Anda di halaman 1dari 11

SITUASI PANGAN DAN GIZI BERDASARKAN ANALISIS SKPG

JANUARI 2013

a. Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan analisis situasi pangan dan gizi Kabupaten Musi Banyuasin bulan
Januari 2013 ada 7 Kecamatan yang termasuk kategori rawan, yaitu : (1) Kecamatan
Lalan; (2) Sungai Lilin; (3) Keluang; (4) Babat Supat; (5) Babat Toman; (6) Lawang
Wetan; dan (7) Sungai Keruh.
Kondisi rawan ini disebabkan oleh aspek Ketersediaan Pangan dan
Pemanfaatan Pangan. Pada aspek Ketersediaan Pangan terdapat 5 kecamatan yang
termasuk kategori rawan atau sebanyak 36 %, yaitu : (1) Kecamatan Babat Toman; (2)
Lawang Wetan; (3) Keluang; (4) Sungai Lilin; dan (5) Babat Supat.
Situasi rawan pangan ini disebabkan adanya alih fungsi lahan dari lahan
pertanian menjadi perumahan dan pertokoan serta alih fungsi komoditi dari komoditi
pangan ke komoditi perkebunan (Sawit dan Karet). Pengalihan fungsi ini tidak diimbangi
dengan pencetakan lahan sawah baru sehingga dalam jangka waktu yang lama, ini
akan mengakibatkan ketersediaan pangan di Kabupaten Musi Banyuasin semakin
menipis. Walaupun pada kenyataannya kecamatan yang termasuk rawan tidak
mengalami defisit pangan karena akses pangan yang baik serta kemampuan daya beli
masyarakat yang tinggi.
Situasi pangan dan gizi pada kesehatan balita terdapat 2 kecamatan yang
termasuk kategori rawan, yaitu kecamatan Lalan dan Sungai Keruh. Penyebab
terjadinya rawan tersebut dikarenakan persentase jumlah balita yang berat badannya
naik dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang kurang dari 80 %. Hal ini
disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang pola asuh masih kurang terutama tentang
makanan Beragam, Bergizi, Seimbang (B2SA), serta adanya
Peta Skor Komposit Kabupaten Musi Banyuasin Bulan Januari 2013

Bayung Lencir

Tungkal Jaya

Lalan
Batanghari Leko

Sungai Lilin
Sanga Desa
LEGENDA
SKOR KOMPOSIT MUSI BANYUASIN Keluang
Babat Toman
3 RAWAN
2 WASPADA
Lawang Wetan Babat Supat
1 AMAN

Plakat Tinggi
Lais
0 50 100
Sekayu
Sungai Keruh
kilometers

Peta Aspek Ketersediaan Pangan Kabupaten Musi Banyuasin Bulan Januari 2013
Peta Aspek Akses Pangan Kabupaten Musi Banyuasin Bulan Januari 2013

Peta Aspek Pemanfaatan Pangan Kabupaten Musi Banyuasin Bulan Januari 2013
b. Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan hasil pemantauan situasi pangan dan gizi pada bulan Januari Tahun 2013
di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, menunjukkan sebagian besar wilayah Kabupaten Ogan
Ilir termasuk dalam kategori rawan pangan. Daerah-daerah tersebut yaitu: (1)
Kecamatan Rambang Kuang; (2) Lubuk Keliat; (3) Tanjung Batu; (4) Rantau Alai; (5)
Kandis; (6) Tanjung Raja; (7) Rantau Panjang; (8) Indralaya; dan (9) Indralaya Selatan.
Jika ditelusuri lebih jauh, kondisi rawan pangan pada daerah-daerah tersebut
dipengaruhi oleh aspek ketersediaan dan pemanfaatan.

Faktor yang menjadi penyebab situasi rawan pangan pada sisi ketersediaan adalah
karena pada bulan Januari belum ada penanaman (hanya sebagian kecil kecamatan
yang sudah melakukan penanaman), sehingga luas tanam pada bulan ini lebih kecil
dibanding luas tanam lima tahun sebelumnya.

