a. Benda 2 dimensi (panjang tak terhingga dengan bentuk ukuran dan penampangnya konstan)
b. Benda simetris sumbu (terbentuk dengan merotasi bentuk penampangnya terhadap sumbu
simetrinya.
c. Benda 3 dimensi (mungkin memiliki sebuah garis atau bidang simetris).
Klasifikasi lain bentuk benda yaitu benda mulus dengan mengikuti garis arus (streamlined)
seperti airfoil, mobil balap dan lain-lain yang akan berpengaruh kecil pada fluida yang
mengelilinginya. Sedangkan benda tumpul seperti gedung, parasut, dan lain-lain akan
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadapap fluida yang mengelilingi.
Komponen x dan y dari gaya fluida pada elemen luas kecil sebesar dA:
dF x =( pdA )cos +( w dA )sin dan dF y =( pdA )sin +( w dA )cos
sehingga komponen x dan y total dari gaya pada benda adalah :
D= p cos q dA +
dFx = t w sin q dA (9.1)
L= p sin q dA +
dFy = - t w cos q dA (9.2)
Tanpa informasi yang terperinci persamaan diatas tidak dapat digunakan, sehingga
alternatifnya adalah dengan mendefinisikan koefisien lift dan drag tak berdimensi.
Koefisien lift C L dan koefisien drag C D didefinisikan :
L D
CL = CD =
1/ 2 rU 2 A 1/ 2 rU 2 A
9.1.2. Karakteristik Aliran Melewati Sebuah Benda
Karakter dari sebuah aliran adalah bergantung dari bentuk benda. Aliran-aliran yang
melewati bentuk benda geometri (misalnya bola atau silinder bundar) diperkirakan
memiliki medan aliran yang lebih sederhana dibanding aliran yang melewati sebuah
bentuk yang kompleks seperti pohon atau pesawat terbang. Menurut analisis dimensional,
karakter aliran luar tergantung dari bilangan Reynold, Re= Ul , =Ul /v ,bilangan
Lapisan batas adalah sebuah daerah tipis di permukaan benda dimana efek viskos sangat
penting dan diluarnya fluida berperilaku seakan-akan inviscid. Aliran-aliran yang melewati
benda tumpul (silinder bundar) juga memiliki nilai Re yang bervariasi seperti gambar
berikut :
Jika pelat cukup panjang, bilangan Re= Ul/ v juga cukup besar sehingga aliran tersebut
menyerupai karakteristik lapisan batasnya.
Aliran akan berotasi (rotasional) jika didalam lapisan batas karena adanya gradien
kecepatan di dalam lapisan batas, sedangkan aliran akan tak berotasi (irotasional) jika di
luar lapisan batas. Pada suatu jarak di hilir dari ujung depan, aliran lapisan batas menjadi
turbulen dan partikel fluida menjadi terdistorsi. Transisi aliran dari laminer ke turbulen
5 6
terjadi pada nilai kritis bilangan Re xcr sekitar 210 sampai 310 , tergantung
pada kekasaran permukaan dan besarnya turbulensi pada aliran hulu.
Kecepatan di lapisan batas pada pelat u=u ( x, y ) adalah V =0 pada y=0 dan
V U ^i pada y= . Kita mendefinisikan ketebalan lapisan batas sebagai jarak dari
pelat dimana kecepatan fluida telah mencapai suatu nilai tertentu dibanding dengan
kecepatan hulunya, ditetapkan y dimana u=0,99 U .
Ketebalan perpindahan lapisan batas didefinisikan sebagai
b U =o ( Uu ) b dy
u
dimana b adalah lebar pelat, sehingga d * = 1 - dy (9.3) dimana ketebalan
o
U
perpindahan ini menyatakan besarnya ketebalan dari benda yang harus ditingkatkan
sehingga aliran inviscid sragam semu memiliki sifat laju aliran massa yang sama seperti
aliran viskos aktual.
Definisi lain dari ketebalan lapisan batas adalah ketebalan momentum lapisan batas
. Kekurangan fluks momentum dari aliran lapisan batas aktual dapat diberikan
oleh
2
u (U u) dA= b o u ( Uuatau
) dy
b U = b o u U u
( ) dy
sehingga
u u
q = 1 - dy (9.4)
o U
U
9.2.2. Penyelesaian Lapisan Batas Prant/Blasius
Untuk aliran laminer 2 dimensi, tunak dengan efek gravitasi yang dapat diabaikan,
persamaan Navier-Stokes yang dibahas dalam Subbab 6.8.2 menjadi lebih sederhana
sebagai berikut :
u u 1 p 2u 2u
u +v =- + n 2 + 2 (9.5)
x y r x x y
v v 1 p 2v 2v
u +v = - + n 2 + 2 (9.6)
x y r y x y
u v
+ = o (9.7)
x y
Kondisi batas yang tepat adalah bila kecepatan fluida yang jauh dari benda sama dengan
kecepatan hulu dan fluida melekat pada permukaan benda padat.
