Anda di halaman 1dari 18

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
Rudi Hidayansyah

Ridho Alfisyahrin

Saswika Handayani

Sausan Nabilah

Shinta Maharani

Sri Astuti

Sri Ayu Agustin

Dosen Pembimbing : Rehana, S.Pd, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2015-2016


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan Puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat & RidhoNya,kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Rehana, S.Pd, M.Kes selaku
pembimbing kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami
yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Bio Optik.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen pembimbing
kami demi tercapainya makalah yang sempurna.

Palembang, 22 September 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
a. Latar Belakang4
b. Rumusan Masalah 4
c. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 6

a. Optika Geometrik Dan Optika Fisik 5


b. Sumber dan Sifat Cahaya 13
c. Bagian-Bagian Mata 10
d. Jenis-Jenis Mata Dan Teknik Koreksinya 11
e. Macam-Macam Mikroskop 16

BAB III PENUTUP 18

a. Kesimpulan 18

b. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sampai abad ke empat sebelum Masehi orang masih berpendapat bahwa benda-
benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar
penglihatan. Anggapan ini didukung oleh Plato (429-348 SM) dan Euclides (287-
212 SM) oleh karena pada mata binatang pada di malam hari tampak bersinar.

Pendapat di atas ini ditentang oleh Aristoteles (384-322 SM) karena pada
kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap. Namun
demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat melihat
benda.

Pada abad pertengahan Alhazan (965-1038) seorang Mesir di Iskandaria


berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena benda-benda
tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam
mata. Teori ini akhirnya diterima sampai abad ke XX ini.

b. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Optika Geometrik Dan Optika Fisik ?
2. Apa Sumber dan Sifat Cahaya ?
3. Apa saja Bagian-Bagian Mata ?
4. Apa saja Jenis-Jenis Mata Dan Teknik Koreksinya ?
5. Apa saja Macam-Macam Mikroskop ?

c. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Optika Geometrik Dan Optika Fisik
2. Mengetahui Sumber Dan Sifat Cahaya
3. Mengetahui bagian-bagian Mata.
4. Mengetahui Jenis-Jenis Mata Dan Teknik Koreksinya
5. Mengetahui Macam-Macam Mikroskop

BAB II

PEMBAHASAN
OPTIKA GEOMETRIK DAN OPTIKA FISIK

Dalam ilmu optik ada dua cara pendekatan mengenai gejala optik yaitu: optika
geometris dan optika fisik.

1. OPTIKA GEOMETRIS

Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis lurus; berkas-
berkas cahaya disebut garis cahaya dan digambar secara garis lurus. Dengan
menggunakan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa
dalam bentuk matematik. Misalnya untuk rumus cermin dan lensa:

1 1 1
= +
f b v

f = fokus = titik api

b = jarak benda

v = jarak bayangan

Hukum Willebrord Snelius (1581-1626) :

sin i
=n
sinr

n = indeks bias

i = sudut datang

r = sudut bias (refraksi)

