Askep Seminar TUGUREJO CKD
Askep Seminar TUGUREJO CKD
Disusun oleh :
1. KUKUH WIJAYANTO (08.0287.S)
2. IKA JUWITA (08)
B. ETIOLOGI
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis,
penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit
kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit
endokrin (diabetes). (Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas,
antara lain:
C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih
rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin
juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem
renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem
pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi
pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,
dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
Pembesaran vena leher
Friction sub pericardial
b. Sistem Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaull
Sputum kental dan liat
c. Sistem gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan pardarahan mulut
Nafas berbau amonia
d. Sistem muskuloskeletal
Kram otot
Kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat
Pruritis
Kulit kering bersisik
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
Amenore
Atrofi testis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD
dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem
dan membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
F. PENCEGAHAN
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat
lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa
kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat
mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan
kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan
urinalisis.
G. PENATALAKSANAAN
1. Dialisis (cuci darah)
2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat,
suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan
yang muncul pada pasien CKD adalah:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na
dan H2O.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder,
kompensasi melalui alkalosis respiratorik.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan
menurun.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang
tidak adekuat, keletihan.
J. INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat
Tujuan:
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
Intervensi:
a. Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
b. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
c. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat
d. Pertahankan status nutrisi yang adekuat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
a. Data Demografi
Tn. S (55 th) berjenis kelamin laki-laki, status menikah, beragama islam,
bersuku jawa, dan beralamat di desa Tegal Sari RT/RW: 04/11 Mijen, Semarang,
dengan nomer rekam medic: 276464.
Sebagai penanggung jawab klien adalah Ny. M (50 th)berjenis kelamin
perempuan, hubungan dengan klien adalah istri dan beralamat di desa Tegal Sari
RT/RW: 04/11 Mijen, Semarang.
b. Faktor sosial ekonomi dan budaya
Tn. S termasuk pada status ekonomi bawah, klien mengatakan dalam
kehidupan sehari-hari di jalani dengan kesederhanaan. Tidak ada factor social dan
budaya yang mempengaruhi persepsi Tn. S dan keluarga terhadap klien.
c. Faktor lingkungan
Klien mengatakan rumah tempat tinggalnya mempunyai ventilasi untuk
pergantian udara, ada tempat untuk MCK, tempat pembuangan limbah,
lingkungan sekitar rumah bersih dan jauh dari jalan raya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
1 bulan yang lalu klien operasi prostat dan di rawat di ruang anggrek
RSUD Tugu Rejo, dan pada tanggal 21/03/2012 jam 19:39 masuk di ruang
Alamanda. Pada pengkajian yang di lakukan pada tanggal 22/03/2012 jam 14.00
WIB di temukan data: klien mengeluh nyeri pada pinggang, lemas, mual dan
kadang muntah
b. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri dengan P: saat bergerak, Q: panas seperti terbakar,
R: pinggang sebelah kiri, S: 6 (sedang), T: hilang timbul (durasi 5 menit)
c. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien pernah di lakukan operasi karene pembesaran prostat
dan batu ginjal.
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
yang sama seperti dirinya, dank lien kurang tau apakah dalamkeluarganya
mempunyai riwayat penyakit keturunan atau tidak.
3. Pola kesehatan fungsional Gordon
a. Pola penatalaksanaan kesehatan /persepsi sehat
Klien mengaakan tidak begitu tau tentang penyakitnya dan telah melakukan
pegobatan melalui tenaga medis terdekat namun sakitnya belum dembuh juga.
Persepsi sehat klien baik.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Klien mengatakan sebelum sakit makan 3X/hari (menu: nasi, lauk, sayur) dan
minum 8 gelas ukuran sedang tiap hari. Selama sakit klien mengeluh tidak
nafsu makan, mual, terkadang muntah dan hanya mampu menghabiskan 1/3
porsi dari jatah makanannya.
c. Pola Eliminasi
Klien mengatan sebelum sakit BAB 1X/ hari, BAK 6X/hari. Selama sakit
klien klien BAK melalui selang kateter.
d. Pola Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit klien mengatakan tidur 8 jam/hari dan jarang tidur siang. Saat
sakit klien tidak mengalami gangguan dalam pola tidur.
e. Pola kognitif-perseptual-keadekuatan alat sensori
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan penglihatan, perasa, pembau dan
kemampuan bicara baik/tidak ada masalah.
f. Pola persepsi-konsep diri
Klien menyatakan yakin dan percaya penyakitnya bias sembuh asalkan
berobat dengan teratur dan menjaga pola hidup sehat.
