Anda di halaman 1dari 5

GENETIKA

Sejarah Gentika
Dosen pengampuh : Ibu Chumidach Roini, M.Si

Nama : Mangir Windi Antika


NPM : 03101511019
Kelas : B
Semeseter : II

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2015
SEJARAH GENETIKA

(Dikutip dari: Putra Rizema Sitiatava. 2012. Rahasia Keajiban GEN. Jogjakarta. Buku biru)

Jauh sebelum genetika dianggap sebagai cabang ilmu pengetahuan, tanpa


disadari berbagai kegiatan manusia dalam rangka memunuhi kebutuhan hidupnya
juga telah menerapkan prinsip-prinsip genetika sederhana. Sebagai contoh, bangsa
Sumeria dan Mesir telah berusaha untuk memperbaiki tanaman gandum, Bangsa
Cina mengupayakan sifat-sifat unggul pada tanaman padi, sementara bangsa syria
menyeleksi tanaman kurma. Di benua Amerika kuno telah dilakukan persilangan-
persilangan pada gandum dan jangung yang berasal dari rurumputan liar.
Sementara itu, pemulian hewan pun telah berlangsung lama. Hasilnya antara lain
berupa berbagai hewan ternak piaraan yang kita kenal sekarang.

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang


akhir abad ke-19. Ketika itu, seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann
Mendel berhasil melakukn analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat
atau hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum
sativum).

Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama ynag melakukan percobaan-


percobaan persilangan. Tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat
individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola
pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan
genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan. Berkat upaya ini, Mendel pun
diakui sebagai Bapak Genetika.

Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada


tahun 1866 di acara. Procedings of the Brunn Society for Natural History. Namun,
selama lebih dari 30 tahun, tidak pernah ada penelitian lain yang memperhatikan
teorinya ini. Baru pada tahun 1900, tiga orang ahi botani, yakni Hugo de Vries di
Belanda, Carl Correns di Jerman, dan Eric von Tschermak- Seysenegg di
Australia, secara terpisah melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada
penelitian mereka masing-msing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang
pertengahan abad ke-20, berbagai percobaan persilangan ats dasar prinsip-prinsip
Mandel sempat mendominasi penelitian dibidang genetika. Inilah yang kemudian
menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.

Ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang ilmu pengetahuan baru


pada awal abad ke-20, para ahli genetika pun tertarik untuk mengetahui lebih
dalam tentang hakikat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya.
Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa
kimia materi genetik adalah asam deoksiribosa nukleat (DNA). Dengan
ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun 1953 oleh J.D. Watson
dan F. H.C. Crick, maka dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika
molekuler.

Perkembangan penelitian genetika molekuler berlangsung dengan sedemikian


pesatnya. Jika suatu bidang ilmu pengetahuan umumnya hanya mengalami
perkembangan sebesar dua kali lipat dalam satu dasarwasa, maka waktu yang
dibutuhkan oleh ranah genetika molekuler untuk mencapai hal itu (doubling time)
hanyalah dua tahun. Perkembangannya yang lebih revolusioner dapat disaksikan
semenjak tahun 1970-an, yaitu ketika mulai dikenalnya teknologi manipulasi
molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan atau yang dengan istilah lebih
populer disebut sebagai rekayasa genetika.

Berdasarkan uaraian singlat sejarah perkembangan genetika tersebut, dapat


disimpullkan bahwa perkembangan genetika mengalami fluktuasi yang signifikan.
Agar anda lebih mudah dalam memahaminya, maka sejarah perkembangan
genetika secara garis besar dapat dipetakan menjadi tiga sebagai berikut:

1. Zaman Pra-Mendel (Sebelum Abad XIX)


Pada zaman pra-Mendel ini, terdapat beberapa peristiwa penting terkait
dengan perkembangan ilmu genetika. Diketahui bahwa bangsa Babilonia
telah menyusun silsilah kuda untuk memperbaiki keturunannya sekitar 6.000
tahun yang lampau. Bangsa Cina juga telah melakukan seleksi terhadao
benih-benih padi untuk mencari sifat unggul tanaman itu sejak kurun waktu
beberapa abad sebelum Masehi. Sementara itu, didaratan Amerika dan Eropa,
manusia zaman kuno sejak ribuan tahun yang lampau juga telah melakukan
seleksi dan penyerbukan silang terhadap gandum dan jagung yang asalnya
adalah rumputan liar.