Khusus daerah Kec.Lubuk Keliat dan Kec.Tanjung Batu, kondisi rawan pangan
dapat dilihat juga pada aspek pemanfaatan pangan bulanan. Dimana di dua kecamatan
tersebut angka balita yang naik berat badan di bulan Januari dibawah standar yang
seharusnya dicapai.

situasi pangan dan gizi pada daerah-daerah yang dikategorikan rawan pangan
belum bisa dikatakan rawan pangan, karena tingkat ketersediaan yang menurun di
bulan ini belum tentu menyebabkan rawan pangan pada beberapa daerah. Buktinya
masyarakat masih mampu memenuhi dan memanfaatkan kebutuhan pokok sehari-
harinya. Kondisi ini mungkin perlu telaah lanjutan dengan cara investigasi langsung
pada daerah-daerah yang terindikasi rawan pangan.
Peta Komposit Kabupaten Ogan Ilir Bulan Januari 2013

Pemulutan
Indralaya Utara

Pemulutan Barat
Indralaya
Pemulutan Selatan

Indralaya Selatan
Rantau Panjang
Tanjung Batu
Tanjung Raja

Payaraman
Sungai Pinang

Kandis

Rantau Alai
LEGENDA
SKOR KOMPOSIT OGAN ILIR
3 RAWAN Rambang Kuang Lubuk Keliat
1 AMAN

Muara Kuang
0 25 50

kilometers

Peta Aspek Ketersediaan Pangan Kabupaten Ogan Ilir Bulan Januari 2013

Pemulutan
Indralaya Utara

Pemulutan Barat

Indralaya
Pemulutan Selatan

Indralaya Selatan
Rantau Panjang

Tanjung Batu Tanjung Raja

Payaraman Sungai Pinang

Kandis
LEGENDA
INDEKS KETERSEDIAAN
Rantau Alai
3 RAWAN
2 WASPADA
Rambang Kuang
1 AMAN Lubuk Keliat
0 25 50
Muara Kuang
kilometers
Peta Aspek Akses Pangan Kabupaten Ogan Ilir Bulan Januari 2013

Pemulutan
Indralaya Utara

Pemulutan Barat
Indralaya
Pemulutan Selatan

Indralaya Selatan
Rantau Panjang

Tanjung Batu Tanjung Raja

Sungai Pinang
Payaraman
Kandis

LEGENDA Rantau Alai


INDEKS AKSES

3 RAWAN
2 WASPADA Lubuk Keliat
1 AMAN Rambang Kuang

Muara Kuang
0 25 50

kilometers

Peta Aspek Pemanfaatan Pangan Kabupaten Ogan Ilir Bulan Januari 2013

Pemulutan
Indralaya Utara

Pemulutan Barat
Indralaya Selatan
Pemulutan Selatan
Indralaya
Tanjung Batu
Rantau Panjang
Payaraman Tanjung Raja

Sungai Pinang
Lubuk Keliat

Kandis

LEGENDA
Rantau Alai
INDEKS PEMANFAATAN
3 RAWAN
Rambang Kuang
2 WASPADA
1 AMAN Muara Kuang
0 25 50

kilometers
LAPORAN SKPG TAHUNAN
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

a. Aspek Ketersediaan Pangan


Berdasarkan pada data produksi bersih serealia tahun 2012, selanjutnya
dianalisis untuk mendapatkan besaran rasio konsumsi di Kabupaten Kotawaringin
Barat tahun 2012.

Tabel 1. Analisis Indikator Ketersediaan Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat


Tahun 2012
Produksi Populasi Produksi Rasio S
No Kabupaten Padi Jagung Ubi Total 2012 (*) Bersih Konsumsi _pertanian
9 = (7 x
1.000 x
7=4+5+ 1.000/8)/1 10 = 300 /
1 2 4 5 6 6 8 36 9 11
1 Kotawaringin Lama 1.717,37 248,02 252,23 2.217,62 17.358 350 0,86 3,00
2 Arut Selatan 6.020,39 782,99 463,67 7.267,04 101.805 196 1,53 1,00
3 Kumai 5.197,69 403,74 309,31 5.910,75 47.674 340 0,88 3,00
4 Pangkalan Lada 445,35 285,30 342,53 1.073,18 28.909 102 2,95 1,00
5 Pangkalan Banteng 1.047,28 842,38 488,43 2.378,08 32.27 202 1,49 1,00
6 Arut Utara 1.735,73 72,68 242,13 2.050,54 17.746 317 0,95 2,00
TOTAL KOBAR 16.163,81 2.635,12 2.098,29 20.897,21 245.762 233 1,29 1,00