g. Pola peran dan tanggung jawab
Klien dalam keluarganya berstatus sebagai ayah dan kepala keluarga, karena
sakit klien tidakbisa menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya.
h. Pola seksual dan reproduksi
Klien sudah menikah dan dikaruniai 3 orang anak yaitu 1 perempuan dan 2
laki-laki.
i. Pola koping dan toleransi stress
Dalam menghadapi penyakitnya klien hanya bisa berdoa dan berusaha.
j. Pola nilai dan keyakinan
klien beragama islam, sebelum sakit beribadah sesuai kewajiban, namun saat
sakit klien tidak bisa melakukan kewajiban ibadahnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
Kesadaran klien composmenthis
b. Vital sign
TD : 140/90 mmHg
Suhu : 37 C
Nadi : 90x/menit
Rr : 20x/menit
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan Leher
Kepala
Inspeksi : Rambut hitam dan sedikit beruban, tidak ada ketombe, tidak rontok,
distribusi rambut rata, tidak terlihat luka
Palpasi : Tidak teraba benjolan dan luka
Leher
Inspeksi : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran vena jugularis, dan
pembesaran kelenjar limfe.
2) Mata dan Telinga
Mata
Inspeksi : terlihat konjungtiva anemis, alis distribusi rata, tidak ada lingkar gelap
dibawah kelopak mata.
Tes penglihatan Penglihatan normal
DS : Pusing jika berdiri
Telinga
Inspeksi : kedua telinga tampak simetris, lubang telinga terlihat sedikit kotor
Tes pendengaran Pendengaran baik
3) Hidung
Inspeksi : Tidak ada deformitas, kedua lubang tampak simetris, dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
4) Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi : mulut terlihat sedikit kotor, gigi kuning dan tidak ada karies, tidak
terlihat pembesaran tonsil
5) Kulit
Inspeksi : tiadak terlihat lesi.
Palpasi : Kulit teraba kenyal dan lembab.
6) Dada/ Jantung/ Paru
Inspeksi paru : dada simetris kanan kiri, baik pada saat diam, inspirasi maupun
ekspirasi
Auskultasi : suara paru vesikuler, tidak terdengar ronchi.
Palpasi : Getaran dinding dada ( taktil fremitus )kiri dan kanan sama
Perkusi : Suara perkusi paru normal ( resonan )
Inspeksi jantung : ictus cordis tidak tampak/terlihat denyutnya.
Auskultasi : terdengar suara jantung 1 dan 2, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
Palpasi : teraba ictus cordis pada ICS ke 5 kiri
Perkusi : suara perkusi jantung pekak pada ics 3-5
7) Perut
Inspeksi : perut datar
Auskultasi : Terdengar bising usus/peristaltik: 10X/menit
Palpasi : region kanan bawahtidak teraba appendicitis, kanan atas tidak
teraba pembesaran hepar, kiri atas tidak teraba pembesaran pancreas, kiri bawah tidak
teraba feses keras pada sipoid, nyeri tekan pada abdomen kiri bawah
Perkusi : thympani
8) Genitalia
Inspeksi : terpasang kateter
9) Ekstremitas
Pada ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infuse.
Pada ekstremitas bawah : tidak ada kelainan. Akral teraba hangat.
10) Persyarafan
Kesadaran klien composmenthis dengan nilai GCS 15
B. Analisa Data
D. Perencanaan
2 Setelah dilakukan 1. 1.
tindakan keperawatan
selama 3X24 jam
nutrisi klien kembali
adekuat dengan KH:
Makan habis 1 porsi
Mual muntah hilang
3 Setelah dilakukan 1. 1.
tindakan keperawatan
selama 3X24 jam
klien kembali toleran
terhadap aktivitas
dengan KH:
E. Implementasi
1. Implementasi keperawatan
b. Obat-obatan
Nama obat Tanggal Cara, dosis, frekuensi Cara kerja obat, Respon klien
terapi fungsi dan
klasifikasi
c. Diet
Jenis diet Tanggal Penjelasan Makanan Respon
terapi umum spesifik klien
F. Evaluasi
1. Evaluasi keperawatan
Hari/tanggal
Masalah keperawatan:
1. Gangguan menelan
2. Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
3. Intoleransi aktivitas
Vital sign
Prosedur diagnostic dan
laboratorium
Obat
Medical management
Diet
Aktivitas dan latihan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa kasus
B. Penemuan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3.
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit
FKUI