generator AC
Stator
Bagian dari mesin yang
diam dan berbentuk
silindris

Rotor
Bagian dari mesin yang
berputar, juga berbentuk
silinder

Celah udara
Ruangan antara stator dan
rotor
Konstruksi stator
Kerangka atau gandar besi tuang untuk
menyangga inti jangkar

Inti jangkar dari besi lunak / baja silikon

Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan


kumparan, bentuk alur ada yang terbuka,
setengah tertutup dsn tertutup

Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang


diletakkan pada alur
Stator berfungsi sebagai penghasil
tegangan dan arus
Kerangka atau gandar terbuat dari besi
tuang untuk menyangga inti jangkar
Inti jangkar dari besi lunak / baja silikon
Alur/parit/slot dan gigi tempat
meletakkan kumparan, bentuk alur ada
yang terbuka, setengah tertutup dan
tertutup
Belitan jangkar terbuat dari tembaga
yang diletakkan pada alur
Metal frame

Laminated iron
core with slots

Insulated copper
bars are placed in
the slots to form
the three-phase
winding
Belitan jangkar
Belitan jangkar pada stator (belitan stator) dirangkai
untuk hubungan tiga fasa, terdiri atas :

Belitan satu lapis (single layer winding), ada 2


macam :
Mata rantai (concentris or chain winding)
Gelombang (wave)

Belitan dua lapis (double layer winding), ada 2


macam :
Jenis gelombang (wave)
Jenis gelung (lap)
Belitan Jangkar di Stator
Single layer winding
Ada 2 macam :
Bentuk Konsentrik
Bentuk
Gelombang
Jumlah slot per phase
dapat dihitung
q : jumlah slot per phase per kutub
dengan :
m : jumlah phase
P : jumlah kutub
S : jumlah slot

Konstruksi generator AC 4 kutub


dengan 3 slot per kutub
Double layer winding

Jumlah slot stator kelipatan


dari jumlah kutub dan
jumlah phase.
Jumlah slot kumparan stator
adalah sama banyak
dengan jumlah kumparan.

Konstruksi generator AC 4 kutub 24


slot, Lap Winding Double Layer
Konstruksi rotor
Jenis kutub menonjol (salient pool) : untuk generator dengan
kecepatan rendah dan medium
Terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub
Belitan medan dililitkan pada badan kutub
Pada sepatu kutub dipasang belitan peredam (damper
winding)
Belitan kutub dari tembaga, badan kutub dan sepatu
kutub dari besi lunak.

Jenis kutub silinder : untuk generator dengan kecepatan tinggi


Terdiri dari alur-alur yang dipasang kumparan medan
Ada gigi-gigi
Alur dan gigi tersebut terbagi atas pasangan-pasangan
kutub
Jenis Kutub Menonjol Jenis Kutub Silinder
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Secara prinsip sama dengan genarator DC yaitu sesuai Induksi
Elektromagnet

Bedanya :
DC :
Kumparan jangkar ada pada bagian rotor (yang berputar) dan
terletak di antara kutub-kutub magnit yang tetap di tempat,
AC
Kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena ada pada
bagian stator (yang tetap)
Bedanya :
Bentuk cincin:
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Generator Sinkron terdiri dari:
1. Kumparan jangkar pada stator
2. Kumparan medan pada rotor

Kumparan rotor diberi penguat arus DC, akan timbul


kutub utara & selatan. Flux magnet akan mengalir dari
kutub utara ke kutub selatan melalui kumparan jangkar
pada bagian stator.

Kumparan medan pada rotor diputar oleh penggerak


awal sehingga flux yang lewat kumparan jangkar juga
akan berubah.

Karena dilewati flux yang berubah maka pada Kumparan


jangkar akan dibangkitkan tegangan induksi.
Prinsip Kerja Generator Sinkron

N
S

Time : t = 0
Red phase = 0 V
Yellow Phase = -86.6 V
Blue Phase = +86.6 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

N
S

Time : t = 30 Sec
Red phase = 50 V
Yellow Phase = - 100 V
Blue Phase = + 50 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

Time : t = 60 sec
S
Red phase = +86.6 V
Yellow Phase = -86.6 V
Blue Phase = 0 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

Time : t = 90 sec
S Red phase = +100 V
Yellow Phase = - 50 V
Blue Phase = - 50 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

Time : t = 120 sec


S Red phase = +86.6 V
Yellow Phase = 0 V
Blue Phase = -86.6 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

S Time : t = 150 sec


Red phase = +50 V
Yellow Phase = +50 V
Blue Phase = -100 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

S
Time : t = 180 sec
Red phase = 0 V
Yellow Phase = +86.6 V
Blue Phase = -86.6 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

S
N

Time : t = 210 sec


Red phase = -50 V
Yellow Phase = +100 V
Blue Phase = -50 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

N Time : t = 240 sec


Red phase = -86.6 V
Yellow Phase = +86.6 V
Blue Phase = 0 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

Time : t = 270 sec


N
Red phase = -100 V
Yellow Phase = +50 V
Blue Phase = +50 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

N Time : t = 300 sec


Red phase = -86.6 V
Yellow Phase = 0 V
Blue Phase = +86.6 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

N Time : t = 330 sec


Red phase = -50 V
Yellow Phase = -50 V
Blue Phase = +100 V
Prinsip Kerja Generator Sinkron

N
S

Time : t = 360 sec


Red phase = 0 V
Yellow Phase = -86.6 V
Blue Phase = +86.6 V
Kecepatan dan frekuensi
Pada generator sinkron frekuensi listriknya sama atau
sinkron dengan kecepatan putar rotor.
Frekuensi listrik yang dihasilkan generator dirumuskan
sebagai berikut :
f = pN/120 Hz, dengan :
p = jumlah kutub
N = kecepatan mekanis (rpm)

Jadi, untuk membangkitkan listrik berfrekuensi 60 Hz,


generator perlu bekerja dengan kecepatan sebagai
berikut :
Jumlah kutub2 4 6 12 24 48 72
Kecepatan (rpm) 3600 1800 1200 600 300 200
Tegangan Induksi

Besarnya tegangan induksi yang timbul pada kumparan


jangkar di stator, yaitu:
E 4,4 kc kd f T vol fase

kc = faktor kisar
kd = faktor distribusi
f = frekuensi dalam Hz atau cps
= fluks/ kutub dalam Weber
T = banyaknya lilitan / fase =1/2 Z dengan Z adalah banyaknya
sisi lilitan per fase, satu lilitan ada 2 sisi
Faktor Kisar dan Distribusi
Faktor Kisar atau faktor gawang ( KC / Kp)

perbandingan antara kisar pekdek terhadap kisar


penuhnya , dirumuskan :
kc cos 2
Lilitan jangkar pada tiap fasa tidak dipusatkan hanya pada satu
alur/slot tetapi didistribusikan pada beberapaalur/sloat. Hal ini
menyebabkan suatu faktor yang disebut faktor distribusi ( KD)

sin m 2 180
o
kd
m sin 2 n
Karakteristik Generator Sinkron

Arus hubung singkatnya tinggi


Arus reaktif ada selama grid faults
Daya aktif dapat diperoleh dengan cepat
tapi dengan osilasi yang tinggi
Bahaya trip jika kesalahan terjadi terlalu
lama
REAKSI JANGKAR & IMPEDANSI
GENERATOR SINKRON
Reaksi Jangkar
Apabila beban berubah maka tegangan terminalnya juga
akan berubah. Perubahan tegangan ini disebabkab oleh :
a. Penurunan tegangan akibat tahanan jangkar (Ra)
Va = Ia . Ra >>> kecil sekali, sering diabaikan
b. Penurunan tegangan akibat reaktansi bocor lilitan
jangkar
Fluks ini menimbulkan GGL reaktansi yang fase
mendahului I sebanyak 900, sedangkan besar dari GGL
reaktansi -> IXL. Jadi, persamaan keseluruhan :
E = V + IR + IXL
c. Penurunan tegangan akibat reaksi jangkar
Merupakan pengaruh dari fluks jangkar terhadap fluks
utama. Juga dipengaruhi cos beban
Beban resisitif