Karena lapisan batas itu tipis, diperkirakan bahwa komponen kcepatan yang tegak lurus
terhadap pelat jauh lebih kecil daripada yang sejajar dengan pelat dan laju perubahan dari
parameter apapun melintasi lapisan batas harus jauh lebih besar daripada perubahan
sepanjang arah aliran.
v <<u and <<
x y
Dengan asumsi-asumsi yang ada, persamaan 9.5, 9.6, dan 9.7 dapat disederhanakan
menjadi
u v u u 2u
+ = o (9.8) u +v = n 2 (9.9)
x y x y y
Kondisi batas untuk persamaan lapisan batas pengatur adalah bila fluida melekat pada
pelat u=v=o on y=o
dan diluar lapisan batas aliran seragam seperti aliran hulu u U as y
solusi dari persamaan ketebalan lapisan batas pelat datar laminer sebagai Blasius Solution
dapat dinyatakan
nx d 5
d =5 (9.15) =
U x Re x
atau sehingga dimana
Re x=Ux /v
dapat dinyatakan
d * 1.721 q 0.664
= (9.16) dan = (9.17)
x Re x x Re x
w =0,332 U 3/2
x
9.2.3. Persamaan Lapisan Batas Momentum-Integral untuk Pelat Datar
Salah satu aspek penting dari teori lapisan batas adalah penentuan dari drag yang
disebabkan oleh tegangan geser pada sebuah benda yang diperoleh melalui persaaan
diferensial pengatur untuk aliran lapisan batas laminer. Karena solusi-solusinya sangat
sulit diperoleh maka digunakan metode momentum-integral.
Drag pelat datar berhubungan dengan kekurangan momentum di dalam lapisan batas yang
dapat dinyatakan sebagai
=b u(U u)dy= bU 2
D 0
Jadi dapat diperoleh persamaan integral momentum untuk aliran lapisan batas pada pelat
datar
t w = rU 2 ( dq / dx ) (9.26)
Persamaan diatas dapat digunakan bersamaan dengan profil kecepatan yang diasumsikan
untuk memperoleh hasil-hasil perkiraan lapisan batas yang memadai. Untuk menyatakan
tegangan geser dinding yang tak berdimensi, didapat nilai perkiraan
2 C1 C 2
C f = 2C 1 C 2
Ux
=
Re x
perhitungan-perhitungan.
Proses transisi aliran laminer menuju turbulen melibatkan ketidakstabilan medan aliran.
Gangguan kecil menyebabkan aliran lapisan batas (getaran dari pelat, kekasaran
permukaan, atau suatu goyangan dari aliran) akan dapat tumbuh (instabilitas) atau luruh
(stabilitas) tergantung dimana gangguan itu masuk ke dalam aliran. Jika gangguan itu
terjadi pada
Re <Re
x xcr , maka gangguan ini akan menghilang , dan lapisan batas
kembali ke aliran laminer pada lokasi tersebut. Apabila gangguan terjadi pada
Re x >Re xcr , maka gangguan akan tumbuh dan mengubah aliran lapisan menjadi
turbulensi.
lurus terhadap permukaan kecil dapat diabaikan. Variasi dari kecepatan aliran bebas fs U
kcepatan fluida pada tepi lapisan batas, adalah penyebab dari gradien tekanan di dalam
lapisan batas.
Karena tidak adanya viskositas (karena w
=0
) dan kesimetrisan dari distribusi tekanan
untuk aliran inviscid melewati sebuah silinder bundar, maka drag pada silinder adalah nol.
9.2.7. Persamaan Lapisan Batas Momentum Integral dengan Gradien Tekanan Tidak nol
Digunakan pendekatan alternatif agar persamaan lapisan batas momentum-integral dapat
diterapkan untuk aliran-aliran dengan gradien tekanan tidak nol. dengan menggunakan
komponen x dari persamaan momentum dengan tegangan geser dan gaya tekanan yang
sesuai pada permukaan atur . persamaan momentum integral untuk aliran lapisan batas
d dU fs
w = ( U 2fs )+ U fs
dapat diperoleh dx dx