Anda di halaman 1dari 16

Analisis Perancangan Sistem Informasi

UNIFIED MODELLING LANGUAGE (UML), STATECHART


DIAGRAM, DEPLOYMENT DIAGRAM, DAN COMPONENT DIAGRAM

Nama Kelompok :
1. Arkom Yadjidin (11140930000117)
2. Aulia Putri Yesika (11140930000105)
3. Subarkah Nur Hidayat (11140930000102)

Dosen :
Evy Nurmiati, MMSI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena selalu
menurunkan berkah, rahmat dan taufik untuk kita semua. Tak lupa pula shalawat dan salam
selalu kita panjatkan kepada Rasulullah saw, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Unified Modelling Language (UML), Statechart Diagram,
Deployment Diagram, dan Component Diagram.
Kami berharap agar pembuatan makalah ini dapat bermanfaat untuk para mahasiswa
maupun secara umum dan memberikan inspirasi serta informasi untuk pengembangan
selanjutnya. Kami menyadari banyak sekali kekurangan pada pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini lebih
sempurna lagi.

Jakarta, 11 Juni 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saat ini piranti lunak semakin luas dan besar lingkupnya, sehingga tidak bisa lagi
dibuat asal-asalan. Piranti lunak saat ini seharusnya dirancang dengan memperhatikan hal-hal
seperti scalability, security, dan eksekusi yang robust walaupun dalam kondisi yang sulit.
Selain itu arsitekturnya harus didefinisikan dengan jelas, agar bug mudah ditemukan dan
diperbaiki, bahkan oleh orang lain selain programmer aslinya. Keuntungan lain dari
perencanaan arsitektur yang matang adalah dimungkinkannya penggunaan kembali modul
atau komponen untuk aplikasi piranti lunak lain yang membutuhkan fungsionalitas yang
sama.

Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan


pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint
pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah sistem yang kompleks sangatlah
penting karena kita tidak dapat memahami sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin
komplek sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik.

Dengan menggunakan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat memenuhi


semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktor-faktor seperti
scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak
ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebuan segitiga sukses (the
triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses
(process) dan tool yang digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara
pemakaian yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap
metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat.

Pada makalah ini akan disajikan bagaimana pemodelan UML dari sebuah system
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan sebuah sistem perangkat lunak.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah didefinisikan maka, rumusan masalah dari
penulisan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud konsep Unified Modelling Language (UML) ?
2. Apa komponen dalam Unified Modelling Language (UML) ?
3. Apa itu Statechart diagram, Deployment Diagram dan Component Diagram ?
I.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah didefinisikan maka, tujuan dari penulisan
sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep Unified Modelling Language (UML).


2. Mengetahui komponen dalam Unified Modelling Language (UML).
3. Mengetahui Statechart diagram, Deployment Diagram dan Component Diagram.

I.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang digunakan dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Membahas konsep Unified Modelling Language (UML).


2. Membahas komponen dalam Unified Modelling Language (UML).
3. Membahas Statechart diagram, Deployment Diagram dan Component Diagram.

I.5 Metodologi Penelitian


Adapun Metodologi yang digunakan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan membaca dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan obyek yang diteliti. Hal tersebut dilakukan guna menggali informasi
dan teori-teori yang dapat direferensi untuk mendukung penelitian ini.
I.6 Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan ini:
1. BAB I : Pendahuluan
2. BAB II : Landasan Teori
3. BAB III : Pembahasan
4. BAB IV : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Sejarah Unified Modelling Language (UML)
Pada Oktober 1994, Dr. James Rumbaugh bergabung dengan Perusahaan Rational
sotware, dimana Grady Booch sudah bekerja disana sebelumnya. Grady Booch
mengembangkan Object Oriented Design (OOD) dan Dr. James Rumbaugh mengembangkan
Object Modeling Technique (OMT). Duet Mereka pada Oktober 1995 menghasilkan Unified
Method versi 0.8. Musim gugur 1995 Dr. Ivar Jacobson ikut pula bergabung dengan duet
Rumbaugh-Booch, dengan memperkenalkan tool use case. Trio tersebut pada bulan Juni
1996 menghasilkan Unified Modeling Language (UML) versi 0.9. Sebelumnya Dr. Ivar
Jacobson mengembangkan Object Oriented Software Engineering (OOSE). Trio ini
mengembangkan Ratinal Unified Process (RUP) Banyak perusahaan software merasakan
bagaimana pentingnya UML dalam tujuan strategis mereka, sehingga beberapa perusahaan
membentuk sebuah konsorsium yang terdiri dari perusahaan-perusahaan seperti :