2. Zaman Mendel (1822-1884)


Zaman Mendel, sebagai telah dijelaskan secara singkat di depan, ditandai
dengan waktu ketika Mendel melakukan percobaan persilangan paada
tanaman ercis (Pisum sativum). Mendel ternyata berhasil mengamati sesuatu,
seperti sifat keturunan (karakter) yang diturunkan dari generasi-ke genarasi.
Mendel juga berhasil membuat perhitungan metematika tentang sifat genetis
karakter yang ditampilkan. Faktor genetis inilah yang kemudian disebut
determinat factor. Dengan keberhasilan itu, Mendel kemudian degelari
sebagai Bapak Genetika dan sekaligus telah berjasa memberi dasar
pengetahuan bagi genetika modern.
3. Zaman Post-Mendel (setelah tahun 1900)
Zaman Post-Mendel ini ditandai dengan ditemukannya kembali karya
Mendel oleh tiga ilmuwan besar, yaitu Hugo de Vries (Belanda), Carts
Correns (Jerman), dan Erich Von Tshcemak (Austria). Setelah itu, banyak
ahli yang melakukan penelitian tentang genetika. Berikut ini beberapa
ilmuwan yang menyumbangkan gagasan dan temuan besar di bidang gentika
pada kurun masa ini.

a. Bateson dan Punnet (1861-1926) pada tahun 1907 diketahui telah


melakukan percobaan pada ayam untuk membuktikan apakah
percobaan Mendel juga berlaku pada hewan. Kedua ilmuwan ini
menemukan adanya sifat-sifat yang menyimpang dari perhitungan
matematis Mendel. Selain itu, mereka juga menemukan adanya
interaksi antara gen dalam menumbuhkan suatu variasi.
b. Van Beneden dan Boveri yang menemukan bahwa kromosom dalam
nucleus merupakan pembawa bahan gentis.
c. Flemming dan Roux, dua ilmuwan ini mengamati proses pembelahan
sel somatik yang kemudian diberi nama mitosis dan miosis.
d. Weissmann, ilmuwan ini mengatakan bahwa kromosom terbelah
menjadi dua pada waktu pembelahan sel, yakni dalam pembentukan
gamet/meiosis.
e. Sutton, adalah ilmuwan yang mengumumkan adanya kesejajaran
antara tingkah laku kromosom ketika sel sedang membelah dengan
segregasi bahan genetis penemuan Mendel.
f. Morgan, adalah ilmuwan yang mengatakan bahwa gen merupakan
unit terkecil bahan genetis (istilah gen sendiri diperkenalkan oleh
Johansen) dan terdapat banyak gen dalam satu kromosom. Dengan
kata lain, ada gen-gen berangkai. Menurutnya, bahan genetis ini
bersifat tidak baku dan dapat mmengalami perubahan. Perubahan
gentis yang bukan karena pengaruh hibrid ini disebut mutasi.
g. Garrod (1909), adalah orang menemukan fakta bahwa banyak
penyakit bawaan disebabkan keabnormalan kegiatan enzim,
sedangkan enzim itu diproduksi oleh gen.
h. Ingram (1959), adalah ilmuwan yang mengatakan terdapat perbedaan
hemoglobin normal dengan abnormal yang disebabkan oleh adanya
perbedaan pada urutan-urutan asam-asam amino dalam molekul
globinya. Perbedaan itu terjadi karena adanya mutasi.
i. Muller (1927) dan Auerbach (1962), yang dalam penelitiannya
melihat bahwa mutasi dapat terjadi dengan cara buatan (induksi).
j. Watson dan Crick (1953), adalah ilmuwan yang menyusun kode
genetis yang menentukan urutan-urutan asam amino dalam sintesa
protein. Ia juga yang pertama mengetahui gen bekerja dengan
menumbuhkan suatu karakter lewat sintesa protein dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai