Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
1.1.1 Pengertian Hidrodinamika
Kata Hidrodinamika mempunyai pengertian bahwa suatu ilmu yang
mempelajari tentang phenomena yang terjadi pada fluida dimana fluida
diasumsikan incompressible dan inviscid (zero viscosity). Analisa aliran fluida
dapat menggambarkan bentuk dari aliran dimana sesuai perkiraan dari aliran
sebenarnya pada daerah di luar lapisan batas (boundary layer). Pada umumnya
fluida akan mengalami deformasi, elastis, plastis dan mengalir akibat adanya
gaya. Fluida terbagi menjadi gas (gases) dan air (liquid), untuk gas (gases) pada
umumnya diklasifikasikan pada fluida kompresibel (compressible fluid) dan air
(liquid) diklasifikasikan sebagai aliran yang tidak mengalami perubahan tekanan
(incompressible fluids). Di dalam analisa hidrodinamika maka secara keseluruhan
fluida dianggap incompressible. Dalam hal ini pengertian liquid dapat diartikan
sebagai air meskipun sedikit mempunyai viskositas. Untuk mempermudah
didalam perhitungan matematisnya maka digunakan pengertian ilmu mekanika
dan memprmudah assumsi dengan menganggap bahwa fluida adalah inviscid atau
fluida ideal (Arjuna, 2013).
Inviscid fluid adalah fluida tidak mengalami perubahan viskositas,
viskositasnya kontinyu dan gesekan antar partikelnya relatif kecil. Lebih jauh lagi,
apabila fluida mengalir dalam suatu pipa maka tangential stress pada fluida sama
dengan nol, sehingga tidak ada energi dan fluida dapat mengalir bebas tanpa
adanya hambatan. Satuan yang sering digunakan didalam analisa hidrodinamika
adalah panjang, massa, waktu, temperature, kecepatan, percepatan, gaya, tekanan
dan energi. Dalam perhitungan matematisnya satuan tersebut dalam besaran dan
arah, sebagai contoh dalam sistem dinamika maka suatu penurunan dapat
diartikan mempunyai panjang, massa dan waktu, dan berubah unit satuannya dari
foot, pound, detik ke mile, ton dan jam (Arjuna, 2013).
1.1.2 Pengertian Kolom Jejal
Suatu kolom jejal secara garis besar terdiri dari kolom yang dilengkapi
dudukan unggun berbentuk pelat perforasi atau grid pada bagian bawah kolom.
Pada dudukan ini diletakkan unggun jejalan (packing) yang berfungsi
menyediakan antarmuka kontak gas cair yang memadai. Unggun jejalan dapat
tersusun dari jejalan yang dijejalkan secara acak atau diletakkan menurut aturan
tertentu. Pada saat operasi, cairan masuk dari bagian puncak kolom sedangkan gas
masuk melalui dasar kolom. Saluran masuk cairan umumnya dilengkapi dengan
distributor yang berfungsi memberikan penyebaran cairan yang rata pada
penampang kolom. Kontak gas cair berlangsung di dalam ruang-ruang lowong
antar jejalan yang terdapat dalam unggun. Pada jalur alir cairan yang rendah.
Sebagian besar permukaan jejalan tidak terbasahi oleh cairan. Seiring dengan
bertambahnya lajur alir cairan, fraksi permukaan jejalan yang terbasahi akan
meningkat pula. Pada suatu harga laju alir cairan kritik, seluruh permukaan jejalan
terbasahi (Strigle, 1987).
Pada berbagai industri proses kimia, kolom jejal adalah salah satu sistem
pemproses yang sangat luas penggunaannya. Sistem yang pada dasarnya berfungsi
sebagai sarana pengontakan gas-cair ini dioperasikan untuk berbagai tujuan. Di
antara tujuan-tujuan ini yakni absorpsi solut dari fasa gas. Desorpsi solut dari fasa
cair (stripping), distilasi, reaksi. Scrubbing bahan partikulat pada sistem
pengendalian pencemaran dan sebagainya. Berbagai tujuan di atas tentunya
menuntut rancangan fisik kolom yang berbeda-beda. Pada percobaan ini