Microsoft
Oracle
IBM
Hewlett-Packard
Intellicorp
I-Logix
DEC, Digital Equipment Corp
Texas instrument

Dari konsorsium tersebut pada bulan Januari 1997 lahirlah UML versi 1.0, Pada bulan
September 1997 lahirlah UML versi 1.1, dengan 8 buah diagram, yaitu :

Use case diagram


Activity diagram
Sequence diagram
Collaboration diagram
Class diagram
Statechart diagram
Component diagram
Deployment diagram

Pada bulan November 1997 sebuah organisasi non profit standarisasi Object
Management Group (OMG) mengakui UML sebagai sebuah bahasa pemodelan standar untuk
aplikasi object oriented. OMG didirikan pada bulan April 1989 oleh sebelas perusahaan
software, dengan kantor pusat di Needham, MA, USA. (www.omg.org) Pada tahun 1999
lahirlah UML versi 1.3, menjadi 9 buah diagram, dengan penambahan:

Business use case Diagram.

Pada May 2001 lahirlah UML versi 1.4, menjadi 10 buah diagram, dengan
penambahan:

Object Diagram

Pada tahun 2002 lahirlah UML versi 2.0, menjadi 13 buah diagram, dengan
penambahan dan penggantian yaitu :

Use Case Diagram


Activity Diagram
Sequence Diagram
Communication Diagram (Collaboration diagram in versi 1.x)
Class Diagram
State Machine Diagram (Statechart diagram in versi 1.x)
Component Diagram
Deployment Diagram
Interaction Overview Diagram
Object Diagram
Package Diagram
Timing Diagram

II.2 Unified Modelling Language (UML)


Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar
dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.
UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan
menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak,
dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan
apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga
menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk
penulisan piranti lunak dalam bahasa bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau
VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi
prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan
syntax /semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan
berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax
mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML
terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-
Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson
OOSE (Object-Oriented Software Engineering).
Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun 1990 seperti kita ketahui
puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya
adalah: metodologi booch, metodologi coad, metodologi OOSE, metodologi OMT,
metodologi shlaer-mellor, metodologi wirfs-brock, dsb. Masa itu terkenal dengan masa
perang metodologi (method war) dalam pendesainan berorientasi objek. Masing-masing
metodologi membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru
apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang
berlainan.
II.2.1 Diagram Dalam UML
II.2.1.1 Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan
(dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari
stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class
tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Contoh
Statechart Diagram :
II.2.1.2 Deployment Diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana
komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak
(pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada
lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.
Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang
digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya.
Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga
didefinisikan dalam diagram ini. Contoh Deployment Diagram :
II.2.1.3 Component Diagram
Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar
komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.
Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code
maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada
compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari
beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen
yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan
layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain. Contoh
Component Diagram :

II.3 Tujuan Penggunaan UML


Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahas pemrograman dan
proses rekayasa.
Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
Memberikan model yang siap pakai, bahsa pemodelan visual yang ekspresif untuk
mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara
umum.
UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah (blue print) cetak biru karena sangat
lengkap dan detail. Dengan cetak biru ini maka akan bias diketahui informasi
secara detail tentang coding program atau bahkan membaca program dan
menginterpretasikan kembali ke dalam bentuk diagram (reserve enginering).

II.4 Langkah-langkah Penggunaan UML


Berikut ini adalah tips pengembangan piranti lunak dengan menggunakan UML:

Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan
proses yang mungkin muncul.
Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat
fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram
dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang juga harus
disediakan oleh sistem.
Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence
dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case
memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-
masing alir.
Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna
untuk menjalankan skenario use case.
Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau
domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodanya. Akan
lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan
interaksi dengan class lain.
Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class
menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini.
Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi
dengan baik.
Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan
requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen
ke dalam node.
Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan :
o Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang
tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes.
o Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim
pengembang tertentu.
Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta codenya. Model harus
selalu sesuai dengan code yang aktual.
Piranti lunak siap dirilis.
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Studi Kasus


VCD galeri adalah sebuah galeri yang bergerak di bidang retail dengan menjual
produkproduk hiburan VCD, DVD, CD Playstation, accessories dan lain-lain. Pada saat ini
galeri tersebut ingin meningkatkan efisiensi kerja dari para pegawainya dan meningkatkan
penjualan dengan cara mengotomatisasi sistem penjualan. Berikut adalah sistem yang
bersifat manual yang sedang berjalan di galeri tersebut.
Statechart Diagram pada Sistem Toko DVD
State machine diagram biasanya digunakan untuk memodelkan perilaku
dinamis suatu kelas atau obyek. Diagram ini memperlihatkan urutan state
yang dilalui sebuah obyek, kejadian yang menyebabkan sebuah transisi dari
suatu state atau aktivitas ke state atau aktivitas yang lain, dan aksi yang
menyebabkan perubahan state atau aktivitas. Perlu diperhatikan bahwa tidak
semua kelas akan mempunyai state yang menarik untuk dibahas. sebagai
contoh pada sistem galeri toko VCD kita, state yang bisa digunakan untuk
pelanggan mungkin terdiri dari prospek, aktif dan non-aktif. Hal ini tidak
penting untuk dibicarakan karena sifatnya yang kaku dan akan berlaku seperti
itu seterusnya. Sedangkan untuk kelas Penjualan akan butuh beberapa state
selama daur hidupnya. Berikut adalah state diagram tersebut :

Deployment Diagram pada Sistem Toko DVD


Rancangan deployment diagram tidak terlalu jauh berbeda karena
deployment diagram pada intinya hanya menggambarkan lokasi atau dimana
komponen-komponen berada. Secara fisik. Perhatikan gambar diagram
tersebut dibawah ini :
Component Diagram pada Sistem Toko DVD
Component diagram menggambarkan alokasi semua class dan obyek ke
dalam komponen-komponen fisik di sebuah sistem software. Diagram ini
memperlihatkan pengaturan dan kebergantungan di antara komponen-
komponen software seperti dynamic library link (DLL), executable
component dan lain-lain. Pada kasus galeri toko VCD ini, diasumsikan akan
memanfaatkan teknologi COM atau DCOM melalui DTS (Data Translation
Service). DTS ini mempunyai layer-layer antara lain :
o Business Rule Services (BRSVC.DLL)
o Data Translation Services (DTSVC.DLL)
o Data Access Services (DASVC.DLL)
Selanjutnya kita bisa membuat infrastruktur aplikasi yang disebut dengan
component diagram dimana componentnya antara lain adalah component
yang menggambarkan logika presentasi (presentation logic) dan business
context services. Component ini (Penjualan.EXE) mengandung semua form
dan user interface controller. Penjualan.EXE sangat bergantung pada
component BRSVC.DLL. Component berikutnya memetakan logika aturan
bisnis (Logical Business Rule). Component ini (BRSVC.DLL) akan menjadi
ActiveX DLL dan mengandung semua class entity. BRSVC.DLL sangat
bergantung pada component DTSVC.DLL.
Component berikutnya memetakan logika pengaksesan data (Logical
Data Acess). DASVC.DLL akan menjadi ActiveX DLL dan mengandung
logika API database (seperti ADO ataupun DAO) Dengan demikian bisa kita
gambarkan Component diagramnya adalah seperti berikut :
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan UML dapat memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari
berbagai bahas pemrograman dan proses rekayasa. Dapat menyatukan praktek-praktek
terbaik yang terdapat dalam pemodelan. Dapat memberikan model yang siap pakai, bahasa
pemodelan visual yang ekspresif. untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan
mudah dan dimengerti secara umum. UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah (blue print)
cetak biru karena sangat lengkap dan detail. Dengan cetak biru ini maka akan bias diketahui
informasi secara detail tentang coding program atau bahkan membaca program dan
menginterpretasikan kembali ke dalam bentuk diagram (reserve enginering).
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/UML
https://www.academia.edu/19989157/Tugas_Makalah_UML
http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-uml-dan-jenis-jenisnya-serta-contoh-
diagramnya.html
http://mhs.uks.ac.id/OOP/studi-kasus.pdf

Anda mungkin juga menyukai