Anda di halaman 1dari 2

REKOMENDASI KETERBUKAAN DATA

PENDAHULUAN

Latar Belakang

a) Sesuai dengan misi KEN, yaitu meningkatkan RRR > 75%, maka diperlukan
paradigma baru dalam pengelolaan data, untuk mengakselerasi kegiatan eksplorasi
yaitu :DATA sebagai INFRASTRUKTUR bukan KOMODITAS.
b) Kondisi saat ini, banyak data yang belum terkumpul. karena Lemahnya penegakan
peraturan tentang data yang ada dan kurangnya kesepahaman tugas dan fungsi antar
instansi di lingkungan ESDM.
c) Surat Edaran SKK Migas untuk menarik seluruh data baru & lama yang ada di KKKS.
d) Pemerintah tidak menyediakan dana pengelolaan data dan Pemerintah menerapkan
PNBP pada pemanfaatan data.
e) Pemanfaatan data dilakukan dengan pengenaan biaya terhadap pemakai komersial.
f) Pemanfaatan hasil riset pemerintah belum optimal dalam mendukung kegiatan
eksplorasi.
g) Survei umum sangat membantu akselarasi kegiatan eksplorasi.Kegiatan survei umum
3 dimensi terakhir di Indonesia dilaksanakan pada tahun 2011.

EVALUASI DAN ANALISIS

a) Pengumpulan Data
1) Lemahnya penegakan peraturan (PP 35 Tahun 2004 dan Permen ESDM 27
Tahun 2006) tentang data yang ada.
2) Kurangnya kesepahaman tugas dan fungsi antar instansi di lingkungan ESDM.
3) SKK Migas sebagai front linner dalam menjalankan tugas pengumpulan data,
tidak memiliki kewenangan untuk validasi data yang diserahkan oleh KKKS.
4) Ditjen Migas yang mempunyai kewenangan untuk melakukan validasi data
yang diserahkan oleh KKKS tidak mempunyai sumber daya yang cukup.
5) BerdasarkanSurat Edaran SKK Migas Nomor SRT-0149/SKKW0000/2015/S1
tanggal 30 Juli 2015 tentangpenyerahan data hasil kegiatan eksplorasi,
eksploitasi dan data lama yang ada di KKKS merupakan aksi pro-aktif yang
bisa mendorong terkumpulnya data yang lengkap, namun belum memiliki
dampak yang maksimal.
b) Peningkatan Pemanfaatan
1) Pemerintah tidak menyediakan dana pengelolaan dan pemanfaatan
datasehingga Pemerintah harus melakukan kerja sama dengan pihak ketiga
untuk pendanaan hal tersebut.
2) KKKS saat ini masih melakukan pengelolaan data dengan cara pembiayaan
mekanisme cost recovery.
3) Pemerintah menerapkan PNBP pada pemanfaatan data sehingga akhirnya data
dianggap sebagai komoditas bukan sebagai infrastruktur untuk melakukan
eksplorasi dalam rangka ketahanan energi nasional.
c) Pemanfaatan hasil riset pemerintah belum optimal dalam mendukung kegiatan
eksplorasi karena tidak terbuka dan belum terintegrasi di dalam pengelolaan oleh
Lembaga Pemerintah.
d) Jangka waktu pemasyarakatan data survei umum dalam Peraturan MenteriESDM
Nomor 28Tahun 2006 terlalu singkat, sehingga mengurangi investasi dalam
pengadaan data baru.

KESIMPULAN
a. Sunset Policy serta enforcement keterbukaan data,
b. Exemption Data Migas dikeluarkan dari Kriteria Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP).
c. Penguatan kelembagaan pengelolaan data, termasuk penguatan infrastruktur dan
pembiayaan oleh Negara.
i. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas data yang dikumpulkan maka
diperlukan penguatan fungsi SKK Migas, oleh karena itu perlu dilakukan
revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2006 sehingga SKK
Migas bukan sebagai pengumpul katalog data, di samping itu perlu
penambahan tugas pokok dan fungsi di SKK Migas tentang evaluasi data
ke fungsi data management.
ii. Penegakan pelaksanaan aturan pengumpulan data dilakukan oleh SKK
Migas melalui proses pemberian surat peringatan ke manajemen yang
bersangkutan.
iii. Pemerintah harus menyediakan dana yang cukup untuk membiayai
pengelolaan data sehingga pemanfaatan data dapat dilakukan dengan biaya
minimal
iv. Hasil riset dari lembaga Pemerintah merupakan data terbuka dan dapat
diakses dengan biaya minimal juga
d. Jangka waktu pemasyarakatan data survey umum ditingkatkan menjadi 15 tahun
oleh karena itu Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2006 harus direvisi.

Anda mungkin juga menyukai