berintikan sebuah kolom jejal (packed column), melalui perangkat percobaan ini,
diharapkan mula-mula pengguna dapat mempelajari karakteristik hidrodinamik
sebuah kolom jejal. Pengetahuan mengenai karakteristik ini sangat diperlukan
dalam analisis dan evaluasi kolom dalam penerapan selanjutnya, yakni sebagai
sarana proses humidifikasi udara (McCabe, 1999).
1.1.3 Karakteristik Hidrodinamika Kolom Jejal
Pengoperasian suatu kolom jejal secara terkendali memerlukan informasi
tentang perilaku kolom tersebut. Termasuk ke dalam hal ini adalah karakteristik
hidrodinamika yang dimiliki oleh kolom. Karakteristik hidrodinamika kolom jejal
mencakup penurunan tekanan gas di sepanjang kolom dan liquid hold-up di dalam
kolom selama pengoperasian (McCabe, 1999).
a. Penurunan Tekanan Gas
Unggun jejalan yang terdapat di dalam kolom di samping tentunya dinding
kolom itu sendiri, merupakan tahanan terhadap aliran fluida. Untuk mengalirkan
fluida (baik cairan maupun gas) melalui unggun jejalan diperlukan penurunan
tekanan (pressure drop) sebagai gaya pendorong. Besaran ini memegang peranan
penting, terutama dalam masalah penentuan kebutuhan energi untuk memasok
aliran gas ke kolom. Sebagai gambaran, untuk kolom yang berisikan jejalan acak
(packing yang dituangkan secara acak ke dalam kolom), penurunan tekanan gas
sepanjang unggun dapat mencapai harga 50-100 kali penurunan tekanan pada
kolom kosong. Penurunan tekanan gas di sepanjang kolom/unggun dipengaruhi
oleh sejumlah faktor berikut ini:
1. Fraksi lowong unggun jejalan
2. Laju massa gas
3. Bentuk dan ukuran efektif jejalan
4. Densitas gas
5. Laju alir cairan
b. Liquid Hold-Up
Liquid Hold-Up merupakan kuantitas cairan yang selama pengoperasian
kolom tertahan pada ruang-ruang lowong di antara packing dan pada permukaan
packing. Berdasarkan definisi di atas, batas atas harga liquid hold-up adalah sama
dengan harga fraksi lowong unggun yang pada prakteknya terjadi pada atau di
sekitar flooding point. Pada praktek industrial umumnya diupayakan agar harga
liquid hold-up minimum, ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu (McCabe,
1999) :
1. Hold-up yang besar akan menambah berat kolom pada saat beroperasi
2. Hold-up yang besar akan memperpanjang waktu untuk drainase kolom
3. Hold-up yang besar akan meningkatkan penurunan tekanan kolom
1.1.4 Bentukan Dasar Suatu Kolom Jejal
Suatu kolom jejal secara garis besar terdiri dari kolom yang dilengkapi
dudukan unggun berbentuk pelat perforasi atau grid pada bagian bawah kolom.
Pada dudukan ini diletakkan unggun jejalan (packing) yang berfungsi
menyediakan antar muka kontak gas cair yang memadai. Unggun jejalan dapat
tersusun dari jejalan yang dijejalkan secara acak atau diletakkan menurut aturan
tertentu. Pada saat operasi, cairan masuk dari bagian puncak kolom sedangkan gas
masuk melalui dasar kolom. Saluran masuk cairan umumnya dilengkapi dengan
distributor yang berfungsi memberikan penyebaran cairan yang rata pada
penampang kolom (Strigle, 1987).
Kontak gas cair berlangsung di dalam ruangruang lowong antar jejalan
yang terdapat dalam unggun. Pada jalur alir cairan yang rendah. Sebagian besar
permukaan jejalan tidak terbasahi oleh cairan. Seiring dengan bertambahnya lajur
alir cairan, fraksi permukaan jejalan yang terbasahi akan meningkat pula. Pada
suatu harga laju alir cairan kritik, seluruh permukaan jejalan terbasahi. Dewasa ini
tersedia berbagai macam desain jejalan komersial, tentunya dengan karakteristik
yang berbeda-beda. Beberapa contoh bentuk yang sering digunakan ditampilkan
pada Gambar 1 (Strigle, 1987).

