Anda di halaman 1dari 2

Nama : Prawira Weka Akbari

NIM : 03013153
Kelas : B

Jurnal Reflektif

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi di hari Selasa, 10 September 2013. Saat itu
kami mahasiswa baru FK Usakti kelas B diberi tugas untuk melakukan diskusi
kelompok yang terdiri dari 10 orang per kelompok. Saat itu saya termasuk dalam
kelompok 3. Kelompok ini sudah dibagi saat kami memulai kuliah perdana pada Senin
lalu. Walaupun kelompok ini baru dibentuk, kami sudah merasakan keakraban satu
sama lain. Suatu komunikasi yang baik sudah terjalin di kelompok ini. Dalam ruangan
bercat putih tersebut kami melakukan diskusi mengenai sebuah kasus untuk
diselesaikan dan dibimbing oleh seorang dosen. Dengan suhu ruangan yang cukup
dingin itu, kami membahas sebuah kasus yang berhubungan dengan kelompok kami
yaitu Pembelajaran dan Komunikasi. Kasus yang kami dapatkan pada diskusi sesi 1 ini
adalah tentang seorang mahasiswa baru yang mengalami kesulitan saat beradaptasi
dengan lingkungan tempat kuliahnya belajar saat ini sehingga ia sering memperoleh
nilai yang kurang memuaskan.

Dalam diskusi tersebut, pada awalnya kami memiliki perasaan was-was dan
kadang bingung dalam menyatakan pendapat-pendapat yang ingin diutarakan.
Mungkin hal tersebut disebabkan karena ini merupakan pertama kalinya bagi kami
dalam melakukan diskusi kelompok yang sebelumnya saat SMA sangat jarang
dilakukan. Namun, hal tersebut dapat dibantu oleh bimbingan dosen sehingga kami
bisa menyelesaikan diskusi tersebut hingga tuntas. Dengan dibantu oleh seorang
dosen yang komunikatif dan peduli terhadap proses diskusi tersebut, kami merasa
cukup terbantu. Menurut kami, mungkin beliau juga menyadari bahwa hal ini
merupakan sebuah proses yang pada awalnya memang masih perlu dibimbing. Dan
pada akhirnya, perasaan percaya diri pada diri kami semua pun timbul dan kami cukup
antusias dan bersemangat dalam mengajukan berbagai pendapat dalam sebuah
diskusi yang memakan waktu kurang lebih satu setengah jam tersebut. Suatu hal yang
sangat menyenangkan untuk bisa berargumen bersama teman-teman di dalam suatu
kelompok ini.

Sebuah kasus yang menarik itu memancing kami untuk terus memberikan
argumentasi yang mendalam. Seluruh partisipan diskusi tersebut memberikan
pendapatnya tanpa terkecuali sambil disaksikan oleh dosen pembimbing. Beliau pun
mengapresiasi keaktifan yang ada pada seluruh anggota kelompok ini. Beliau
memberikan pujian bahwa kelompok ini sangat aktif dan tidak ada yang bersikap pasif
dalam melakukan diskusi dan memberikan argumentasi. Dalam diskusi itu, dosen kami
juga turut memberikan berbagai masukan dan saran agar proses diskusi tersebut
berlangsung dengan lancar tanpa hambatan di pertemuan selanjutnya. Dan juga kami
menerima banyak pelajaran dalam berpendapat, yaitu salah satunya agar kita harus
bisa tetap menghargai pendapat orang lain. Dan bila kita kurang setuju dengan
pendapatnya, kita bisa memberikan sebuah kritik yang membangun terhadapat
pendapat tersebut tanpa menyinggung perasaannya. Juga kita tidak boleh terlalu
dominan dan harus memberi kesempatan pada seluruh partisipan dalam diskusi itu.
Sehingga kita bisa mengetahui seberapa besar porsi kita dalam berpendapat dalam
sebuah diskusi.

Dalam diskusi tersebut, saya juga merasa cukup aktif dalam mengemukakan
pendapat. Teman-teman juga cukup banyak yang merespon positif mengenai
tanggapan yang saya berikan saat itu. Dan juga, karena kebetulan menjadi seorang
ketua kelompok, saya dapat memberikan seluruh anggota kelompok ini kesempatan
untuk memberikan pendapatnya secara merata. Hal ini dapat dibuktikan dengan selalu
hidupnya suasana diskusi tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Ini juga
merupakan sesuatu yang patut diapresiasi terhadap kelompok ini.
Kami semua juga merasa bahwa pada akhirnya diskusi yang dilakukan pada
hari itu berlangsung cukup lancar, walaupun di awal kami sempat tersendat-sendat.
Dan juga dalam diskusi tersebut kami juga diberi masukan oleh dosen pembimbing
bahwa kami belum memberikan sumber literatur yang jelas. Hal ini menantang kami
pada diskusi selanjutnya untuk mencari informasi dari literatur yang valid agar dapat
memberikan informasi yang terpercaya. Karena memang dalam sebuah diskusi
diperlukan adanya informasi yang berasal dari literatur yang jelas untuk bisa
memudahkan kami dalam menyelesaikan sebuah kasus.

Untuk pertemuan diskusi selanjutnya, kami merasa harus memperbaiki dan


mempersiapkan diri agar jauh lebih baik lagi. Salah satunya yaitu dengan
mengumpulkan banyak informasi relevan dan dari sumber literatur yang terpercaya
mengenai sebuah kasus yang akan dibahas. Hal ini tentunya akan memperlancar
proses diskusi dan pemecahan masalah yang terdapat dalam kasus tersebut. Selalu
berpikir kritis juga merupakan suatu kunci dalam menentukan hipotesis dan
memecahkan masalah. Hal ini memang harus dibutuhkan oleh seluruh anggota
kelompok kami tanpa terkecuali. Dan juga, agar selalu aktif dalam sebuah diskusi dan
tidak pasif juga merupakan sesuatu yang harus kita aplikasikan di pertemuan-
pertemuan selanjutnya. Karena memang melalui sebuah keaktifan dalam berpendapat
tersebut, membuat kompetensi yang kita semua miliki tidak terpendam dan sebaiknya
diutarakan agar dapat didengar dan ditanggapi oleh seluruh anggota diskusi.

Kami pun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat
dalam kelompok diskusi ini. Namun, kami merasa dengan suatu kerjasama untuk
selalu menaikkan rasa percaya satu sama lain dan usaha untuk terus memperbaiki
kesalahan-kesalahan sebelumnya, kami yakin bahwa suatu proses pembelajaran ini di
kemudian hari akan berlangsung dengan lancar dan sukses. Karena memang untuk
menjadi seorang dokter, selalu dibutuhkan suatu kepercayaan diri dalam
berkomunikasi dan tak henti-hentinya untuk terus menggali pengetahuan yang terus
berkembang dalam disiplin ilmu kedokteran yang sungguh luas ini. Yang terpenting
adalah selalu berusaha menjadi lebih baik ke depannya dan jangan cepat puas
terhadap pencapaian yang telah kita dapatkan ini untuk mencapai suatu hasil yang
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai