Nama Kelompok :
1. Arkom Yadjidin (11140930000117)
2. Aulia Putri Yesika (11140930000105)
3. Subarkah Nur Hidayat (11140930000102)
Dosen :
Evy Nurmiati, MMSI
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena selalu
menurunkan berkah, rahmat dan taufik untuk kita semua. Tak lupa pula shalawat dan salam
selalu kita panjatkan kepada Rasulullah saw, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Unified Modelling Language (UML), Statechart Diagram,
Deployment Diagram, dan Component Diagram.
Kami berharap agar pembuatan makalah ini dapat bermanfaat untuk para mahasiswa
maupun secara umum dan memberikan inspirasi serta informasi untuk pengembangan
selanjutnya. Kami menyadari banyak sekali kekurangan pada pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini lebih
sempurna lagi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saat ini piranti lunak semakin luas dan besar lingkupnya, sehingga tidak bisa lagi
dibuat asal-asalan. Piranti lunak saat ini seharusnya dirancang dengan memperhatikan hal-hal
seperti scalability, security, dan eksekusi yang robust walaupun dalam kondisi yang sulit.
Selain itu arsitekturnya harus didefinisikan dengan jelas, agar bug mudah ditemukan dan
diperbaiki, bahkan oleh orang lain selain programmer aslinya. Keuntungan lain dari
perencanaan arsitektur yang matang adalah dimungkinkannya penggunaan kembali modul
atau komponen untuk aplikasi piranti lunak lain yang membutuhkan fungsionalitas yang
sama.
Pada makalah ini akan disajikan bagaimana pemodelan UML dari sebuah system
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan sebuah sistem perangkat lunak.
Microsoft
Oracle
IBM
Hewlett-Packard
Intellicorp
I-Logix
DEC, Digital Equipment Corp
Texas instrument
Dari konsorsium tersebut pada bulan Januari 1997 lahirlah UML versi 1.0, Pada bulan
September 1997 lahirlah UML versi 1.1, dengan 8 buah diagram, yaitu :
Pada bulan November 1997 sebuah organisasi non profit standarisasi Object
Management Group (OMG) mengakui UML sebagai sebuah bahasa pemodelan standar untuk
aplikasi object oriented. OMG didirikan pada bulan April 1989 oleh sebelas perusahaan
software, dengan kantor pusat di Needham, MA, USA. (www.omg.org) Pada tahun 1999
lahirlah UML versi 1.3, menjadi 9 buah diagram, dengan penambahan:
Pada May 2001 lahirlah UML versi 1.4, menjadi 10 buah diagram, dengan
penambahan:
Object Diagram
Pada tahun 2002 lahirlah UML versi 2.0, menjadi 13 buah diagram, dengan
penambahan dan penggantian yaitu :
Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan
proses yang mungkin muncul.
Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat
fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram
dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang juga harus
disediakan oleh sistem.
Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence
dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case
memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-
masing alir.
Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna
untuk menjalankan skenario use case.
Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau
domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodanya. Akan
lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan
interaksi dengan class lain.
Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class
menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini.
Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi
dengan baik.
Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan
requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen
ke dalam node.
Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan :
o Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang
tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes.
o Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim
pengembang tertentu.
Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta codenya. Model harus
selalu sesuai dengan code yang aktual.
Piranti lunak siap dirilis.
BAB III
PEMBAHASAN
IV.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan UML dapat memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari
berbagai bahas pemrograman dan proses rekayasa. Dapat menyatukan praktek-praktek
terbaik yang terdapat dalam pemodelan. Dapat memberikan model yang siap pakai, bahasa
pemodelan visual yang ekspresif. untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan
mudah dan dimengerti secara umum. UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah (blue print)
cetak biru karena sangat lengkap dan detail. Dengan cetak biru ini maka akan bias diketahui
informasi secara detail tentang coding program atau bahkan membaca program dan
menginterpretasikan kembali ke dalam bentuk diagram (reserve enginering).
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/UML
https://www.academia.edu/19989157/Tugas_Makalah_UML
http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-uml-dan-jenis-jenisnya-serta-contoh-
diagramnya.html
http://mhs.uks.ac.id/OOP/studi-kasus.pdf