2. OPTIKA FISIK

BIO OPTIK
A. Cahaya
Cahaya telah menggelitik rasa ingin tahu manusia selama berabad-abad.
Mula-mula secara teori cahaya dianggap sebagai sesuatu yang memancar
dari mata. Kemudian disadari bahwa cahaya pastilah muncul dari objek-
objek yang terlihat dan memasuki mata sehingga menyebabkan sensasi
penglihatan. Pertanyaan tentang apakah cahaya terdiri dari sebuah sorotan
dari partikel-partikel atau sama semacam gerakan gelombang adalah yang
paling menarik dalam sejarah sains.
Tokoh yang paling berpengaruh dalam teori partikel cahaya adalah Irsac
Newton. Dengan teori tersebut Newton dapat menjelaskan hukum-hukum
refleksi dan refraksi. Newton menurunkan hukum refraksi berdasarkan
asumsi bahwa cahaya berjalan dalam air atau gelas lebih cepat dari pada di
udara, sebuah asumsi yang akhirnya terbukti salah.
Tokoh-tokoh utama dari teori gelombang cahaya adalah Christian
Huygens dan Robert Hooke. Menggunakan teori perambatan gelombang,
Huygens dapat menjelaskan refleksi dari refraksi dengan asumsi cahaya
berjalan di gelas atau air lebih lambat dari pada di udara. Teori tersebut
ditolak oleh Newton karena berdasarkan kenyataan yang terlihat bahwa
perambatan cahaya adalah garis lurus. Pada waktu itu pembelokan cahaya di
sekitar penghalang yang disebut difraksi belum diamati. Karena reputasi dan
otoritasnya, penolakan Newton terhadap teori gelombang cahaya sangat
mempengaruhi pengikutnya. Bahkan sesudah bukti dari difraksi tersedia,
pengikut Newton mencari-cari penjelasannya seakan-akan difraksi tersedia,
pengikut Newton mencari-cari penjelasannya seakan-akan difraksi adalah
hamburan partikel-partikel cahaya dari tepi celah.
Pada tahun 1801, Thomas Young menghidupkan kembali teori
gelombang cahaya. Ia adalah salah seorang yang pertama kali
memperkenalkan ide interferensi sebagai fenomena gelombang yang terjadi
pada cahaya dan suara. Hasil pengamatannya tentang interferensi adalah
penjelasan tentang sifat alami cahaya sebagai gelombang. Hasil kerja
Thomas Young tidak diperhatikan oleh masyarakat ilmiah selama lebih dari
satu dekade.
1. Laju Cahaya
Indikasi pertama dalam pengukuran besaran yang benar akan laju
cahaya datang dari pengamatan astronomis dari periode lo, salah satu
dari bulan-bulan (satelit) dari planet Jupiter. Periode ini ditentukan
dengan mengukur waktu antara dua gerhana (ketika lo lenyap di
belakang Jupiter). Pada tahun 1675, astronomi Ole Romer
menghubungkan ketidakcocokannya ini dengan fakta bahwa laju
cahaya tak terbatas. Romer merancang metode berikut untuk
mengukur efek kumulatif dari ketidakcocokan-ketidakcocokan ini.
Karena Jupiter bergerak jauh lebih lambat dari pada bumi, kita dapat
mengabaikan gerakannya.
2. Pemantulan dan Pembiasan
Sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan
bergerak menjauhi penghalang tersebut. Fenomena ini disebut
pemantulan.
3. Dispersi
Laju cahaya di dalam sebuah medium, begitu juga indeks bias
medium tersebut, bergantung pada panjang gelombang cahayanya.
Fenomena ini dikenal sebagai dispersi. Pemantulan dan pembiasan
cahaya matahari oleh tetes-tetes air hujan yang menghasilkan
pelangi.
4. Penerangan dan Fotometri
Fotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran
kuantitas cahaya. Ada beberapa kuantitas cahaya, yaitu:
a. Intensitas cahaya (I) suatu sumber cahaya adalah ukuran intensitas (atau
kekuatan) sumber menurut mata kita. Kebanyakan sumber cahaya
menampakkan intensitas yang berbeda-beda bila dipandang dari berbagai arah.

Fluks cahaya ( F)
b. Iluminasi atau Intensitas Penerangan (E) suatu permukaan menyatakan
banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan.
c. Intensitas Penerangan atau Iluminasi oleh sumber titik isotropic.
5. Penggunaan Sinar Gelombang Cahaya
Sinar sangat berguna baik sebagai pembantu diagnosis maupun
sebagai terapi.
a. Penggunaan Sinar Menurut Panjang Gelombangnya
1) Ungu Ultra
Mempunyai panjang gelombang antara 100-400 nm (1nm =
10-9 m). Sinar ungu ultra dipakai untuk sterilisasi oleh karena
mempunyai sifat bakterisit. Selain itu mempunyai efek
terhadap kulit yaitu dalam hal pembentukan vitamin D. Ungu
ultra dapat menyebabkan kulit kemerah-merahan (erithema).
Selain itu menyebabkan edema kulit, pigmentasi (melanin
kulit) dan pembentukan vitamin D. Ungu ultra juga
digunakan untuk mengatasi penderita arthritis (radang sendi).
2) Sinar Tampak (visible light)
Sinar tampak digunakan untuk mengetahui secara langsung
apakah bagian-bagian tubuh baik luar maupun dalam
mengalami suatu kelainan.
a) Transilluminasi.
b) Endoskop.
3) Sinar infra merah (Infra Red)
Kegunaan klinik sinar infra merah adalah sebagai berikut:
a) Sebagai diatermi pada penderita arthritis.
b) Emisi infra merah fotografi di mana radiasi yang
dipancarkan oleh tubuh kemudian ditangkap/dideteksi
sebagai termogram.
c) Reflective infra red photography, yaitu menggunakan
panjang gelombang 700-900 nm, digunakan untuk
menunjukkan aliran vena pada kulit.
d) Digunakan untuk photography terhadap pupil mata tanpa
suatu rangsangan.

b. LASER
Dasar teori laser mula-mula dicetuskan oleh Albert
Einstein (1917). Hingga tahun 1960 T.H. Maiman memproduksi
sinar laser dari suatu kristal ruby. Pada tahun 1960 para ahli
banyak membuat laser dengan mempergunakan gas, zat cair dan
solid sebagai material laser.
Penggunaan laser dalam praktik klinik adalah:
1) Pada beberapa penyakit mata, sinar laser digunakan secara
rutin untuk koagulasi darah dan memblokir pembuluh darah
vena.
2) Untuk memperoleh bayangan tiga dimensi yang dikenal
sebagai holography.
3) Pengobatan pada beberapa tipe kanker.
B. Optika Geometris
Optika Geometris adalah studi tentang fenomena-fenomena di mana
pendekatan sinar adalah sah.

1. Cermin Datar
Pembalikan kanan ke kiri ini adalah akibat pembalikan kedalaman, yaitu
tangan diubah dari kanan ke kiri karena bagian depan dan belakang
tangan dibalik oleh cermin. Bayangan tangan kanan pada sebuah cermin
datar adalah tangan kiri.
2. Cermin-cermin Melengkung
3. Lensa
1) Lensa Cembung/ Konvergen/ Positif
Lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya.
2) Lensa Cekung/ Divergen/ Negatif
Lensa yang bagian tepinya lebih tebal dari pada bagian tengahnya.
4. Kekuatan Lensa (Dioptri)
Kekuatan lensa dinyatakan dengan satuan dioptri (m-1). Kekuatan lensa
(P) sama dengan kebalikan panjang fokusnya (1/f).

C. Instrumen Optik
Salah satu instrumen optik yang terpenting, yaitu mata.

Mata
Mata merupakan alat optik yang paling dekat dengan kita dan merupakan
sistem optik yang paling penting.
1. Bagian-bagian Mata
Mata memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai alat optik, yaitu:
a. Kornea, merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam bola mata.
b. Iris, merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan
mata tidak dapat membedakan warna.
c. Pupil, merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris,
berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
d. Lensa mata, merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan
bening, berserat dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya.
e. Retina, merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat
peka terhadap cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan
yang dibentuk oleh lensa mata.
f. Aquaeuos humor, merupakan cairan mata.
g. Syaraf optik, merupakan syaraf yang menyampaikan informasi
tentang kuat cahaya dan warna ke otak.
2. Pembentukan Bayangan Pada Mata
Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda sampai
pada mata dengan cukup, kemudian lensa mata akan membentuk
bayangan yang bersifat nyata, terbalik dan diperkecil pada retina. Ada
tiga komponen penginderaan penglihatan, yaitu:
a. Mata memfokuskan bayangan pada retina.
b. Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak.
c. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan
tersebut.

3. Jenis-jenis Mata dan Teknik Koreksi


a. Mata Normal
Sering disebut juga mata emetrop.
b. Rabun Jauh (miopi)
Disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25
cm (< 25 cm) dan titik jauh pada jarak tertentu. Cacat mata ini dapat
diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cekung (minus).
c. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat memiliki titik dekat lebih dari 25 cm (> 25 cm), dan
titik jauhnya pada jarak tak terhingga. Penderita rabun dekat dapat
melihat benda-benda dekat dengan jelas. Cacat mata ini dapat diatasi
dengan kacamata berlensa cembung (plus).
d. Mata Tua (Presbiopi)
Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata, disebabkan oleh daya
akomodasi yang berkurang akibat bertambahnya usia. Presbiopi
tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas serta tidak dapat
membaca pada jarak baca normal. Jenis mata ini dapat ditolong
dengan kaca mata berlensa rangkap (minus di atas dan plus di
bawah) yang disebut kaca mata bifocal.
e. Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk
sferis, tapi lebih melengkung pada satu sisi dari pada sisi yang lain.
Penderita Astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan kaca
mata berlensa silindris.
f. Mata Campuran
Matanya sekaligus mengalami presbiopi dan miopi, maka memiliki
titik dekat yang letaknya terlalu jauh dan titik jauh terlalu kecil,
dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap atau bifocal
(negatif di atas dan positif di bawah).

Peralatan pada pemeriksaan mata.


Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu : pemeriksaan
mata bagian dalam, pengukuran daya fokus mata, pengukuran
kelengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa
ada 6 macam yaitu :
1. Opthalmoskop.
2. Retinoskop.
3. Keratometer.
4. Tonometer dari Schiotz.
5. Pupilometer.
6. Lensometer.

1. Opthalmoskop

Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip


pemeriksaan dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus
okuli (= retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya).
Ada dua prinsip kerja opthalmoskop yaitu :

a) Pencerminan mata secara langsung.


b) Pencerminan mata secara tak langsung.
2. Retinoskop

Alat ini dipakai untuk menentukan resep lensa demi koreksi mata
penderita tanpa aktifitas penderita, meskipun demikian mata penderita
perlu terbuka dan dalam posisi nyaman bagi si pemeriksa.