Reaksi jangkar Beban induktif

Beban kapasitif
IMPEDANSI GENERATOR SINKRON

REAKTANSI SINKRON (XS)


X1 + Xa = Xs
IRa + jIXs = I(Ra + jXs) = IZs
Zs = impedans sinkron
Eo = V + IZs
= V + I(Ra + jXs)
PENENTUAN IMPEDANS SINKRON
Diperlukan percobaan-percobaan untuk menentukan
karaktristik arus dan tegangan generator sinkron dalam
keadaan tanpa beban (open-circuit) dan untai hubung
singkat (short-circuit).
Contd :
Percobaan tersebut adalah :
1) No load test

2) Short circuit test


DIAGRAM KARAKTERISTIK
OPEN- & SHORT-CIRCUIT
Impedans sinkron dihitung berdasarkan :
Zs = Ea (open-circuit)/Ia(short-circuit)
Ra dapat diukur langsung
Xs = (Z R )
2
s
2
a

Dengan mengetahui Ra dan Rs , maka :


Eo = OB 2 BC 2
Eo = (V cos IRa )2 (V sin IX s )2
Jadi % pengaturan dapat dituliskan
kembali :
= (Eo-V)V x 100%
Vektor diagram Potier
E = Ea + j I Xm
Ea = V + I Ra + j Xa, sehingga :
E = V + j (Xm + Xa) + I Ra
Dari persamaan diatas, terlihat bahwa untuk
mendapatkan tegangan terminal yang konstan
saat altenator dibebani, penguat harus
diperbesar.
Macam Pengujian :
a. pengujian beban nol
b. pengujian hubung singkat
c. pengujian faktor kerja nol
Rangkaian listrik Generator Sinkron
Tanpa Beban
If = Arus kumparan
medan atau arus
penguat
Rf = Hamparan
kumparan
medan
Ra = Hambatan armatur
XL = Reaktansi bocor
Vt = Tegangan output
Ea = Gaya gerak listrik
armatur
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan
rotor di beri arus medan (If); tegangan (Eo) akan
terinduksi pada kumparan jangkar stator.
Eo = c n
dengan
C = konstanta mesin
N = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh
If
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir
pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi
jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh If. Apabila If
diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga harga Eo
seperti pada kurva
Rangkaian listrik Generator Sinkron
Berbeban
Dalam keadaan berbeban
arus jangkar akan
mengalir dan
mengakibatkan terjadinya
reaksi jangkar. Reaksi
jangkar bersifat reaktif
karena itu
dinyatakandalam reaktans
dan disebut reaktans
pemagnet (Xm).
Xm ini bersama-sama
dengan reaktans fluks
bocor (Xa) dikenal
dengan reaktans sinkron
(Xs).
Ea = Vt + IRa + j IXs
; Xs = Xm + Xa ; Kembali
Karakteristik Beban
Karakteristik Beban
Karakteristik beban pada generator sinkron terdiri dari:
a. Metoda EMF (Impedansi Sinkron)
b. Metoda MMF (Ampere Lilitan)
c. Metoda POTIER (Faktor daya nol)

Seluruh metoda di atas digunakan untuk mendapatkan


harga E 0. Untuk maksud tersebut perlu diketahui harga
tahanan jangkar Ra , karakteristik beban nol, dan
karakteristik hubung singkat.
a.Metoda EMF
- Menentukan harga impedansi sinkron dari karakteristik
beban nol,karakteristik hubung singkat
- Menentukan harga X s
- Menentukan harga tegangan dalam E0
- Menentukan harga pengaturan Tegangan
b.Metoda MMF
- Pada cara ini reaktansi bocor X a diabaikan dan reaksi
jangkar diperhitungkan. Ampere lilitan yang diperlukan
membangkitkan tegangan V pada beban penuh adalah
jumlah vektor
PENGATURAN TEGANGAN PADA
GENERATOR SINKRON
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaturan tegangan
adalah :
Tahanan jangkar
Reaktansi bocor lilitan jangkar
Reaksi jangkar
Rumus :
% pengaturan teg. = [(Vo-Vt)/Vt] x 100
dengan :
Vo = teg. terminal tanpa beban
Vt = teg. terminal dengan beban
Vo bisa dicari dengan diagram karakteristik open- dan
short-circuit*
Efisiensi Generator Serempak
Dayaoutput ( Po)
Efisiensi x100% atau
Dayainput ( Pi)