Gambar 1 Beberapa Jenis Bentukan Jalan


(a)Beri saddle (b) intalox ring (c) raschig ring (d) pall
1.1.5 Operasi Humudifikasi
Humidifikasi udara merupakan salah satu operasi yang dapat
diselenggarakan dengan menggunakan kolom jejal. Operasi ini pada dasarnya
bertujuan meningkatkan kadar air udara melalui kontak langsung dengan aliran
air. Pada kolom jejal tujuan ini dicapai dengan cara memasok udara kurang
lembab (misalnya udara luar) melalui dasar kolom dan air melalui bagian puncak
kolom (Khairunnisa, 2015).
Kedua aliran ini selanjutnya akan mengalami kontak di dalam unggun
jejalan sebelum keluar darikolom. Kelembaban udara umpan yang lebih rendah
daripada kelembaban jenuh menjadi gaya pendorong yang memungkinkan
perpindahan meolekul-molekul air dari fasa air ke fasa udara. Pengukuran
kelembaban udara secara sederhana dapat dilakukan dengan termometer bola
kering dan bola basah (dry bulb dan wet bulb termometer). Termometer bola
basah pada dasarnyaadalah termometer yang mengukur temperatur badan air yang
menguap dalam kontak dengan udarapada temperatur bola kering (Khairunnisa,
2015)..
Temperatur ini berkaitan dengan kesetimbangan dinamik penyerapan panas
dari udara oleh badan air dan penguapan molekul-molekul air dari badan air.
Berdasarkan neraca massa dan energi dari proses penguapan ini, dapat ditentukan
kadar air di dalam udara. Untuk mempermudah penentuan besar-besaran yang
mewakili kadar air udara, lazim digunakanpeta psikomoterik. Masukan data yang
diperlukan untuk pembacaan peta ini adalah temperatur bola kering dan bola
basah. Besar-besaran yang dapat dibaca pada peta psikomoterik mencakup:
1. Kelembaban mutlak (absolute humidity), yakni massa uap air yang dikandung
oleh satu satuan massa gas kering.
2. Kelembaban raltif (relative humidity), yakni nisbah tekanan parsial uap air
terhadap tekanan uap air pada temperatur gas dinyatakan dalam basis
presentase.
3. Kelembaban persentase, yakni nisbah kelembaban mutlak terhadap
kelembaban jenuh.
4. Panas lembab, yakni kuantitas energi yang diperlukan untuk meningkatkan
temperatur 1 lb atau 1g gas (dan uap air yang mungkin terkandung) sebesar
1oC atau 1oC.
Cs = CpB + CpAH................................................................(1)
Keterangan:
pA = tekanan parsial uap air
PA = tekanan uap air
CpA= panas jenis gas
CpB = panas jenis uap air

Dengan demikian, lewat pengukuran temperatur bola kering dan bola basah
aliran udara umpan dan keluaran kolom, peningkatkan kelembaban udara setelah
terjadi kontak di dalam kolom jejal dapat dihitung dan sekaligus mencerminkan
kinerja operasi humidifikasi (Strigle, 1987).

1.1.6 Aplikasi Kolom Jejal dalam Industri


Kolom jejal diaplikasikan sebagai alat untuk proses absorbsi, absorbsi ini
merupakan proses pemisahan di mana zat yang terserap (adsorbat) bereaksi secara
kimia dengan zat yang menyerap (adsorben) membentuk senyawa lain. Absorbsi
dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat
dengan cara merubah fasenya. Beberapa contoh aplikasi kolom jejela pada
industri, sebagai berikut (McCabe, 1999):
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga
suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin
bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid
dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air
proses.
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).Proses pembuatan asam nitrat
Tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom
absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO 2 dan
reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai
empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan
absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam
nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam
nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih
dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol,
minuman berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan
masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri. Selain itu absorbsi ini juga
digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi.
Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH 4 tidak. Dengan
berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka
perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi
CH4.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengoperasikan peralatan hidrodinamika kolom jejal.
2. Mengidentifikasi terjadinya floading point.
3. Mendemonstrasikan percobaan penurunan tekanan kolom kering.
4. Mendemonstrasikan percobaan penurunan tekanan kolom udara dan aliran
air.
5. Membuat kurva perbedaan tekanan sebagai fungsi laju alir udara pada kertas
grafik log-log dan menyatakan hubungan antara kedua variabel tersebut.
6. Membuat kurva perbedaan tekanan sebagai fungsi laju alir udara dan laju
alir air pada kertas log-log.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Bahan
Berikut bahan yang digunakan dalam percobaan :
1. Air
2. Udara
2.2 Gambar Alat Kolom Jejal
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah peralatan lengkap kolom jejal
yang dilengkapi dengan kompressor dan pompa.

Gambar 2 Alat Hidrodinamika Kolom jejal

2.3 Prosedur Percobaan


2.3.1 Penurunan Tekanan Kolom Kering
1. Hidupkan alat dengan menyambungkannya ke listrik
2. Kolom dibersihkan dengan laju udara terbesar sampai semua air dalam
packing hilang.
3. Laju alir udara diset sesuai pada lembar penugasan
4. Selanjutnya perbedaan tekanan sepanjang kolom dibaca pada manometer.

2.3.1 Penurunan Tekanan Udara Kolom Basah


1. Hidupkan alat dengan cara menyambungkannya ke listrik
2. Laju alir udara dan laju alir air diset sesuai pada lembar penugasan
3. Selanjutnya perbedaan tekanan sepanjang kolom dibaca pada manometer.

LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Hidrodinamika Kolom Jejal


Dosen Pemimbing : Komalasari ST, MT.
Tanggal Praktikum : 17 April 2017
Nama Kelompok : Leonardus Wimpie Saragih
Prihalisa Ningendah
Rahmat Ade Agustias
Raini Shinta Medika Silitonga
a. Kolom Kering

Laju alir udara (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
20 392-391 362-361,5
35 392-391 362-361
50 392-390,5 360-362
65 393-390 360-363
80 393,5-389 360-364
95 394-388 359-365
110 395-387 358-366
125 396-386 357-367
140 397-385 356-368

b. Kolom Basah
1. Pada laju alir udara 20 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 339-390 360-363
2 391,5-390 361-363
3 391,5-390 361-363
3,5 391,5-390 361-363
4 392-389 360-363
4,5 395-386,5 357-377
5 393-389 360-365
5,5 392-389 361-364

2. Pada laju alir udara 30 L/menit


Laju alir air (L/min) Pressure Drop
Atas Bawah
1 392-389 360-363
2 392-389,5 361-363
3 392-389 361-363
3,5 392,5-389,5 361-363
4 393-389 360-364
4,5 396-386 358-367
5 393-388 360-365
5,5 393-388 361-364

3. Pada laju alir udara 40 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 392,5-389,5 361-364
2 392,5-389,5 361-363
3 392,5-389 360-364
3,5 393-388,5 361-364
4 394-388 359-365
4,5 396-386 358-367
5 394-388 360-366
5,5 394-388 360-365

4. Pada laju alir udara 50 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 392,5-389,5 361-364
2 393,5-388 360-364
3 393-388 360-364
3,5 394-387,5 359-365
4 397-386 357-367
4,5 396-385 358-367
5 394-388 360-366
5,5 394-388 360-365

5. Pada laju alir udara 60 L/menit


Laju alir air (L/min) Pressure Drop
Atas Bawah
1 393-389 361-363
2 394-388 360-364
3 394-387,5 359-365
3,5 395,5-386 358-365
4 398-384 355-369
4,5 399-382 356-370
5 398-385 359-366
5,5 403-382 353-372

6. Pada laju alir udara 70 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 393,5-389,5 360-363
2 394,5-387 359-365
3 396-386 358-366
3,5 398-384 356-367
4 402-380 352-373
4,5 404-378 350-375
5 402-381 352-372
5,5 409-372 345-380

7. Pada laju alir udara 80 L/menit

Laju alir (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 393,5-389,5 360-363
2 395-386 357-367,5
3 397,5-384 356-367
3,5 399-383 354-370
4 405-377 352-373
4,5 408-374 348-380
5 407-375 346-380
5,5 427-356 327-398

8. Pada laju alir udara 90 L/menit


Laju alir air (L/min) Pressure Drop
Atas Bawah
1 393,5-389,5 360-364
2 396,5-384,5 356-368
3 398,5-383 355-369
3,5 401-381 352-372
4 409-373 349-380
4,5 413-369 341-384
5 418-363 334-391
5,5 450-327 310-420

9. Pada laju alir udara 100 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 391,5-385 357-368
2 398,5-383,5 354-369
3 400-381,5 353-371
3,5 403-379 350-374
4 414-368 339-385
4,5 419-364 335-390
5 446-337 316-410
5,5 Floading Floading

10. Pada laju alir udara 110 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 393,5-384,5 355-368
2 410-382 353-371
3 402,5-389,5 350-374
3,5 407-375 345-378
4 424-358 330-395
4,5 424-358 330-395
5 Floading Floading
5,5 Floading Floading

11. Pada laju alir udara 120 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 394-384 355-368
2 401,5-380 351-373
3 405,5-376,5 353-376
3,5 414-368 385-339
4 434-347 320-406
4,5 Floading Floading
5 Floading Floading
5,5 Floading Floading

12. Pada laju alir udara 130 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 394-384 355-368
2 403-379 350-374
3 409,5-303,5 345-379
3,5 419-364 335-390
4 445-336 310-415
4,5 Floading Floading
5 Floading Floading
5,5 Floading Floading

13. Pada laju alir udara 140 L/menit

Laju alir air (L/min) Pressure Drop


Atas Bawah
1 400-382 353-370
2 405-372 348-376
3 412-370,5 341-383
3,5 430-353 323-401
4 453-330 315-410
4,5 Floading Floading
5 Floading Floading
5,5 Floading Floading
Pekanbaru, 17 April 2017
Asisten Dosen Praktikum

Devi Lasmaraia Tobing

DAFTAR PUSTAKA
Arjuna. 2013. Hidrodinamika. http://studyandlearningnow.blogspot.co.id. Diakses
pada tanggal 17 April 2017

Khairunnisa, 2015, Kontraktor Gas-Cair, http://documentslide.com/documents/


232103620-kontaktor-gas-cair.html (Diakses tanggal 02 April 2017)

McCabe, W.L., Smith, J.C., dan Herriot, P., 1999, Operasi Teknik Kimia Jilid 2,
Edisi 4, Erlangga : Jakarta.

Strigle, R.F., Jr., 1987, Random Packings and Packed Towers : Designe and
Applications, Gulf Publishing Company : Houston.

Anda mungkin juga menyukai