Anda di halaman 1dari 3

Koefisien Tegangan Resistansi (VCR)

Resistansi untuk resistor film tebal tidak selalu tetap nilainya pada saat diberi tegangan. Koefisien tegangan
resistansi (Voltage Coefficient of Resistance) adalah perubahan resistansi sebuah resistor setiap adanya
perubahan tegangan. Nilai VCR didapat dari pengukuran resistansi dalam dua tegangan yang berbeda.
Persamaan untuk VCR dapat dinyatakan dengan rumus:
V1 = tegangan referensi (V)
V2 = tegangan pengukuran R2 (V)
R1 = resistansi dengan tegangan referensi V1
R2= resistansi dengan tegangan V2
VCR = koefisien tegangan resistansi (%/V).
Daya Maksimum
Resistor beroperasi dalam batas suhu tertentu untuk menghindari kerusakan permanen pada bahan. Batas
suhu didefinisikan sebagai daya maksimum, yang disebut power rating. Daya maksimum resistor diukur dalam
satuan wat yang mana resistor dapat mendisipasi daya.
Daya maksimum fungsi bahan resistor, tegangan maksimum, dimensi resistor dan suhu maksimum hot
spot yang diperbolehkan. Suhu maksimum hot spot adalah suhu dibagian resistor yang terpanas saat
mendisipasi daya penuh pada suhu lingkungan. Daya maksimum yang dapat didisipasi resistor film tebal tiap
satuan luas biasanya sudah ditujukkan oleh pembuat pasta resistor.

Tegangan Maksimum
Tegangan maksimum(Vm) yang digunakan resistor yang disebut voltage rating yang bergantung pada power
rating.

Efek Terhadap Frekuensi


Nilai resistansi resistor akan berubah saat bekerja pada frekuensi tinggi. Tanggapan terhadap frekuensi tinggi
disebabkan adanya induktansi dan kapasitansi parasitik dengan induktansi seri dengan resistansi dan
kombinasi resistansi-induktansi paralel dengan kapasitansi yang dapat
dilihat dalam Gambar. Gambar di samping merupakan Rangkaian
setara Untuk Resistor pada Frekuensi Tinggi

Noise
Resistor menghasilkan noise listrik dalam bentuk fluktuasi tegangan bolak-balik pada saat tegangan searah
digunakan. Noise resistor merupakan fungsi tegangan, dimensi fisik dan bahan yang terdiri atas noise termis
dan noise arus.

Proses Pembuatan
Bahan yang digunakan sebagai lapisan resistor film tebal yaitu berbahan dasar Palladium. Faktor yang
menentukan nilai resistansi resistor film tebal yaitu resistivitas lembaran (R s) dan aspect ratio (l/w) yang dapat
dilihat dalam Persamaan. Sehingga untuk memproses resistor film tebal dengan diketahuinya nilai R s maka
perlu untuk menentukan nilai aspect ratio yang berhubungan dengan dimensi resistor. Dengan ketebalan
lapisan pasta resistor film tebal yang umum sebesar 0,0254 mm.
Untuk besarnya perbandingan panjang dan lebar(aspect ratio) yang akan dibuat sebesar
10/1,9/1,8/1,7/1,6/1,5/1,4/1,3/1,2/1,1/1,1/2,1/3. Dalam rancangan lebar dan panjang minimum sebesar
0,762 mm. Dengan aspect ratio yang dibuat dapat ditentukan lebar dan panjang resistor, dan dari nilai
resistivitas lembaran (Rs) dengan aspect ratio dapat ditentukan nilai resistor dengan menggunakan Persamaan
2-6.
Pola yang akan dibuat yaitu rangkaian resistor dengan satu saluran konduktor yang dihubungkan ke setiap
salah satu terminal resistor sehingga mempermudah dalam proses pengujian yang dapat dilihat dalam Gambar

Pembuatan Gambar Rangkaian


Pembuatan gambar rangkaian (artwork) menggunakan program Auto-CAD versi 12 dengan ukuran yang sesuai
dengan panjang dan lebar resistor ditambah panjang untuk overlap resistor terhadap konduktor sebesar
minimal 0,508 mm. Pola konduktor
mempunyai ukuran lebar
Gambar . Rangkaian Resistor Dengan
Konduktor sebesar 0,508 mm dan pad
untuk resistor dengan lebar sebesar 1,27
mm sehingga konduktor mempunyai daerah lebih pada setiap sisi resistor (underlap) sebesar 0,254 mm
(minimal 0,127 mm) yang dapat dilihat dalam Gambar 8. Sedangkan rangkaian resistor yang sesuai dengan
aturan perancangan pola untuk screen dapat dilihat dalam Gambar 9. Jarak antar pad saluran keluar sebesar
0,762 mm.

Gambar 8. Pola Resistor dan Konduktor Gambar 9. Rancangan Rangkaian Resistor Film Tebal

Proses Pembuatan Resistor Film Tebal


Dalam pemrosesan maka pasta konduktor film tebal terlebih dulu dilapiskan di atas substrat dengan
proses screen printing kemudian dikeringkan. Selanjutnya bahan resistor dilapiskan dengan proses screen
printing yang kemudian dikeringkan. Kemudian substrat yang telah dilapisi pasta konduktor dan resistor yang
sudah dikeringkan selanjutnya dibakar. Dalam proses pembuatan ini sebagai bahan resistor digunakan pasta
resistor berbahan dasar Palladium dan pasta Paladium-Perak (Pd-Ag) sebagai lapisan konduktor.

Proses Screen Printing


Screen printing bahan konduktor dan bahan resistor dilakukan dengan menggunakan sistem snap-
off. Sedangkan peralatan yang digunakan yaitu peralatan screen printing di Laboratorium Prosesing Teknik
Elektro UNIBRAW

Proses Print Drying


Pengeringan cetakan dilakukan setelah proses printing. Terdiri atas dua tahap: tahap pertama dibiarkan pada
suhu ruangan 25,6C selama 10 menit dan tahap kedua pada suhu 150 C selama 10 menit.

Proses Pembakaran (Firing)


Pembakaran dilakukan dengan menggunakan peralatan pembakaran VULCAN A-550 Waktu yang digunakan
dalam proses pembakaran konduktor dan resistor adalah 10 menit pada suhu sebesar 850 oC

Kesimpulan
Dari hasil proses pembuatan dan pengukuran resistor film tebal bahan Palladium maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengukuran dimensi pembuatan resistor hibrida film tebal didapat penyimpangan
dimensi rata-rata sebesar 10% yang disebabkan karena parameter-parameter dalam proses screen
printing yang masih kurang tepat.
2. Resistor hibrida film tebal bahan Palladium hasil proses mempunyai nilai koefisien suhu resistansi (TCR)
sebesar -119,8 ppm/C yang menyebabkan setiap kenaikan suhu menyebabkan penurunan nilai
resistansi dan koefisien tegangan resistansi (VCR) sebesar -0,182 %/V yang menyebabkan setiap
kenaikan tegangan menyebabkan penurunan nilai resistansi.
3. Grafik karakterisitik tegangan dan arus menunjukkan bahwa tegangan resistor mempunyai sifat yang
linier terhadap perubahan arus.

Anda mungkin juga menyukai