Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinusitis
lebih pada membran mukosa sinus paranasal dan terjadi obstruksi dari
frontalis dan sfenoid kanan dan kiri dan beberapa sel-sel kecil yang
2.2. Anatomi
yaitu sinus maxilla, sinus etmoid, sinus frontal dan sinus sfenoid1.
anterior yang terdiri sinus frontalis, sinus maksila dan sinus etmoid
kira -kira 15 ml. Tidak ada perbedaan kapasitas antara laki-laki dan
perempuan.
Ukuran kedua sinus maksila kanan dan kiri tidak selalu sama,
tetapi diantara sinus paranasal yang lain, sinus maksila yang paling
simetris antara kanan dan kiri serta paling sedikit mengalami variasi
dibentuk oleh dasar orbita dan dinding inferior oleh prosesus alveolaris
dan palatum.
11
suatu rongga antara konka media dan lamina papirasea. Isi dari KOM
unsinatus, sel agger nasi, resesus frontalis, bula etmoid, dan sel-sel
2.3. Patofisiologi
dalam sinus, sehingga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang
kista.1,9,16
rinitis kronis serta rinitis alergi juga menyebabkan obtruksi ostium sinus
tumbuhnya bakteri.9,18
2.5. Klasifikasi.
sinusitis subakut bila tanda akut sudah reda dan perubahan histologik
2.6 Epidemologi
tidak ada batasan yang jelas mengenai sinusitis. Dewasa lebih sering
terjadinya sinusitis.25
14
paranasal yang terbesar.1,9 Saat lahir sinus maksila bervolume 6-8 ml,
saluran nafas atas yang ringan. Alergi hidung kronik, benda asing, dan
akut9,16.
15
nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian
analgetik biasa aspirin. Wajah terasa bengkak, penuh, dan gigi terasa
turun tangga11,15,16. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan
dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. Batuk iritatif non
sakit tenggorokan (dari postnasal), pada sekitar mata pipi atau dahi
batuk, sakit gigi, susah bernafas, mudah lelah. Hal ini di keluhkan lebih
dari 1 minggu.11,12,15,18,19
sinus.
- Deviasi septum nasi. Hal ini akan membatasi atau memblok aliran
berkembang.
- Kondisi sakit yang lain. Penderita cystic fibrosis atau HIV dan
2.9. Penyebab
lingkungan yang mana bakteri dan virus terperangkap pada sinus dan
berkembang biak.11,12,18
17
2.10.1. Pemeriksaan
a. Anamnese.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan radiologi
1. Waters
2. PA
3. Lateral.1
periodontal.29,30
18
dapat dilihat adanya batas cairan (air fluid level) pada foto
terlihat jelas.30
c. Nasoendoskopi
sinusitis.9,30
2.10.2. Diagnosis
dan halitosis2,31