Orto Halim
Orto Halim
NIM : 021411131077
Tugas Ortodonsia 1
Untuk memeriksa dalam jurusan transversal, gigi dioklusikan untuk melihat apakah
relasi gigi normal ataukah terdapat gigitan silang. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk
mendapat kejelasan apakah kelainan yang terjadi berupa kelainan dental atau skeletal.
Gigitan silang posterior dilihat pada posisi molar permanen atas, bila terdapat gigitan
silang posterior bilateral berarti molar permanen atas terletak lingual daripada posisi
normalnya pada kedua sisi, sedangkan gigitan silang unilateral hanya terjadi pada satu
sisi. Gigitan silang ini dapat diakibatkan posisi gigi saja atau karena lebar rahangnya
yang tidak normal. Bila dasar palatum lebar tetapi gigi dan processus alveolaris bagian
posterior mengarah ke median, maka keadaan ini menunjukkan gigitan silang terjadi
karena factor dental dikarenakan distorsi lengkung gigi. Namun, apabila palatal sempit
dan gigi serta processus alveolaris mengarah ke bukal, maka gigitan silang dikarenakan
factor skeletal yaitu palatum yang sempit.
Evaluasi ini dilakukan pada model studi dalam keadaan oklusi untuk menggambarkan
problema anteroposterior baik di anterior maupun posterior. Untuk ini dapat digunakan
klasifikasi Angle dan variasi-variasinya. Terkadang, relasi molar kanan dan kiri tidak
sama. Suatu relasi molar yang tidak sama ini mencerminkan asimetri pada lengkung
gigi rahang tersebut atau kedua rahang atau bahkan kelainan pada jurusan
transversal.Penting untuk mengetahui apakah relasi molar end to end, kelas II, dan
kelas III, overjet yang besar, gigitan silang anterior yang disebabkan kelainan skeletal,
pergeseran gigi atau gabungan keduanya. Kelainan skeletal selalu menyebabkan
kelainan relasi gigi; bila kelainannya disebabkan skeletal maka problemanya selalu
ditulis skeletal kelas II atau kelas III. Pembedaan skeletal dan dental sangat penting
karena perawatan maloklusi kelas II skeletal dan dental sangat berbeda. Untuk
menentukan keadaan ini mutlak diperlukan analisis sefalometri.
Pemeriksaan jurusan ini dilakukan pada model dalam keadaan oklusi sehingga dapat
dilihat adanya gigitan terbuka anterior, gigitan dalam, gigitan terbuka posterior
unilateral atau pun bilateral. Kelainan skeletal dapat dilihat adanya rotasi rahang atas
dan rahang bawah yang ditunjukkan pada relasi bidang palatal dan mandibular. Bila
sudut maksila mandibular rendah ( kecil ) maka akan terdapat tendensi gigitan dalam
skeletal dan bila sudut maksilla dan mandibula tinggi ( besar ) akan terdapat tendensi
gigitan terbuka skeletal. Untuk mengetahui kelainan dalam jurusan ini diperlukan foto
cephalometry.
2. Variabel sefalometri apa saja yang dapat menentukan diagnosis dental dan skeletal?
- Sella-nasion plane
- Maxillary plane
Maksila ke bidang frankfort
Maksila ke bidang SN
Maksila ke mandibula
- Occlusal plane
- Mandibular plane
Mandibula ke bidang frankfort
Mandibula ke bidang SN
Mandibula ke maksila
- Titi A ke Pogonion
Sumber: Martyn Cobourne and Andrew DiBiase, Handbook of Orthodontics 2nd ed.
2016, China: ELSEVIER, pp. 189-200.