38
bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk
penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah.
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-
Kelurahan Rawasari maka dipilih empat cakupan program yang menjadi
masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan
antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
A. EMERGENCY
Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh masalah.
Ini ditujukan dengan angka kematian bayi (CFR), angka kematian balita,
angka kematian ibu, dan insidense rate gizi buruk pada masing-masing
permasalahan program. Sedangkan untuk masalah-masalah yang tidak
berhubungan dengan penyakit digunakan proxy CFR. Nilai proxy CFR
didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem scoring proxy CFR
ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi,serta justifikasi.
Tabel 2.1 Penentuan Score Emergency
Range (%) Score
0-10 1
10,1-20 2
20,1-30 3
30,1-40 4
40,1-50 5
39
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Program SKDN berdasarkan proxy AKBa pada
Puskesmas di Wilayah Kelurahan Rawasari Periode Januari Desember 2016
NO PROGRAM DAN KEGIATAN Besar Masalah Proxy Total Nilai SKOR
(Target- (b) (a + b)
Pencapaian)
(a)
1 Persentase balita yang mendapat 4,5% AKBa 7,7% 1
vitamin A di wilayah Puskesmas 3,2%
Kelurahan Rawasari pada Periode
Januari-Desember 2016 adalah
sebesar 94.5% lebih dari target
sebesar 90%
40
6 Persentase bayi 0-6 bulan yang 26,13% AKB 28,43% 3
mendapat ASI eksklusif di wilayah 2,3%
Puskesmas Kelurahan Rawasari
pada Periode Januari-Desember
2016 adalah sebesar 53,87%
kurang dari target sebesar 80%
B. GREATEST MEMBER
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin
besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang
didapatkan.
1 0-3
2 4-7
3 8-11
4 12-15
5 16-19
41
6 20-23
7 24-27
8 28-31
9 32-35
10 36-39
11 40-43
12 44-47
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
score dari nol sampai 35 dengan jarak tiap range sebesar 4 agar mendapatkan
nilai greetest member yang bervariasi.
Tabel 2.4 Penentuan Score Greatest Member Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah
Keluruhan Rawasari Periode Januari Desember 2016
NO MASALAH TARGET CAKUP SELISI SKOR
(%) AN (%) H (%)
1 Persentase balita yang mendapat vitamin A 90 94,5 4,5 2
di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari
pada Periode Januari-Desember 2016
adalah sebesar 106,16% lebih dari target
sebesar 90%
2 Partisipasi balita yang ditimbang (D/S) di 90 79,27 10,73 3
wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari
pada Periode Januari-Desember 2016
adalah sebesar 79,27% kurang dari target
sebesar 90%
3 Persentase balita yang telah ditimbang per 60 79,27 19,27 6
jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat (D/K) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Rawasari adalah sebesar 79,27%
lebih dari target sebesar 60%
4 Persentase balita yang memiliki kenaikan 80 48,79 31,21% 9
berat badan per jumlah balita yang
ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Rawasari adalah sebesar 48,79%
42
kurang dari target sebesar 80%
C. EXPANDING SCOPE
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
43
191-230 4
231-270 5
271-310 6
311-350 7
351-390 8
391-430 9
431-470 10
No Keterpaduan Skor
1 Lintas Program 1
2 Lintas Sektoral 2
44
Tabel 2.10 Penentuan skor Expanding Scope
No Range Skor
1 1 4 1
2 5-8 2
3 9-12 3
4 13-16 4
5 17-20 5
6 21-24 6
Tabel 2.11 Penentuan Score Expanding Scope Program Gizi pada Puskesmas
di Wilayah Kelurahan Rawasari Periode Januari -Desember 2016
LINTAS
PENDUD SKO
NO MASALAH WILAYAH PROGR TOTAL
UK R
AM
Persentase balita yang
mendapat vitamin A di
wilayah Puskesmas se-
1 Kelurahan Rawasari pada 3 2 1 6 2
Periode Januari-Desember
2016 adalah sebesar 94,5%
lebih dari target sebesar 90%
Partisipasi balita yang
ditimbang (D/S) di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Rawasari pada Periode
2 3 2 1 6 2
Januari-Desember Rawasari
2016 adalah sebesar 79,27%
kurang dari target sebesar
90%
45
Persentase balita yang telah
ditimbang per jumlah balita
yang memiliki Kartu
Menuju Sehat (D/K) di
3 3 2 1 6 2
wilayah Puskesmas
Kelurahan Rawasari adalah
sebesar 79,27% lebih dari
target sebesar 60%
Persentase balita yang
memiliki kenaikan berat
badan per jumlah balita yang
ditimbang (N/D) di wilayah
4 3 2 1 6 2
Puskesmas Kelurahan
Rawasari adalah sebesar
48,79% kurang dari target
sebesar 80%
Persentase efektifitas
program pemantauan berat
badan balita (N/S) di
5 wilayah Puskesmas 3 2 1 6 2
Kelurahan Rawasari adalah
sebesar 38,67% kurang dari
target sebesar 60%
6 Persentase bayi 0-6 bulan 3 2 1 6 2
yang mendapat ASI
eksklusif di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Rawasari pada Periode
Januari-Desember 2016
adalah sebesar 53,87%
46
kurang dari target sebesar
80%
47
6. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Periode Januari-Desember 2016
adalah sebesar 53,87% kurang dari target sebesar 80%
7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe3) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Periode Januari-Desember 2016
adalah sebesar 82,9% kurang dari target sebesar 90%.
D. FEASIBILITY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi:
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran
program kesehatan di wilayah Puskesmas.
Tabel 2.12 Scoring Rasio Tenaga Ahli Gizi di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Rawasari Periode Januari-Desember 2016
Perbandingan Skoring
1: 48000-32000 1
1: 32001-16000 2
1: 16001-1000 3
48
Tabel 2.13 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari Desember 2016
No Puskesmas Jumlah Tenaga Jumlah Perbandingan Score
Ahli Gizi Penduduk
(Nutrisionis) (Jiwa)
3 Kelurahan Rawasari 1 26.668 1: 26.668 2
49
No Dana Score
1. Tidak ada 0
2. Ada tetapi kurang 1
3. Ada dan cukup 2
Tabel 2.16 Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-Desember 2016
ALAT/
NO MASALAH SDM DANA JUMLAH
OBAT
Persentase balita yang mendapat vitamin
A di wilayah Puskesmas Kelurahan
1 Rawasari pada Periode Januari- 1 1 2 4
Desember 2016 adalah sebesar 94.5%
lebih dari target sebesar 90%
Partisipasi balita yang ditimbang (D/S)
di wilayah Puskesmas Kelurahan
2 Rawasari pada Periode Januari- 1 1 2 4
Desember 2016 adalah sebesar 79,27%
kurang dari target sebesar 90%
Persentase balita yang telah ditimbang
per jumlah balita yang memiliki Kartu
Menuju Sehat (D/K) di wilayah
3 1 1 2 4
Puskesmas Kelurahan Rawasari adalah
sebesar 79,27% lebih dari target sebesar
60%
Persentase balita yang memiliki
kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah
4 1 1 2 4
Puskesmas Kelurahan Rawasari adalah
sebesar 48,79% kurang dari target
sebesar 80%
Persentase efektifitas program
pemantauan berat badan balita (N/S) di
5 wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari 1 1 2 4
adalah sebesar 38,67% kurang dari target
sebesar 60%
50
Persentase bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada
6 1 1 1 3
Periode Januari-Desember 2016 adalah
sebesar 53,87% kurang dari target
sebesar 80%
Persentase ibu hamil yang mendapatkan
tablet besi (Fe3) di wilayah Puskesmas
7 Kelurahan Rawasari pada Periode 2 1 2 5
Januari-Desember 2016 adalah sebesar
82,9% kurang dari target sebesar 90%
E. POLICY
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka
skor untuk penyuluhan diberikan 1, sedangkan untuk iklan di media cetak
diberikan nilai 2. Media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 3.