3. Keratometer

Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini


diperuntukkan pemakaian lensa kontak; lensa kontak ini dipakai
langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang mengalami
gangguan kelengkungan.

Ada dua lensa kontak yaitu :

1. Hard contact lens/ Lensa kontak keras.


2. Soft contact lens/ Lensa kontak lembut.
4. Tonometer dari Schitz.
Pada tahun 1900. Schitz (Jerman) memperkenalkan alat untuk
mengukur tekanan intraokuler yang dikenal dengan nama tonometer
dari Schitz.
5. Pupilometer dari Eindhoven.
Diameter pupil dapat diukur dengan menggunakan pupilometer
dari Eindhoven. Yaitu lempengan kertas terdiri dari sejumlah lobang
kecil dengan jarak tertentu.
6. Lensometer.
Suatu alat yang dipakai untuk mengukur kekuatan lensa baik
dipakai si penderita atau sekedar untuk mengetahui dioptri lensa
tersebut.

SUMBER DAN SIFAT CAHAYA

a. Sumber cahaya
Secara garis besar sumber cahaya dapat dibagi dalam dua macam :
1) Cahaya alam (Natural lighting)
Yang termasuk dalam cahaya alam adalah cahaya matahari yang merupakan sumber
cahaya utama dan dominan. Adapun cahaya matahari tergantung kepada waktu
siang hari, musim, cuaca berawan atau tidak.
2) Cahaya yang artifisial (cahaya buatan)
Cahaya buatan ini meliputi cahaya listrik (cahaya fluoresen), cahaya gas, lampu
minyak dan lilin. Cahaya buatan ini sebagai sarana pelengkap untuk penerangan
ruangan dan sebagainya.

b. Sifat sumber cahaya


Sumber cahaya dari cahaya buatan dipergunakan untuk penerangan ruangan yang
berbeda dengan cahaya matahari dalam hal panjang gelombang.

FOTOMETRI DAN SATUAN


Fotometri ialah ilmu yang membicarakan tentang pengukuran kwantitas cahaya. Ada
beberapa kwantitas cahaya yaitu: kuat cahaya (I), arus cahaya (F), kuat penerangan (E)
dan terang cahaya (e).

MIKROSKOP

a. SEJARAH MIKROSKOP
Tidak ada catatan bilakah lensa itu dibuat itu, tetapi pembesaran gambar yang
dibentuk oleh glas telah diketahui oleh bangsa Yunani dan Roma.

Pada abad XIII Roger Bacon (1214-1297) telah mengetahui prinsip pengetahuan
optik; ia bekerja dengan memakai lensa sederhana sebagai kaca mata. Pada tahun
1600 Hans dan Zaccharias Jansen (putra Jerman dari pekerja kaca mata)
menemukan mikroskop ganda. Alat ini sangat berbeda dengan mikroskop sederhana
yang memakai lensa tunggal.

Galileo (1564-1642) mengembangkan teleskop dengan prinsip dasar lensa


disusun secara seri. Pada tahun 1965 Robert Hooke mula-mula menulis tentang sel
tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan yang diamati di bawah mikroskop ganda.

Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual di segala
penjuru kota-kota Eropa.

Antony Van Leuwenhoek mula-mula menggunakn mikroskop sederhana pada


bidang mikrobiologi yaitu memakai lensa sederhana berukuran diameter 270 mm.
Selanjutnya dalam pemakaian mikroskop untuk memperoleh ketajaman dan
pembesaran dari objek yang diamati diperlukan pengetahuan tentang metode lensa
dan kombinasi lensa.

Catat bayangan yang mula-mula diketahui adalah aberasi sferis dan kromatis yang
disebabkan perbedaan refraksi dari cahaya dari spektrum sinar tampak,lensa oil
immersi menambah pembesaran .

Pada tahun 1880 telah dibuat mikroskop kompound; tahun 1903 diperkenalkan
mikroskop medan gelap (dark-field microscope),ultraviolet illumination
(1925),electron microscopr (1940) dan phase contrast microscope (1944).

PEMBAGIAN MIKROSKOP

Berdasarkan perkembangan fisika dan elektronika maka mikroskop dibedakan


dalam dua kelompok besar :
a. Mikroskop cahaya

b .Mikroskop elektron

Khusus untuk mikroskop cahaya para sarjana telah berusaha mengklasifikasikan secara
sistematis namun menemui suatu kesulitan .