Efisiensi
Dayainput ( Pi) Rugitotal x100% atau
Dayainput ( Pi)

Efisiensi 1
Rugitotal atau
x100%
( Po) Rugitotal

Efisiensi 1
Rugitotal
atau
x100%
Dayainput ( Pi)
Dayaoutput ( Po)
Efisiensi x100%
( Po) Rugitotal
Rugi-rugi Daya
1. Rugi-rugi rotasi :
Rugi angin dan geseran

Rugi geseran sikat pada cincin geser

Rugi ventilasi pada waktu pendinginan mesin

Rugi histeris dan arus pusar di stator

2. Rugi-rugi listrik :
Rugi pada kumparan medan

Rugi pada kumparan jangkar

Rugi pada kontak sikat

3. Rugi eksitasi yang dipakai pada penguatan


4. Rugi beban sasar (stray load loss)
Kerja Paralel
Maksud dan Tujuan :
1. Memperbesar kapasitas
daya yang dibangkitkan
untuk melayani beban
yang besar
2. Menjaga kontinuitas
kerja karena ada
alternator yang akan
diperbaiki
Syarat-Syarat Kerja Paralel
Rated tegangan sama
Rated putaran sama
Tipe generator sama
Frekuensi rata-rata sama
Sudut fase sama
Bentuk gelombang sama
Harga sesaat EMF kedua
generator serempak harus
sama besarnya dan
bertentangan dalam arah
Contoh Aplikasi Generator Sinkron

Fully Fed Synchronous Generator


Fully Fed Synchronous Generator

Variable speed generator


Generator decoupled from grid, behaviour
determined by the converter
Low transients
Limited short circuit current
Reactive current provided by converter
Fast recovery of active power possible
Doubly Fed Synchronous Generator
Doubly Fed Induction Generator

Most common variable speed wind turbine


design
High voltage dynamic leads to over current
of the generator
High short circuit current but low a.c.
component
Reactive power provided by generator and
converter
Fast recovery of active power possible
Model Simulasi
Contoh Soal 1
Sebuah altenator per phase 60 kVA, 220 Volt,
50 Hz, mempunyai hambatan armatur 0,016 Ohm
dan reaktansi bocor 0,07 Ohm.
Hitung tegangan yang diinduksikan pada
armatur, jika altrnator memberikan arus beban
penuh pada faktor daya:
a. Satu
b. 0,7 tertinggal
c. 0,7 mendahului

Jawab ?
Rangkaian listrik altenator per phase:

Menurut gambar diatas, besar arus armatur beban penuh = arus


jala-jala beban penuh, yaitu:

a). Satu

Besar tegangan yang diinduksikan pada armatur untuk faktor


daya satu adalah
b). 0,7 tertinggal

Besar tegangan yang diinduksikan pada armatur untuk faktor daya tertinggal 0,7
adalah

c). 0,7 mendahului

Besar tegangan yang diinduksikan pada armatur untuk faktor daya mendahului 0,7
adalah
CONTOH SOAL 2
Suatu generator serempak 3 fase, 4 kutub, 50 Hz,
mempunyai 15 alur/kutub, tiap alur berisi 10
penghantar. Setiap penghantar dari tiap fase
dihubungkan seri dengan faktor distribusi 0,95 dan
faktor kisar 1. Pada waktu beban nol, EMF antara fase
1825 volt, hitung fluks per kutub.

JAWAB :
JAWABAN
kc=1 ; kd=0,95 ; f=50 Hz
EMF/Fase = 1825/sqrt{3} volt = Ep
Banyaknya alur = 4 x 15 = 60
Banyaknya alur per fase = 60 / 3 =20
Banyaknya lilitan per fase = 20 x 10/2 =100=T

E= 4,44 . kc . kd . f . . T
1825 3 =4,44 . 1 . 0,95 . 50 . . 100

1825 3
29,97 m Wb
4,44 1 0,95 50 100

Anda mungkin juga menyukai