PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan modifikasi resep terhadap formula enteral untuk
pasien stroke.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mempraktikan modifikasi resep terhadap formula enteral untuk
pasien stroke.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Cara Pemberian
Bila pemberian melalui enteral dimulai dengan 10 20 ml/jam, setiap 4 jam
dapat dinaikan 10 20 ml/jam sesuai keadaan pasien. Mulailah dengan
kekuatan atau dosis 50% pada hari pertama, ditingkatkan bertahap menjadi
100% selama 72jam.
4. Jenis Makanan / Nutrisi Enteral
1) Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit (blenderized) : Makanan ini
dibuat dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri
dengan menggunakan blender. Konsistensi larutan, kandungan zat gizi,
dan osmolaritas dapat berubah pada setiap kali pembuatan dan dapat
terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde yang agak
besar, harganya relatif murah.
Contoh :
a. Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu
rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
b. Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,
maizena)
c. Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
d. Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin
untuk penyakit gout, diet diabetes)
2) Makanan / nutrisi enteral formula komersial : Formula komersial ini
berupa bubuk yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera
diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya
tetap, dan tidak mudah terkontaminasi.
Contoh :
a. Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi
saluran gastrointestinal normal atau hampir normal (panenteral,
fresubin)
b. Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu
elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung
diserap usus untuk pasien dengan gangguan fungsi saluran
gastrointestinal (pepti 2000)
c. Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin),
diabetes (diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol)
d. Diet enteral tinggi serat (indovita)
5. Syarat Nutrisi Enteral
a) Kepadatan kalori tinggi 1 kcal / ml cairan.
b) Kandungan nutrisi seimbang.
c) Osmolaritas = cairan tubuh
d) Mudah diabsorbsi
e) Tanpa / kurang serat & laktosa
f) Bebas dari purin & kolesterol
g) Mengandung Glutamin Sel usus Fibroblast Limbosit
6. Sistem Pemberian Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau
melalui selang makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral.
Selang makanan yang ada yaitu :
a. Selang nasogastrik
1) Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen.
Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini
hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.
2) Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7
french, kecil sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
makanan dan tidak terlalu mengganggu pernapasan atau kenyamanan
pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14 hari.
3) Selang nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini
bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6
minggu.
4) Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran 7
french dan dapat dipakai selama 6 bulan.
b. Selang Nasoduodenal / nasojejunal.
Ukuran selang ini bermacam-macam namun lebih panjang dari pada
selang nasogastrik.
c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin dipakai
untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat obstruksi
esophagus / gaster.
7. Nutrisi Enteral Pada Beberapa Penyakit
a. Nutrisi Enteral pada penyakit saluran cerna.
Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral
dibandingkan parenteral. Nutrisi enteral per oral diberikan bila makanan
masih dapat melalui mulut dan esophagus. Nutrisi enteral per selang
makanan diberikan bila makanan tak dapat diberikan melalui mulut dan
esofagus atau melalui gastrostomi esofagus atau melalui jejunostomi.
Nutrisi enteral sangat penting untuk saluran cerna karena dapat mencegah
atrofivili usus serta tetap menjaga kelangsungan fungsi usus enterosit, dan
kolonosit.
Pada penyakit saluran cerna direkomendasikan masukan enteral
dengan sumber energy asam amino atau peptida, sumber karbohidrat
glukosa polimer, sumber lemak trigliseril.
b. Nutrisi Enteral pada Pasien Kanker
Penggunaan saluran gastroinstestinal yang utuh bagi pemberian nutrisi
merupakan pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien kanker. Pasien
kanker yang akan mendapat suplementasi enteral dapat diberikan melalui
salah satu dari 3 jalur pemberian yang umum, yaitu oral nasoenterik atau
enterik.
c. Nutrisi Enteral pada Pasien Geriatri
Pasien geriatric (berusia 60 tahun atau lebih) lebih sering mengalami
malnutrisi, karena itu nutrisi merupakan hal yang penting diperhatikan
dalam pengobatan pasien tersebut. Kebutuhan kalori energy disesuaikan
dengan berat badan ideal dengan rumus yang ada.
d. Nutrisi Enteral pada Penyakit Ginjal
Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas protein
atau rendah protein, mengandung energy kalori atau gula.
Pada pasien penyakit ginjal kronik tidak terkomplikasi, untuk
mencegah uremia, protein yang diberikan dalam bentuk protein nilai
biologi tinggi (asam amino esensial) 20g per hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik tidak terkomplikasi (termasuk yang
menjalani dialisis) kebutuhan energi tidak berbeda dengan orang dewasa
normal. Keseimbangan nitrogen netral dicapai dengan pemasukan nutrisi
yang mengandung asam amino esensisal 0,55-0,60 gram / kg BB/hari dan
kalori energi 35 kkal/Kg BB/ hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik dan katabolic berat kebutuhan kalori
energi dan nitrogen lebih tinggi, tidak berbeda dengan pasien yang tidak
menderita gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal dengan hiperkalemia atau
hipofosfatemia dilakukan pembatasan kalium atau diberikan fosfor. Pada
pasien gagal ginjal dengan hipomagnesemia perlu diberikan magnesium
dan pada kalsemia diberikan kalsium.
8. Kontraindikasi
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan
kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya
sewaktu memasang NGT, seperti:
Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior
fossa skull fracture.Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka
potensial akan melewati criboform plate, ini akan menimbulkan
penetrasi intracranial.
Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali
ingestion juga beresiko untuk esophageal penetration.
Klien dg Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu
memasukan NGT, pd tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti
airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT.
Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini
mempunyai kantong lambung yang kecil untuk membatasi asupan
makanan konstruksi bypass adalah dari kantong lambung yang kecil
ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang menyebabkan
malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan
nutrisi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Pengembangan resep dilakukan pada hari Senin tanggal 12 Juni 2017 di
Laboratorium Teknologi Pangan Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan
Gizi. Pengembangan resep ini dimulai dari persiapan bahan makanaan,
pengolahan bahan makanan hingga penyajian makanan dan penilaian subjektif
panelis terhadap makanan.
B. Kasus
Seorang Laki laki bernama Y berumur 70 tahun dengan tinggi badan 159 cm, berat
badan 70 kg. Dengan Umur 70 tahun. Masuk Rumah sakit : 10 April 2017 dengan
Diagnosis dokter Stroke, Pasien Mengalami Kesulitan Mengunyah/menelan.
Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus, Pasien tidak suka dipantang
makan, namun dia rajin minum obat dari dokter. Sebelum masuk rumah sakit
pasien pergi kepesta dan memakan kambing guling sepuasnya. Saat ini pasien
sebelah badan tak bias digerakkan serta mulut mencong.
Hasil Pemeriksaan :
Biokimia
Maka sebagai ahli gizi, Bikin nutrisi Enteral sesuai dengan kasus diatas dan
buat membuat modifikasi formula makanan enteral yang sesuai kondisi pasien
tersebut dan mampu memenuhi kebutuhan pasien.
= 70 Kg/(1,59)2
= 27,7 kg/m2 (obesitas)
*sumber (Penuntun Diet hal. 22)
=1228,235 kal
TEE = BEE x FA x SF
20% 1756,376
Lemak = = 39,0306 gram (5% = 37,0790 40,9821)
9
65% 1756,376
KH = = 285,4111 gram (5% = 271,1405 299,6817)
4
KH diberikan cukup
7). Frekuensi
Digunakan pasien dg kapasitas saluran cerna yang terbatas yang mengandung
asam amino bebas dan memiliki kandungan lemak minimal/sedikit, rendah sisa,
Pemberian melalui enteral ini dimulai dengan 10 20 ml/jam, setiap 4 jam dapat
dinaikan 10 20 ml/jam sesuai keadaan pasien. Mulailah dengan kekuatan atau dosis
50% pada hari pertama, ditingkatkan bertahap menjadi 100% selama 72jam.
8). Rute
NGT
D. Rencana Nutrisi Enteral yang akan diberikan
Cair 1 C ( Nutrisi Seimbang )
FERS
Bahan :
- Susu Bubuk 150gr
- Skim 200gr
- Bubuk Soya 100gr
- Minyak Kelapa 50gr
- Gula Halus 50gr
Nilai Gizi :
Energi ( kkal ) : 1754.5gr
Protein (g) : 74.1gr
Lemak (g): 28.5gr
Karbohidrat (g) : 285.6gr
FEK
Bahan :
- Maltodextrin
- Sunflowr oil
- Canola oil
- Sukrosa
- Kalium Kaseinat
- Protein whey
- Vitamin, mineral
Nilai Gizi :
- Energi ( kkal ) :1552
- Protein (g) :37
- Lemak (g):70
- Karbohidrat (g) :200
Nilai Gizi :
- Energi ( kkal ) : 1552
- Protein (g) :37
- Lemak (g):70
- Karbohidrat (g) :200
*Cara Membuat
1) Susu Bubuk + Skim + Bubuk Soya dicampurdengan minyak kelapa + gula pasir
2) Semua bahan yang sudah tercampur dimasak diatas api kecil kurang lebih
60Menit sambil terus diaduk sampai masak
3.2.Permasalahan Ditinjau dari Kasus
Berdasarkan dari data kasus yang ada pada lampiran, dapat dilihat pasien
menderita Stroke Non Hemoragik (SNH), hipertensi dan pasien juga
mengalami kesulitan dalam menelan makanan. Dilihat dari data biokimia
kolestrol total, trigeserida tinggi dan kesadaran pasien kurang. Pasien
dipasang slang sonde (NGT) untuk makan dan minumnya.
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas
pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume
darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah
akan menurunkan tekanan darah (Ronny et al., 2010).
Stroke dengan defisit neurologi yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan
oleh iskemia atau pendarahan otak. Stroke iskemia disebabkan oleh oklusi
fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya supai oksigen dan glukosa
kebagian otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003). Stroke dapat timbul
akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas
dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah kedaerah-daerah yang
diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arteri
arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma (Corwin, 2005).
Cegukan memang bisa terjadi karena stroke. Hal ini disebabkan karena,
pada orang yang mengalami stroke terjadi kelemahan pada saraf menelan,
sehingga penderita stroke akan mengalami kesulitan menelan. Hal itulah yang
membuat seseorang yang menderita stroke mudah mengalami cegukan.
Dokter spesialis saraf menjelaskan bahwa para penderita stroke akan lebih
sulit menelan air daripada makanan padat atau setengah padat
Stroke adalah penyebab utama dari disfagia neurologis. Sekitar 51-73%
pasien dengan stroke mengalami disfagia. Penyebab kesulitan
menelan (dikenal dengan istilah disfagia) pada pasien stroke dapat disebabkan
beberapa hal, diantaranya:
- Kelemahan pada tahap oral. Pada pasien dengan kelemahan atau
ganguan koordinasi wajah atau lidahakan menalami kesulitan dalam
mengolah makanan dalam mulut, maupun merubah bentuk makanan.
- Kegagalan penutupan laring yang akan menyebabkan aspirasi.
Berkurangnya "peristaltik" faring
3.3.Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah pada kasus pasien yang telah dijelaskan di atas
maka dapat diberikan nutrisi enteral yang rendah natrium atau natrium
dibatasi karena pasien mengalami hipertensi.
3.2.Analisi Biaya
Bah
Jumlah Perkiraan Harga (Rp)
an
Susu - 150gr
Bub Rp 7000
uk
Bub - 100gr
uk Rp 5000
soya
Gula - 50gr
Rp 2000
Pasir
Jumlah - Rp.22.000