Hasil analisis aspek ketersediaan pangan dari produksi bersih serealia


terlihat bahwa:

1. Kecamatan Kotawaringin Lama dan Kecamatan Kumai berada pada kondisi


rawan (warna indikator merah). Hal ini terjadi karena produksi serealia masih
dibawah dari keperluan untuk dikonsumsi.
2. Kecamatan Arut Utara berada pada kondisi waspada (warna indikator kuning).
Hal ini terjadi karena produksi serealia berada dibawah keperluan untuk
dikonsumsi.
3. Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Lada, dan pangkalan Banteng berada pada
kondisi aman (warna indikator hijau). Hal ini terjadi karena produksi bersih
serealia berada di atas keperluan untuk konsumsi.
Secara umum, hampir seluruh kecamatan yang ada di kabupaten
Kotawaringin Barat telah beralih fungsi dari lahan pertanian tanaman pangan ke
lahan perkebunan terutama perkebunan karet dan sawit. Selain oleh perkebunan
besar swasta nasional (PBSN) juga oleh maraknya perkebunan rakyat yang
diakibatkan oleh adanya jaminan harga, jaminan pemasaran, serta produksi yang
cukup signifikan jika dibandingkan dengan kegiatan menanam tanaman pangan,
hasil produksi dari perkebunan dirasa sangat mendukung dalam meningkatkan
daya beli masyarakat terhadap bahan pangan.

Tabel 2. Luas tanam, produksi dan jumlah petani tanaman perkebunan sd tahun
2010
Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Jumlah Petani (KK)
Jenis tanaman
2009 2010 2009 2010 2009 2010

Karet Rakyat 12.715 13.187 12.026 10.759 3.035 3.480

PBS - 2.003 - 5.425 - -

Total 12.715 15.190 12.026 16.184 3.035 3.480

Sawit Rakyat 40.483 52.640 204.667 263.199 11.448 22.559

PBS - 154.101 - 194.965 - -

Total 40.483 206.741 204.667 247.605 11.448 22.559

Sumber Data : Kotawaringin Barat dalam Angka (BPS Kobar 2011)

b. Aspek Akses Pangan


Berdasarkan pada data keluarga pra sejahtera (Pra-KS) dan Sejahtera 1 (S-
1) tahun 2012, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan besaran persentase KK
Miskin di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2012. Adapun hasil analisisnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Analisis Indikator Akses Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun


2012
KK_Miskin
No Kecamatan Jml Keluarga % Miskin Skor Miskin
(Total)
1 2 3 6=4+5 7 = (6/3)*100 8
1 Kotawaringin Lama 4.807 1.304 27 2
2 Arut Selatan 27.388 4.745 17 1
3 Kumai 11.027 5.219 47 3
4 Pangkalan Lada 8.033 1.612 20 2
5 Pangkalan Banteng 9.228 613 7 1
6 Arut Utara 4.971 97 2 1
TOTAL KOBAR 65.454 13.590 21 1
Hasil analisis aspek akses pangan dari produksi bersih serealia terlihat
bahwa:

1. Kecamatan Kumai berada pada kondisi rawan (warna indikator merah) karena
persentase penduduk miskin lebih dari 40%.
2. Kecamatan Kotawaringin Lama dan Pangkalan Lada pada kondisi waspada
(warna indikator kuning) kerana persentase penduduk miskin berada di antara 20
40%.
3. Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Banteng dan Arut Utara berada pada
kondisi aman (warna indikator hijau) karena persentase penduduk miskin berada
dibawah 20%.
Jika dilihat kondisi di lapangan, tidak terlihat adanya rawan pangan akibat
akses, karena hampir semua transportasi di Kabupaten Kotawaringin Barat bisa
dilewati baik transportasi darat maupun air selalu lancar dan tersedia. Harga-harga
kebutuhan pangan sembilan bahan pokok selalu berada pada kondisi terjangkau,
dan selalu tersedia untuk di beli sampai pada tingkat rumah tangga.

