Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

1 DESEMBER 2016 30 NOVEMBER 2019

ICD.10 = S.00-S.09
Cidera Kepala Sedang
Cedera Otak (CO) adalah cedera yang mengenai
kepala dan otak, baik yang terjadi secara langsung
(kerusakan primer/ primary effect) maupun tidak
langsung (kerusakan sekunder/ secondary effect).
1. Pengertian ( Definisi) Cedera otak yang terjadi sebagian besar adalah
cedera otak tertutup, akibat kekerasan (rudapaksa),
karena kecelakaan talu lintas, dan sebagian besar
(84%) menjalani terapi konservatif dan sisanya
sebanyak 16% yang membutuhkan tindakan operatif.
1. Kejadian
2. Mengalami amnesia yang berhubungan
dengan cedera yang dialaminya
3. Hilangnya kesadaran
2. Anamnesis
4. Mual serta muntah menyemprot
5. Kejang
6. Sakit kepala
7. Penyakit penyerta
1. Kesadaran (GCS) 9-13
2. Primary survey (airway, breathing, circulation,
disability, exposure)
3. TTV
4. Reflek cahaya pupil
5. Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda
trauma, jejas, hematom, vulnus pada kepala atau
regio maksilofasial
3. Pemeriksaan Fisik
6. Dapat disertai defisit neurologis fokal seperti
hemi paresis
7. Inspeksi tanda fraktur basis kranii
a. Racoons eyes : periorbital echymoses
b. Battles sign : postauricular echymoses
c. CSF rhinorrhea/otorrhea
d. Hemotympanum atau laserasi kanalis
auditorius eksternus
4. Kriteria Diagnosis 1. Cedera kepala sedang dengan nilai GCS 9 13.
2. Pasien bisa atau tidak bisa menuruti perintah,
namun tidak memberi respon yang sesuai dengan
pernyataan yang di berikan.
3. Amnesia retrograde
4. Sakit kepala, Muntah
5. Tanda kemungkinan fraktur cranium (tanda
Battle, mata rabun, hemotimpanum, otorea atau
rinorea cairan serebro spinal)
6. Kejang
7. Ada pingsan lebih dari 10 menit tetapi kurang
dari 6 jam
8. Pemeriksaan neurologis terdapat lelumpuhan
saraf dan anggota gerak.
5. Diagnosis Kerja Cedera Kepala sedang
1. Cedera Kepala Ringan
6. Diagnosis Banding
2. Cedera Kepala Berat
1. Darah rutin
2. Analisa Gas Darah
3. elektrolit
7. Pemeriksaan Penunjang 4. Radiologis
Foto polos kepala AP/Lateral
Foto servikal lateral
CT Scan kepala polos
8. Tata Laksana : Terapi Umum
1. Untuk kesadaran menurun - Lakukan Resusitasi -
Bebaskan jalan nafas (Airway), jaga fungsi
pernafasan (Breathing), Circulation (tidak boleh
terjadi hipotensi, sistolik sama dengan atau lebih
dari 90 mmHg), nadi, suhu (tidak boleh sampai
terjadi pireksia)
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit dan nutrisi
yang cukup, dengan kalori 50% lebih dari normal
3. Jaga keseimbangan gas darah
4. Jaga kebersihan kandung kemih, kalau perlu
pasang kateter
5. Jaga kebersihan dan kelancaran jalur intravena
6. Rubah rubah posisi untuk cegah dekubitus
7. Posisi kepala ditinggikan 30 derajat
8. Pasang selang nasogastrik pada hari ke 2, kecuali
kontra indikasi yaitu pada fraktur basis kranii
9. Infus cairan isotonis
10. Berikan Oksigen sesuai indikasi
Terapi Khusus
Medikamentosa
1. Mengatasi tekanan tinggi intrakranial, berikan
Manitol 20%
2. Simptomatis : analgetik, anti emetik, antipiretik
3. Antiepilepsi diberikan bila terjadi bangkitan
epilepsi pasca cidera
4. Antibiotika diberikan atas indikasi
5. Anti stress ulcer diberikan bila ada perdarahan
lambung
6. Operasi bila terdapat indikasi
Rehabilitasi
1. Mobilisasi bertahap dilakukan secepatnya setelah
keadaan klinik stabil
2. Neurorestorasi dan Neurorehabilitasi diberikan
sesuai dengan kebutuhan
1. Berikan penjelasan mengenai keadaan pasien
9. Edukasi (Hospital Health
2. Jika keluhan memburuk harus segera
Promotion)
memberitahu petugas medis
Ad vitam : dubia
10. Prognosis Ad Sanationam : dubia
Ad Fungsionam : dubia
11. Tingkat Evidens I untuk Tindakan no 1 & no 2
12. Tingkat Rekomendasi B
1. SMF Saraf
13. Penelaah Kritis
2. SMF Bedah Saraf
1. Status neulologis membaik
2. CT. scan berikutnya tidak ditemukan adanya lesi
14. Indikator
masa yang memerlukan pembedahan

15. Kepustakaan Head injury, WB Saunders.

Anda mungkin juga menyukai