Tabel 2.17 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Gizi pada Puskesmas di
Wilayah Kelurahan Rawasari Periode Januari Desember 2016
51
1. Tidak ada kebijakan 1
2. Ada kebijakan 2
Tabel 2.19 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah
Kelurahan Rawasari Periode Januari Desember 2016
PARAMETER
NO MASALAH KEBIJAKAN JUMLAH
PUBLIKASI
52
Rawasari adalah sebesar 48,79%
kurang dari target sebesar 80%
53
Program Gizi menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-
masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
Tabel 2.20 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS-1 sampai dengan
MS-5 di Wilayah Kelurahan Rawasari Periode Januari Desember 2016
MS-1 MS-2 MS-3 MS-4 MS-5
No Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN N BN
1 Feasibility 5 4 20 4 20 4 20 4 20 4 20
2 Expanding Scope 4 2 8 2 8 2 8 2 8 2 8
3 Greatest Member 3 2 6 3 9 6 18 9 27 6 18
4 Policy 2 3 4 3 4 3 6 3 6 3 6
5 Emergency 1 1 1 2 2 3 3 4 4 3 3
Jumlah 39 43 55 65 55
Tabel 2.21 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS-6 dan MS-9 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari Desember 2016
No Kriteria Bobot MS-6 MS-7
54
N BN N BN
1 Feasibility 5 3 15 5 25
2 Expanding Scope 4 2 8 2 8
3 Greatest Member 3 7 21 3 9
4 Policy 2 4 10 4 2
5 Emergency 1 3 3 1 1
Jumlah 57 45
MS-6 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Periode Januari-Desember
2016 adalah sebesar 53,87% kurang dari target sebesar 80%
MS-7 Persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe3) di
wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Periode Januari-
Desember 2016 adalah sebesar 82,9% kurang dari target sebesar
90%
55
diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan
(fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan
dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab
masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses.
Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya
antara lain man (sumber daya manusia), money (dana), material
(sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan sistem.
Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi
sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.
56
2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Periode Januari-Desember 2016
adalah sebesar 53,87% kurang dari target sebesar 80% dengan skor 57
57
Diagram 2.1 . Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di
wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari adalah sebesar 48,79% kurang dari target sebesar 80%
Diagram 2.2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Kelurahan
Rawasari pada Periode Januari-Desember 2016 adalah sebesar 53,87% kurang dari target sebesar 80%
2.2 Mencari Akar Penyebab Masalah yang Dominan
2.2.1. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Rawasari adalah sebesar 48,79% kurang dari target sebesar 80%
Berdasarkan data yang ditemukan Cakupan Balita yang memiliki
kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari bulan Januari Desember 2017 adalah
sebesar 48,79% kurang dari target 80%
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:
1. Kurangnya tenaga ahli bidang gizi dalam mensosialisasikan dan
merencanakan makanan sehat untuk balita (Man).
2. Kurangnya anggaran puskesmas yang ada (Money).
3. Kurangnya kreativitas petugas dalam membuat media promosi yang
menarik (Material).
4. Kurangnya inovasi petugas dalam melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya makanan sehat dan bergizi bagi balita (Methods).
2.2.2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawsari pada Periode Januari-Desember 2016
adalah sebesar 53,87% kurang dari target sebesar 80%
Berdasarkan data yang ditemukan Persentase ASI Eksklusif Pada
Bayi Usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari bulan
Januari Desember 2017 adalah sebesar 53,87% kurang dari target
sebesar 80%
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Kurangnya tenaga ahli dari puskesmas untuk memberikan
penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif (Man).
2. Kurangnya pelatihan petugas mengenai perencanaan program
(Money).
3. Kurangnya inovasi para petugas puskesmas dalam membuat media
promosi baru yang menarik (Material).
4. Kurangnya pelatihan keterampilan petugas mengenai metode
penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif yang menarik dan efektif
(Methods).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Kurangnya koordinasi yang baik antar petugas dalam proses
perencanaan dan evaluasi program (Planning).
2. Kurangnya pelatihan manajemen jobdesk pada petugas (Organizing).
3. Tidak optimalnya pendekatan petugas dengan masyarakat
(Actuating).
4. Belum semua posyandu melaporkan data ASI Eksklusif
(Controlling)
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment)
adalah:
1. Pendidikan yang rendah pada masyarakat (Environtment).
Dari Sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua
akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi,
observasi langsung juga pemahaman yang cukup. akar penyebab masalah
yang paling dominan tersebut yang didapatkan dari wawancara penanggung
jawab program gizi di puskesmas Kelurahan Rawasari. Masalah tersebut
berupa:
1. Kurangnya tenaga ahli dari puskesmas untuk memberikan
penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif (Man).
2. Kurangnya koordinasi yang baik antar petugas dalam proses
perencanaan dan evaluasi program (Planning).