c. Aspek Pemanfaatan Pangan


Analisis aspek pemanfaatan pangan berdasarkan pada data balita gizi
kurang dan balita gizi buruk yang dibandingkan dengan jumlah keseluruhan balita
yang ditimbang tahun 2012, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan besaran
persentase KEP (kurang energi protein) balita di Kabupaten Kotawaringin Barat
tahun 2012.
Tabel 4. Analisis Indikator Pemanfaatan Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2012
Jumlah Balita Total (gizi buruk +
No Kecamatan % KEP Skor KEP
Yg. Ditimbang gizi kurang)
7 = (6/3) *
1 2 3 6=4+5 8
100
1 Kotawaringin Lama 275 18 6,55 1
2 Arut Selatan 1.145 26 2,27 1
3 Kumai 438 7 1,60 1
4 Pangkalan Lada 681 16 2,35 1
5 Pangkalan Banteng 834 16 1,92 1
6 Arut Utara 480 6 1,25 1
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (2012)
Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa persentase kurang energi protein
balita jika dibandingkan dengan jumlah balita ditimbang masih berada di bawah
20% persen, sehingga kondisinya masih berada pada posisi aman (warna indikator
hijau) di semua kecamatan.

d. Indeks Komposit
Dari hasil indikator aspek ketersedian, aspek akses dan aspek pemanfaatan
pangan selanjutnya digabungkan (dikompositkan) menjadi satu untuk dianalisis
sehingga diperoleh informasi untuk tindakan intervensi lebih lanjut, serta hasilnya
dapat digunakan menjadi satu informasi yang dapat divisualisasikan dalam bentuk
peta. Adapun tahapan nya adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan ketiga nilai skor yaitu pangan, gizi dan kemiskinan.
b. Jumlah ketiga nilai indikator akan diperoleh maksimum 9, dan jumlah terendah
adalah 3.

Tabel 5. Skor gabungan (Komposit tahunan) situasi pangan dan gizi tahun 2012
No Kecamatan S_Pertanian S_KEP S_Miskin S_Komposit W_Komposit
1 Kotawaringin Lama 3 1 2 6 Merah
2 Arut Selatan 1 1 2 4 Hijau
3 Kumai 3 1 3 7 Merah
4 Pangkalan Lada 1 1 2 4 Hijau
5 Pangkalan Banteng 1 1 1 3 Hijau
6 Arut Utara 2 1 1 4 Hijau
KOBAR 2 1 2 5 Hijau

Berdasarkan hasil analisis skor komposit terlihat bahwa :


1. Kecamatan Kotawaringin Lama berada pada kondisi rawan karena aspek
ketersediaan pangan yang rendah (S_Pertanian). Dengan kondisi ini maka
dipandang perlu untuk dilakukan upaya intervensi dengan pemberian bantuan
benih tanaman pangan.
2. Kecamatan Kumai berada pada posisi rawan karena 2 penyebab, yaitu aspek
ketersediaan pangan yang rendah (S_Pertanian), serta aspek akses pangan
(S_Miskin). Dengan kondisi ini maka dipandang perlu untuk melakukan intervensi
dengan pemberian bantuan benih tanaman pangan, dan peran serta sektor
terkait yang lain dalam penyediaan sarana dan prasarana yang mendorong untuk
terbentuknya wadah meningkatkan kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir
menurunkan angka kemiskinan. Sebagian besar wilayah Kecamatan Kumai
berada di pesisir pantai, sehingga perlu untuk dipikirkan juga intervensi bantuan
benih dan kolam ikan, sarana MCK serta penyediaan air bersih.
3. Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Lada, Pangkalan Banteng serta Arut Utara
berada pada kondisi aman, namun demikian intervensi tetap diperlukan untuk
menjaga kondisi pada posisi aman. Beberapa Intervensi yang bisa diberikan
berupa Penyediaan sarana dan prasarana yang bisa menciptakan peluang
kepada masyarakat untuk bisa mengakses kegiatan ekonomi seluas-luasnya,
bantuan-bantuan lain yang diberikan sesuai spesifik lokasi.

Anda mungkin juga menyukai