Berdasarkan kualitas dan kesempurnaan dapat dibagikan menjadi tiga kelompok


besar :

a. Student microscope/ mikroskop mahasiswa.


b. Student microscope/ mikroskop klinik.
c. Student microscope/ mikroskop peneliti.

Berdasarkan konstruksi dan kegunaan maka mikroskop cahaya/light microscope


dibagi menjadi :
a. Biological microscope/medical microscope (mikroskop biologis).
b. Stereo microscope/Dissecting microscope (mikroskop stereo).
c. Metalurgical microscope (mikroskop metalurgi).
d. Photography microscope (mikroskop fotografi).

MACAM-MACAM MIKROSKOP

a. Mikroskop stereo
Mikroskop jenis ini dipakai untuk mengamati benda tebal maupun tipis,
transparan maupun tidak tembus cahaya.
b. Mikroskop medan gelap (Dark field microscope)
Mikroskop jenis ini dibuat agar memperoleh latar belakang gelap (dark ground).
c. Mikroskop Fluoressensi (Fluorescence microscope)
Mikroskop ini di desain khusus agar dapat mendeteksi ikatan kimia di antara
substansi tertentu. Dengan mempergunakan mikroskop ini dapat mengetahui
reaksi antigen-antibodi. Bahan yang diamati adalah serum yang disebut immun
serum atau anti serum.
d. Mikroskop fase kontras (Phase contrast microscope)
Banyak spesimen biologis yang mati dan dicat, baru dapat dilihat di bawah
mikroskop, sehingga Fritz Zernike membuat mikroskop fase kontras agar dapat
mengamati biologis yang masih hidup di bawah mikroskop ini.
e. Mikroskop interferensi (Interference microscope)
Mikroskop interferensi adalah perkembangan lanjutan dari mikroskop fase
kontras. Pada mikroskop interferensi, dua berkas sinaar yang dipakaai, yaang
satu melewati spesimen (material) yang satu tidak.
f. Mikroskop sinar ungu ultra (ultra violet microscope)
Lensa mikroskop ini dibuat dari bahaan fluorit atau kwartz, dan dibantu
pencerminan yang kuat agar refleksi sinar ungu ultra sangat tinggi.
g. Mikroskop polarisasi (Polarising microscope)
Mikroskop jenis ini menggunakan cahaya polarisasi intuk penyinaran objek.
h. Mikroskop metalurgi (Metallurgical microscope)
Mikroskop untuk mengamati logam atau kristal, benda-benda yang transparan,
terutama pengamatan permukaan. Penyinaran biasanya dari atas.
i. Mikroskop fotografi (Photography microscope)
Dapat berupa biological microscope, metallurgical microscope yang
dikhususkan untuk fotografi dan dilengkapi dengan kamera.

MIKROSKOP ELEKTRON (ELECTRON MICROSCOPE)

a. Sejarah dan pengembangan

Pada tahun 1879 J.J. Thomson bekerja pada laboratorium Cavendish Cambridge,
menunjukkan emisi sinar katode pada tabung vakum adalah partikel negatif merambut
dalam bentuk gelombang seperti cahaya.
Tahun 1926 Busch menunjukkan sinar elektron dapat difokuskan melalui kumparan
magnet dan dapat membuat suatu lensa elektron. Tahun berikutnya Gabor
memproduksi lensa elektron yang pertama kali yang terdiri dari solenoid di dalam besi
lunak. Lensa elektron inilah merupakan dasar dari mikroskop elektron dengan daya
resolusi yang tinggi. Hal ini disebabkan elektron mempunyai gelombang sangat pendek

1
dengan fraksi satu satuan Angstrom ( mm).
1.000 .000
Mikroskop elektron mula-mula oleh M. Knoll dan E. Ruska di Berlin (1928)
dengan dua buah lensa dan pembesaran 17 kali. Tahun 1931 pembesaran ditingkatkan
menjadi 400 kali namun belum dapat menempatkan spesimen/contoh sampel di dalam
mikroskop tersebut.

b. Pembagian mikroskop elektron


Berdasarkan mekanika kerja maka mikroskop elektron dibagi dalam :
a. Mikroskop elektron transmisi.
b. Mikroskop elektron skanning.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Menilik kata biooptik, tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk
hidup/zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, sedangkan optik dikenal
sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atqu berkas sinar. Fokus utama
di biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia, yaitu mata dan alat-alat
optik dengan tujuan mempermudah manusia untuk melihat suatu objek dengan lebih
jelas.

b. Saran

Setelah selesainya makalah diharapkan kepada para pembaca agar lebih


mengetahui tentang Konsep Biooptik dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai